Вы находитесь на странице: 1из 2

Indonesia Terancam Jadi Pasar Tenaga

Kerja ASEAN
Selasa, 29 April 2014 | 20:03

Pasar bebas ASEAN. [google]

Berita Terkait
 INDEF: Persiapan MEA Di Bawah 50%
 Hadapi Pasar Bebas ASEAN dengan Berdayakan Penganggur
 Industri Nasional Harus Kuat Hadapi Pasar Bebas ASEAN

[BEKASI] Indonesia terancam menjadi pasar tenaga kerja, mengingat


kompetensi tenaga kerja belum memenuhi persyaratan tingkat regional pada
Pasar Bebas ASEAN yang dimulai pada 31 Desember 2015.

"Jika dilihat dari tingkat kompetensi tenaga kerja, kelihatannya kita tidak bisa
memanfaatkan pasar ketenagakerjaan di luar sana (ASEAN), kita juga tidak
bisa bersaing dengan tenaga kerja yang masuk," kata Ketua Komite Tetap
Sertifikasi Tenaga Kerja Kadin Indonesia, Sumarna F Abdurahman dalam
roundtabel Pengembangan SDM Perusahaan Berbasis Kompetensi
Menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015 di Bekasi, Jawa Barat, Selasa
(29/4).

Ia mengatakan, ada sekitar 575 juta konsumen di pasar ASEAN, dan separuh
barang dan jasa diperkirakan akan mengalir ke Indonesia. Dengan tidak
diperlukannya lagi izin kerja, maka saat Pasar Bebas ASEAN diberlakukan
mobilas tenaga kerja pun akan deras mengalir.

Belum kuatnya sistem pendidikan dan pelatihan ketenagakerjaan di Indonesia


yang disebabkan oleh sistem pendidikan yang belum berbasis kompetensi,
menurut dia, menjadi masalah dalam menciptakan tenaga kerja yang
berkompetensi.

Sedangkan dalam hal rendahnya daya saing, ia mengatakan parameternya


terlihat dari lebih rendahnya tingkat produktivitas. "Tapi bagaimana cara kita
buat bisa kompetitif saat kompetensinya rendah".

Sumarna yang juga merupakan Wakil Ketua Badan Nasional Sertifikasi


Profesi (BNSP) ini mengatakan pada level rendah atau level dua tenaga kerja
dari Laos, Kamboja, dan Myanmar yang dikenal pekerja keras dan menerima
upah lebih rendah akan membidik industri Indonesia.

"Dengan tingkat UMR seperti saat ini, mereka (tenaga kerja Laos, Kamboja,
dan Myanmar) akan senang hati masuk ke sini," ujar dia.

Pada sektor jasa, ia mengatakan pasar tenaga kerja Indonesia hampir pasti
akan dimasuki tenaga kerja asal Thailand. "Mereka sudah belajar bahasa
indonesia sekarang, jangan heran kalau guide di Bali nanti dari Thailand".

Sedangkan di sektor kesehatan, Sumarna mengatakan perawat dan dokter


asal Filipina yang juga telah mempelajari bahasa indonesia akan mengisi
kekurangan di Indonesia.

"BPJS jadi peluang bagi mereka. Kekurangan perawat dan dokter di


Puskesmas di pelosok Indonesia pun bisa dimasuki mereka, bahkan jika
belum ada Puskesmasnya pun mungkin mereka akan berinvestasi," ujar dia.

Peluang Indonesia ada di tenaga kerja sektor konstruksi yang hingga saat ini
banyak berada di Malaysia. Namun hal yang menjadi permasalahan, menurut
dia, belum banyak dari mereka yang memegang sertifikat kompetensi
sehingga belum dihargai sebagai tenaga kerja formal. [Ant/L-8]

Вам также может понравиться