Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
II.5 Penanganan dan penyimpanan obat/ bahan yang tergolong LASA (Look Alike Sound Alike)
dan High Alert
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
menyatakan obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medications)
adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius
(sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak
diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look
Alike Sound Alike/LASA).
The Institute for Healthcare Improvement (IHI) mendefinisikan obat
high alert sebagai obat yang kemungkinan besar menyebabkan bahaya
ketika digunakan. The Joint Commission menggambarkan obat high alert
sebagai obat yang mempunyai risiko paling tinggi menyebabkan bahaya
ketika misuse.
Kelas/kategori obat
Adrenergic agonists IV (epinephrine, phenylephrine, noreinephrine)
Adrenergik antagonists IV (propanolol, metoprolol, labetolol)
Anesthetic agents, general, inhaled and IV (propofol, ketamine)
Antiarrhythmic, IV (lidocaine, amiodarone)
Antithrombotic agents, including :
Anticoagulants (warfarin, low-molecular-wight heparin, IV
unfractioned heparin)
Contoh obat Look Alike Sound Alike (LASA) menurut AHFS drug Information
Golongan Nama Dagang Nama Dagang Golongan
Antiulcer Losec (Omeprazole) Laxic (Furosemid) Diuretic
Analgetik Mefinter Metifer Noortropic-
(as.mefenamat) (mecobolamin) neurotonic
Antikolesterol Leschol (fluvastatin) Lesichol (lecithin, Fosfolipid
Vitamin) esensial
Antiemiti, Chlorpromazine Chlorpropamid Antidabetes
antivertigo,
antipsikosis
Dari pasien rawat tinggal, yang rata-rata menerima 5-10 jenis obat selama 10 hari perawatan
di rumah sakit, + 25% nya akan menderita 1 macam atau lebih efek samping obat dari
berbagai derajad, dan 1% menderita efek samping yang membahayakan kehidupan. Pada
pasien rawat tinggal ini, efek samping yang berat paling banyak terjadi pada pengobatan
kemoterapi kanker.
Di praktek swasta, kemungkinan terjadinya efek samping jauh lebih besar. Terbukti dari
pasien akut yang masuk rumah sakit (hospital admission), + 25% nya ternyata disebabkan
karena atau berhubungan dengan efek samping obat.
Dari kematian di rumah sakit, 0,24 - 2,9% adalah karena efek samping obat.
Golongan umur yang terbanyak mengalami efek samping adalah orang tua. Kelompok ini
umumnya menerima jenis obat cukup banyak, sedangkan respons farmakokinetik dan
farmakodinamik tidak
II.6 Patient safety menurut UU.
Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien di Rumah Sakit termuat dalam Pasal 43
UU No.44/2009
1. RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2. Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan
menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak
diharapkan.
3. RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi keselamatan
pasien yang ditetapkan oleh menteri
4. Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk mengoreksi
system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
Pemerintah bertanggung jawab mengeluarkan kebijakan tentang keselamatan pasien.
Keselamatan pasien yang dimaksud adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. System tersebut meliputi:
a. Assessment risiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden
e. Tindak lanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko