Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Di masa sekarang ini, perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang

lain adalah merupakan suatu hal yang biasa. Tekhnologi yang mendukung dan akses

transportasi yang memadai serta adanya kepentingan individu lah yang mendasari

perpindahan itu terjadi. Bahkan batas-batas geografis suatu negara terkadang terasa seperti

tidak ada. Sekarang ini, dunia serasa menjadi satu dan batas-batas negara seolah hanya

berada pada cerita-cerita pengantar tidur (http://mugetsuryan.blogspot.com/2012).

Salah satu contoh dari perpindahan itu ialah imigrasi. Imigrasi sendiri berarti

perpindahan orang dari suatu negara ke negara lain, di mana ia bukan merupakan warga

negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan untuk menetap permanen yang dilakukan oleh

seseorang. Dan seseorang yang melakukan imigrasi disebut imigran. Imigran sendiri ketika

memasuki wilayah suatu negara harus dengan cara yang sah dan harus mempunyai

dokumen-dokumen yang sah pula untuk identitas dirinya. Jika tidak, maka ia akan dianggap

sebagai imigran gelap (http://jakaroni.wordpress.com/2011).

Era globalisasi yang ada saat ini membuka peluang untuk terbukanya pasar bebas

lintas antar negara. Masing-masing negara memiliki peluang besar untuk saling mengisi

kebutuhan di dalam negeri, baik dari segi infrastruktur maupun suprastruktur. Globalisasi

dibarengi dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi informasi dan transportasi

kian meningkat sehingga membuat batas-batas antar negara semakin semu. Jalur lalu lintas

pun semakin mudah untuk diakses (http://jakaroni.wordpress.com/2011).

Indonesia, sebagai negara kepulauan memang banyak memiliki celah yang dapat

di manfaatkan para imigran gelap sebagai jalan akses masuk ke dalam wilayah negara kita.

1
Para imigran gelap ini memang tidak serta merta mempunyai tujuan yang sama. Ada yang

hanya transit di negara kita sebelum bertolak lagi menuju Australia, ada pula yang memang

ingin tinggal di sini. Kebanyakan dari mereka juga datang dari negara yang mempunyai

masalah. Mereka juga ingin mendapatkan kehidupan yang layak. Maka dari itu, dalam paper

ini akan membahas masalah seputar imigran gelap (http://jakaroni.wordpress.com/2011).

B Tujuan

Untuk mengetahui konsep dasar tentang Imigran dan teori Askep Imigran

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A Konsep Imigran

Sebelum membahas persoalan lebih dalam, sebelumnya marilah kita membahas

tentang pengertian dari imigrasi dahulu, lalu setelah itu kita akan membahas tentang apa itu

imigran gelap dan sebagainya. Imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu negara ke

negara lain, di mana ia bukan merupakan warga negara. Imigrasi merujuk pada perpindahan

untuk menetap permanen yang dilakukan oleh imigran, sedangkan turis dan pendatang untuk

jangka waktu pendek tidak dianggap imigran. Walaupun demikian, migrasi pekerja musiman

(umumnya untuk periode kurang dari satu tahun) sering dianggap sebagai bentuk imigrasi.

PBB memperkirakan ada sekitar 190 juta imigran internasional pada tahun 2005, sekitar 3%

dari populasi dunia. Sisanya tinggal di negara kelahiran mereka atau negara penerusnya

(http://mugetsuryan.blogspot.com/2012).

Imigrasi sendiri dalam pemetaan jenis-jenis perpindahan manusia masuk dalam

kategori migrasi. Sedangkan proses migrasi sendiri sudah berlangsung sejak jaman dahulu

kala dalam sejarah kebudayaan manusia. Gerak perpindahan dari suku bangsa ke suku

bangsa lainnya atau dari satu tempat ke tempat lainnya di muka bumi. Migrasi tentu juga

akan menyebabkan terjadinya pertemuan antar manusia dengan kebudayaan yang berbeda-

beda. Dengan bertemunya unsur kebudayaan yang berbeda-beda maka akan terjadi proses

akulturasi (http://mugetsuryan.blogspot.com/2012).

B Faktor-Faktor yang menyebabkan Imigrasi

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan manusia / orang pelakukan

aktifitas migrasi :

3
1) Alasan Politik / Politis, Kondisi perpolitikan suatu daerah yang panas atau bergejolak

akan membuat penduduk menjadi tidak betah atau kerasan tinggal di wilayah tersebut.

2) Alasan Sosial Kemasyarakatan, Adat-istiadat yang menjadi pedoman kebiasaan suatu

daerah dapat menyebabkan seseorang harus bermigrasi ke tempat lain baik dengan

paksaan maupun tidak. Seseorang yang dikucilkan dari suatu pemukiman akan dengan

terpaksa melakukan kegiatan migrasi.

3) Alasan Agama atau Kepercayaan, Adanya tekanan atau paksaan dari suatu ajaran agama

untuk berpindah tempat dapat menyebabkan seseorang melakukan migrasi.

4) Alasan Ekonomi, Biasanya orang miskin atau golongan bawah yang mencoba mencari

peruntungan dengan melakukan migrasi ke kota. Atau bisa juga kebalikan di mana orang

yang kaya pergi ke daerah untuk membangun atau berekspansi bisnis.

5) Alasan lain, Contohnya seperti alasan pendidikan, alasan tuntutan pekerjaan, alasan

keluarga, alasan cinta, dan lain sebagainya (http://herususetyo.com/category/pieces-of-

thought/ ).

C Teori Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan

keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.Strategi yang

digunakan dalam asuhan keperawatan adalah perlindungan/mempertahankan budaya,

mengakomodasi/negoasiasi budaya dan mengubah/mengganti budaya klien

(http://organisasi.org/penyebab_atau_alasan_terjadinya_migrasi_atau_perpindahan_penduduk

_desa_kota_negara_dan_lain_lain_geografi).

a. Cara I : Mempertahankanbudaya

4
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan

kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai

yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau

mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

b. Cara II : Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien

beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat

membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung

peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang

berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

c. Cara III : Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki

merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya

hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana

hidup yang dipilih biasanya yang lebih

Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan

keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise

Model). Model ini menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat

sebagai

landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien. Pengelolaan asuhan

keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah

5
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar,

1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise

Model" yaitu :

a. Faktor teknologi (tecnological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau

mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan

kesehatan. Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan

berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan

kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien

tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi

permasalahan kesehatan saat ini.

b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang

amat realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang

sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas segalanya, bahkan di

atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat

adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien

terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang

berdampak positif terhadap kesehatan.

c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama

lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin,

6
status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan

hubungan klien dengan kepala keluarga.

d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan

oleh penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma

budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas

pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :

posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang

digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi

sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-hari dan kebiasaan

membersihkan diri.

e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala

sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan

keperawatan lintas budaya . Pada tahap ini hal-hal yang dikaji meliputi :

peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan

jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara

pembayaran untuk klien yang dirawat.

f. Faktor ekonomi (economical factors)

Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber

material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.

Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan

klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,

7
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor

atau patungan antar anggota keluarga.

g. Faktor pendidikan (educational factors)

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam

menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi

pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti

ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi

terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang

perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis

pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri

tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang

budayanya yang dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi

keperawatan. Menurut Giger and Davidhizar (1995) terdapat tiga diagnosa

keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu :

ganggan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan

interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan ketidakpatuhan dalam

pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

3. Intervensi dan Implementasi

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu

proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses

memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang

sesuai dengan latar belakang budaya klien. Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam

8
keperawatan transkultural yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila

budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila

budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila

budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.

a) Cultural care preservation/maintenance

1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang

proses melahirkan dan perawatan bayi

2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien

3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat

b) Cultural care accomodation/negotiation

1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien

2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana

kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien

dan standar etik.

c) Cultual care repartening/reconstruction

1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang

diberikan dan melaksanakannya

2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya

kelompok

3) Gunakan pihak ketiga bila perlu

4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan

yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua

5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan

9
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya

masingmasing melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi

persamaan dan perbedaan budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya

budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul

rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien

akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas

keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat

terapeutik.

4. Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap

keberhasilan klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan

kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi

dengan budaya baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki

klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar

belakang budaya klien (http://herususetyo.com/category/pieces-of-thought/ ).

10
DAFTAR PUSTAKA

http://mugetsuryan.blogspot.com/2012/06/definisi-ham-hak-asasi-manusia-menurut.html

(Diakses pada 28/11/12 23:04)

http://jakaroni.wordpress.com/2011/03/16/implementasi-hak-asasi-manusia-di-indonesia-2/

(Diakses pada 03/12/12 19:30 )

http://bukanimigrasi.blogspot.com/2010/05/pengertian-imigrasi.html (Diakses tangga 28/11/12

20:08 )

http://organisasi.org/penyebab_atau_alasan_terjadinya_migrasi_atau_perpindahan_penduduk_de

sa_kota_negara_dan_lain_lain_geografi (Diakses pada 28/11/12 23:19)

http://herususetyo.com/category/pieces-of-thought/ (Diakses tangga 28/11/12 20:08 )

11

Вам также может понравиться