Вы находитесь на странице: 1из 30

BAB III

NERACA MASSA (MATERIAL BALANCE)

Capaian Pembelajaran secara Umum


Setelah mengikuti materi kuliah Neraca Massa, mahasiswa akan dapat
menghitung neraca massa dalam suatu alat dan dalam rangkaian alat di Industri
kimia baik dengan/ tanpa reaksi kimia.
Capaian Pembelajaran secara Khusus
Setelah mengikuti materi kuliah neraca massa, mahasiswa jurusan teknik kimia
semester I:
- Jika diberi data aliran-aliran masuk dan keluar dalam suatu alat, komposisi
bahan masuk, dan konversi bahan menjadi produk, akan dapat menghitung
dan menyusun neraca massa dalam alat tersebut dengan/tanpa reaksi kimia
dalam proses batch maupun kontinyu dengan benar.
- Jika diberi soal tentang permasalahan neraca massa dalam suatu alat dengan
sistem recycle, bypass dan purge stream, baik yang melibatkan reaksi kimia
atau tidak, akan dapat menghitung dan menyusun Neraca Massa dalam alat
tersebut dengan benar.
3.1 PERMASALAHAN NERACA MASSA
Pada umumnya material balance problem (permasalahan neraca massa)
dikelompokkan sebagai berikut :
Permasalahan Neraca Massa

Proses tanpa melibatkan


Proses dengan reaksi kimia
Reaksi kimia

Steady state operation Unsteady State Steady state operation


Unsteady state operation

Gambar 3.1. Skema Proses Permasalahan Neraca Massa

Modul Ajar ATK-1 38


3.2 PRINSIP DASAR NERACA MASSA

Prinsip Dasar dari neraca massa (bahan) adalah Hukum Kekalan Massa :
Yang prinsipnya, bahwa didalam suatu proses yang dilakukan dengan cara apapun
tidak ada massa yang hilang percuma.
Jadi total massa bahan yang masuk kedalam suatu proses itu harus = total massa
yang keluar dari proses ditambah akumulasi di dalam proses (apabila terdapat
akumulasi)
Persamaan neraca massa secara umum :

Input
yang terakumulasi massa
dalam dalamOutput
sistem batasan sistem
massa dalam batasan sistem dalam
terregenerasi terkonsumsi
sistem dalam sistem
= - + -

(3.1)
Keterangan:
Sistem adalah sebagian atau seluruh dari proses yang dipilih untuk analisa. Adapun
sistem ini dapat dibedakan menjadi :
a. Sistem terbuka dimana bahan-bahan berpindah melewati sistem, maksudnya
bahan- bahan masuk kedalam sistem meninggalkan sistem atau kedua-duanya
b. Sistem tertutup, yaitu sistem dimana tak ada perpindahan melewati
sistem selama interval waktu tertentu (yang diambil)
Bahwa persamaan umum neraca massa di atas berlaku untuk setiap bahan baik yang
mengalami reaksi kimia ataupun yang tidak.
Dan persamaan tersebut berlaku untuk suatu interval waktu yang diinginkan
termasuk : tahun, jam, detik atau bisa juga waktu deferensial.
Yang dimaksud dengan generasi dan konsumsi dalam persamaan diatas adalah
terbentuknya atau terpakainya bahan karena reaksi kimia.
Hal-hal yang khusus:
1. Untuk bahan-bahan yang tidak mengalami generasi
dan konsumsi dalam sistem maka generasi dan
konsumsi = 0
Persamaan di atas menjadi:
akumulasi = input output ................................. (3.2)
Hal ini terjadi dalam neraca massa :

Modul Ajar ATK-1 39


a) Untuk bahan-bahan yang tidak mengalami reaksi kimia di dalam sistem yang
diambil.
b) Untuk semua unsur-unsur kimia (misalnya S, H, O, dan sebagainya) baik
didalam sistem terjadi reaksi kimia maupun tidak.
2. Bila didalam sistem tidak terjadi akumulasi, persamaan berubah menjadi:
Input = Out put ..(3.3)
3. Untuk sistem tertutup, yang mana tidak ada aliran bahan masuk dan keluar
sistem, maka persamaan menjadi :
Akumulasi = generasi - konsumsi...........................(3.4)

Hal ini terjadi misalnya jika mengisi reaktor dengan reaktan-reaktan dan mengambil
produk dari reaktor, setelah reaksi selesai. Maka bila reaktor dipilih sebagai sistem
dan bila interval waktu yang diambil adalah setelah pengisian selesai dan sebelum
produk dikeluarkan, maka sistem seperti ini adalah sistem tertutup.
Perhitungan neraca massa selalu dilakukan didalam industri kimia baik didalam
perancangan suatu proses maupun untuk merancang alat, juga dalam operasi pabrik
yang sudah berjalan. Neraca massa (bahan) dibuat dengan tujuan untuk mencari
kondisi optimum dari proses.
Didalam pabrik yang sudah berjalan, neraca massa digunakan untuk menguji
apakah pabrik atau proses masih dalam kondisi optimum.
Keadaan steady-state (keadaan mapan) yaitu keadaan atau kondisi dimana
akumulasi = 0.
Disini semua aliran laju dan kondisi tetap, tidak tergantung waktu lagi. Jadi
untuk keadaan steady state, neraca massa dapat dituliskan.
Input = Out put..(3.5)

3.3 LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGERJAKAN NERACA MASSA

Langkah-Iangkah (Tahapan) dalam pengerjaan neraca massa adalah


sebagai berikut:
1. Baca soal dengan seksama.
2. Gambar diagram proses dengan aliran-aliran yang diperlukan.
3. Tuliskan besaran. data yang diketahui dan diperlukan pada diagram
tersebut.

Modul Ajar ATK-1 40


4. Berikan apakah ada komposisi atau massa pada tiap aliran yang langsung
dapat diketahui atau dihitung.
5. Tentukan batasan sistem (system boundaris).
6. Tentukan dasar perhitungan (basis perhitungan).
7. Jumlah besaran yang tidak diketahui yang harus dihitung, tidak boleh
melebihi jumlah persamaan neraca massa yang ada.
8. Buat neraca massa komponen (bila perlu).
9. Buat neraca massa total.
10. Selesaikan persamaan-persamaan tersebut.

3.4 JENIS PROSES DALAM INDUSTRI KIMIA


Dalam lndustri kimia, jenis proses dibedakan menjadi:
- Proses Batch.
- Proses Kontinyu.
3.4.1 Proses Batch
Proses Batch adalah suatu proses yang mana bahan masuk proses, kemudian
proses berlangsung, dalam waktu tertentu proses selesai, proses dihentikan,
kemudian produk diambil. Untuk proses berikutnya sama seperti proses
sebelumnya yaitu sekali bahan masuk diproses, kemudian proses
berlangsung, setelah jadi produk, produk diambil. Selama proses
berlangsung tidak ada aliran bahan masuk ataupun produk keluar proses.
Untuk proses batch sering dikatakan dengan istilah system tertutup.
Biasanya untuk penyelesaian soal, basis yang diambil adalah kapasitas sekali
operasi (satu batch operasi).
3.4.2 Proses Kontinyu
Proses kontinyu adalah suatu proses dimana bahan masuk proses secara
kontinue (terus - menerus) begitu juga proses dan produknya berlangsung
secara kontinyu.
Apabila keadaan sudah mencapai steady state, maka baik input (bahan
masuk) maupun out put (produk keluar) akan berlangsung konstan sesuai
dengan kapasitas yang diingikan.
Untuk penyelesaian soal biasanya basis yang digunakan adalah satuan--
waktu atau laju alir per satuan waktu.

Modul Ajar ATK-1 41


3.5 PENYELESAIAN NERACA MASSA PADA PROSES TANPA
TERJADINYA REAKSI KIMIA

Pada proses dimana tidak terjadi reaksi kimia, perhitungan neraca massanya
lebih sederhana karena tidak terjadi reaksi kimia. Sebagai contoh perhitungan neraca
massa pada proses filtrasi (penyaringan), destilasi, penguapan (evaporasi),
kristalisasi dan pada proses yang lain yang tidak terjadi reaksi kimia.
Contoh soal 1:
Suatu lumpur (slurry) mengandung 25 % massa padatan diumpankan ke dalam suatu
filter. Filter cake mengandung 90 % padatan dan filtratnya mengandung 1 %
padatan.
1) Buat neraca massa disekitar filter, jika laju air umpan 2000 kg/jam.
2) Dengan laju alir umpan diatas, berapa laju alir filtrat dan cake nya ?
Penyelesaiannya:
Basis perhitungan : karena proses kontinyu kita ambil basis: 1 jam operasi.
C adalah laju alir massa filter cake dan F adalah laju alir massa filtrat.
Karena sistem beroperasi pada keadaan mantap (steady state), maka tidak terjadi
akumulasi, sehingga jumlah massa yang masuk sama dengan jumlah massa yang
keluar. Karena ada dua faktor yang tidak diketahui (C dan F), maka dibutuhkan dua
persamaan independent, dalam hal ini dipilih neraca massa total dan neraca massa
cairan.
Neraca total: Filtrat keluar + Cake keluar = Lumpur masuk
F + C = 2000 Kg/j ..( l )

Slurry 2000 kg/j


Filter
Filter
Filter Cake (C): 90% solid, 10 % liquid
75 % Liqiud
25 % Solid
Filtrat (F): 1 % solid, 99 % liquid
Batasan Sistem

Gambar 3.2. Skema Proses Filtrasi

Neraca Cairan : {cairan dlm filtrat}+ { cairan dlm cake} ={ cairan dlm lumpur }
0,99 F + O,1 C = 0,75 (2000) ..( 2 )

Modul Ajar ATK-1 42


Dengan menggunakan pers. (1) dan (2) diperoleh
F = 1460,7 kg/j
C = 539,3 kg/j
Contoh soal 2: Kristalisasi
Suatu tangki penampung 10.000 kg larutan jenuh NaHC0 3 pada 60 oC. Ingin dibuat
500 kg kristal NaHCO3 dari larutan tersebut. Pada suhu berapakah pendinginan
harus dilakukan ? . Data kelarutan NaHCO3 sebagai fungsi suhu sebagai berikut :
Tabel 3.1. Data Kelarutan NaHCO3 sebagai Fungsi Suhu

Temperature (oC) Kelarutan

gram NaHC O3
100 gram H 2 O

60 16,40
50 14,45
40 12,70
30 11,10
20 9,60
10 8,15
Penyelesaian .
Basis = 10.000 kg larutan jenuh pada 60oC.

Larutan jenuh NaHCO3


NaHCO3 16,4 Tangki
gr/100 g H2O

NaHCO3 Kristal 500 kg


Gambar 3.3. Skema proses kristalisasi

Dari data kelarutan pada suhu 60C.


Diketahui :
(16,4 g NaHCO3/ (16,4 g NaHCO3+ 100 g H2O) = 0,141 atau 14,1 % NaHCO3
sehingga kandungan air dalam larutan = 100 -14.1 = 85,9 %
NaHCO3 = 0,141 x 10000 kg = 1410 kg.
H2O = 0,859 x 10.000 kg = 8590 kg.
Neraca total :
Larutan jenuh mula-mula - kristal = larutan jenuh sisa.
10.000 500 = 9.500

Modul Ajar ATK-1 43


NaHCO3 : 1410 - 500 = 910
H2O : 8590 - 0 = 8590
9500
Kemudian dicari komposisi sisa dalam g NaHCO3/100 g H2O
910 gram NaHCO3 / 8590 gram H2O = 10,6 gram NaHCO3/ 100 gram H2O
Untuk mencari temperatur pendinginan digunakan interpolasi antara suhu 30 oC dan
20 oC pada data kelarutan NaHCO3 dengan cara sebagai berikut:
30 o Cx 11,110,6
30 o C20 o C = 11,19,6

Setelah dihitung diperoleh x = 26,67 oC, sehingga supaya diperoleh Kristal seberat
500 kg, maka larutan jenuh tersebut harus didinginkan sampai suhu 26,67 oC.

Contoh soal 3: Destilasi


Suatu tipe kolom destilasi seperti tampak pada gambar dibawah ini, dengan hal-hal
yang diketahui untuk tiap-tiap arus. Hitunglah kg destilat per kg feed dan per kg
waste. Buat neraca massa untuk kolom destilasi tersebut
a) kg Destilat per kg feed (D/F)
b) D/W
c) Neraca massa
Penyelesaian :
Basis = 1000 kg feed.
Neraca total = F = D + W (3)
1000 = D + W D = 1000 W ..... (4)

Kondensor

D=?
Feed = 1000 kg D = destilat
Etanol = 35 % Etanol 85%
Kolom distilasi
H2O = 65 % H2O 15 %

Bottom waste
W =?
Batasan sistem Etanol= 0,05%
Atau 5 %
H2O 95 %
Gambar 3.4. Skema proses destilasi

Modul Ajar ATK-1 44


Neraca komponen (ethanol) = 0,35 F = 0,85 D + 0,05 W (5)
Subsitusi ( I) dan (2)
0.35 (1000) = 0.85 (1000- W) + 0, 05 W.
350 = 850 + 0,05 W
0.8 W = 500 sehingga W = 500/0,8 = 625 kg.
(I) F = D + W
D = F - W = 1000 - 625 = 375 kg.
a) D/F = 375 / 1000 = 0,375
b) D/W = 375 / 625 = 0,6
Neraca massa.
Massa masuk Massa keluar
F = Ethanol = 350 kg D = Ethanol = 318,75 kg
H2O = 650 kg H2O = 56,25 kg
1000 kg W = Etanol = 31,25 kg
H2O = 539,75 kg
1000 kg
Contoh soal 4: Pencampuran.
Sejumlah asam aki yang sudah lemah (12,43 % H2SO4) akan dibuat asam aki yang
mempunyai konsentrasi 18,63 % H2SO4 dengan jalan menambahkan 200 kg Asam
Sulfat 77,7 %. Berapa asam lemah yang diproses dan berapa hasil asam aki yang
baru ?
Penyelesaian.
Basis: 200 kg asam Sulfat 77,7 %
Neraca total: input = out put.
H2SO4 = 77,7 %
200 kg
H2O = 22,3%

F=x
x kg
H2SO4 12,43 % P=y
H2O 87,57 % Batas sistem Asam aki yang baru y kg
H2SO4 18,63 %
H2O81,37 %

Gambar 3.5. Skema Proses Pencampuran

Modul Ajar ATK-1 45


Neraca Total : Input = Output
F + 200 = P atau x + 200 = y (1)
Neraca H2SO4 : x (0,1243) + 200 (0, 777) = y (0,18663) (2)
Neraca H2O : x (0,8757) + 200 (0,223) = y (0,8137) . (3)
Dengan substitusi persamaan (1) dan (2) atau (1) dan (3) atau (2) dan (3) pilih yang
paling mudah.
(y - 200) (0,1243) + 200 (0,777) = y (0, 1863) sehingga didapat
P = y = 2110 kg. dan F = x= 1910 kg.
Contoh soal 5 : Pencampuran
Asam bekas dari suatu proses nitrasi mengandung 23 % HNO 3, 57 % H2S04 dan 20
% H20 (prosen massa).
Asam ini akan dipekatkan lagi menjadi 27 % HNO3 dan 60 % H2SO4 dengan cara
menambahkan asam sulfat pekat 93% H2S04 dan asam nitrat pekat 90% HNO3.
Berapa asam bekas dan asam pekat diperlukan untuk mendapatkan 1000 kg asam
yang diinginkan.
Penyelesaian :
Jumlah besaran yang ditanyakan (x, y, z) dapat dicari dengan neraca massa.
Ada 3 harga yang tidak diketahui, x , y dan z. Untuk menyelesaikannya diperlukan 3
persamaan. Persamaan neraca massanya adalah :
1. Neraca massa total.
2. Neraca massa asam sulfat.
3. Neraca massa asam nitrat. Asam sulfat pekat Z kg
Asam nitrat Pekat Y kg H2SO4 93 %
HNO3 90 % H2O 7 %
H2O 10 % Pencampuran

Asam baru , 1000 kg


Asam bekas X kg
H2SO460 %
H2SO4 57 %
HNO327%
H2O 20 %
H2O13%
HNO323 %

Gambar 3.6. Skema Proses Pencampuran

Modul Ajar ATK-1 46


Basis = 1000 kg hasil/batch.
Neraca massa total = x + y + z = 1000 (1)
Neraca H2SO4 = 0,57x + 0,93 z = 0,6 x 1000 (2)
Neraca HNO3 = 0,23 x + 0,9 y = 0,27 x 1000 ..(3)
Subsitusi persamaan (2) dan (3) menghasilkan :
(2). x + l,6316z = 1052,6316
(3). x + 3,913y = 1173,913
(1). 1,6316 z - 3,913 y = -121,2814
3,913 y 121,3328
1,6316
z = = 2,398 y 74,3328
(1). x + y + z = 1000 x = 1000 - y - Z .......(4)
Subsitusi persamaan (2), (1) dan (4) menghasi1kan :
(2). 0,57 (1000 - y - z ) + 0,93 z = 600
(1). 0,57 { 1000- y -(2,398 y- 74,3328)} + 0,93 (2,398 y- 74,3328) = 600
570- 0,57 y -1,367y + 42,3697 + 2,230 y - 69,1295 = 600
543,2404 + 0,293 y = 600 .
y = 193,72 kg
Subsitusi ke persamaan (4) diperoleh : z = 390,21 kg.
Subsitusi ke persamaan (1) diperoleh : x = 416,07 kg.
Dari komposisi yang diketahui, bisa dicari jumlah masing-masing zat dalam masing-
masing aliran.

Contoh soal 6: (Absorbsi dan Striping)


Karbon dioksida dalam suatu aliran gas dapat diambil dengan cara absorbsi
menggunakan larutan monoetanolamina (MEA), absorsi dilakukan secara
berlawanan di dalam sebuah kolom berisi "packing". Kemudian larutan MEA dapat
diperoleh kembali dengan cara memanaskannya dalam kolom .'striping" operasi ini
diperlihatkan pada diagram aliran sebagai berikut .
Dari data diatas. hitunglah laju alir (dalam kg/j) hasil CO2 dan larutan MEA (R).
Ada 2 aliran masuk dan 3 aliran keluar. Dari 5 aliran ini yang tidak diketahui 3
aliran (H, C dan R) .
Penyelesaian :

Modul Ajar ATK-1 47


H2 saja , H Hasil : C
CO2 98,5 %
Larutan MEA = M Larutan MEA 1%
100 kg /j H2 0,5 %
A S
B T
S R
O I
R P
B E
E R
R

Larutan MEA = R
CO2= 3 %
Pemanas
Gas umpan, G= Larutan MEA = 97%
10 kg
H2 = 20 %
massa

Gambar 3.7. Skema proses absorber dan striper

Neraca total = G + M = H + C + R ..(1)


10 + 100 = H + C + R
Neraca hydrogen = (0,2) (G) = H + 0,005 C .(2)
2 = H + 0,005 C
Neraca CO2 = (0,8) (G) = (0,985) (C) + (0,03) (R) .(3)
8 = 0,985 C + 0,03 R
Neraca MEA = M = 0,1C + 0,97 R .(4)
Subsitusi (1) dan (2) : 110 = H + C + R . (5)
2 = H + 0,005 C
108 = 0,995 C + R
Subsitusi ke persamaan (3).
8 = 0,985 C + 0,03 (108- 0,995 C)
8 = 0,98 C + 3,24- 0,0298 C
C = (8- 3.24)/0, 957 = 4,974
R = ..
Dari persamaan di atas
H =.

Modul Ajar ATK-1 48


3.6 PENYELESAIAN NERACA MASSA PADA PROSES DENGAN REAKSI
KIMIA

Perhitungan neraca massa pada proses yang didalamnya melibatkan reaksi


kimia (dalam reactor terjadi reaksi kimia), perhitungannya lebih komplek bila
dibandingkan dengan yang tanpa terjadi reaksi kimia karena harus
memperhitungkan reaksi yang terjadi termasuk konversi, excses reactant, limiting
reactant, sisa yang tidak bereaksi, dan sebagainya yang menyangkut prinsip dasar
stoichiometri. Sebagai contoh dalam reaksi pembakaran, produksi asam sulfat, asam
clorida, amonia, reaksi kalsinasi dan sebagainya.
Dalam permasalahan reaksi pembakaran terdapat istilah-istilah yang harus
dimengerti dan dipahami yaitu:
a. Flue gas or stack gas (gas hasil pembakaran) adalah semua gas-gas hasil
dari proses pembakaran termasuk uap air yang sering disebut sebagai wet
basis (basis basah).
b. Orsat analysis or dry basis (basis kering) adalah semua gas-gas hasil
proses pembakaran tidak termasuk uap air.

Flue gas,
CO2 Dry flue gas on Orsat analysis
Stack gas
CO SO2 free basis or dry basis
Or O2
Wet basis N2
SO2
Gambar 3.8.
H2OPerbandingan analisa gas pada basis yang berbeda
c. Theoretical air (or theoretical oxygen)/udara teoritis (oksigen teoritis)
adalah jumlah udara (oksigen) yang dibutuhkan untuk proses pembakaran
secara sempurna (secara teoritis).
d. Excess air (or excess oxygen)/kelebihan udara (kelebihan oksigen)
adalah kelebihan udara (oksigen) terhadap kebutuhan untuk proses
pembakaran sempurna atau kebutuhan secara teoritis.
Yang dimaksud pembakaran sempurna adalah pembakaran secara teoritis artinya
pembakaran yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan secara stoichiometri, bukan
reaksi samping atau pembakaran tidak sempurna. Sebagai contoh untuk pembakaran
Carbon dengan Oksigen akan menghasilkan CO dan CO2. Pada kasus tersebut yang
dimaksud pembakaran sempurna adalah apabila semua C terbakar menjadi CO 2
bukan menjadi CO sehingga untuk menghitung excessnya dihitung apabila semua C
terbakar menjadi CO2 walaupun kenyataannya dalam reaksi ada yang membentuk
CO.

Modul Ajar ATK-1 49


Contoh soal 7. Proses Pembakaran
Dalam suatu proses pembakaran gas etana dicampur dengan oksigen dalam
perbandingan 80% mol etana dengan 20 % oksigen. Campuran ini dibakar dengan
udara excess (kelebihan) 200%. 80 % gas etana menjadi CO 2 .10% menjadi CO dan
10 % tidak terbakar .
Penyelesaian:
Reaksi yang terjadi:
1. C2H6 + 7/2 O2 2 CO2 + 3H2O
2. C2H6 + 5/2 O2 . 2 CO + 3H2O

Basis. 100 kgmol campuran bahan bakar masuk proses


CO2
Mesin CO
Gas hasil pembakaran
Pembakar C2H6
Bahan Bakar
O2
80 % etana
H2O
20 % oxigen
N2
Udara excess (berlebihan) 200%

Gambar.3.9. Skema proses pembakaran


O2 yang masuk 3 kali yang dibutuhkan teoritis (excess 200 %) oksigen yang
dibutuhkan untuk pembakaran sempuma :
3,5 kgmole O2
1 kgmole C 2 H 6
80 kgmole C2H6 x = 280 mole O2.
Dalam bahan bakar telah ada 20 kgmole.
Diperlukan lagi dari udara = 280-20 = 260 kgmole. O 2 masuk = 3x 260 = 780
kgmole.
N2 masuk = (79 mol N2/21 mol O2)x 780 kgmole O2 = 2930 kgmole.
Menghitung hasil-hasil pembakaran (secara stiochiometri).
CO2 dari reaksi (1) = 0,8 x 80 kgmole C2H6 x (2 mol CO2 /1 mol C2 H6)
= 128 kgmole CO2.
H20 dari reaksi (1) = 0,8 x 80 kgmole C2H6 x (3 mol H2O/1 mol C2H6)
= 192 kgmole H2O.

Modul Ajar ATK-1 50


CO dari reaksi (2) = 0.1 x 80 kgmole C2H6 x (2 mol CO/mol C2H6)
= 16 kgmole CO

H20 dari reaksi (2) = 0.1 x 80 kgmole C2H6 x (3 mol H2O/mol C2H6)
= 24 kgmole H20.
Tota1 H2O yang terbentuk = (192 + 24) kgmole = 216 kgmole.
Menghitung kebutuhan O2 yang dipakai :
Dari reaksi ( 1) :
3,5 kgmole O2
80 kgmol C 2 H 6
1 kgmole C 2 H 6
x 0,8 = 224 kgmole
Dari reaksi (2) :
2,5 kgmole O2
80 kgmol C 2 H 6
1 kgmole C 2 H 6
x 0,1 = 20 kgmole
Total = 244 kgmole
O2 yang keluar bersama gas hasil pembakaran :
780 + 20 - 224 = 556 kgmole.
C2H6 sisa = 80 x 0.1 = 8 kgmole.
Tota1 gas keluar pembakaran :
Basis basah :
CO2 = l28 kgmole komposisi : CO2 = (128/3854) x l00 % = 3,32 %
CO = l6 kgmole CO = (16/3854) x l00 % = 0,42 %
H2O = 2l6 kgmole H2O = (216/3854)x I00% = 5,10%
O2 = 556 kgmole O2 = (556/3854) x l00 % = 14,43 %
C2H6 = 8 kgmole C2H6 = ( 8/3854)x 100% = 0.21 %
N2 = 2930 kgmole N2 = (2930/3854) x 100 % = 76,02 %
Jumlah = 3854 kgmole jumlah = 100 %

Basis Kering (untuk gas umumnya dengan basis kering (H2O tidak diikutkan).

CO2 = 128 kgmole Komposisi :CO2 =(128/3638) x 100 % = 3,52 %


CO = l6 kgmole CO = (16/3638)x 100 % = 0,44 %
O2 = 556 kgmole O2 = (556/3638)x 100 % = 15,28 %
C2 =8 kgmole C2H6 = (8/3638)x l00 % = 0,22 %

Modul Ajar ATK-1 51


N2 = 2930 kgmole N2 = (2930/3638)x l00 % = 80,54 %
jumlah = 3638 kgmole jumlah = 100 %

Neraca massa :
Massa masuk
C2H6 = 80 kgmole x 30 kg/kgmole = 2400 kg.
O2 = (20 + 780) kgmole = 800 kgmole = 800 x 32 kg/kgmole = 25600 kg.
N2 = 2930 kgmole = 2930 kgmole x 28 kg/kgmole = 82040 kg

Jumlah = 110040 kg

Massa keluar
CO2 = l28 kgmole = l28 kgmole x 44 kg/kgmole = 5632 kg
CO = l6 kgmole = 16 kgmole x 28 kg/kgmole = 448 kg
H2O = 2l6 kgmole = 216 kgmole x 18 kg/kgmole = 3888 kg
O2 = 556 kgmole = 556 kgmole x 32 kg/kgmole = 17792 kg
C2H6 = 8 kgmole = 8 kgmole x 30 kg/kgmole = 240 kg
N2 = 2930 kgmole = 2930 kgmole x 28 kg/kgmole = 82040 kg
Jumlah = 3854 kgmole Jumlah = 110040 kg

3.7 PENYELESAIAN NERACA MASSA DENGAN MENGGUNAKAN TIE


COMPONENT (TIE ELEMENT)

'Tie component' atau 'tie element' adalah element atau material yang dari aliran
yang satu ke a1iran yang lain tidak mengalami perubahan (tidak bertambah atau
berkurang), ada kemungkinan lebih dari satu element yang tidak mengalami
perubahan. Pilih salah satu yang paling memudahkan perhitungan.
Contoh soal 8. Penyelesaian dengan metode tie element

Suatu pulp kertas basah mengandung 71 % air. 60% dari air yang ada dapat
teruapkan dalam proses pengeringan
Hitunglah : Air teruapkan = 0,6 x 0.71 kg = 0,426 kg
a). Komposisi pulp yang sudah dikeringkan
b). Air yang menguap tiap pengeringan 1 kg pulp basah.
Pulp 0,29 kg
Penyelesaian : Pengeringan
X = Pulp kering kkkekering kKering
Air 0,71 kg
Modul Ajar ATK-1 52

Batasan sistem
Gambar 3.10. Skema Proses Pengeringan

Basis = 1 kg pulp basah


Dalam permasalahan ini air keluar ada 2 aliran (dalam aliran air menguap dan
dalam aliran campuran pulp kering), sedangkan untuk pulp kering tanpa kandungan
air hanya dalam 1 aliran bahan masuk dan 1 aliran produk keluar dalam ini
walaupun pulp kering berada dalam 1 aliran produk keluar tapi karena tidak
diketahui jumlah bahan keluar dalam produk atau komposisinya maka pulp kering
tidak bisa dijadikan sebagai elemen kunci atau tie elemen atau tie komponen
sehingga yang dijadikan elemen kunci adalah air. Karena air walaupun dalam 2
aliran produk tapi salah satu aliran diketahui dengan jelas jumlahnya yang menguap.
Pulp kering masuk 0,29 kg = pulp kering keluar dalam produk 0,29 kg
Air yang menguap 60 % = 0.6 x 0.71 = 0,426 Kg
Dengan diketahuinya jumlah air yang menguap maka jumlah produk yang keluar
akan langsung bisa diketahui.
Air masuk sistem = air keluar sistem
0, 71 = 0,426 + X
X = 0,71 - 0,426 = 0,284 Kg
a) Komposisi pulp kering
0,284
x 100 %
0,574
air = 0,284 kg = = 49,5%
0,29
x 100 %
0,574
Pulp = 0,29 kg = = 50,5 %
Total = 0,574 kg
b) Air yang menguap tiap pengeringan 1 kg pulp basah : 0,6 x O,71 = 0,426 Kg

Modul Ajar ATK-1 53


3.8 NERACA MASSA DENGAN SISTEM DAUR ULANG (RECYCLE) DAN
ALIRAN PINTAS (BY PASS)
Untuk menaikkan effisien proses, menaikkan "overall yield", pada proses-
proses dalam industri sering dilakukan sistem recycle dan "by pass" misalnya
dalam industri ammonia, minyak bumi dan sebagainya .
Proses-proses yang menyangkut sistem "recycle", "by pass" dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
Seringkali terjadi bahwa sistem "recycle" disertai dengan aliran buangan.

Recycle

Proses Produk
Proses Feed
Bahan masuk/
Freesh feed

Gambar.3.11. Sistem dengan Proses Recycle

Bypass

Proses
Proses Produk
Bahan masuk/Proses Feed
Freesh feed

Gambar 3.12 . Sistem dengan Proses Bypass

Recycle
Recycle
Buangan
(purged)

Proses
Proses
Produk
Bahan
Bahan masuk/
masuk/ Proses Feed
Proses Feed
Freesh feed Pemisah
Freesh feed
Gambar 3.13 . System recycle disertai dengan aliran buangan (purged)

Contoh - contoh dalam industri:

Modul Ajar ATK-1 54


1. Proses dengan recycle.
Pada proses pengeringan, untuk mendapatkan perpindahan massa dan panas
yang baik, diperlukan aliran udara dengan kecepatan tinggi, hingga sebagian
udara panas perlu di recycle. Proses ini juga memberikan penghematan panas.
Dan masih banyak contoh yang lain yang menggunakan recycle.
2. Proses dengan by pass digunakan untuk :
a. Mengurangi, jumlah umpan yang perlu diproses.
b. Supaya aliran keluar mempunyai komposisi yang tetap.
3. Proses dengan recycle dengan disertai purging.
Pada sintesa amonia. recycle N2 dan H2 yang tidak bereaksi, akan
membawa argon (inert- gas) ke dalam reactor, sehingga kadar argon didalam
reaktor makin lama rnakin tinggi.
Supaya kadar argon tidak melebihi batas toleransi terhadap katalis, sebagian dari
aliran recycle harus dibuang.
Penyelesaian soal dengan sistem recycle
1

2 3
Proses

Gambar 3.14. Batasan system pada proses recycle

Untuk menyelesaikan soal dengan recycle. diperlukan beberapa neraca massa pada :
1. Seluruh proses. termasuk recycle.
2 Titik pencampuran antara umpan masuk dengan recycle.
3 Sistem disekitar proses.
4. Titik pemisahan produk dengan aliran recycle.
Neraca massa seluruh proses tidak dipengaruhi aliran recycle, sehingga neraca ini
merupakan neraca yang sangat penting. Untuk analisa proses yang lengkap, seluruh
neraca massa harus diselesaikan

Modul Ajar ATK-1 55


Contoh Soal 3.11:

Suatu kolom destilasi digunakan untuk memisahkan 10.000 kg/jam campuran


benzena-toluena (50 % - 50%)
Produk atas mempunyai komposisi 95 % benzana dan 5 % toluena. Produk bawah
mempunyai komposisi 96% toluena dan 4% benzena. Uap masuk kondensor (hasil
atas) dengan kecepatan 8.000 kg/jam. Sebagian dari produk dikembalikan ke dalam
kolom sebagai refluks. Tentukan perbandingan antara jumlah yang di refluks dengan
produk.
Penyelesaian soal :
-Menentukan harga D dan W
- Untuk system 1, diperlukan 2 neraca yang saling tidak bergantungan
- Untuk menentukan R, dibutuhkan satu neraca yaitu disekitar kondensor

Basis : 1 jam operasi


Batasan system untuk neraca massa di sekitar kondensor

V =8.000 kg/j
0,95 Benzena
0,05 toluen
F R
Batasan system untuk
0,05 neraca massa keseluruhan
toluen
R
10000 kg/j
0,5 benzena
0,5 toluena

0,04 benzena
0,96 toluena

Gambar 3.15. Proses destilasi dengan system recycle (reflux)

Neraca Total
F= D + W
10.000 = D + W.. (1)
D = 10000 - W
Neraca komponen (benzena):

Modul Ajar ATK-1 56


FXf = D XD + W XW..(2)
Subsitusi persamaan (1) dan (2) :
10.000 .(0,5) = ( 0,95 ) (10000 - W) + 0,04 W
W = 4590 kg/j dan D = 5050 kg/j
Neraca disekitar kondensor :

V = R + D
8000 = R+ 5050
R = 2950 kg/j

R/ D = 2950/5050 = 0,584

Contoh Soal 12. Penyelesaian dengan recycle yang disertai dengan aliran
buangan

Suatu proses pembuatan amonia, campuran nitrogen-hydrogen dengan perbandingan


1:3. direaksikan dalam reaktor dengan konversi 25 % menjadi produk amonia.
Amonia yang terbentuk dipisahkan dengan cara kondensasi, dan gas yang tidak
terkonversi di recycle ke dalam reactor. Campuran nitrogen-hidrogen mula-mula
mengandung 0,20 bagian argon untuk 100 bagian campuran N 2 H2 . Toleransi limit
argon masuk reactor 5 bagian volume terhadap 100 bagian campuran N2 - H2
Perkirakan fraksi recycle yang harus dibuang (purged) secara kontinyu.
Penyelesaian:

Reaktor Condensor
Fress Feed
100 lb mole N2 + H2 NH3 liquid
0,2 lbmole argon

Recycle x lbmole N2 + H2

Bled stream (aliran buangan)


y lbmole N2 + H2

Gambar 3. 16. Skema proses perhitungan neraca massa yang disertai dengan
aliran buangan

Modul Ajar ATK-1 57


Reaksi :
N2 + 3 H2 2 NH3
4 mol (N2 + H2) 2 mole NH3
Basis : 100 Ibmole N2 + H2 fresh feed.
x = mole N2 + H2 yang di recycle ke reaktor.
y = mole N2 + H2 yang dibuang.
Mole N2 dan H2 masuk reactor = 100 + x
Mole N2 dan H2 meninggalkan reaktor = 0,75 (100 + x)
0,25 (100 x)
2
Mole NH3 terbentuk =
Mole argon dalam fresh feed = 0,2
Mole argon dalam total feed = 0,05 (100 + x)
Mole argon per mole N2 H2 campuran yang meninggalkan condensor
0,05
0,75
= = 0,0667
Mole argon yang dibuang = 0,0667 y
Apabila operasi sudah berjalan 'steady state' jumlah argon yang dibuang sama
dengan argon yang masuk mula-mula (dalam fresh feed).
0,0667 y = 0,2 atau y = 3
Neraca N2 - H2 disekitar titik bleed.
0, 75 (100 + x) = x + y
Dimana y = 3 , x = 288 Ibmole.
fressh N2 dan H2 = 100 lbmole . ,
Reacycle N2 H2 = 288 lbmole
Purged N2 dan H2 = 3.0 lbmole
Amonia yang terbentuk = 48,5 lbmole
Argon = 0,2 lbmole
288
100
Recycle ratio = = 2,88
3
Purge ratio = 288 = 0,0104

Modul Ajar ATK-1 58


Contoh soal 13: Proses dengan by pass.

Suatu proses mengolah limbah yang mengandung 500 ppm zat pengotor. Proses
dapat menurunkan kadar kotoran hingga 10 ppm. Jika limbah dengan kadar kotoran
l00 ppm boleh dibuang ke sungai. Beberapa bagian dari limbah yang perlu di "by
pass" untuk mengurangi beban proses.
Penyelesaian:

Bypass C

Feed B
Proses D
E
A
10 ppm 100 ppm
500 ppm

Gambar 3.17. Skema Proses dengan aliran bypass

A. Buangan yang diproses


B. Bahan masuk proses
C. Aliran by pass
D. Bahan keluar proses
E. Produk akhir
Dasar perhitungan : 1 kg buangan yang diproses. ,

b = bagian limbah yang di "by pass"


l - b = bagian limbah yang masuk poses
Neraca di sekitar sistem 2 (lihat gambar).
D (D) + C(C) = E (E)
(l-b).10+b.500 = 1,100
b = 0,184
Jadi bagian yang di by pass" 18,4% dari umpan masuk.

Modul Ajar ATK-1 59


LATIHAN SOAL BAB III

1. Jelaskan perbedaan antara analisa flue gas, orsat analysis, basis basah (wet basis)
dan dry basis untuk suatu gas.

2. Karbon murni dibakar dengan oksigen dengan hasil analisa flue gas sbb : 75 %
CO2 , 14 % CO, 11% O2. Berapa % ekses oksigen yang masuk proses?

3. Toluena (C7H8) dibakar dengan udara 30% berlebih. Karena pembakarannya


kurang sempurna menyebabkan 15% dari karbon terdeposit membentuk kerak
(C murni) pada dinding tungku pembakar. Hitung analisas orsat dari gas-gas
(flue gas) yang keluar dari tungku pembakar tersebut?

4. Suatu gas hanya terdiri atas CH 4 dan N2 dibakar dengan udara menghasilkan
suatu flue gas yang mempunyai komposisi analisa orsat sebagai berikut: 8,7%
CO2, 1% CO; 3,8% O2; dan 86,5% N2.
Hitunglah :
- % ekses udara yang digunakan dalam pembakaran
- Komposisi campuran CH4 N2

5. Suatu bahan bakar terdiri atas etana dan methana yang tidak diketahui
komposisinya, dibakar dalam suatu dapur (furnace) dengan udara yang
diperkaya dengan oksigen (50% mole O2). Analisa orsat hasil pembakaran
sebagai berukut : 25% CO2; 60% H2 dan 15% O2.

Tentukan :
- Komposisi bahan bakar dalam % mole
- Mole udara yang telah diperkaya dengan O2 yang digunakan per mole bahan
bakar

6. Suatu campuran asam yang mengandung 65% (% massa) H 2SO4 , 20 % HNO3


dan 15 % H2O akan dibuat dengan mencampurkan asam-asam sebagai berikut:
a. Asam bekas yang mengandung 10 % HNO3, 60 % H2SO4, dan 30 % H2O
b. Asam nitrat pekat yang mengandung 90 % HNO3 dan 10 % H2O
c. Asam sulfat pekat yang mengandung 98 % H2SO4 dan 2 % H2O
Berapa lb masing-masing asam-asam tersebut yang harus ditambahkan untuk
memperoleh 1.000 lb asam diatas.

Modul Ajar ATK-1 60


7. Dua stage unit pemisahan seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Diketahui bahwa aliran input F1 sebesar 1.000 lb/jam. Hitung harga F2 dan
kompoisisi nya, serta harga P2D dan P2B?

Toluena Toluena
0,99 Benzena 0,05 Benzena
P2D

F1

0,4 Toluena
0,4 Benzena
0,2 Xylena P2B

F2 0,1 Toluena
0,9 Benzena
Gambar 3.L1. Skema dua rangkaian proses destilasi
8. Suatu proses yang sederhana untuk memproduksi SO3 yang akan digunakan
dalam pabrik asam sulfat digambarkan sebagaimana gambar dibawah ini,
dimana sulfur dibakar dengan udara ekses 100% didalam burner, dengan reaksi.
S + O2 SO2 konversi yang dicapai hanya 90%.
Didalam konventer, oksidasi berlanjut dengan konversi SO 2 menjadi SO3 sebesar
95%. Hitunglah :
1. Lb udara yang dibutuhkan per 100 lb sulfur yang dibakar
2. Komposisi gas yang keluar burner dan konventer
SO2, O2
N2
Udara SO2
BURNER CONVENTER SO3
O2
N2
S
S tidak terbakar
S tidak terbakar
Gambar 3.L2. Skema proses produksi SO3 dalam burner dan konverter
9. Flowsheet yang sederhana untuk pabrik gula digambarkan sebagaimana gambar
dibawah ini. Tebu dimasukkan kedalam mill dan diperas untuk mengeluarkan
niranya (sirup) dan menghasilkan bagasse yang mengandung 80% pulp nira (E),

Modul Ajar ATK-1 61


dimasukkan kedalam screen untuk menghasilkan suatu nira yang bersih (H) yang
mengandung 15% gula dan 85% air.
Evaporator untuk memekatkan nira dan kristaliser menghasilkan gula kristal
1.000 lb/jam. Hitunglah :
- Air yang diuapkan dalam evaporator
- Komposisi aliran G
- Rate (laju) tebu umpan tebu dalam lb/jam
- Dari kandungan gula dalam tebu, berapa % kehilangan gula dalam bagasse
1.000 lb/ j gula
M
Cane(Tebu)
16% Gula
CRYSTALIZERR
25% Air
59% Pulp L, air
F
K 40% gula
E H
MILL SCREEN EVAPORATOR

Air
D
D 13% gula 15% gula
14% Pulp
Baggase Padatan G
80% Pulp 95% Pulp

Gambar 3. L3. Flowsheet sederhana proses pembutan gula

10. Natrium hidroksida biasanya diproduksi dari garam dengan proses elektrolisa.
Sistem prosesnya ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
% konversi garam menjadi Sodium Hidroksida?
. Berapa jumlah gas khlorine yang dihasilkan per lb produk ?
Berapa air yang teruapkan dalam evaporator per lb produk ?
Cl2 H2
H2O
garam PRODUK
SYSTEM ELEKTROLISIS EVAPORATOR
DISSOLVER 50% NaOH
7% NaCl
H2O Larutan 43% H2O
30%
Gambar 3.L4. Skema proses elektrolisa untuk produksi natriun hidroksida

Modul Ajar ATK-1 62


11. Air laut akan kehilangan garamnya dengan proses osmose balik (reverse
osmosis) menggunakan skema yang ditunjukkan dalam gambar berikut.
Gunakan data yang diberikan dalam gambar tsb untuk menentukan :
Laju larutan garam buangan
Laju produksi air (air terdesalinasi)
c. Fraksi dari larutan garam yang meninggalkan sel osmose yang didaur ulang
(recycle)

Recycle

Air garam buangan,B


1.000 lb/j Air Laut
REVERSE OSMOSIS CELL 5,25% garam
3,1% garam

4% garam
Air Terdesalinisasi (Produk), 500 ppm garam

Gambar 3.L5. Skema proses riverse osmosis cell

12. Gas Boron Trichlorida (BCl3) diumpankan ke dalam aliran gas dan direaksikan
dengan silikon melalui reaksi sbb :
BCl3 + 3 Si 3 SiCl4 + 4B
Jika semua BCl3 yang tidak bereaksi di recycle. Berapa rasio mol yang direcycle
terhadap Si Cl4 yang keluar dari separator? Konversi per satu kali lewatan
reaktor sebesar 87% dari 1 mol per jam BCl3 yang dimasukkan ke reactor.

100% BCl3 (g)

W
BCl3
REAKTOR SEPARATOR Feed, 10.000
SiCl4 kg/j
Larutan KNO3 20%

Gambar 3.L6.300 oF proses produksi SiCl


Skema 4

R
Lar. Jenuh 100 oF
M
14. Berdasarkan gambar (0,6 kg KNO3 /kg ))H2O)
KNO3 50% di bawah ini, hitunglah W, M, C dan R

CRYSTALIZER
W
Modul Ajar ATK-1 63

C Kristal mengandung 4% H2 O
(4 kg H2O/Kristal total +H2 )O)
EVAPORAT
OR
300

M
KNO3 50%

Gambar 3.L7. Skema proses kristalizer

15. Suatu material (bahan) yang mengandung 75% air dan 25% padatan
diumpankan ke dalam suatu granulator pada rate (laju) 4.000 kg/jam. Umpan di
dalam granulator dicampur dengan recycle dari produk untuk pencampuran
awal sehingga total material dalam granulator komposisinya 50% air dan 50%
padatan. Produk yang meninggalkan dryer mengandung 16,7% air.
Di dalam dryer udara dilewatkan di atas padatan yang akan dikeringkan. Udara
masuk dryer mengandung 3% air (% massa) dan keluar dryer mengandung 6%
air.
Hitunglah laju (rate) recycle ke granulator?
Hitunglah laju (rate) aliran udara ke dryer pada dry basis (basis kering)

16. Dalam suatu produksi Acetylen murni (C2H2), metana murni (CH4) dan oksigen
murni direaksikan dalam burner, dimana reaksi yang terjadi:
CH4 + O2 2 H2O + CO2 (1)
CH4 + 1,5 O2 2 H2O + CO (2)
2CH4 C2H2 + 3H2 (3)

Gas gas dari burner didinginkan dalam suatu kondensor untuk mengambil
semua air nya. Analisa gas yang keluar kondensor sebagai berikut.
% mole

Modul Ajar ATK-1 64


C2 H 2 8,5
H2 25,5
CO 58,3
CO2 3,7
CH4 4,0
Total 100
Gas gas ini dikirim ke suatu absorber dimana 97% dari C 2H2 dan semua CO2
terambil oleh solvent. Solvent dari absorber dikirim ke CO 2 stipper, dimana
semua CO2 terambil.
Analisa gas yang meninggalkan stipper bagian puncak atas adalah sebagai
berikut.
% mole
C2H2 7,5
CO2 92,7
Total 100

Solvent dari CO2 stipper dipompakan ke C2H2 stipper, yang mana semua C2H2
terambil sebagai produk murni.
a. Hitung rasio mole O2 terhadap mole CH4 yang masuk ke burner
b. Dengan basis 100 lb mole gas yang meninggalkan kondensor, Hitunglah
Lb air yang terambil (terkondensasi) oleh kondensor
c. Hitung % overall yield produk murni C 2H2 didasarkan pada karbon
dalam gas alam yang masuk dalam burner.

Gas Buangan
C2H2 murni
Fresh Solvent CO2 dan C2H2

H2O
BURNER ABSORBER STIPPER STIPPER
CO2 C2H2

kondensor

Boiler Boiler
Modul Ajar ATK-1 65

CH4 Solvent, CO2, dan C2H2


O2 Solvent dan C2H2 Solvent bekas
Gambar 3.L8. Skema proses produksi Acetylen

Modul Ajar ATK-1 66


DAFTAR PUSTAKA

Diktat Pengantar Teknik Kimia, Teknik Kimia ITB

Himmelblau, D. M, 1989, Basic Principles and Calculation in Chemical


Engineering, Fifth Edition, Prentice -Hall International editions.

Himmelblau, D M, 1996, Basic Principles and Calculation in Chemical Engineering,


Sixth Edition, Prentice -Hall International editions.

Himmelblau, D M and Riggs, J. B, 2004, Basic Principles and Calculation in


Chemical Engineering, Seventh Edition, Prentice Hall International Series in
the Physical and Chemical Engineering Sciences

Hougen, OA, 1976, Chemical Process Principles, part 1 Second Edition, John Wiley
& Sons.

Modul Ajar ATK-1 67

Вам также может понравиться