Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LIMNOTEK
LIMNOTEK
Perairan
Perairan Darat
Darat Tropis
Tropis di Indonesia
di Indonesia
LIMNOTEK
Perairan Darat Tropis di Indonesia
Volume 22, Nomor 2, Desember 2015
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa aspek pertumbuhan dan
reproduksi ikan nila (Oreochromis niloticus) di Waduk Cirata. Pengambilan ikan
contoh dilakukan pada bulan Februari sampai Juli 2012, dari hasil tangkapan nelayan
dengan mengunakan jaring apung ukuran mata jaring 1, 1.5, 2, 2.5, 3, dan 3.5 inchi.
Analisis yang digunakan yaitu hubungan panjang bobot, faktor kondisi, pertumbuhan,
mortalitas, laju eksploitasi, nisbah kelamin, ukuran pertama kali matang gonad,
tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur.
Ikan nila yang diperoleh selama penelitian berjumlah 168 ekor yang terdiri atas 80
ekor ikan jantan dan 88 ekor ikan betina. Pertumbuhan ikan nila adalah isometrik.
Faktor kondisi tertinggi ikan betina di Stasiun I dan ikan jantan di Stasiun VI di bulan
Februari. Persamaan pertumbuhan von Bertalanffy gabungan jantan dan betina Lt=
301,88 (1-e(-0,73(t+0,12)). Laju mortalitas total (Z) ikan sebesar 2,8873 tahun-1dengan laju
eksploitasi sebesar 0,79. Nisbah kelamin yang diperoleh selama penelitian adalah 1:1.
Ikan nila pertama kali matang gonad pada selang panjang 179 mm (jantan) dan 209
mm (betina). Fekunditas ikan nila berkisar 1636,603 sampai 5068,739 butir telur.
Berdasarkan distribusi telur, ikan nila termasuk tipe memijah bertahap.
Kata kunci : laju eksploitasi , nila (Oreochromis niloticus), pertumbuhan, reproduksi,
Cirata.
ABSTRACT
GROWTH, EXPLOITATION RATE, AND REPRODUCTION OF TILAPIA
FISH (OREOCHROMIS NILOTICUS) IN CIRATA RESERVOIR, WEST
JAVA. This study aims to analyze some aspects of tilapia fish (Oreochromis niloticus)
growth and reproduction. Samples were collected from February to July 2012 from
Cirata reservoir. Fish samples were obtained using gillnet with mesh size of 1, 1.5, 2,
2.5, 3, and 3.5 inches. Analysis was conducted on length-weight relationship,
condition factor, growth, mortality, exploitation, sex ratio, gonad maturity, gonad
maturity index, fecundity, and oocyte diameter. Total number of fish sample was 168
individuals consisted of 80 males and 88 females. The growth patern of nila was
isometric. The highest condition factors of females found at station I and male at
station IV in February. The von Bertalanffly growth functions Lt=301.88 (1-e(-
0.73(t+0.12)
). The total mortality rate of tilapia was 2.8873 year-1 with exploitation rate
was 0.79. Sex ratio of tilapia was around 1:1. First mature gonad of male and female
tilapia fish was 179 mm and 209 mm. Fecundity of tilapia ranged from 1636.603 to
5068.739 eggs. Based on the oocyte distribution, tilapia was estimate as a partial
spawner.
Keywords : exploitation rate, growth, reproduction, tilapia (Oreochromis niloticus),
Cirata.
144
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155
PENDAHULUAN METODE
145
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155
147
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155
IV Ovari makin besar, telur berwarna Seperti pada tingkat III tampak lebih
kuning, mudah dipisahkan. Butir jelas. Testes semakin pejal.
minyak tidak tampak, mengisi 1/2-2/3
rongga perut, usus terdessak.
V Ovary berkerut, dinding tebal, butir Testes bagian belakang kempis dan di
telur sisa terdapat di dekat pelepasan. bagian dekat pelepasan masih berisi.
Banyak telur seperti pada tingkat II.
Diameter telur diukur dari gonad Hasil regresi antara panjang-bobot ikan nila
yang mempunyai TKG IV. Pada setiap diperoleh nilai W=0,000003L2,966 dengan
gonad diambil masing-masing sebanyak 100 R2=0,912 (Gambar 2). Hubungan panjang
butir dari tiga bagian yang berbeda yaitu dan berat ikan nila selama penelitian
bagian lobus anterior, median, dan posterior. disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil
Telur kemudian diletakkan berjajar di atas regresi ini dapat dinyatakan bahwa
gelas objek, lalu diamati dengan pertumbuhan ikan nila adalah isometrik
menggunakan mikroskop yang dilengkapi yang artinya pertumbuhan panjang seimbang
dengan mikrometer objektif. Sebaran ukuran dengan pertumbuhan bobot. Hasil ini
diameter digunakan untuk menentukan pola diperkuat juga dengan hasil uji t, pola
pemijahan ikan. pertumbuhan ikan nila jantan dan betina di
Waduk Cirata bersifat isometrik (thitung<ttabel)
Hasil yang berarti pertambahan berat selama
Pola Pertumbuhan pengamatan sejalan dengan pertambahan
Pola pertumbuhan ikan nila dianalisis panjang ikan nila.
berdasarkan hubungan panjang bobotnya.
148
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155
Faktor Kondisi
Faktor kondisi menggambarkan sedangkan ikan nila betina di stasiun DAM
kesehatan ikan. Faktor kondisi ikan nila nilai faktor kondisinya lebih tinggi daripada
berdasarkan waktu penelitian dapat dilihat stasiun yang lainnya, stasiun Maniis sampai
pada Gambar 3. Tegal Datar mengalami penurunan. Hal ini
Berdasarkan waktu penelitian, faktor menandakan bahwa ikan nila memiliki
kondisi ikan nila betina di bulan Februari variasi makanan yang tinggi. Nilai faktor
sampai April mengalami penurunan kondisi rata-rata untuk ikan nila jantan lebih
kemudian naik lagi pada bulan Mei sampai besar daripada ikan betina kecuali di stasiun
Juli. Faktor kondisi ikan betina lebih besar DAM yang lebih besar faktor kondisi ikan
daripada ikan jantan, hal ini menunjukkan betinanya yaitu 2,621,17. Faktor kondisi
bahwa ikan betina lebih gemuk ikan jantan lebih besar daripada ikan
dibandingkan ikan jantan. Nilai faktor betina, hal ini menunjukkan bahwa ikan
kondisi baik pada ikan jantan maupun betina jantan lebih gemuk dibandingkan ikan
tertinggi terjadi pada bulan Februari. betina. Nilai faktor kondisi baik pada ikan
Fluktuasi nilai faktor kondisi pada ikan jantan maupun betina tertinggi di stasiun
jantan dan betina tiap waktu dapat DAM.
disebabkan oleh ketersediaan makanan di
perairan. Parameter Pertumbuhan
Berdasarkan lokasi penelitian, ikan Parameter pertumbuhan K, L, dan t0
nila jantan pada setiap stasiun tidak ikan nila berdasarkan stasiun penelitian
mengalami perbedaan secara signifikan dapat dilihat pada Tabel 3.
149
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155
Tabel 3. Parameter pertumbuhan K, L, dan t0 ikan nila jantan, betina dan gabungan
Parameter Jantan Betina Jantan dan Betina
R 0,85 0,86 0,85
K (tahun -1) 0,46 1,10 0,73
L (mm) 289,80 337,58 301,88
T0 (tahun) -0,19 -0,07 -0,12
Nilai L atau nilai rata-rata panjang Ikan nila jantan dan betina dengan
ikan yang sangat tua atau lebih tepatnya TKG I-V, jarang dapat ditemukan tiap bulan,
umur yang tidak terbatas untuk ikan jantan namun demikian TKG IV cukup banyak
yaitu 289,8 mm, sedangkan L ikan betina ditemukan pada bulan Mei dan TKG V
337,58 mm dan L ikan gabungan 301,88 ditemukan pada bulan Mei dan Juli. Kondisi
mm. Nilai koefisien pertumbuhan atau demikian merupakan indikator ikan betina
parameter yang menentukan seberapa cepat telah memijah sekitar bulan tersebut.
ikan mencapai L (panjang asimtotik) untuk Tingkat kematangan gonad ikan nila di
ikan jantan 0,46 tahun-1, betina 1,10 tahun-1, Waduk Cirata setiap bulan dapat dilihat
dan gabungan 0,73 tahun-1. Persamaan pada Gambar 4.
pertumbuhan von Bertalanffly ikan jantan Indeks kematangan gonad ikan nila
diperoleh Lt= 289,80 (1-e(-0,46(t+0,19)), ikan setiap bulannya bervariasi baik pada ikan
betina Lt=337,58 (1-e(-1,10(t+0,07)), dan jantan maupun ikan betina (Gambar 5). Ikan
gabungan Lt= 301,88 (1-e(-0,73(t+0,12)). jantan mempunyai IKG dengan kisaran lebih
kecil daripada ikan betina. Ikan jantan
Mortalitas dan laju eksploitasi mempunyai nilai IKG teringgi pada bulan
Laju mortalitas total (Z) ikan nila April sedangkan ikan betina mempunyai
2,8873 tahun-1, dengan laju mortalitas alami nilai IKG tertinggi pada bulan Mei dan Juli.
(M) 0,6001 tahun-1dan mortalitas Kisaran fekunditas dan ukuran ikan
-1
penangkapan (F) 2,2872 tahun (Tabel 4). nila berdasarkan stasiun penelitian tersaji
Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka laju pada Tabel 5.
eksploitasi ikan nila di Waduk Cirata 0,79 Fekunditas yang diperoleh selama
yang menunjukan bahwa sudah berada di penelitian bervariasi. Fekunditas ikan nila
atas nilai optimum. TKG IV berkisar 1636,603 sampai 5068,739
butir telur. Fekunditas di Raja Mandala
Reproduksi cenderung lebih tinggi dibandingkan
Perbandingan rasio kelamin ikan jantan dan fekunditas di stasiun yang lain. Hal tersebut
betina berdasarkan periode pengamatan berkaitan dengan ikan-ikan yang tertangkap
untuk ikan nila adalah 1:1,1 atau 47,61% di Raja Mandala berukuran lebih berat
jantan dan 52,38% betina. Dengan dibandingkan dengan stasiun yang lainnya.
melakukan uji Chi-square diperoleh X2hitung Hal tersebut mempertegas bahwa ukuran dan
< X2tabel yang artinya bahwa populasi ikan berat tubuh mempengaruhi fekunditas ikan.
jantan dengan ikan betina seimbang. Ikan Meningkatnya ukuran panjang dan berat
nila jantan mencapai pertama kali matang akan meningkatkan ukuran gonad dan
gonad pada ukuran 209 mm, sedangkan akhirnya meningkatkan fekunditas.
untuk betina 179 mm.
Tabel 4. Laju mortalitas total (Z), laju mortalitas alami (M), mortalitas penangkapan (F) dan
laju eksploitasi (E) ikan nila jantan, betina dan gabungan.
Parameter Jantan Betina Jantan dan Betina
M 0,4485 0,7605 0,6001
F 1,1380 3,0398 2,2872
E 0,7173 0,7999 0,7922
Z 1,5865 3,8003 2,8873
150
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155
a b
Gambar 4. Persentase tingkat kematangan gonad ikan nila jantan (a) dan betina (b) setiap
bulan.
a b
Gambar 5. Nilai indeks kematangan gonad ikan nila jantan (a) dan betina (b)
Tabel 5 Kisaran panjang total dan fekunditas ikan nilaTKG IV berdasarkan stasiun penelitian
Lokasi Fekunditas Ukuran (L)
DAM - -
Manis 25991807 220-240
Maleber 16361138 133-300
Jatinengang - -
Raja Mandala 50682983 180-190
TegalDatar - -
151
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155
Menurut Bal & Rao (1984) nisbah faktor dalam dan luar. Faktor dalam meliputi
kelamin merupakan perbandingan ikan perbedaan jenis, umur, ukuran serta sifat
jantan dan ikan betina dalam suatu populasi. fisiologi ikan, sedangkan faktor luar adalah
Nisbah 1:1 merupakan kondisi yang ideal. makanan, suhu dan arus air.
Dalam mempertahankan kelestarian populasi Fekunditas ikan berhubungan erat
diharapkan perbandingan ikan jantan dan dengan lingkungannya yang mana spesies
ikan betina berada dalam kondisi seimbang ikan akan berubah fekunditasnya bila
(1:1) atau setidaknya ikan betina lebih keadaan lingkungannya berubah (Sulistiono
banyak (Sulistiono 2011). 2011). Berdasarkan Oymak et al. (2000)
Ukuran pertama kali matang gonad fekunditas sangat berkaitan erat dengan
ikan jantan lebih besar daripada ikan betina. panjang ikan, berat ikan dan berat gonad.
Perbedaan ukuran pertama kali matang Menurut Mendoza et al. (2004), fekunditas
gonad pada ikan jantan dengan betina ikan nila berkisar antara 243-847 butir
walaupun dalam spesies yang sama, telur/induk, 227-475 butir/individu
dikarenakan dua hal, yaitu faktor dalam (Zulfahmi, 2014), 300-1.500 butir/induk
dan faktor luar. Faktor dalam yang (Kusnadi & Bani, 2007), 300-3.000
mempengaruhinya adalah umur, ukuran dan butir/induk (Kordi, 2000; Stickney, 1979),
sifat-sifat fisiologis ikan tersebut seperti 6.000-13.000 (Beaven & Muposhi, 2012).
kemampuan adaptasi terhadap lingkunganya. Kisaran dan rata-rata fekunditas ikan nila
Sedangkan yang menjadi faktor luar adalah menjelaskan bahwa ikan nila memiliki
kelimpahan makanan di habitat. Hasil ini potensi reproduksi yang tergolong besar.
didukung oleh pernyataan Nielsen et al. Fekunditas dapat beragam di antara jenis
(1983) yang mengatakan bahwa perbedaan sebagai hasil adaptasi terhadap lingkungan
kemampuan matang gonad pertama kali habitat, umur ikan, ukuran telur, makanan,
disebabkan oleh perbedaan pertumbuhan dan musim (Murua et al., 2003; Yustina &
gonad antara ikan jantan dan betina. Arnentis, 2002).
Ikan nila yang tertangkap di Waduk Dalam satu tingkat kematangan
Cirata dengan TKG IV ditemukan setiap gonad (TKG), komposisi telur yang
bulan. Keadaan ini mengindikasikan bahwa dikandung ikan nila tidak seragam, tetapi
ikan nila dapat memijah setiap bulan. Ikan terdiri atas beberapa fase telur.
betina dengan TKG V ditemukan di bulan Perkembangan diameter telur meningkat
Mei dan Juli. Kondisi demikian sebagai dengan semakin meningkatnya TKG
indikator bahwa ikan betina telah memijah (Thalib, 2012). Sebaran diameter telur
sekitar bulan tersebut. Menurut Welcomme menunjukkan bahwa ikan nila melakukan
(2001) puncak pemijahan ikan-ikan di pemijahan bertahap yang diperlihatkan
daerah tropis umumnya terjadi pada musim dengan beberapa puncak pada grafik.
hujan. Kondisi adanya lebih dari satu puncak
Nilai IKG ikan nila jantan dan betina persebaran diameter telur dengan ukuran
di perairan Waduk Cirata berfluktuasi setiap 0,118-1313 (Zulfahmi, 2014). Beberapa
bulan. Keadaan demikian diperkirakan spesies ikan nila dapat memijah dua atau
sebagai indikasi dari tipe pemijahan ikan beberapa kali dalam setahun (Rustidja,
nila yang memijah sepanjang tahun. Nilai 2005). Beberapa jenis ikan cichlid memijah
IKG ikan nila di Waduk Cirata cukup besar beberapa kali selama musim pemijahan
didapatkan pada bulan Mei dan Juli. Kondisi (Chellappa et al., 2003).
demikian mengindikasikan pemijahan ikan
yang cukup banyak pada bulan-bulan KESIMPULAN
tersebut. Nilai IKG yang berbeda di setiap
lokasi diduga disebabkan oleh faktor musim, Pola pertumbuhan ikan nila adalah
pergerakan ikan dan terkait jumlah isometrik dan nilai koefisien pertumbuhan
spesimen/individu yang diperoleh. Menurut ikan nila berbeda tiap jenis kelamin dan
Lagler et al. (1977) ada dua faktor yang panjang asimtotik ikan nila betina lebih
mempengaruhi kematangan gonad yaitu besar daripada ikan gabungan (jantan dan
153
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155
betina) dan ikan jantan. Nisbah kelamin ikan "wesafu": an ecotype cichlid of epe-
nila selama pengamatan antara ikan jantan lagoon, in Lagos State, Negeria.
dan ikan betina adalah 1:1,1. Ukuran Pakistan Joumal of Nutrition 7(5),
pertama kali matang gonad ikan nila jantan 686-588. Bone Q, Moore RH. 2008.
lebih besar daripada ikan betina. Ikan nila Biology of fishes. Third Edition. New
pertama kali matang gonad pada ukuran 209 York: Taylor dan Prancis group.
mm (jantan) dan 179 mm (betina). Nilai IKG Chellappa, S., Camara, M., Beveridge,
ikan betina lebih besar daripada ikan jantan. M.C.M., Chellappa, N.T.,
Pemijahan ikan nila terjadi setiap bulan, Huntingford, F.A., 2003.
sementara puncak pemijahan ikan nila Reproductive ecology of a
terjadi pada bulan Mei dan Juli. Fekunditas neotropical cichlid fish, Cichla
ikan nila berkisar antara 1636.603 sampai monoculus (Osteichthyes:
5068.739 butir telur, dengan pola sebaran Cichlidae). Braz. J. Biol 63(1): 17-
telur yang menggambarkan bahwa ikan nila 26.
bersifat pemijahan parsial spawner. Tingkat Correia, A.T., Manso, S., Coimbra, J., 2009.
eksploitasi ikan nila telah melebihi Age, growth, and reproductive of
eksploitasi optimum suatu sumberdaya European conger eel (Conger
perikanan. conger) from the Atlantic Ilberian
Water. J. Fish Res., 99:196-202.
DAFTAR PUSTAKA Djumanto, Probosunu, N., 2011.
Biodiversitas sumber daya ikan di
Adayemi, S.O., Bankolo, N.O., Adikwu, hulu Sungai Opak. J.
I.A., Akombu, P.M., 2009 Age, IktiologiIndonesia. 11 (1):1-10.
growth and mortality of some Effendie, M.I., 1979. BiologiPerikanan.
commercially important fish species Yogyakarta: Yayasan Pustaka
in Gbedikere Lake, Kogi State Nusatama.
Nigeria. J. Res. India Pub., 1:45-51 Gulland, J.A., 1971. The fish resources of
Bal, D.V., Rao, K.V., 1984. Marine the ocean. West Byfleet, Surrey,
Fisheries. New Delhi: Tata McGraw Fishing News (Books), Ltd. 225 p.
Hill Publishing Company United. Gustiano, R., Arifin, O.Z., Nugroho, E.,
Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC). 2008. Pelepasan varietas nila
2004. Hasil sensus kolam jaring Balitanwar. Balai riset perikanan
apung Waduk Cirata Tahun 2003. budidaya air tawar, pusat riset
BPWC, Jawa Barat. perikanan budidaya air tawar,
Beaven, U., Muposhi, E., 2012. Aspects of a Departemen Kelautan dan Perikanan
Monosex Population of Oreochromis RI.
Niloticus Fingerlings Produced Kordi, G.M.H., 2000. Budidaya Ikan Nila di
Using 17- Methyl Testosterone Tambak System Monosex Kultur.
Hormone. J Aquacult3:3. Semarang: Effhar dan Dahara Prize.
Beverton, R.J.H., dan Holt, S.J., 1957. On Kusnadi, T., Bani, W.K., 2007. Budidaya
dynamycs of exploited fish Ikan Nila. Jakarta: PT Setia Purna
population. London: Her Majestys Inves.
Statinery Office. 533p. Lagler, K.F., Bardach, J.E., Miller, R.H.,
Biswas, A.K., Tetsuro, M., Goro, Y., Masasi Passino, RM., 1977. Ichthiology.
M., Toshio T., 2005. Control of Canada: Jhon WileySons Inc.
reproduction in Nile Tilapia Toronto.
(Oreochromis niloticus L.) by Mendozaa, C.A., McAndrewa, B.J., Coward,
photoperiod manipulation. Bromage, N., 2004. Reproductive
Aquaculture. 243: 229-239. response of Nile tilapia
Bombata, H.A.F., Somatun, A.O., 2008. The (Oreochromis niloticus) to
effect of lyophilized goat testes meal photoperiodic manipulation; effects
asfirst feed on the growth of on spawning periodicy, fecundity
154
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155
and egg size. Aquaculture, 231 : 299- Spare, P., & Venema, S.C., 1999. Introduksi
314. pengkajian stok ikan tropis.
Murua, H., Rey, F.S., 2003. Female Terjemahan dari buku Introduction to
reproductive strategies of marine fish tropical fish stock assessment. 376
species of the North Atlantic. J hal.
Northw Atl Fish Sci 33:23-31. Steel, R.G.D.,Torrie, J.H., 1980. Prinsip dan
Nielsen, L.A.D.L., Johnson and Lampton, prosedur statistika. Jakarta (ID):
S.S., 1983. Fisheries technique. [Terjemahandari Principles and
Conoco inc. American fisheries procedures of statistics]. Sumantri B
society bethesda. Maryland. 351 p. (penerjemah).
Nikolsky, G.V., 1963. The Ecology of Jakarta:PTGramediaPustakaUtama.
Fishes.New York: Academic Press. Stickney, R.R., 1979. Principles of Warm
Oymak, S.A., Solak, V., Unlu, E., 2000. Water Aquaculture. New York: John
Some biological characteristics of willey and Son.
Silurus triostegus Heckel, 1843. Sulistiono. 2011. Reproduksi Ikan Rejung
From Ataturk Dame Lake (Turkey). (Sillago Sihama Forsskal) di Perairan
Turk J Zool. 25:139-148. Mayangan, Subang, Jawa Barat.
Phelps, R.P., Popma, T.J., 2000. Sex Jurnal Iktiologi Indonesia 11(1):55-
reversal of Tilapia.In BA. Costa 65.
Pierce and Rakocy JE, eds. Tilapia Thalib, E., 2012. Kajian fisiologi reproduksi
Aquaculturein the Americas. The Ikan Nila Merah (Oreochromis
World Aquaculture Society, Baton sp.)setelahpemberian hormon
Rouge, Louisiana, United States,Vol. tiroksin dan dipelihara pada beberapa
(2):3459. media salinitas [tesis]. Bogor (ID):
Rinco, P.A., Hughesand, N.F., Grossman, Institut Pertanian Bogor.
G.D., 2000. Landscape approaches to Welcomme, R.L., 2001. Inland Fisheries,
stream fish ecology, mechanistic Ecology, and Management.
aspects of habitat selection and London:Fishing News Book, A
beharvioral ecology. Introduction division of Blackwell Science. 358 h.
and commentary. Ecology of www.fishbase.org.[15 Juli 2011].
Freshwater Fish. 9:1-3 Yustina, Arnentis. 2002. Aspek Reproduksi
Rustidja. 2005. Breeding dan reproduksi Ikan Kapiet (Puntius schwanefeldi
hewan air pemijahan ikan-ikan Bleeker) di Sungai Rangau-Riau
tropis. [tesis]. Fakultas Perikanan dan Sumatera. Jurnal Matematika dan
Ilmu Kelautan. Universitas Sains 7(1):5-14.
Brawijaya. Zulfahmi, I., 2014. Toksisitas merkuri dan
Shalaby, A.M.E., Ashraf, A.R., Yassir, pengaruhnya terhadap histologi ikan
A.E.K., 2007. Sex Reserval of /nile nila (Oreochromis niloticus). [tesis].
Tilapia Fry Using Different Doses of Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
17-Metyltestosteron at Different
Dietary Protein Levels. Central
Laboratory for Aquaculture
Research, Abbassa, Abo-Hammad,
Sharkia Governorate, Egypt.
155
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155
156
PETUNJUK BAGI PENULIS