Вы находитесь на странице: 1из 17

ISSN 0854-8390

LIMNOTEK
LIMNOTEK
Perairan
Perairan Darat
Darat Tropis
Tropis di Indonesia
di Indonesia

Volume 22, Nomor 2, Desember 2015 Nomor Akreditasi : 659/AU3/P2MI-LIPI/07/2015

Helmy Murwanto, dan Ananta Purwoarminta


Rekonstruksi Danau Purba Borobudur dengan Pendekatan Spasiotemporal ....................... 106-117
Livia Rossila Tanjung
Moluska Danau Maninjau: Kandungan Nutrisi dan Potensi Ekonomisnya ......................... 118-128
Sulastri, Syahroma Husni Nasution, dan Sugiarti
Konsentrasi Unsur Hara dan Klorofil-a di Danau Towuti, Sulawesi Selatan ...................... 129-143
Sri Wahyuni, Sulistiono, dan Ridwan Affandi
Pertumbuhan, Laju Eksploitasi, dan Reproduksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
di Waduk Cirata, Jawa Barat ................................................................................................ 144-155
Agus Arifin Sentosa, dan Hendra Satria
Karakteristik Limnologis Lahan Basah di Distrik Kimaam Pulau Dolak, Merauke,
Papua pada Musim Peralihan, Mei 2014 .............................................................................. 156-169
Fifia Zulti, dan Sugiarti
Fluktuasi pH, Oksigen Terlarut dan Nutrien di Danau Towuti ............................................ 170-177
Reliana Lumban Toruan
Komposisi Zooplankton pada Periode Air Surut di Danau Paparan Banjir: Studi Kasus
Danau Tempe, Indonesia ...................................................................................................... 178-188
Nofdianto dan Hasan Fauzi
Sistem Resirkulasi Aquaponik untuk Pengendalian Kelebihan Nutrien di Perairan:
Laju Serap dan Penyisihan Nutrien oleh beberapa Jenis Sayuran ........................................ 189-197
Irin Iriana Kusmini, Rudhy Gustiano, Gleni Hasan Huwoyon, dan Fera Permata Putri
Perbandingan Pertumbuhan Ikan Nila Best F6, Nila Best F5 dan Nila Nirwana pada
Pendederan I-III di Jaring Apung Danau Lido ..................................................................... 198-207
Aida Sartimbul, Mujiadi, Hartanto, Seto Sugianto Prabowo Rahardjo, dan Antonius Suryono
Analisis Kapasitas Tampungan Danau Sentani untuk Mengetahui Fungsi Detensi dan
Retensi Tampungan .............................................................................................................. 208-226

PUSAT PENELITIAN LIMNOLOGI


LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
MAJALAH LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia merupakan penerbitan
berkala ilmiah di bidang limnologi dan kajian sumber daya perairan darat lainnya, yang
terakreditasi sesuai dengan SK Kepala LIPI No. 659/AU3/P2MI-LIPI/07/2015, tentang
Akreditasi Majalah Ilmiah LIMNOTEK, Perairan Darat Tropis di Indonesia. Diterbitkan
dua kali setahun oleh Pusat Penelitian Limnologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Majalah ini diharapkan dapat berfungsi sebagai wahana diseminasi dan komunikasi hasil-
hasil penelitian dan pengembangan sumber daya perairan darat, khususnya di Indonesia.
Susunan Dewan Redaksi LIMNOTEK Perairan Darat Tropis di Indonesia berdasarkan
SK Kepala LIPI Nomor 3/E/2015 adalah :

Pemimpin Redaksi : Drs. Tjandra Chrismadha, M.Phill.

Anggota : Dr. R. Gunawan Pratama Yoga, M.Sc.


Dr. Jojok Sudarso, M.Si.
Dr. Sekar Larashati, M.Si.
Dr. Hidayat, M.Sc.
Dr. Apip, M.Sc.
Dr. Yustiawati, M.Sc.

Sekretariat : Kodarsyah, M.Kom.


Taofik Jasaalesmana, M.Si.
Mey Ristanti Widoretno, S.P.
Saepul Mulyana, A.Md.

Alamat Redaksi : Pusat Penelitian Limnologi LIPI


Kompleks LIPI Cibinong
Jl. Raya Jakarta-Bogor km. 46
Cibinong 16911, Bogor Jawa Barat, Indonesia
Tlp. 021 8757071-3
Fax. 021 8757076
Email : limnologi.tropis@limnologi.lipi.go.id
Url : https://www.limnotek.or.id/
Ucapan terima kasih kepada reviewer

LIMNOTEK
Perairan Darat Tropis di Indonesia
Volume 22, Nomor 2, Desember 2015

Dr. Luki Subehi, M.Sc.


(Pusat Penelitian Liomnologi LIPI / Pakar Hidroklimatologi)

Drs. M. Fakhrudin, M.Si.


(Pusat Penelitian Liomnologi LIPI / Pakar Hidrologi)

Dr. Fauzan Ali


(Pusat Penelitian Liomnologi LIPI / Pakar Budidaya Fisiologi)

Dr. Livia Rossila Tanjung


(Pusat Penelitian Liomnologi LIPI / Pakar Biologi Sel dan Biokimia)

Andi Kurniawan, S.Pi.,


(Universitas Brawijaya Malang / Pakar Sumber Daya Hayati Perairan)
Wahyuni,
LIMNOTEKet al../ (2015)
LIMNOTEK
22 (2) :2015
144 22 (1) :
155

PERTUMBUHAN, LAJU EKSPLOITASI, DAN REPRODUKSI


IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT

Sri Wahyuni a, Sulistiono b, dan Ridwan Affandi b


a
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan, F-PIK IPB
b
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, F-PIK IPB
E-mail: sriwahyunihmi@yahoo.com
Diterima: 13 Januari 2015, Disetujui: 9 Juli 2015

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa aspek pertumbuhan dan
reproduksi ikan nila (Oreochromis niloticus) di Waduk Cirata. Pengambilan ikan
contoh dilakukan pada bulan Februari sampai Juli 2012, dari hasil tangkapan nelayan
dengan mengunakan jaring apung ukuran mata jaring 1, 1.5, 2, 2.5, 3, dan 3.5 inchi.
Analisis yang digunakan yaitu hubungan panjang bobot, faktor kondisi, pertumbuhan,
mortalitas, laju eksploitasi, nisbah kelamin, ukuran pertama kali matang gonad,
tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan diameter telur.
Ikan nila yang diperoleh selama penelitian berjumlah 168 ekor yang terdiri atas 80
ekor ikan jantan dan 88 ekor ikan betina. Pertumbuhan ikan nila adalah isometrik.
Faktor kondisi tertinggi ikan betina di Stasiun I dan ikan jantan di Stasiun VI di bulan
Februari. Persamaan pertumbuhan von Bertalanffy gabungan jantan dan betina Lt=
301,88 (1-e(-0,73(t+0,12)). Laju mortalitas total (Z) ikan sebesar 2,8873 tahun-1dengan laju
eksploitasi sebesar 0,79. Nisbah kelamin yang diperoleh selama penelitian adalah 1:1.
Ikan nila pertama kali matang gonad pada selang panjang 179 mm (jantan) dan 209
mm (betina). Fekunditas ikan nila berkisar 1636,603 sampai 5068,739 butir telur.
Berdasarkan distribusi telur, ikan nila termasuk tipe memijah bertahap.
Kata kunci : laju eksploitasi , nila (Oreochromis niloticus), pertumbuhan, reproduksi,
Cirata.

ABSTRACT
GROWTH, EXPLOITATION RATE, AND REPRODUCTION OF TILAPIA
FISH (OREOCHROMIS NILOTICUS) IN CIRATA RESERVOIR, WEST
JAVA. This study aims to analyze some aspects of tilapia fish (Oreochromis niloticus)
growth and reproduction. Samples were collected from February to July 2012 from
Cirata reservoir. Fish samples were obtained using gillnet with mesh size of 1, 1.5, 2,
2.5, 3, and 3.5 inches. Analysis was conducted on length-weight relationship,
condition factor, growth, mortality, exploitation, sex ratio, gonad maturity, gonad
maturity index, fecundity, and oocyte diameter. Total number of fish sample was 168
individuals consisted of 80 males and 88 females. The growth patern of nila was
isometric. The highest condition factors of females found at station I and male at
station IV in February. The von Bertalanffly growth functions Lt=301.88 (1-e(-
0.73(t+0.12)
). The total mortality rate of tilapia was 2.8873 year-1 with exploitation rate
was 0.79. Sex ratio of tilapia was around 1:1. First mature gonad of male and female
tilapia fish was 179 mm and 209 mm. Fecundity of tilapia ranged from 1636.603 to
5068.739 eggs. Based on the oocyte distribution, tilapia was estimate as a partial
spawner.
Keywords : exploitation rate, growth, reproduction, tilapia (Oreochromis niloticus),
Cirata.

144
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155

PENDAHULUAN METODE

Waduk Cirata merupakan salah satu Penelitian ini mewakili kondisi


waduk dari kaskade tiga waduk di daerah musim kemarau dan dilaksanakan pada
aliran sungai Citarum. Waduk Cirata terletak bulan Februari sampai bulan Juli 2012 di
diantara dua waduk lainnya, yaitu Waduk Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur, Propinsi
Saguling di bagian hulu dan Waduk Jawa Barat dengan menggunakan metoda
Jatiluhur di bagian hilir. Waduk Cirata survei dan pengamatan di Laboratorium.
menjadi habitat beragam jenis sumber daya Stasiun pengambilan ikan contoh dibagi
perikanan. Salah satu sumberdaya perikanan enam stasiun (Gambar 1), yaitu:
yang ada di waduk tersebut adalah ikan nila
(Oreochromis niloticus). Stasiun : DAM dan pertanian penduduk.
Ikan nila merupakan ikan asing dan 1
salah satu komunitas unggulan perikanan Stasiun : Kecamatan Maniis, daerah
yang memiliki potensi cukup baik untuk 2 genangan (lakustrin) dan
dikembangkan. Menurut Biswas et al. budidaya KJA.
(2005), ikan nila merupakan salah satu ikan Stasiun : Desa Maleber, mendapat
ekonomis di dunia. Ikan ini adalah salah satu 3 masukan dari Sungai Cikundul,
ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di daerah budidaya KJA dan
masyarakat (Gustiano et al., 2008). pertanian penduduk.
Beberapa kelebihan yang dimiliki ikan ini Stasiun : Desa Jatinengang, daerah
adalah mudah berkembang biak, 4 transisi dan daerah budidaya
pertumbuhan cepat, toleran terhadap kondisi KJA
lingkungan, struktur daging tebal, disukai Stasiun : Kecamatan Raja Mandala,
masyarakat, mudah dibudidayakan (Phelps 5 daerah aliran air masuk
& Popma, 2000; Shalaby et al., 2007; (riverin) Sungai Citarum (inlet)
Bombata & Somatun, 2008). dan daerah budidaya KJA.
Pengelolaan perikanan bertujuan Stasiun : Desa Tegal Datar, merupakan
untuk meningkatkan produksi ikan dan 6 perwakilan bagian tengah hulu
memeliharanya pada tingkat hasil yang dari Waduk Cirata (outlet),
stabil mendekati produksi optimumnya daerah budidaya KJA.
(Hasri et al., 2011). Oleh karena itu data dan
informasi mengenai pertumbuhan, laju Pengambilan ikan contoh dilakukan
eksploitasi dan reproduksi sangat diperlukan satu kali setiap bulan pengamatan. Alat yang
untuk optimalisasi pemanfaatan sumber daya digunakan adalah jaring insang dngan
ikan tersebut pada suatu perairan. Penelitian ukuran mata jaring 1, 1,5, 2, 2,5, 3, dan 3,5
ini bertujuan untuk meneliti beberapa aspek inchi, yang dipasang jam 17:00 dan diangkat
pertumbuhan, laju eksploitasi dan biologi jam 06:00. Ikan yang tertangkap diawetkan
reproduksi ikan nila di Waduk Cirata. dalam larutan formalin 10 % dan
Informasi ini penting sebagai dasar dikelompokkan berdasarkan lokasi
pengelolaan ikan nila di Waduk Cirata. Hasil penangkapannya. Panjang total ikan contoh
dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi diukur dari ujung kepala terdepan sampai
dasar dalam usaha pengelolaan ikan nila di sirip ekor paling belakang menggunakan
Waduk Cirata. penggaris. Bobot tubuh menggunakan
timbangan digital ketelitian 0.0001 gram.

145
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155

Gambar1Peta lokasi penelitian di WadukCirata.

Analisis ikan dilakukan di Penentuan estimasi laju pertumbuhan


Laboratorium Ekobiologi Ikan, Institut berdasarkan ekspresi panjang menggunakan
Pertanian Bogor. Analisis histologi model von Bertalanffly (Sparre & Venema,
dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, 1999). Koefisien pertumbuhan (K) dan
Institut Pertanian Bogor. Ikan contoh yang panjang teoritis (L) diduga berdasarkan
telah dibedah diamati bagian gonadnya hasil perhitungan dengan menggunakan
untuk menetapkan jenis kelaminnya, dan metode ELEFAN I yang terdapat dalam
dihitung fekunditas serta diameter telurnya. program FiSAT II. Pertumbuhan ikan
Data pengukuran panjang bobot ikan dinyatakan dalam persamaan pertumbuhan
nila dianalisis untuk mengetahui sifat von Bertalanffly sebagai berikut:
pertumbuhan ikan (Effendie, 1979), apakah Lt L (1 e K (t t0 ) )
isometrik (b=3) atau alometrik (b3),
dengan menggunakan rumus: Dimana:
Lt = merupakan panjang ikan pada
Dimana: umur ke-t (satuan waktu),
W = merupakan bobot ikan (g), L = merupakan panjang maksimum
L = merupakan panjang total (mm), secara teoritis (panjang asimtotik),
a dan b = konstanta. K = merupakan koefisien pertumbuhan
Nilai konstanta b yang diperoleh dari (t 1 ),
persamaan tersebut di atas selanjutnya diuji t0 = umur teoritis ikan pada panjang nol
ketepatannya terhadap nilai b=3 (tahun)
menggunakan uji t. Umur teoritis ikan pada saat panjang
Faktor kondisi dihitung dengan sama dngan nol dapat diduga secara terpisah
menggunakan Ponderal index. Pada menggunakan persamaan empiris Pauly:
pertumbuhan isometrik (b=3) faktor kondisi Log (t0) = -0,3922 - 0,2752 Log L - 1,038
(Kt) dihitung mrnggunakan rumus (Effendi, Log K
1979), dimana Penentuan mortalitas total dengan
Kt = merupakan faktor kondisi,
menggunakan teknik Kuosien Z/K dan
W = merupakan bobot tubuh (gram), modifikasinya dikembangkan oleh Boverton
L = adalah Panjang total (mm). & Holt (1956) dalam Sparre & Venema
10 5 W (1999).
Kt=
L3
146
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155

Dimana: Pengujian nisbah kelamin menggunakan uji


K = merupakan koefisien pertumbuhan Chi-Square (Steel & Torrie 1991) dengan
pada persamaan von Bertalanffy, formula:
L = merupakan panjang asimtotik pada
persamaan pertumbuhan von
Bertalanffy, Dimana:
= merupakan rata-rata panjang ikan X2 = merupakan sebuah nilai bagi yang
dalam kelompok umur tertentu, sebaran penarikan contohnya
Lc = merupakan panjang ikan pertama menghampiri chi-square,
tertangkap alat, Oi = jumlah fekuensi ikan jantan dan
L = merupakan panjang ikan terkecil betina yang teramati,
dalam sampel dengan jumlah sudah Ei = jumlah frekuensi harapan.
dapat diperhitungkan. Gonad ikan yang telah dikeluarkan
Laju mortalitas alami (M) diduga dari tubuh ikan diamati tingkat kematangan
menggunakan rumus empiris Pauly (1980) gonadnya secara morfologi yang didasarkan
dalam Sparre & Venema (1999), yaitu pada Effendie (1979). Tingkat kematangn
menggunakan adanya pengaruh suhu rata- gonad dikemukakan pada Tabel 1.
rata tahunan (T) terhadap laju mortalitas Pendugaan ikan pertama kali matang
alami ikan dimana: gonad terhitung dengan menggunakan
M = adalah mortalitas alami, metode Sperman-Karber (Udupa, 1986)
K = adalah koefisien pertumbuhan pada sebagai berikut:
persamaan von Bertalanffy,

L = merupakan panjang asimtotik pada
persamaan pertumbuhan von dimana:
Bertalanffy, M = adalah Log panjang ikan pertama
T = merupakan rata-rata suhu kali matang gonad ,
o
permukaan air ( C). Xk = logaritma nilai tengah pada saat
ikan matang gonad 100%,
ln M = -0,0152-0,279 ln L + 0,6543 ln K + X = merupakan rata-rata selisih
0,463 ln T dimana M = e(lnM) logaritme nilai tengah,
Laju mortalitas penangkapan (F) Pi = merupakan ri/ni, ri merupakan
ditentukan dengan : jumlah ikan matang gonad pada kelas ke i,
F=ZM ni merupakan jumlah ikan total
Laju eksploitasi ditentukan dengan Indeks kematangan gonad dianalisis
membandingkan mortalitas penangkapan (F) dengan menggunakan rumus yang diuraikan
terhadap mortalitas total (Z) (Pauly, 1984) oleh Effendie (1979), dimana:
IKG = merupakan indeks kematangan
gonad,
Dengan asumsi bahwa nilai optimum F Bg = merupakan bobot gonad (gram),
dari stok ikan yang dieksploitasi (Fopt) B = adalah bobot tubuh (gram).
sebanding dngan mortalitas alaminya (M), IKG = x 100
maka eksploitasi optimum (Eopt) yang
Fekunditas ikan ditentukan dengan
diharapkan sama dengan 0,5 (Gulland 1971).
menggunakan metode gravimetrik (Effendie,
Nisbah kelamin dianalisis dengan
1979), dimana:
membandingkan jumlah ikan jantan dengan
F = adalah fekunditas (butir),
rumus Effendie (1979), dimana X adalah
G = merupakan bobot gonad (gram),
nisbah kelamin, M adalah jumlah ikan jantan
g = merupakan bobot sub gonad
(ekor), dan F adalah jumlah ikan betina
(gram),
(ekor).
X = adalah jumlah telur contoh (butir).

147
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155

Tabel1. Struktur anatomi gonad (Effendie, 1979)


TKG Betina Jantan
I Ovari seperti benang, panjang sampai Testes seperti benang, lebih pendek
kedepan rongga tubuh. Warna jernih. (terbatas) dan terlihat ujungnya di rongga
Permukaan licin. tubuh. Warna jernih.
II Ukuran ovary lebih besar. Warna Ukuran testes lebih besar. Pewarnaan
lebih gelap kekuning-kuningan. Telur putih seperti susu. Bentuk lebih jelas
belum terlihat jelas dengan mata. daripada tingkat 1.
III Ovari bewarna kuning. Secara Permukaan testes tampak bergerigi.
morpologi, telur mulai kelihatan Warna makin putih, testes makin besar.
butirnya dengan mata. Dalam keadaaan diawetkan mudah putus.

IV Ovari makin besar, telur berwarna Seperti pada tingkat III tampak lebih
kuning, mudah dipisahkan. Butir jelas. Testes semakin pejal.
minyak tidak tampak, mengisi 1/2-2/3
rongga perut, usus terdessak.
V Ovary berkerut, dinding tebal, butir Testes bagian belakang kempis dan di
telur sisa terdapat di dekat pelepasan. bagian dekat pelepasan masih berisi.
Banyak telur seperti pada tingkat II.

Diameter telur diukur dari gonad Hasil regresi antara panjang-bobot ikan nila
yang mempunyai TKG IV. Pada setiap diperoleh nilai W=0,000003L2,966 dengan
gonad diambil masing-masing sebanyak 100 R2=0,912 (Gambar 2). Hubungan panjang
butir dari tiga bagian yang berbeda yaitu dan berat ikan nila selama penelitian
bagian lobus anterior, median, dan posterior. disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan hasil
Telur kemudian diletakkan berjajar di atas regresi ini dapat dinyatakan bahwa
gelas objek, lalu diamati dengan pertumbuhan ikan nila adalah isometrik
menggunakan mikroskop yang dilengkapi yang artinya pertumbuhan panjang seimbang
dengan mikrometer objektif. Sebaran ukuran dengan pertumbuhan bobot. Hasil ini
diameter digunakan untuk menentukan pola diperkuat juga dengan hasil uji t, pola
pemijahan ikan. pertumbuhan ikan nila jantan dan betina di
Waduk Cirata bersifat isometrik (thitung<ttabel)
Hasil yang berarti pertambahan berat selama
Pola Pertumbuhan pengamatan sejalan dengan pertambahan
Pola pertumbuhan ikan nila dianalisis panjang ikan nila.
berdasarkan hubungan panjang bobotnya.

Gambar 2. Hubungan panjang-berat ikan nila.

148
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155

Tabel 2. Pola pertumbuhan berdasar hubungan panjang berat ikan nila


Pola
Ikan Nila Persamaan a b R2
Pertumbuhan
Betina (B) W=4X10-5 L2.890 4X10-05 2,890 0,920 Isometrik

Jantan (J) W=1X10-5 L3.104 1X10-05 3,104 0,905 Isometrik

J dan B W=3X10-5 L2.966 3X10-05 3,062 0,912 Isometrik

Faktor Kondisi
Faktor kondisi menggambarkan sedangkan ikan nila betina di stasiun DAM
kesehatan ikan. Faktor kondisi ikan nila nilai faktor kondisinya lebih tinggi daripada
berdasarkan waktu penelitian dapat dilihat stasiun yang lainnya, stasiun Maniis sampai
pada Gambar 3. Tegal Datar mengalami penurunan. Hal ini
Berdasarkan waktu penelitian, faktor menandakan bahwa ikan nila memiliki
kondisi ikan nila betina di bulan Februari variasi makanan yang tinggi. Nilai faktor
sampai April mengalami penurunan kondisi rata-rata untuk ikan nila jantan lebih
kemudian naik lagi pada bulan Mei sampai besar daripada ikan betina kecuali di stasiun
Juli. Faktor kondisi ikan betina lebih besar DAM yang lebih besar faktor kondisi ikan
daripada ikan jantan, hal ini menunjukkan betinanya yaitu 2,621,17. Faktor kondisi
bahwa ikan betina lebih gemuk ikan jantan lebih besar daripada ikan
dibandingkan ikan jantan. Nilai faktor betina, hal ini menunjukkan bahwa ikan
kondisi baik pada ikan jantan maupun betina jantan lebih gemuk dibandingkan ikan
tertinggi terjadi pada bulan Februari. betina. Nilai faktor kondisi baik pada ikan
Fluktuasi nilai faktor kondisi pada ikan jantan maupun betina tertinggi di stasiun
jantan dan betina tiap waktu dapat DAM.
disebabkan oleh ketersediaan makanan di
perairan. Parameter Pertumbuhan
Berdasarkan lokasi penelitian, ikan Parameter pertumbuhan K, L, dan t0
nila jantan pada setiap stasiun tidak ikan nila berdasarkan stasiun penelitian
mengalami perbedaan secara signifikan dapat dilihat pada Tabel 3.

Gambar 3. Faktor kondisi ikan nila.

149
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155

Tabel 3. Parameter pertumbuhan K, L, dan t0 ikan nila jantan, betina dan gabungan
Parameter Jantan Betina Jantan dan Betina
R 0,85 0,86 0,85
K (tahun -1) 0,46 1,10 0,73
L (mm) 289,80 337,58 301,88
T0 (tahun) -0,19 -0,07 -0,12

Nilai L atau nilai rata-rata panjang Ikan nila jantan dan betina dengan
ikan yang sangat tua atau lebih tepatnya TKG I-V, jarang dapat ditemukan tiap bulan,
umur yang tidak terbatas untuk ikan jantan namun demikian TKG IV cukup banyak
yaitu 289,8 mm, sedangkan L ikan betina ditemukan pada bulan Mei dan TKG V
337,58 mm dan L ikan gabungan 301,88 ditemukan pada bulan Mei dan Juli. Kondisi
mm. Nilai koefisien pertumbuhan atau demikian merupakan indikator ikan betina
parameter yang menentukan seberapa cepat telah memijah sekitar bulan tersebut.
ikan mencapai L (panjang asimtotik) untuk Tingkat kematangan gonad ikan nila di
ikan jantan 0,46 tahun-1, betina 1,10 tahun-1, Waduk Cirata setiap bulan dapat dilihat
dan gabungan 0,73 tahun-1. Persamaan pada Gambar 4.
pertumbuhan von Bertalanffly ikan jantan Indeks kematangan gonad ikan nila
diperoleh Lt= 289,80 (1-e(-0,46(t+0,19)), ikan setiap bulannya bervariasi baik pada ikan
betina Lt=337,58 (1-e(-1,10(t+0,07)), dan jantan maupun ikan betina (Gambar 5). Ikan
gabungan Lt= 301,88 (1-e(-0,73(t+0,12)). jantan mempunyai IKG dengan kisaran lebih
kecil daripada ikan betina. Ikan jantan
Mortalitas dan laju eksploitasi mempunyai nilai IKG teringgi pada bulan
Laju mortalitas total (Z) ikan nila April sedangkan ikan betina mempunyai
2,8873 tahun-1, dengan laju mortalitas alami nilai IKG tertinggi pada bulan Mei dan Juli.
(M) 0,6001 tahun-1dan mortalitas Kisaran fekunditas dan ukuran ikan
-1
penangkapan (F) 2,2872 tahun (Tabel 4). nila berdasarkan stasiun penelitian tersaji
Berdasarkan nilai-nilai tersebut maka laju pada Tabel 5.
eksploitasi ikan nila di Waduk Cirata 0,79 Fekunditas yang diperoleh selama
yang menunjukan bahwa sudah berada di penelitian bervariasi. Fekunditas ikan nila
atas nilai optimum. TKG IV berkisar 1636,603 sampai 5068,739
butir telur. Fekunditas di Raja Mandala
Reproduksi cenderung lebih tinggi dibandingkan
Perbandingan rasio kelamin ikan jantan dan fekunditas di stasiun yang lain. Hal tersebut
betina berdasarkan periode pengamatan berkaitan dengan ikan-ikan yang tertangkap
untuk ikan nila adalah 1:1,1 atau 47,61% di Raja Mandala berukuran lebih berat
jantan dan 52,38% betina. Dengan dibandingkan dengan stasiun yang lainnya.
melakukan uji Chi-square diperoleh X2hitung Hal tersebut mempertegas bahwa ukuran dan
< X2tabel yang artinya bahwa populasi ikan berat tubuh mempengaruhi fekunditas ikan.
jantan dengan ikan betina seimbang. Ikan Meningkatnya ukuran panjang dan berat
nila jantan mencapai pertama kali matang akan meningkatkan ukuran gonad dan
gonad pada ukuran 209 mm, sedangkan akhirnya meningkatkan fekunditas.
untuk betina 179 mm.

Tabel 4. Laju mortalitas total (Z), laju mortalitas alami (M), mortalitas penangkapan (F) dan
laju eksploitasi (E) ikan nila jantan, betina dan gabungan.
Parameter Jantan Betina Jantan dan Betina
M 0,4485 0,7605 0,6001
F 1,1380 3,0398 2,2872
E 0,7173 0,7999 0,7922
Z 1,5865 3,8003 2,8873
150
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155

a b

Gambar 4. Persentase tingkat kematangan gonad ikan nila jantan (a) dan betina (b) setiap
bulan.

a b

Gambar 5. Nilai indeks kematangan gonad ikan nila jantan (a) dan betina (b)

Tabel 5 Kisaran panjang total dan fekunditas ikan nilaTKG IV berdasarkan stasiun penelitian
Lokasi Fekunditas Ukuran (L)

DAM - -
Manis 25991807 220-240
Maleber 16361138 133-300
Jatinengang - -
Raja Mandala 50682983 180-190
TegalDatar - -

Sebaran diameter telur ikan nila dikeluarkan di waktu pemijahan berikutnya.


TKG IV berdasarkan lokasi pengamatan Keadaan demikian menunjukkan bahwa pola
menunjukkan bahwa pemijahannya parsial pemijahan ikan nila di Waduk Cirata adalah
spawner, artinya kelompok ikan ini pemijah bertahap. Ikan-ikan yang tergolong
gonadnya memiliki ukuran telur yang dalam parsial spawner biasanya memiliki
beragam dan dikeluarkan secara parsial ukuran diameter besar. Sebaran diameter
apabila sudah matang, dan sebagian telur telur ikan nila TKG IV dapat dilihat di
lainnya yang belum matang akan Gambar 6.

151
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155

Gambar 6. Sebaran diameter telur ikan nila (Oreochromis niloticus)

Pembahasan Makanan. Oymak et al. (2001) menyatakan


Berdasarkan analisis hubungan bahwa faktor kondisi bervariasi menurut
panjang berat, pola pertumbuhan ikan nila pertumbuhan dan umur.
adalah isometrik. Besarnya nilai koefisien Perbedaan laju pertumbuhan ikan
ini menunjukkan bahwa pertambahan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
panjang ikan diikuti dengan pertambahan faktor internal sebagai faktor genetik yang
bobot tubuhnya. Pertumbuhan populasi secara langsung membatasi umur maksimum
spesies ikan sangat dipengaruhi oleh ikan dan ukuran tubuh ikan (Welcomme,
interaksi antara biotik dan abiotik yang 2001), dan eksternal sebagai faktor
terjadi di ekosistem (Rinco et al., 2000). lingkungan dan ketersediaan makanan di
Interaksi seluruh faktor yang berlangsung perairan (Nikolsky, 1963; Adayemi et al.,
pada tingkat yang berbeda sangat penting 2009). Correia et al. (2009) menambahkan
dan mempengaruhi perilaku biota (Djumanto koefisien pertumbuhan berbeda pada
& Prabosunu, 2011). masing-masing spesies, musim, habitat, dan
Faktor kondisi menggambarkan jenis kelamin yang berbeda. Laju
keadaan nutrisi atau kondisi baik suatu pertumbuhan (K) ikan betina lebih cepat jika
individu ikan. Ikan nila dapat tumbuh dibandingkan ikan jantan. Ikan dengan nilai
dengan baik pada bulan Februari. Pada K besar umurnya relatif singkat.
musim penghujan yang menyebabkan Laju mortalitas penangkapan ikan nila
kualitas air sangat baik dan kuantitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan laju
banyak serta ketersediaan makanan yang mortalitas alami. Laju mortalitas alami dapat
melimpah menyebabkan ikan melakukan disebabkan oleh predasi, penyakit, suhu
aktivitas pertumbuhan dan pemijahan. Hal perairan yang tinggi, dan kandungan oksigen
ini dapat menyebabkan kerapatan individu terlarut yang rendah di perairan yang dapat
ikan sangat melimpah (Djumanto & menyebabkan mortalitas ikan secara
Prabosunu, 2011). mendadak (Welcome, 2001). Laju
Data faktor kondisi berdasarkan lokasi eksploitasi ikan nila yang besar
pengamatan menunjukkan, nilai faktor diindikasikan oleh penangkapan ikan nila
kondisi ikan betina lebih besar dibandingkan yang berlangsung setiap hari dengan
ikan jantan. Perbedaan faktor kondisi ini menggunakan alat tangkap jaring ingsang
diduga dipengaruhi oleh perbedaan umur, dan pancing (wawancara pribadi dengan
kondisi lingkungan, tingkat kematangan nelayan). Alat tangkap ini berpengaruh
gonad, ketersediaan makanan dan tingkah terhadap laju eksploitasi ikan nila. Walaupun
laku. Selain itu faktor kondisi ini laju eksploitasi tinggi tetapi karena
dipengaruhi juga oleh indeks relatif pertumbuhan ikan nila cepat maka stok ikan
akan cepat pulih kembali.
152
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155

Menurut Bal & Rao (1984) nisbah faktor dalam dan luar. Faktor dalam meliputi
kelamin merupakan perbandingan ikan perbedaan jenis, umur, ukuran serta sifat
jantan dan ikan betina dalam suatu populasi. fisiologi ikan, sedangkan faktor luar adalah
Nisbah 1:1 merupakan kondisi yang ideal. makanan, suhu dan arus air.
Dalam mempertahankan kelestarian populasi Fekunditas ikan berhubungan erat
diharapkan perbandingan ikan jantan dan dengan lingkungannya yang mana spesies
ikan betina berada dalam kondisi seimbang ikan akan berubah fekunditasnya bila
(1:1) atau setidaknya ikan betina lebih keadaan lingkungannya berubah (Sulistiono
banyak (Sulistiono 2011). 2011). Berdasarkan Oymak et al. (2000)
Ukuran pertama kali matang gonad fekunditas sangat berkaitan erat dengan
ikan jantan lebih besar daripada ikan betina. panjang ikan, berat ikan dan berat gonad.
Perbedaan ukuran pertama kali matang Menurut Mendoza et al. (2004), fekunditas
gonad pada ikan jantan dengan betina ikan nila berkisar antara 243-847 butir
walaupun dalam spesies yang sama, telur/induk, 227-475 butir/individu
dikarenakan dua hal, yaitu faktor dalam (Zulfahmi, 2014), 300-1.500 butir/induk
dan faktor luar. Faktor dalam yang (Kusnadi & Bani, 2007), 300-3.000
mempengaruhinya adalah umur, ukuran dan butir/induk (Kordi, 2000; Stickney, 1979),
sifat-sifat fisiologis ikan tersebut seperti 6.000-13.000 (Beaven & Muposhi, 2012).
kemampuan adaptasi terhadap lingkunganya. Kisaran dan rata-rata fekunditas ikan nila
Sedangkan yang menjadi faktor luar adalah menjelaskan bahwa ikan nila memiliki
kelimpahan makanan di habitat. Hasil ini potensi reproduksi yang tergolong besar.
didukung oleh pernyataan Nielsen et al. Fekunditas dapat beragam di antara jenis
(1983) yang mengatakan bahwa perbedaan sebagai hasil adaptasi terhadap lingkungan
kemampuan matang gonad pertama kali habitat, umur ikan, ukuran telur, makanan,
disebabkan oleh perbedaan pertumbuhan dan musim (Murua et al., 2003; Yustina &
gonad antara ikan jantan dan betina. Arnentis, 2002).
Ikan nila yang tertangkap di Waduk Dalam satu tingkat kematangan
Cirata dengan TKG IV ditemukan setiap gonad (TKG), komposisi telur yang
bulan. Keadaan ini mengindikasikan bahwa dikandung ikan nila tidak seragam, tetapi
ikan nila dapat memijah setiap bulan. Ikan terdiri atas beberapa fase telur.
betina dengan TKG V ditemukan di bulan Perkembangan diameter telur meningkat
Mei dan Juli. Kondisi demikian sebagai dengan semakin meningkatnya TKG
indikator bahwa ikan betina telah memijah (Thalib, 2012). Sebaran diameter telur
sekitar bulan tersebut. Menurut Welcomme menunjukkan bahwa ikan nila melakukan
(2001) puncak pemijahan ikan-ikan di pemijahan bertahap yang diperlihatkan
daerah tropis umumnya terjadi pada musim dengan beberapa puncak pada grafik.
hujan. Kondisi adanya lebih dari satu puncak
Nilai IKG ikan nila jantan dan betina persebaran diameter telur dengan ukuran
di perairan Waduk Cirata berfluktuasi setiap 0,118-1313 (Zulfahmi, 2014). Beberapa
bulan. Keadaan demikian diperkirakan spesies ikan nila dapat memijah dua atau
sebagai indikasi dari tipe pemijahan ikan beberapa kali dalam setahun (Rustidja,
nila yang memijah sepanjang tahun. Nilai 2005). Beberapa jenis ikan cichlid memijah
IKG ikan nila di Waduk Cirata cukup besar beberapa kali selama musim pemijahan
didapatkan pada bulan Mei dan Juli. Kondisi (Chellappa et al., 2003).
demikian mengindikasikan pemijahan ikan
yang cukup banyak pada bulan-bulan KESIMPULAN
tersebut. Nilai IKG yang berbeda di setiap
lokasi diduga disebabkan oleh faktor musim, Pola pertumbuhan ikan nila adalah
pergerakan ikan dan terkait jumlah isometrik dan nilai koefisien pertumbuhan
spesimen/individu yang diperoleh. Menurut ikan nila berbeda tiap jenis kelamin dan
Lagler et al. (1977) ada dua faktor yang panjang asimtotik ikan nila betina lebih
mempengaruhi kematangan gonad yaitu besar daripada ikan gabungan (jantan dan
153
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155

betina) dan ikan jantan. Nisbah kelamin ikan "wesafu": an ecotype cichlid of epe-
nila selama pengamatan antara ikan jantan lagoon, in Lagos State, Negeria.
dan ikan betina adalah 1:1,1. Ukuran Pakistan Joumal of Nutrition 7(5),
pertama kali matang gonad ikan nila jantan 686-588. Bone Q, Moore RH. 2008.
lebih besar daripada ikan betina. Ikan nila Biology of fishes. Third Edition. New
pertama kali matang gonad pada ukuran 209 York: Taylor dan Prancis group.
mm (jantan) dan 179 mm (betina). Nilai IKG Chellappa, S., Camara, M., Beveridge,
ikan betina lebih besar daripada ikan jantan. M.C.M., Chellappa, N.T.,
Pemijahan ikan nila terjadi setiap bulan, Huntingford, F.A., 2003.
sementara puncak pemijahan ikan nila Reproductive ecology of a
terjadi pada bulan Mei dan Juli. Fekunditas neotropical cichlid fish, Cichla
ikan nila berkisar antara 1636.603 sampai monoculus (Osteichthyes:
5068.739 butir telur, dengan pola sebaran Cichlidae). Braz. J. Biol 63(1): 17-
telur yang menggambarkan bahwa ikan nila 26.
bersifat pemijahan parsial spawner. Tingkat Correia, A.T., Manso, S., Coimbra, J., 2009.
eksploitasi ikan nila telah melebihi Age, growth, and reproductive of
eksploitasi optimum suatu sumberdaya European conger eel (Conger
perikanan. conger) from the Atlantic Ilberian
Water. J. Fish Res., 99:196-202.
DAFTAR PUSTAKA Djumanto, Probosunu, N., 2011.
Biodiversitas sumber daya ikan di
Adayemi, S.O., Bankolo, N.O., Adikwu, hulu Sungai Opak. J.
I.A., Akombu, P.M., 2009 Age, IktiologiIndonesia. 11 (1):1-10.
growth and mortality of some Effendie, M.I., 1979. BiologiPerikanan.
commercially important fish species Yogyakarta: Yayasan Pustaka
in Gbedikere Lake, Kogi State Nusatama.
Nigeria. J. Res. India Pub., 1:45-51 Gulland, J.A., 1971. The fish resources of
Bal, D.V., Rao, K.V., 1984. Marine the ocean. West Byfleet, Surrey,
Fisheries. New Delhi: Tata McGraw Fishing News (Books), Ltd. 225 p.
Hill Publishing Company United. Gustiano, R., Arifin, O.Z., Nugroho, E.,
Badan Pengelola Waduk Cirata (BPWC). 2008. Pelepasan varietas nila
2004. Hasil sensus kolam jaring Balitanwar. Balai riset perikanan
apung Waduk Cirata Tahun 2003. budidaya air tawar, pusat riset
BPWC, Jawa Barat. perikanan budidaya air tawar,
Beaven, U., Muposhi, E., 2012. Aspects of a Departemen Kelautan dan Perikanan
Monosex Population of Oreochromis RI.
Niloticus Fingerlings Produced Kordi, G.M.H., 2000. Budidaya Ikan Nila di
Using 17- Methyl Testosterone Tambak System Monosex Kultur.
Hormone. J Aquacult3:3. Semarang: Effhar dan Dahara Prize.
Beverton, R.J.H., dan Holt, S.J., 1957. On Kusnadi, T., Bani, W.K., 2007. Budidaya
dynamycs of exploited fish Ikan Nila. Jakarta: PT Setia Purna
population. London: Her Majestys Inves.
Statinery Office. 533p. Lagler, K.F., Bardach, J.E., Miller, R.H.,
Biswas, A.K., Tetsuro, M., Goro, Y., Masasi Passino, RM., 1977. Ichthiology.
M., Toshio T., 2005. Control of Canada: Jhon WileySons Inc.
reproduction in Nile Tilapia Toronto.
(Oreochromis niloticus L.) by Mendozaa, C.A., McAndrewa, B.J., Coward,
photoperiod manipulation. Bromage, N., 2004. Reproductive
Aquaculture. 243: 229-239. response of Nile tilapia
Bombata, H.A.F., Somatun, A.O., 2008. The (Oreochromis niloticus) to
effect of lyophilized goat testes meal photoperiodic manipulation; effects
asfirst feed on the growth of on spawning periodicy, fecundity
154
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (1) : 144 155

and egg size. Aquaculture, 231 : 299- Spare, P., & Venema, S.C., 1999. Introduksi
314. pengkajian stok ikan tropis.
Murua, H., Rey, F.S., 2003. Female Terjemahan dari buku Introduction to
reproductive strategies of marine fish tropical fish stock assessment. 376
species of the North Atlantic. J hal.
Northw Atl Fish Sci 33:23-31. Steel, R.G.D.,Torrie, J.H., 1980. Prinsip dan
Nielsen, L.A.D.L., Johnson and Lampton, prosedur statistika. Jakarta (ID):
S.S., 1983. Fisheries technique. [Terjemahandari Principles and
Conoco inc. American fisheries procedures of statistics]. Sumantri B
society bethesda. Maryland. 351 p. (penerjemah).
Nikolsky, G.V., 1963. The Ecology of Jakarta:PTGramediaPustakaUtama.
Fishes.New York: Academic Press. Stickney, R.R., 1979. Principles of Warm
Oymak, S.A., Solak, V., Unlu, E., 2000. Water Aquaculture. New York: John
Some biological characteristics of willey and Son.
Silurus triostegus Heckel, 1843. Sulistiono. 2011. Reproduksi Ikan Rejung
From Ataturk Dame Lake (Turkey). (Sillago Sihama Forsskal) di Perairan
Turk J Zool. 25:139-148. Mayangan, Subang, Jawa Barat.
Phelps, R.P., Popma, T.J., 2000. Sex Jurnal Iktiologi Indonesia 11(1):55-
reversal of Tilapia.In BA. Costa 65.
Pierce and Rakocy JE, eds. Tilapia Thalib, E., 2012. Kajian fisiologi reproduksi
Aquaculturein the Americas. The Ikan Nila Merah (Oreochromis
World Aquaculture Society, Baton sp.)setelahpemberian hormon
Rouge, Louisiana, United States,Vol. tiroksin dan dipelihara pada beberapa
(2):3459. media salinitas [tesis]. Bogor (ID):
Rinco, P.A., Hughesand, N.F., Grossman, Institut Pertanian Bogor.
G.D., 2000. Landscape approaches to Welcomme, R.L., 2001. Inland Fisheries,
stream fish ecology, mechanistic Ecology, and Management.
aspects of habitat selection and London:Fishing News Book, A
beharvioral ecology. Introduction division of Blackwell Science. 358 h.
and commentary. Ecology of www.fishbase.org.[15 Juli 2011].
Freshwater Fish. 9:1-3 Yustina, Arnentis. 2002. Aspek Reproduksi
Rustidja. 2005. Breeding dan reproduksi Ikan Kapiet (Puntius schwanefeldi
hewan air pemijahan ikan-ikan Bleeker) di Sungai Rangau-Riau
tropis. [tesis]. Fakultas Perikanan dan Sumatera. Jurnal Matematika dan
Ilmu Kelautan. Universitas Sains 7(1):5-14.
Brawijaya. Zulfahmi, I., 2014. Toksisitas merkuri dan
Shalaby, A.M.E., Ashraf, A.R., Yassir, pengaruhnya terhadap histologi ikan
A.E.K., 2007. Sex Reserval of /nile nila (Oreochromis niloticus). [tesis].
Tilapia Fry Using Different Doses of Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
17-Metyltestosteron at Different
Dietary Protein Levels. Central
Laboratory for Aquaculture
Research, Abbassa, Abo-Hammad,
Sharkia Governorate, Egypt.

155
Wahyuni, et al../ LIMNOTEK 2015 22 (2) : 144 155

156
PETUNJUK BAGI PENULIS

1. I hereby declare that this submission is my own work.


(Saya/kami dengan ini menyatakan bahwa naskah yang dikirim merupakan hasil karya sendiri.)
2. I hereby stated that this manusrcipt have no plagiarism matter.
(Saya/kami dengan ini menyatakan bahwa di dalam naskah kami tidak terdapat hal-hal yang
bersifat plagiarisme.)
3. I declare the submission has no potential conflict of interest.
(Saya/kami menyatakan bahwa naskah yang kami kirimkan tidak akan menyebabkan pertentangan
atau perselisihan kepentingan.)
4. I hereby stated that this manuscript have never been previously published in any other scientific
publication and not being under reviewing process of any other scientific publication.
(Saya/kami dengan ini menyatakan bahwa naskah yang dikirim belum pernah dipublikasikan
sebelumnya dan tidak sedang dalam proses penelaahan oleh jurnal atau penerbit lainnya.
5. The submitted manuscript contains no least than 2.000 words and not exceed 10 pages A4
including figures and tables, without any appendixes.
(Naskah yang dikirim terdiri dari lebih dari 2000 kata dan tidak melebihi 10 halaman ukuran A4
termasuk gambar dan tabel, dan tanpa lampiran apapun).
6. The submitted manuscript has been written using Open Office Text Document (.odt), Microsoft
Word (.doc/.docx), or Portable Document Format (pdf).
(Naskah yang ditulis sudah menggunakan format Open Office Text Document (.odt), Microsoft
Word (.doc/.docx), atau Portable Document Format (pdf)).
7. Title already brief and concise, written in English, and not exceed 15 words.
(Judul naskah sudah cukup ringkas, dan tidak melebihi 15 kata.)
8. Abstract already brief and concise and not exceed 250 words in Bahasa Indonesia and English.
(Abstrak sudah ditulis secara ringkas dan tidak melebihi 250 kata, dalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris.)
9. Keywords are written in Bahasa Indonesia and English, between three to five phrase.
(Kata kunci sudah ditulis antara 3-5 frase, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.)
10. The manuscript structure already consist: Introduction, Method/Material, Result and Discussion,
Conclusion, Acknowledgement, and References.
(Struktur naskah sudah terdiri dari: Pendahuluan, Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan,
Ucapan Terimakasih, dan Daftar Pustaka.)
11. References are written according the writing style of LIMNOTEK. The primary references are no
less than 80% from at least ten sources and had been taken from the late ten year publications.
(Daftar pustaka sudah ditulis sesuai dengan format yang diacu LIMNOTEK Perairan Darat Tropis
di Indonesia. Pustaka utama yang diacu sudah lebih dari 80% dari sekurang-kurangnya 10 sumber
acuan terkini.)

Вам также может понравиться

  • Petunjuk Penyusunan Komponen2 RPP
    Petunjuk Penyusunan Komponen2 RPP
    Документ12 страниц
    Petunjuk Penyusunan Komponen2 RPP
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Penyusunan RPP
    Penyusunan RPP
    Документ17 страниц
    Penyusunan RPP
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Cover 1
    Cover 1
    Документ1 страница
    Cover 1
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Makalah Sejarah Perkembangan Islam
    Makalah Sejarah Perkembangan Islam
    Документ1 страница
    Makalah Sejarah Perkembangan Islam
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Anveg
    Anveg
    Документ21 страница
    Anveg
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Tabel Pengamatan
    Tabel Pengamatan
    Документ14 страниц
    Tabel Pengamatan
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • OPTIMALKAN PARENQUIM
    OPTIMALKAN PARENQUIM
    Документ23 страницы
    OPTIMALKAN PARENQUIM
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • R.M. Rendy Hidayatullah PDF
    R.M. Rendy Hidayatullah PDF
    Документ75 страниц
    R.M. Rendy Hidayatullah PDF
    Aris Sikwandi
    Оценок пока нет
  • Penyakit Radang Usus Buntu
    Penyakit Radang Usus Buntu
    Документ3 страницы
    Penyakit Radang Usus Buntu
    Randi Sukmana
    Оценок пока нет
  • Etika Sains
    Etika Sains
    Документ11 страниц
    Etika Sains
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Penentuan Luas Minimum
    Penentuan Luas Minimum
    Документ11 страниц
    Penentuan Luas Minimum
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • StrukturTumbuhan
    StrukturTumbuhan
    Документ15 страниц
    StrukturTumbuhan
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ9 страниц
    Bab I
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • 1 PB
    1 PB
    Документ7 страниц
    1 PB
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Isi
    Isi
    Документ18 страниц
    Isi
    brew_81_sbg5054
    Оценок пока нет
  • Membuat Yoghurt
    Membuat Yoghurt
    Документ3 страницы
    Membuat Yoghurt
    Purwadaksi Jati
    Оценок пока нет
  • Produksi Induk Jantan Super Ikan Nila1
    Produksi Induk Jantan Super Ikan Nila1
    Документ17 страниц
    Produksi Induk Jantan Super Ikan Nila1
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • ID Pembelajaran Model Cooperative Intergrat
    ID Pembelajaran Model Cooperative Intergrat
    Документ11 страниц
    ID Pembelajaran Model Cooperative Intergrat
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • POLAGEN DAN SIDIK JARI
    POLAGEN DAN SIDIK JARI
    Документ10 страниц
    POLAGEN DAN SIDIK JARI
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • BESARAN-SATUAN
    BESARAN-SATUAN
    Документ14 страниц
    BESARAN-SATUAN
    Heri Pratama
    Оценок пока нет
  • PEWARISAN GENETIKA
    PEWARISAN GENETIKA
    Документ8 страниц
    PEWARISAN GENETIKA
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • 1 SM
    1 SM
    Документ6 страниц
    1 SM
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Mutan Drosophila
    Mutan Drosophila
    Документ6 страниц
    Mutan Drosophila
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Golongan darah dan genetika
    Golongan darah dan genetika
    Документ5 страниц
    Golongan darah dan genetika
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Mitosis
    Mitosis
    Документ8 страниц
    Mitosis
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • Dokumentasi Genetika
    Dokumentasi Genetika
    Документ1 страница
    Dokumentasi Genetika
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет
  • 97 303 1 PB
    97 303 1 PB
    Документ8 страниц
    97 303 1 PB
    Ismail Fadlurrohman
    Оценок пока нет