Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
Anamnesis pada pasien didasarkan atas prinsip Sacred Seven yang meliputi onset,
lokasi, kualitas, kuantitas, faktor yang memperberat dan memperingan, kronologi, dan gejala
lain, serta Basic Four yang mencakup riwayat penyakit saat ini, dahulu, penyakit pada
keluarga, pengobatan, serta pribadi dan sosial. Awalnya, pasien mengeluhkan mata merah
pada kedua mata dimana mata kanan mucul terlebih dahulu 4 hari sebelum berobat. Mata
merah dikatakan muncul terus menerus yang diikuti nyeri yang berlangsung sejak 3 hari
sebelum berobat. Nyeri dikatakan disertai dengan bengkak pada kelopak mata, berair, silau
dan pandangan kabur. Pasien merasa ada yang mengganjal di mata kanannya sejak 3 hari
sebelum berobat. Keluhan dikatakan tiap harinya semakin memberat. Selain itu, pasien
mengeluh keluar kotoran berwarna merah kekuningan dan sulit membuka mata saat pagi hari.
Pasien juga mengatakan tinggal bersama teman yang memiliki keluhan yang sama,
Hal tersebut sesuai dengan teori dimana keratokonjungtivitis dikarenakan bakteri
maupun virus umumnya terjadi bilateral dengan biasanya mulai pada satu mata kemudian
mengenai mata yang sebelah melalui tangan dan dapat menyebar ke orang lain. Gejala yang
dikeluhkan dapat berupa rasa nyeri, pembengkakan kelopak mata, mata merah dan berair atau
mengeluarkan kotoran, silau, penglihatan yang buram, dan . Gejala yang paling khas akibat
bakteri adalah kelopak mata yang saling melekat pada pagi hari sewaktu bangun tidur.
Temuan pemeriksaan fisik pada kasus ini meliputi spasme dan edema palpebral oculi
Dextra Sinistra (ODS). Berdasarkan kepustakaan, edema palpebra merupakan hal yang sering
ditemui pada pasien keratokonjungtivitis. Tajam penglihatan pasien juga menurun dengan
tajam penglihatan 1/300 untuk mata kanan dan 6/12 untuk mata kiri. Hal ini sesuai dengan
teori dimana pada kasus yang berat tajam penglihatan menurun karena seluruh kornea tampak
kabur. Pada pasien juga terdapat injeksi konjuntiva dan injeksi siliaris ODS, terdapat
pseudomembran dan infiltrat dengan luas 2/3 kornea OD dan infiltrat searah jam 5 hingga
jam 7 OS, dan sensasi kornea normal. Temuan pada pasien sesuai dengan teori, yaitu
pseudomembran atau membran konjungtiva tarsal yang dapat membentuk jaringan parut
dapat ditemui pada pasien keratokonjungtivitis, disebabkan oleh adanya mekanisme
pertahanan tubuh dari patogen. Melalui pemeriksaan refleks kornea, didapat hasil berupa
sensasi kornea normal, yang sesuai dengan teori.
Pada pasien ini dilakukan penatalaksanaan release pseudomembran dan debridement
kornea dengan anastesi lokal pada mata kanan. Pasien ini juga mendapatkan Levofloxacin
eye drop 6 x 1 OS, Vitamin C tab 2 x 1, C Artificial eye drop 6 x 1 OS, Natrion Diclofenac
tab 2 x 50 mg p.o, dan Eye Toilet. Hal ini sesuai dengan teori dimana pada
keratokonjungtivitis dan keratokonjungtivitis tergantung penyebab dan berat ringannya. Jika
penyebabnya bakteri, maka sebaiknya diberikan antibiotik. Selain itu juga pada teori
dikatakan diberikan penanganan bersifat simptomatik dimana pada pasien diberikan obat anti
nyeri untuk menghilangkan nyerinya.