Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Aspek-Aspek Teoritis
1. Teori Umum Transmisi
Transmisi adalah komponen pemindah daya yang terdiri dari hubungan dan
perbandingan roda gigi, yang berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan,
memperlambat kecepatan dan menambah momen puntir serta mengatur arah maju
dan mundur kendaraan.
Kendaraan akan melaju dengan kecepatan dan momen yang besar,
disesuaikan dengan daerah yang ditempuh. Pada saat kendaaran melalui daerah
yang datar momen yang diperlukan sangat kecil, tetapi kecepatan yang dihasilkan
besar namun daya angkat beban menjadi berkurang. Berbeda dengan kendaraan
saat melalui daerah tanjakan dan pada saat start momen yang diperlukan sangat
besar karena daya angkat beban kendaraan sangat besar meskipun kecepatan yang
dihasilkan kecil. Maka dari itu transmisi digunakan untuk memenuhi hal diatas
dengan cara menghubungkan perbandingan roda gigi untuk meneruskan putaran
dari mesin yang dipindahkan ke roda-roda pengerak dengan momen dan
kecepatan yang disesuaikan dengan medan yang di tempuh.
Transmisi memerlukan oli pelumasan dimaksudkan untuk menjaga keadaan
komponen dan kinerja transmisi. Pelumasan yang digunakan pada transmisi
manual khususnya tipe RG, memakai tipe pelumas Gear Oil. Dengan kekentalan
(SAE- 90) disesuaikan dengan keadaan suhu daerah, kapasitas pengisisan untuk
gera box sekitar 11,5 liter.
Namun yang termasuk transmisi manual adalah pada no.I dan II, yaitu
Selective and Planetary Gear Transmission.
a. Selective Gear Transmission
Selective Gear Transmission terdiri dari beberapa model, yaitu : model
Sliding Mesh, Constant Mesh dan Syncromesh. Selective Gear Transmission
mempunyai konstruksi yang sederhana, kesukaran yang timbul juga relatif
ringan, biaya produksinya rendah, dan dewasa ini banyak sekali digunakan
pada kendaraan bermotor (mobil). Sebaliknya, pada transmisi model ini
terdapat beberapa kerugian, diantaranya perbandingan gigi-giginya tidak
continue dilakukan dalam beberapa tingkat (dari 3 sampai 5 tingkat) diperlukan
setiap kali pemindahan gigi apabila keadaan jalan berubah dan menimbulkan
suara.
1) Tipe Sliding Mesh
Model ini dilengkapi dengan gigi-gigi yang meluncur (sliding gear) dari
berbagai macam ukuran yang terpasang pada poros outputnya. Dengan
meluncurkan gigi-gigi ini agar berkaitan dengan gigi susun (counter gear)
untuk memperoleh pengaturan yang sempurna, bermacam perbandingan dapat
diperoleh. Kombinasi yang umum pada transmisi model ini adalah 3 sampai 5
tingkat ke depan/maju dan 1 tingkat untuk mundur.
10
dapat digerakkan sepanjang alur-alur untuk berkaitan dengan alur pada roda
gigi constant mesh yang selalu berputar pada dudukannya. Sebagai contoh,
apabila gigi-gigi ingin dipindahkan pada tingkat 3, gigi kopling didorong
kebelakang agar dapat berkaitan dengan bagian dalam gigi ketiga pada poros
output. Kemudian, momen mesin akan berpindah dalam urutan : input shaft
counter shaft gigi ketiga (pada output shaft) clutch gear output shaft.
3) Tipe Synchromesh
Transmisi model ini, mempunyai banyak keuntungan untuk
memungkinkan pemindahan gigi dengan lembut dan cepat tanpa
menimbulkan bahaya pada gigi-gigi dan tidak memerlukan pelayanan dengan
kopling ganda (double clutching).
a) Prinsip Konstruksi Transmisi Sinkromesh
b. Transmisi Manual
Transmisi manual adalah sistem transmisi otomotif yang
memerlukan pengemudi sendiri untuk menekan/menarik seperti pada
sepeda motor atau menginjak kopling seperti pada mobil dan menukar gigi
percepatan secara manual. Gigi percepatan dirangkai di dalam kotak
gigi/gerbox untuk beberapa kecepatan, biasanya berkisar antara 3 gigi
percepatan maju sampai dengan 6 gigi percepatan maju ditambah dengan 1
16
Range Unit
a. Synchromesh
f. Output Shaft
g. Transmission Case
h. Idle Gear
21
j. Hub Sleeve
Dimana pada posisi neutral, clutch hub sleeve neutral (berada ditengah-
tengah) maka tenaga yang dihasilkan mesin dipindahkan ke transmisi adalah input
shaft transmisi dihubungkan dengan main drive gear menggerakan counter gear
dihubungkan ke gigi satu, gigi dua, gigi tiga, gigi empat, gigi lima dan gigi enam.
Akan tetapi pada saat neutral output shaft tidak berputar.
Aliran tenaga pada saat gigi 2: putaran masuk ke poros input lalu ke roda
gigi pembanding utama lalu poros gigi counter gear lalu ke roda gigi
pembanding 2 lalu ke roda gigi tingkat 2 unit synchromesh lalu keluar ke poros
output.
d. Aliran tenaga pada saat gigi 3
24
Aliran tenaga pada saat gigi 3: putaran masuk ke poros input lalu ke roda
gigi pembanding utama lalu ke poros counter gear ke gigi pembanding 3 ke roda
gigi tingkat 3 ke unit synchromesh lalu keluar ke poros output.
Aliran tenaga pada saat gigi 4: putaran masuk ke poros input lalu ke roda
gigi pembanding utama lalu ke poros counter gear ke gigi pembanding 4 ke roda
gigi tingkat 4 ke unit synchromesh lalu keluar ke poros output.
f. Aliran tenaga pada saat gigi 5
Aliran tenaga pada saat gigi 5: putaran masuk ke poros input lalu ke roda
gigi pembanding utama ke poros counter gear ke gigi pembanding 5 ke roda gigi
tingkat 5 ke unit synchromesh lalu keluar ke poros output.
g. Aliran tenaga pada saat gigi 6
25
Untuk transmisi manual tipe RG yang menggunakan double synkro, pada ujung
input shaft depan ditahan oleh bantalan dari ujung belakang poros engkol. Maka
posisi antara poros engkol, input shaft dan output shaft terbentuk sejajar. Seperti
gambar dibawah ini.
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa, pada transmisi manual tipe
RG terdiri dari bagian-bagian komponen seperti berikut :
a. Clutch housing
Clutch housing adalah sebagai penutup mekanisme kopling, juga sebagai
penghubung antara Transmisson case dengan body mesin.
b. Transmission case
Transmission case terdiri dari dua bagian utama yakni bagian atas terdiri
dari gear shift unit terdapat poros dan empat garpu pemindah dan bagian
bawah transmisi terdapat counter shaft dan counter gear.
c. Input shaft
Input shaft ialah poros yang berfungsi untuk meneruskan putaran dari
poros engkol ke counter shaft. Pada input shaft terdapat satu buah roda gigi
penggerak (over drive gear).
d. Counter shaft dan gear
Dalam counter shaft mempunyai beberapa roda gigi yang disebut dengan
counter gear yang berkaitan langsung dengan masing-masing roda gigi
pecepatan pasangannya, yang berada pada output shaft. Counter shaft dan gear
shaft ini ialah sebagai poros dan gigi pembalik putaran, agar antara putaran
output shaft dengan putaran input shaft searah.
28
e. Output shaft
Output shaft merupakan poros utama, yang meneruskan hasil reduksi
kecepatan ke roda-roda penggerak belakang. Pada output shaft terdapat beberapa
roda gigi pecepatan yang berada tetap dengan roda gigi pada poros lawan, yang
disertai dengan synchromesh kecepatan rendah dan synchromesh kecepatan tinggi.
f. Reverse idle gear
Reverse idle gear ialah roda gigi yang berfungsi untuk mengubah arah
putaran pada saat kendaraan bergerak mundur.
g. Gear shift unit
Gear shift unit ialah mekanisme yang berfungsi untuk mengontrol pada
saat pimindahan gigi percepatan.
10. Poros Gigi Susun, Poros Gigi Perantara dan Roda Gigi
Gambar 3.36 Poros gigi susun, poros gigi perantara dan roda gigi
Sumber : Workshop Manual Chasis Electrical RG Hino Motors, LTD (TM-19)
Keterangan :
1. Seal cover 10. Trust washer
2. Cylindrical bearing 11. Lock plate
3. Retainer ring 12. Reverse idle gear
4. Counter drive gear 13. Needle roller bearing
5. Counter 5th gear 14. Reverse idle shaft
6. Counter 4th gear
7. Counter 3rd gear
8. Woodruf key
9. Counter shaft
29
1. Clutch hub (B), berkaitan langsung dengan output shaft pada alur-
alurnya.
2. Clutch hub sleeve (A), berkaitan dengan bagian luar (spline).
Dilengkapi dengan alur bagian luar untuk shift fork.
3. Synchronizer ring (C), di samping bagian gigi-gigi yang tirus pada
output shaft.
4. Synchronizer head (D), dipasangkan di tiga tempat pada bagian
luar diameter clutch hub dan ditekan oleh synchronizer key ke clutch hub
sleeve.
12. Bagian-Bagian Utama Double Synchro
a. Bila shift fork ditekan kesebelah kanan, maka terjadi gerakan pada sleeve
dalam arah lurus, synchronizer key bergerak bersama-sama, penguncian
menekan synchronizer ring dan merapat ke kones gigi poros utama (cone
main shaft gear) dengan adanya gaya gesek pada permukaan kones,
synchronizer ring tertarik ke dalam putaran gigi poros utama.
Keterangan :
1. Housing 4. Shaft 7. Lever
2. Seal oil 5. Key 8. Cover
3. Boot 6. Wire 9. Switch Neurtal
Keterangan :
1. Expanssion plug 15. Revearse shift fork
2. 3rd-4th shift shaft 16. Revearse shift shaft
3. Interlock plunger 17. 1st-2nd shift head
4. 3rd-4th shift fork 18. 1st-2nd shift shaft
5. Pin 19. 1st-2nd shift fork
6. Bushing 20. Compression spring
7. Interlock poros 21. Steel ball
8. 5th-6th shift shaft
9. 4th-6th shift fork
10. 5th-6th shift head
11. Transmision case sover
12. Back up lamp switch
13. Air breather
14. Reverse shift head
33
B. Proses Produksi
Hasil On Job Training yang telah penulis lakukan di PT. MGI Cibiru
Bandung pada Transmisi manual bus Hino tipe RG, dapat diperoleh data-data
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Hasil penelitian
1. Pembahasan
Gangguan yang terdapat pada gigi transmisi sukar berhubungan pada saat
mesin dijalankan, disebabkan oleh beberapa faktor penyebab, sebagai berikut :
a) Aus Pada Synchronizer Ring
Ausnya pada synchronizer ring disebabkan, karena terjadinya interaksi
antara permukaan synchronizer hub sleeve dengan synchronizer ring pada saat
pemindahan gigi dilakuakan secara langsung (tiba-tiba) sehingga terjadi hentakan.
Tidak menutup kemungkinan synchronizer ring tersebut mengalami keausan,
mengakibatkan pada saat pemindahan gigi percepatan sukar dimasukan.
Ausnya pada pilot bearing dan input shaft bearing, menyebabkan tidak
seimbangnya putaran poros gigi, sehingga terjadi bunyi. Ini disebabkan karena
faktor mutu dari oli pelumasan kurang baik, juga disebabkan karena terjadinya
hentakan secara tiba-tiba saat pemindahan gigi.
Kendaraan memerlukan perawatan dan perbaikan pada sistem transmisi.
Untuk mengerjakan hal tersebut diperlukan langkah awal yakni penganalisaan
masalah terlebih dahulu, sebelum melakukan pembongkaran dan perbaikan
(truobleshooting). Sehingga dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Adapun
langkah pembongkaran dan perbaikan seperti dibawah ini:
8. Mengeluarkan Gigi satu, Gigi dua dan Bushing dari Output Shaft
Pada permukaan depan gigi dua dan tekan ujung poros utama melalui
bushing, gigi satu, synchronizer unit, gear dan roller bearing serta gigi ditahan.
38
Gambar 3.51 Mengeluarkan gigi satu, gigi dua dan bushing dari output shaft
Sumber : Workshop Manual Chasis Electrical RG Hino Motors, LTD (TM-14)
9. Langkah Pemeriksaan dan Perbaikan
a. Pemeriksaan Synchronizer Ring
Periksa keadaan synchronizer ring dari kemungkinan aus dan retak
dengan cara dilihat dan di raba dari keadaan alur pada sinkromesh. Setelah
dilakukan pemeriksaan keadaan synchronizer aus dan tidak ada efek
pengereman.
b. Pemeriksaan Gigi
Periksa gigi percepatan terlalu banyak aus atau retak, dengan cara
dilihat keadaanya, setelah dilakukan pemeriksaan tidak terjadi aus dan retak.
c. Pemasangan Gigi satu, Bushing Gigi satu dan Bushing Gigi Mundur
1. Panaskan komponen synchronizer dan bushing dengan air kira-kira
mencapai 125oC (257oF)
2. Pasangkan komponen synchronizer dan komponen lain pada output
shaft
3. Pasangkan bagian bushing pada output shaft hingga ujungnya rapat
C. Pembahasan Ulasan
Transmisi adalah komponen pemindah daya yang terdiri dari hubungan
dan perbandingan roda gigi, yang berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan,
memperlambat kecepatan dan menambah momen puntir serta mengatur arah maju
dan mundur kendaraan.
Pemeliharaan dan perawatan transmisi manual, tidak terlalu rumit namun
memerlukan ketelitian.
1. Memeriksa kebebasan gerak tuas pemindah.
Kebebasan yang berlebihan disebabkan oleh keausan baut-baut
penyambung, kerusakan bushing sambungan, atau penyetelan-nya. Secara
visual/pengamatan langsung permasalahan tersebut dapat dilakukan.
2. Memeriksa pelumasan transmisi.
Pelumasan pada transmisi sangat penting, mengingat transmisi terdiri
dari banyak komponen yang saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.
Pelumasan diperlukan untuk menghindari terjadinya keausan sebagai akibat
kontak langsung antar logam komponen transmisi. Transmisi pada umunya
menggunakan minyak pelumas dengan viscositas SAE 80 atau SAE 90,
namun demikian dalam menggunakan minyak pelumas untuk transmisi perlu
melihat manual masing-masing produk kendaraan. Karena dimungkinkan
terdapat perbedaannya. Setiap 1500 km perlu dikontrol mengenai jumlahnya.
3. Pemeriksaan terhadap gejala-gejala kerusakan.
Pemeriksaan ini terkait dengan kinerja transmisi, yaitu apakah transmisi
dapat melakukan fungsinya dengan baik. Untuk melakukan pemeriksaan ini,
berarti kendaraan harus dijalankan atau sering disebut dengan tes jalan.