Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini definisi tentang auting begitu banyak. Gejala autisme
sangat bervariasi serta penyebabnya pun sangat kompleks. Secara garis besar
sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Hal ini hampir sama
mengalami gangguan dan membuat ia menarik diri dari dinia luar dan
pengobatan. Jika anak autis dilakukan terapi jiwa sedini mungkin, anak autis
bisa pulih seperti anak normal. Untuk itu sangat lah penting untuk mengetahui
tindakan terapi yang dapat dilakukan pada anak autis agar mendapatkan hasil
yang positif.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Istilah autis berasal dari kata autos yang berarti diri sendiri dan isme
berarti aliran. Jadi autisme adalah suatu paham yang tertarik hanya pada
pervasif pada bayi atau anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan
B. Etiologi
Autisme dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di bawah ini adalah
diantaranya yaitu:
1. Faktor Genetik
Faktor pada anak autis, dimungkinkan penyebabnya adanya
anak, yang berhubungan dengan jumlah sel syaraf, baik itu selama
Infection.
3. Faktor Kelahiran dan Persalinan
Proses kehamilan ibu juga salah satu faktor yang cukup berperan
merkuri yang bisa saja berasal dari polusi udara, air bahkan makanan.
C. Patofisiologi
Penyebab pasti dari autisme belum diketahui. Yang pasti diketahui
adalah bahwa penyebab dari autisme bukanlah salah asuh dari orang tua,
Beberapa kasus yang tidak biasa disebabkan oleh infeksi virus (TORCH),
D. Manisfestasi Klinik
1. Di bidang komunikasi:
a) Perkembangan bahasa anak autis lambat atau sama sekali tidak ada.
Anak nampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara lalu
membeo (Echolalia).
e) Bila senang meniru, dapat menghafal kata kata atau nyanyian yang
benda yang ada disekitarnya. Tidak peka terhadap rasa sakit dan rasa
takut.
4. Di bidang pola bermain:
a) Anak autis tidak bermain seperti anak anak pada umumnya.
b) Anak autis tida suka bermain dengan anak atau teman sebayanya.
c) Tidak memiliki kreativitas dan tidak memiliki imajinasi.
d) Tidak bermain sesuai fungsinya, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya
diputar putar.
e) Senang terhadap benda benda yang berputar seperti kipas angin, roda
ulang.
d) Tidak suka terhadap perubahan.
e) Duduk bengong dengan tatapan kosong.
6. Di bidang emosi:
a) Anak autis sering marah marah tanpa alasan yang jelas, tertawa
tawa dan dapat mengamuk tak terkendali jika dilarang atau tidak
diberikan keinginannya.
b) Kadang agresif dan merusak.
c) Kadang kadang menyakiti dirinya sendiri.
d) Tidak memiliki empati dan tidak mengerti perasaan orang lain yang
E. Klasifikasi
Berdasarkan waktu munculnya gangguan, Kurniasih (2002) membagi
dengan anak non autistik, dan biasanya baru bisa terdeteksi sekitar usia
bayi 6 bulan.
2. Autisme Regresif
Ditandai dengan regresif (kemudian kembali) perkembangan
sudah bagus, lenyap. Dan jika awalnya sudah bisa mulai mengucapkan
F. Penatalaksanaan
Terapi yang dilakukan untuk anak dengan autisme
1. Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan
penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang
Indonesia.
2. Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam
bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak
kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang , namun mereka tidak
dengan orang lain.Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat
menolong.
3. Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam
sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih
motorik kasarnya.
Terkadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat.
terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik
tertentu.
7. Terapi Perilaku.
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya
dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang terapis
ketrampilan komunikasi.
10. Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang
riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya
gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak.
darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan
komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri
(biomedis).
bagi penderita untuk masuk ke dunia luar, walaupun diakui hal ini
G. Asuhan Keperawatan
KASUS GANGGUAN JIWA PADA ANAK
(AUTIS)
atau melakukan komunikasi verbal, hiperaktiv, tak bisa bermain dengan teman
perilaku yang sama dengan intensitas yang tinggi. Orang tua curiga anaknya
berkata bahwa anaknya selalu menolak makanan yang keras dan tidak mau
lambat, tidak memiliki kontak mata, dan jawaban An. T juga menyimpang
dari pertanyaan yang diberikan oleh perawat. Ketika diamati tubuh An. T
terlihat kurus, kecil, tidak seperti anak umur 3,5 tahun pada umumnya. Saat
diberikan mainan oleh perawat An. T terlihat kurang berminat. Saat dilakukan
36,5 oC, N: 110x/menit. Melihat keadaan anaknya, Ny. H sangat sedih dan
selalu murung, dia bertanya kepada dokter apakah anaknya bisa tumbuh
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
perawatan ditandai dengan sikap responsive dan kontak mata dalam waktu
lain.
Pesan-pesan nonverbal pasien sesuai dengan pengungkapan verbal.
Pasien memulai berinteraksi verbal dan non-verbal dengan orang lain.
Intervensi
INTERVENSI RASIONAL
Pertahankan konsistensi tugas staf untuk Hal ini memudahkan kepercayaan dan
memahami tindakan-tindakan dan kemampuan untuk memahami
komunikasi anak tindakan-tindakan dan komunikasi
pasien.
Antipasti dan penuhi kebutuhan- Pemenuhan kebutuhan pasien akan
kebutuhan anak sampai kepuasan pola dapat mengurangi kecemasan anak
komunikasi terbentuk sehingga anak akan mulai dapat
menjalin komunikasi dengan orang
lain dengan asertif
Gunakan teknik validasi konsensual dan Teknik-teknik ini digunakan untuk
klarifikasi untuk menguraikan kode pola memastikan akurasi dari pesan yang
komunikasi (misalnya : apakah anda diterima. Menjelaskan pengertian-
bermaksud untuk mengatakan bahwa..?) pengertian yang tersembunyi didalam
pesan. Hati-hati untuk tidak berbicara
atas nama pasien tanpa seizinnya
Gunakan pendekatan tatap muka Kontak mata mengekspresikan minat
berhadapan untuk menyampaikan yang murni terhadap dan hormat
ekspresi nonverbal yang benar dengan kepada seseorang.
menggunakan contoh
Evaluasi
Subjektif : klien sudah sedikit bisa berbicara atau komunikasi verbal seperti
Objektif :
lain.
Pesan-pesan nonverbal pasien sesuai dengan pengungkapan verbal.
Pasien memulai berinteraksi verbal dan non verbal dengan orang lain
Kriteria Hasil :
Anak mulai berinteraksi dengan orang lain
Klien menggunakan kontak mata, sifat responsive pada wajah dan
lain.
Pasien tidak menarik diri dari kontak fisik dengan orang lain.
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
Jalin hubungan satu-satu dengan anak Interaksi perawat dengan pasien yang
untuk meningkatkan kepercayaaan konsisten, meningkatkan pembentukan
kepercayaan
Berikan benda-benda yang dikenal Benda-benda ini memberikan rasa aman
(misalnya : mainan kesukaan) untuk dalam waktu-waktu aman bila anak
memberikan rasa aman dalam waktu- merasa distress
waktu tertentu agar anak tidak
mengalami distress
Sampaikan sikap hangat, dukungan, Karekteristik-karakteristik ini
dan kebutuhan-kebutuhan dasarnya meningkatkan pembentukan dan
untuk meningkatkan pembentukan dan mempertahankan hubungan saling
mempertahankan hubungan saling percaya
percaya
Lakukan dengan perlahan-lahan, jangan Pasien autis dapat merasa terancam oleh
memaksakan interaksi-interaksi, mulai suatu rangsangan yang gencar pada
dengan penguatan positif pada kontak pasien yang tidak terbiasa.
mata, perkenalan dengan berangsur-
angsur dengan sentuhan, senyuman dan
Intervesi :
INTERVENSI RASIONAL
Tanamkan pada orang tua bahwa autis Memberi memahami orang tua
bukan aib/penyakit mengenai autis dan mengurangi
kecemasan
Anjurkan orang tua untuk membawa Terapi dapat membantu anak untuk
anak ketempat terapi yang berkwalitas mengejar keterlambatan
baik serta melakukan secara konsisten perkembangan
Berikan motivasi kepada orang tua agar Untuk melihat sisi positif dari anaknya
dapat menerima kondisi anaknya yang dan tidak menelantarkan
spesial
Anjurkan orang tua untuk mengikuti Menambahkan pengetahuan klien
perkumpulan orang tua dengan anak mengenai metode penanganan yang
autis, seperti kegiatan Autis Awareness efektif untuk anak dengan autis
Festifal
Evaluasi
anaknya
Objektif
PENUTUP
LINGKUNGAN KERUSAKAN OTAK EMOSI
Sosial ekonomi rendah Kerusakan neuromuskuler Ibu tertekan
Tekanan Keluarga Sensori motor Gangguan serius pada orang tua/anak
A. Kesimpulan
Keluarga bisu Masalah persepsi
Autis adalah gangguan perkembangan pervasif pada bayi atau anak
disebabkan oleh beberapa faktor, di bawah ini adalah faktor faktor yang
GANGGUAN BICARA
Produktivitas
Risiko ketergantungan
DAFTAR PUSTAKA