Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANATOMI
Traktus respiratorius
- Batas upper dan lower tract adalah daerah larynx dibagian epiglotis
HISTOLOGI
a.Jenis epitel respiratorik
- Sebagian besar bagian konduksi dilapisi oleh epitel silindris bertingkat bersilia yg
mengandung banyak sel goblet dan dikenal sebagai epitel respirasi.
- Epitel respirasi terdiri atas 5 macam sel (dapat dilihat dg mikroskop elektron)
~ Sel bulat kecil yang terletak di atas lamina basal, namun tidak
meluas sampai permukaan epitel - Diduga merupakan sel induk
generatif yg mengalami mitosis & berkembang menjadi jenis sel
lain.
b.Trachea
Ujung terbuka dari cincin tulang rawan ini terdapat di permukaan posterior
trachea.
c.Bronchus
Setiap bronkus primer bercabang sebanyak 9-12 kali & masing2 cabang
makin mengecil shg tercapai diameter sktr 5mm.
SOOCA MOCEAN 2014-RESPIRATORY
Kecuali susunan tulang rawan & otot polosnya, mukosa bronkus secara
struktural mirip dg mukosa trachea.
Tulang rawan bronkus lebih tidak teratur daripada tulang rawan trakea. Pd
bagian bronkus yg lebih besar, cincin tulang rawan mengelilingi seluruh
lumen. Dgn mengecilnya garis tengah bronkus, cincin tulang rawan
digantikan oleh lempeng2 / pulau2 tulang rawan hialin.
Di bawah epitel, dlm lamina propria tampak lapisan otot polos tersusun
menyilang.
d.Bronchiolus
Jalan nafas intralobuler berdiameter 5mm atau kurang, tdk terdapat tulang
rawan & kelenjar dlm mukosanya, hanya terdapat sebaran sel goblet di
dalam epitel segmen awal.
Epitel bronchiolus terminalis mengandung sel clara. Sel ini tdk memiliki
cilia, punya granul sekretori di apexnya & mensekresikan protein yg
melindungi lapisan bronchiolus thd polutan oksidatif & inflamasi.
Lamina propria bronchiolus sebagian besar terdiri atas otot polos & serat
elastin. Otot2 bronchi & bronchioli berada di bawah kendali N. Vagus dan
susunan saraf simpatis. Stimulasi N. vagus mengurangi diameter struktur2
ini, stimulasi simpatis sebaliknya.
SOOCA MOCEAN 2014-RESPIRATORY
FISIOLOGI
a.Bernafas
Istilah respirasi meliputi 1. ventilasi (bernafas) ; 2. Pertukaran gas ( yang terjadi antra
udara dengan darah pada paru-paru dan antara darah dengan jarngan-jaringan yang lain
dalam tubuh) ; 3. Penggunaan oksigen (oleh jaringan pada reaksi ppembentukan energi
dari respirasi sel)
Respirasi External : pertukaran gas (O2 dan CO2) anatara udara dengan darah di
paru-paru
Bernafas (ventilasi) : proses pertuaran O2 & CO2 antara atmosfer & sel tubuh melalui
inspirasi (masuknya O2) & ekspirasi (keluarnya CO2) lewat saluran napas sampai O2
menuju ke jaringan
Mekanisme :
SOOCA MOCEAN 2014-RESPIRATORY
Definisi menurut ATS : Suatu kondisi subjektif dari rasa yang tidak nyaman saat bernafas
yang terdiri dari sensasi ketidaknyamanan yang berbeda secara kualitatif dari bermacam-
macam intensitas
Mekanisme: oksigenasi jaringan rangsangan pada sensory afferent
motor neuron napas cepat & kuat dyspnea
c.Wheezing
bunyi kontinyu seperti suara bersiul dengan nada tinggi akibat udara yang
mengalir melalui jalan napas yang sempit. Disebabkan oleh inflamasi, obstruksi,
& benda asing.
d.Batuk
- ekspirasi yang keras, bisa sadar atau reflek, yang merupakan suatu mekanisme proteksi
untuk mengeluarkan benda asing
-Reseptor batuk : irritant dan sensorik.Irritant reseptor nerve ending umumnya ditemukan
di laring, trakea, dan bronkus mayor, khususnya pada bifurcatio. Reseptor sensori juga
berlokasi di bagian lain dari upper airways, pleura, diafragma dan pericardium. Trakea
dan bronkus sangat sensitif terhadap sentuhan ringan, sehingga apabila ada benda asing
SOOCA MOCEAN 2014-RESPIRATORY
atau bahan penyebab iritasi lainnya, walau dlm jumlah sedikit akan menimbulkan reflek
batuk
- Larynx dan carina sangat sensitif terutama oleh benda asing atau sebab lain iritasi yang
menginisiasi reflex batuk. Irritant dari nerve ending ini diinisiasi oleh sebuah impuls yang
disalurkan via afferen nerve (umumnya vagus, tp dpt juga trigeminus, glossopharyngeal
dan phrenicus) yang tidak bisa dijelaskan pada pusat batuk di medula. Sinyal eferen
diterima pada reccurent laryngeal nerve (cabang dari n.vagus) yang mengontrol
penutupan glotis sedangkan phrenicus dan spinal nerve mempengaruhi kontraksi dari
diafragma dan otot ekspiratori pada dada dan ddg abdominal.
f.Regulasi pernafasan
- Chemoreseptor di medula oblongata
Aortic dan carotid bodies tidak dirangsang secara langsung oleh CO2 darah,
sebaliknya dirangsang oleh kenaikan konsentrasi H+ (penurunan pH) pada
arteri, diikuti dengan peningkatan asam karbonat.
ASMA BRONCHIALE
-Definisi: Merupakan heterogenous disease yang biasanya dikarakteristikan sebagai
gangguan inflamasi kronis saluran nafas yg melibatkan banyak sel & elemennya.
Inflamasi kronis menyebabkan peningkatan airway hyperresponsiveness yg menimbulkan
gejala episodic berulang berupa mengi, sesak, dada terasa berat, batuk, terutama pada
malam hari/dini hari. Episode ini brhubungan dg obstruksi jalan nafas yg luasnya
bervariasi & sering bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan
Asma eksaserbasi: Merupakan episode nafas pendek, batuk, mengi, sesak dada, atau
kombinasi gejala-gejala ini yang meningkat secara progresif
-Faktor resiko
Dibedakan menjadi:
a) Faktor resiko yang menjadi penyebab terbentuknya asthma
b) Faktor pemicu gejala asthma
SOOCA MOCEAN 2014-RESPIRATORY
-Etiologi
# Polusi udara dlm ruangan dan luar ruangan # Infeksi virus # occupational exposure
-Imunopatogenesis
-Diagnosa klinis
Diagnosis klinis dari asma sering berdasarkan pada gejala seperti episodik breathless,
reccurent wheezing, batuk pada malam hari atau setelah olahraga, chest tightness, gejala
membaik setelah pemberian treatment asma yang sesuai. Gejala-gejala episodik setelah
pemaparan allergen incidental, variabilitas musiman terhadap gejala, riwayat keluarga
positif asma, penyakit atopik jg membantu diagnosa.
b.Pemeriksaan fisik
Karena gejala asma bervariasi, hasil pemeriksaan fisik pada penderita asma dapat :
3. Wheezing mungkin tidak ada atau hanya terdengar pada saat ekspirasi
paksa
SOOCA MOCEAN 2014-RESPIRATORY
a.Spirometry
# Diukur pertama kali pada pagi hari sebelum pemberian obat (treatment) dimana
nilai sering mendekati nilai terbawah, dan terakhir kali pada malam hari dimana
nilai biasanya lebih tinggi. Metode yg digunakan untuk mendeskripsikan
variabilitas(60L atau 20%) PEF diurnal adalah sebagai amplitudo (Perbedaan
antara nilai max dgn nilai min pada hari tsb)
+ Meningkat 60L/min atau 20% atau lebih dari nilai PEF prebonchodilator
setelah inhalasi bronchodilator atau
SOOCA MOCEAN 2014-RESPIRATORY
Pengukuran respon saluran nafas secara langsung dgn Metacholine inhalasi dan histamin
atau secara tidak langsung dgn mannito/olahraga dapat membantu menegakkan
diagnosa.Hasil tes ditunjukkan sebagai konsentrasi provokatif dari agonist yg
menyebabkan penurunan 20% pada FEV1.
Level Nitrit Oksida (FeCO) dan Carbon Monoksida (FeCO) yg diekspirasikan bertindak
sebagai marker non-invasif terhadap inflamasi saluran nafas.
-Asthma phenotype
# Asthma merupakan penyakit heterogenous, dengan proses penyakit yang mendasari yg
berbeda-beda. Fenotip asthma adalah kelompok demografis klinik dan/atau patofisiologis
yang dapat dikenali pada asthma.
# pada pasien asthma yang parah, terdapat beberapa petunjuk pengobatan fenotipe. Tetapi
sampai saat ini tidak ada hubungan kuat yang ditemukan antara ciri-ciri klinik spesifik
dan pada klinik khusus atau respon treatment. Penelitian lebih lanjutdiperlukan untuk
mengerti kegunaan klinik dan klasifikasi fenotipe asthma.
# banyak fenotipe yang telah teridentifikasi, beberapa yang paling umum:
a.Allergic asthma
- fenotipe paling mudah dikenali - dimulai pada masa anak-anak
-berhubungan dengan penyakit terdahulu atau riwayat keluarga terhadap penyakit
alergi
- biasanya akan merespon baik terhadap pemberian Tx Inhaler corticosteroid.
- pemeriksaan dengan menginduksi sputum dari pasien sebelum tx sering
menunjukan inflamasi eosinophilik pada saluran pernafasan.
-Klasifikasi asma
GINA membagi asma berdasrkan tingkat keparahan yang didasarkakn pada tingkat,
gejala, batasan jalur napas & variabilitas fungsi paru menjadi 4 kategori: intermittent,
mild persistent, moderate persistent, severe.
-Manajemen
a.Kontroler
Medikasi asma yg diberikan dalam jangka waktu yang panjang untuk menjaga asma tetap
terkontrol terutama lewat efek antiinflamasi. Termasuk : inhalasi dan sistemik
b.Reliever
Untuk dewasa dan anak-anak bisa inhalasi, oral atau parenteral (subkutan,im,iv)
* Obat langsung ke saluran nafas * Konsentrasi lokal tinggi * Rasio efek samping
sistemik rendah
5. Kontrol asma
Kontrol asma dapat didefinisikan dalam berbagai cara. Secara umum, istilah kontrol
dapat mengindikasikan pencegahan penyakit, atau bahkan pengobatan. Hal ini sebaiknya
digunakan tidak hanya untuk manifestasi klinis, tetapi juga untuk marker lab dari
inflamasi dan ciri-ciri patofisiologi penyakit. Menyediakan karakteristik asma
terkontrol,sebagian terkontrol,dan tidak terkontrol
Asthma control sejauh mana efek dari asthma dapat dilihat pada pasien , atau telah
berkurang/hilang oleh Tx. Asthma dikatakan terkontrol bila:
* gejala minimum/tidak ada * tidak ada keterbatasan aktivitas * tidak memerlukan
bronchodilator * variasi harian Arus Puncak ekspirasi (APE) < 20% * Efek samping
obat tidak ada * tidak pernah ke UGD
FARMAKOLOGI
Adrenoceptor agonis paling baik diberikan melalui inhalasi karena memberikan efek
lokal yaitu pada otot polos saluran nafas dengan toksisitas yang minimal. Deposisi zat2
aerosol bergantung dari ukuran partikel, pola pernafasan(vol tidal dan jumlah
pernapasan), dan geometri (bentuk atau ukuran) dari saluran nafas. Meskipun dengan
ukuran partikel yang optimal yaitu 2-5 mm, 80-90% dari total dosis dari aerosol
terdeposisi di mulut atau faring. Partikel dibawah 1-2 m sisanya mengendap dan
mungkin terhirup. Deposisi dapat meningkat dengan menahan nafas saat inspirasi.
1. Sympatomimetic agent
2. 2 selective agonist
Albuterol dan terbutalin juga tersedia dalam bentuk tablet 1 tablet 2/3
kali sehari adalah rejimen yang biasa digunakan. Efek samping utama
seperti tremor, nervusnes dan juga kelelahan dapat dikurangi dengan
memberukan pasien setengah dari tablet pada 2mg pertama
pengobatan.
Bila digunakan cara inhalasi mungkin menyebabkan cardiac aretmia, hipoxsemia acut,
tachyphylaxys atau tolerance bila diberikan berulang . Efek lain dari penggunaan 2
agonist mungkin menyebabkan letal cardiac arytmia. Kemudian pada pasien yang
menerima perawatan UGD pada kasus yang parah iregularitas pada ritme jantung
membaik dengan membaiknya pertukararan gas hasil dari treatmen bronchodilator dan
pemberian oksigen.
KOMPLIKASI
a.Akut: Status asmatikus, pneumothorax, pneumonia, gagal nafas, pneumomediastinum
b.Kronis: Emfisema paru, COPD, kronik cor pulmonale, airway remodelling : perubahan
dan metaplasi sel goblet, deposisi kolagen, hiperplasia sel otot jalan nafas dan proliferasi
sel submukosa
BLOCK RESPIRATORY
CASE 1-Mrs. Sulina
Problem
-Wanita 35 tahun ke poli paru RSAL dengan KU sesak nafas, batuk yang memburuk
mulai 2 hari yang lalu. Mengalami batuk berdahak, menggigil, sedikit demam, dan nyeri
dada sejak 5 hari yang lalu. Sudah mengkonsumsi obat seperti amoxicilin, ambroxol, ctm,
paracetamol.
- Riwayat: sering mengalami bersin, kedinginan dan batuk setiap pagi. Nafasnya menjadi
pendek setelah mengirup debu + saat menyapu lantai, sering mengeluh nafas pendek +
mengik + batuk di malam hari, sering menggunakan bronchodilator (salbutamol) saat
nafasnya pendek, ibunya memiliki riwayat nafas pendek.
- PE :
Kondisi px : alert, susah nafas, bicara per kata, lebih enak duduk
Head : conjungtiva sedikit pucat, nasal flaring +
Neck : normal
Pulmo : inspeksi: sedikit emphysematous, palpasi : DBN, perkusi : DBN,
sonor pada kedua paru, Auscultasi: ronchi & loud wheezingexpirasi di kdua
pulmo
Heart, abdomen, extremitas: DBN (Dalam Batas Normal)
-Lab Findings:
Spirometri : PEFR 65% nilai prediksi, FEV1 reversibilitas 35%
Radiology: Chest normal
Hb: 13,5 gr/dl, leucocyte: 6700/mm3, Ig E: 3100iu/ml
Diff count: eo/baso/stab/segment/lympho/mono: 9/0/3/63/23/2
-Oleh dokter diberi Tx berupa injeksi methylprednisolone, salbutamol/8 jam,
aminophylin infussion.setelah diterapi 5 hari kemudian pulang.