Вы находитесь на странице: 1из 10

-Keutamaan Shalat

Keutamaan #1. Shalat hukumnya wajib, dan merupakan rukun


islam kedua setelah membaca dua kalimah syahadah.

Keutamaan #2. Shalat perkara agama yang paling utama,


bukankah rasulullah pernah berkata shalat merupakan tiang
agama, bagaimana sebuah bangunan bisa kokoh jika tiangnya
melempem apalagi jika tidak berwujud sama sekali.

Keutamaan #3. Shalat inti segala ibadah, bahkan di akhirat


kelak shalat lah yang jadi amalan pertama yang ditimbang.

Keutamaan #4. Shalat itu perintah Allah, bukankah dalam


alquran berkalikali datang perintah shalat aqimisshalaah,
dirikanlah shalat. siapa kita berani menyalahi perintah tuannya.

Keutamaan #5. Shalat adalah wasiat terakhir rasulullah untuk


umatnya, sebagaimana kata Ali dan Anas radhiyallahu anhuma:
Adalah wasiat terakhir rasulullah itu asshalah asshalah. Dusta
mengaku cinta rasul kalau shalat saja enggan.

Keutamaan #6. Shalat adalah ciri utama seorang mukmin,


bukankah rasulullah pernah bersabda (saya tulis artinya saja):
yang membedakan seseorang itu muslim atau kafir adalah
shalat.

Keutamaan #7. Shalat sudah diwajibkan bahkan sebelum islam


itu datang, bukankah Nabi Ibrahim pernah berdoa sebagaimana
yang diceritakan dalam alquran (saya tuliskan artinya saja): Ya
Allah jadikan aku dan keterunanku termasuk orangorang
mendirikan shalat. So, bohong besar jika ada yang mengaku
keterunan nabi namun enggan shalat.

Keutamaan #8. Shalat itu syiar orang islam, oleh karena itu jika
ada sebuah daerah muslim enggan menunjukkan shalat sebagai
sebuah syiar misalnya masyarakatnya enggan shalat berjamaah
maka di situ penguasa muslim saat itu boleh mengambil tindakan
tegas.

Keutamaan #9. Iman itu ya shalat, bukankah Allah telah


berfirman dalam surah albaqarah ayat 143 yang artinya: dan
Allah sekalikali tidak akan menyianyiakan imanmu sekalian.
Ulama menafsirkan iman di sini artinya shalat. Artinya ketika
seseorang enggan shalat imannya itu harus dipertanyakan. Tapi
tentu saja ketika kita melihat ada salah satu teman kita tidak
shalat, kita tetap tidak boleh menganggapnya kafir apalagi
langsung menyebutnya kafir, karena masalah kafirmengkafirkan
itu bukan urusan kita, yang jadi kewajiban kita saat itu hanyalah
saling menasehati dengan penuh hikmah.

Keutamaan #10. Shalat tanda seseorang tidak munafik. Jika


seseorang shalat ikhlas lillahi ta`ala, insyaAllah dalam amalan
apapun ia akan ikhlas.

Keutamaan #11. Shalat itu langkahnya orangorang mukmin,


dan sebab turunnya rahmat. Allah berfirman dalam alquran surah
attaubah ayat 71 yang artinya: orang mukmin itu saling
menyokong dan menguatkan, saling mengajak pada kebaikan dan
mencegah pada kemungkaran, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, taat pada Allah dan rasulNya, merekalah orangorang yang
akan Allah limpahkan rahmatNya, sesungguhnya Allah maha
perkasa lagi bijaksana.

Keutamaan #12. Semua makhluk di dunia ini shalat, baik yang


di bumi apalagi yang di langit. Tentu saja kita tidak menyadari itu
karena shalat mereka berbeda dengan shalat yang kita kerjakan.
Allah berfirman (saya tidak tahu surah dan ayat berapa) yang
artinya: tidakkah kalian perhatikan bahwa Allah bertasbih bagi-
Nya semua semua yang di langit dan di bumi dan burungburung
(pun demikian) dengan bersafsaf, semua mereka tahu cara shalat
dan bertasbih masingmasing, seseungguhnya Allah maha tahu
apa yang mereka kerjakan.

Keutamaan #13. Shalat sebagai sarana pendekatan kita pada


Allah. Mungkin yang doanya masih belum dikabulkan perbanyak
shalat lebih dahulu. Bagaimana permintaan seseorang akan
dikabulkan jika si peminta dengan yang diminta belum dekat. Dan
mungkin karena shalat juga kenapa doa orang saleh itu cepat
dikabulkan. Rasulullah pernah bersabda yang artinya: saat
terdekat seorang hamba dengan Rabbnya adalah saat ia sujud,
maka perbanyaklah doa saat itu.
Keutamaan #14. Dan yang terpenting adalah, shalat itu
mencegah kita dari berbuat halhal keji dan mungkar. Ya, mungkin
kita sering bertanyatanya, kenapa ya saya shalat tapi maksiat -
kecil maupun besar jalan terus. Dalam hal ini tidak sepatutnya
kita menyalahkan shalat, karena shalat sebagai pencegah
perbuatan keji dan mungkar itu janji Allah dan Allah sekalikali
tidak akan menyalahi janjiNya sendiri. Akan tetapi tanyakan lagi
diri kita apa kita benarbenar sudah shalat, tanyakan lagi hati kita
masingmasing. Dan yang lebih penting jika kita mengalami hal
seperti tadi shalat iya tapi maksiat juga iyajangan cepat putus
asa, shalat terus sambil kita memperbaiki diri. Bukankah Allah
tidak akan menyianyiakan usaha para hambaNya.

-Hikmah Sholat
a. Mendekatkan diri dengan Allah SWT

Sholat sebagai ibadah ritual umat Islam, merupakan sarana kita


mendekatkan diri kepada Allah. Karena dengan sholat, kita ingat
akan dekatnya Allah kepada kita, sehingga membuat umat
muslim semakin mendekatkan diri kepada Allah. Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu
berada dalam kebenaran ( QS. Al Baqarah 186 ).

b. Menjaga kesadaran dan pengendalian diri

Dengan sholat manusia akan selalu ingat kepada Allah, ingat akan
dirinya sebagai hamba yang harus selalu mengabdi kepada Allah.
Sehingga mereka akan sadar akan dirinya dan selalu menjaga
dirinya dari hawa nafsu. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah,
tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. ( At Thoha 14 )

c. Motivasi dan terapi psikologis

Dari latar belakang turunnya perintah sholat dan unsur bacaan


sholat dari takbir sampai salam maknaya terdiri dari ikrar
pemujaan, pengabdian, permohonan. Ayat yang dibaca setelah Al
fatihah, disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga membuat kita
termotivasi. Ketika kita down, dengan sholat membuat kita ingat
akan tujuan kita akan beribadah kepada Allah, hal ini membuat
kita akan bangkit lagi dari keterpurukan.

d. Memupuk rasa persamaan, persatuan dan


persaudaraan

Adanya sholat berjamaah, menunjukkan kesamaan gerak dan


koordinasi umat muslim dalam menjalankan aturan dan perintah
Allah SWT. Hal ini membuat meningkatnya persaudaraan,
persatuan dan kebersamaan umat. Dan apabila kamu berada di
tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan
menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat
besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat) [344], maka
hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi
musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum
bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu [345]],
dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata.
Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu
dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan
sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-
senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan
atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu.
Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan
bagi orang-orang kafir itu. ( An Nisaa 102 )

e. Mencegah perbuatan keji dan munkar

Dengan kesadaran akan Allah sebagai Tuhan dan manusia


sebagai hamba, membuat kita selalu menjaga dan
mengendalikan diri, sehingga dapat terhindar dari perbuatan keji
dan munkar. Sebagaimana firman Allah, Bacalah apa yang telah
diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar... ( QS.Al Ankabut 45 ).

f. Menanamkan disiplin diri terhadap waktu


Allah memerintahkan sholat di waktu waktu yang telah
ditetapkan seperti yang sekarang dikerjakan. Hal ini membuat
umat muslim terlatih akan disiplin waktu dalam menjalankan
perintah, sehingga mereka terbiasa disiplin dalam
kehidupan. Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi
siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada
malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah
peringatan bagi orang-orang yang ingat. ( Huud 114 )

g. Menolong memecahkan masalah

Dari latar belakang dan unsur-unsur sholat mengandung terapi


atau pemecahan masalah sosial bagi umat Islam, pada masing-
masing unsur memiliki pemecahan yang berbeda. Sholat
merupakan energi yang mampu memberikan kekuatan bagi umat
Islam dari kelayuan akibat hambatan orang-orang kafir. Sehingga
dengan kebersamaan dan bengkitnya motivasi, membuat umat
muslim dapat dorongan dalam memecahkan masalahnya.

Syarat wajib sholat :

1. Islam
Adapun orang yang tidak Islam tidak wajib atasnya sholat, berarti
tidak dituntut di dunia karena meskipun dikerjakan juga tidak sah.
2. Suci dari hadas dan najis
3. Baligh
Baligh atau telah cukup umur. Di Indonesia untuk laki-laki
biasanya antara usia 7 hingga 10 tahun. Sedangkan untuk
perempuan biasanya ditandai dengan dimulainya siklus
mentruasi.
4. Berakal
Orang yang tidak berakal atau sedang dalam keadaan tidak sadar
(tidur) tidak wajib sholat.
5. Telah sampai dakwah Rasulullah SAW kepadanya.

Syarat sah sholat :

1. Telah masuk waktu shalat


Shalat lima waktu baru sah apabila dilaksanakan pada waktu
yang telah ditentukan. Misalnya, shalat dhuhur harus dilaksakan
pada waktu dzuhur.
2. Suci dari hadats besar dan hadats kecil
Hadats besar adalah haid, nifas dan junub (keluar sperma). Untuk
mensucikannya harus dengan mandi junub atau jinabat. Hadats
kecil adalah keluarnya sesuatu dari dua jalan keluar selain
sperma, seperti air kencing, kotoran (buang air besar) dan kentut.
Cara mensucikannya adalah dengan berwudhu.
Berdasarkan firman Allah SWT :
Hai orang-orang beriman, jika kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah wajah dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah
kepalamu lalu basuhlah kakimu sampai kedua mata kaki. Dan jika
kamu dalam keadaan junub, maka hendaklah kamu bersuci.
(Q.S. Al-Maidah : 6).
Juga berdasarkan hadits Ibnu Umar r.a. :
Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : Allah tiada menerima
shalat tanpa bersuci, dan tak hendak menerima sedekah dari
harta ranpasan yang belum dibagi. (HR. Jamaah kecuali
Bukhari).
3. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis
Perkara najis adalah darah, segala kotoran (tinja) hewan atau
manusia, bangkai (binatang yang mati tanpa disembelih secara
syariah), anjing dan babi. Cara mensucikannya adalah dengan air.
Khusus najis anjing dan babi harus disucikan tujuh kali siraman air
dan salah satunya dicampur dengan debu menurut madzhab
Syafi'i.
Mengenai suci badan, Nabi Muhammad SAW bersabda :
Bersucilah kamu dari air seni, karena pada umumnya azab kubur
disebabkan oleh karena itu.
4. Menutup Aurat
Aurat (anggota badan yang harus ditutupi) laki-laki adalah antara
pusar sampai lutut. Sedang aurat perempuan adalah seluruh
anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan.
Firman Allah SWT :
Hai anak-cucu Adam, ambillah hiasanmu setiap hendak sujud.
(Q.S. Al-Araf : 31).
Yang dimaksud dengan hiasan disini ialah alat untuk menutupi
aurat, sedangkan dengan sujud ialah shalat. Jadi artinya adalah
Tutuplah auratmu setiap hendak shalat.
Batas Aurat bagi Laki-laki:
Aurat yang wajib ditutupi oleh laki-laki sewaktu shalat ialah
kemaluan, pinggul paha pusar dan lutut.
Batas Aurat Bagi Wanita.
Seluruh tubuh perempuan itu merupakan aurat yang wajib bagi
mereka menutupinya, kecuali wajah dan telapak tangan.
Firman Allah SWT :
Dan janganlah mereka memperlihatkan tempat-tempat
perhiasan kecuali bagiannya yang lahir. (Q.S. An-Nur : 31).
Maksud dari ayat tersebut ialah, janganlah mereka
memperlihatkan tempat-tempat perhiasan kecuali wajah dan
kedua telapak tangan mereka, sebagaimana diterangkan oleh
hadits dari Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Aisyah.
Dan dari Aisyah, bahwa Nabi Muhammad SAW. telah bersabda :
Allah tidak menerima shalat perempuan yang telah baligh,
kecuali dengan memakai selendang.
5. Menghadap Kiblat
Para ulama telah sepakat bahwa orang yang mengerjakan shalat
itu wajib menghadap ke arah Masjidil Haram, sebagaimana
Firman Allah SWT. :
Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, dan dimana
pun kamu berada hadapkanlah wajahmu ke arahnya. (Q.S. Al-
Baqarah : 144).

Demikianlah pembahasan mengenai syarat wajib dan syarat


sahnya shalat. Semoga bermanfaat dan semakin menambah
wawasan kita dalam melaksanakan shalat di keseharian kita.

Rukun Sholat :

1. Berdiri Betul Jika tidak mampu boleh dengan duduk, jika tidak
mampu juga boleh solat dalam keadaan berbaring
2. Niat Dilakukan sewaktu mengangkat takbiratul ihram
3. Takbiratul Ihram Mengucapkan perkataan Allahu Akbar
4. Membaca AlFatihah Bermula dengan bacaan Bismillah, hingga
Waladhaallin
5. Rukuk dengan Thumakninah Membongkok 90 derajat
6. Iktidal dengan Thumakninah Berdiri betul selepas rukuk
7. Sujud Dua Kali dengan Thumakninah Membongkok sehingga dahi
berada dipatas lantai
8. Duduk Antaran dua sujud dengan Thumakninah Duduk sebentar
selepas sujud yang pertama
9. Duduk Bagi Tahaiyat akhir
10. Membaca Tahaiyat Akhir
11. Membaca salawat Membaca salawat atas junjungan Nabi
Muhammad SAW
12. Memberi Salam Memalingkan muka kearah kanan dan memberi
salam dan diikuti pula sebelah kiri juga dengan salam
13. Tertib Mengikuti aturan, tuntunan atau urutan seperti yang
dahulu didahulukan dan yang kemudian dikemudiankan. Perkara
lain yang dilakukan dalam solat dari rukun ini dinamakan sunat

Sunah-sunah dalam sholat :

1. Sunah Abadh
Sunah Abadh adalah amalan amalan dalam sholat yang sangat
dituntut, jika ditinggalkan dengan sengaja atau tidak, disunatkan
sujud sahwi
1. Membaca tasyahud awal (kesatu) serta
2. Duduk di saat tasyahud awal
3. Membaca shalawat atas Nabi saw pada tasyahud awal
4. Membaca shalawat atas keluarganya pada tasyahhud awal
5. Membaca doa qunut yaitu membacanya sewaktu bangkit
(berdiri) dariruku pada rakaat kedua di shalat subuh
6. Membaca shalawat atas Rasulallah saw dan keluarganya
sebagai penutup doa qunut pada shalat subuh.

2- Sunah Haiat

Sunah Haiat adalah amalan amalan sunat dalam sholat , jika


ditinggalkan dengan sengaja atau tidak , tidak disunatkan sujud
sahwi. Sunah haiat ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan agar
menambah banyak pahala. Sunah-sunah tersebut di antaranya:

1. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu ketika


bertakbiratul ihram, ketika akan ruku, ketika bangkit dari
ruku, ketika berdiri setelah tasyahud awal.
2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah dada
dan di atas pusar.

3. Membaca doa iftitah dilakukan sebelum membaca


taawwudh (Audzubillahi minas syaitonir rajim)

4. Membaca taawwudh (Audzubillaahi minasy


syaithoonirojiim) sebelum membaca surat al-Fatihah dengan
perlahan-lahan.

5. Membaca amin (aamiin) setelah membaca surat al-Fatihah.


Hal ini disunahkan kepada setiap orang yang shalat, baik
sebagai imam maupun makmum jika mendengar bacaan
imamnya atau shalat sendirian.

6. Membaca sesuatu dari ayat al-Quran setelah membaca


surat al-Fatihah pada shalat Subuh atau shalat-shalat lainya.

7. Memperpanjang rakaat pertama dari rakaat yang kedua.

8. Mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan surat pada waktu


shalat jahriah (yang dikeraskan bacaannya). Yaitu
mengeraskan suara pada kedua rakaat shalat subuh, dan
dua rakaat yang pertama pada shalat Magrib dan Isya, dan
kedua rakaat shalat Jumat.. Hal ini disunahkan bagi imam
dan bagi yang shalat sendiri.

9. Merendahkan suara pada shalat yang dipelankan bacaannya


(sirriah), yaitu pada shalat dzuhur, ashar, dan di rakaat
ketiga pada shalat maghrib, dan di rakaat ketiga dan
keempat pada shalat isya. (mengikuti perbuatan salaf)

10. Merenggangkan kedua tangan dari lambung saat sujud dan


ruku.

11. Bertasbih pada waktu ruku dan sujud. Yaitu membaca


Subhana Rabbiyal adzim waktu ruku dan membaca:
Subhana rabbiyal ala.waktu sujud.

12. .Membaca samiallahu liman hamidah sewaktu


bangkit dari ruku.

13. Membaca doa Qunut sewaktu bangkit (berdiri) dari


ruku pada rakaat kedua shalat subuh dan membaca
shalawat atas Rasulallah saw dan keluarganya sebagai
penutup doa. Perbuatan ini merupakan sunah abadh yang
jika ditinggalkan harus diganti dengan sujud sahwi.
Disunahkan pada saat berdoa mengangkat kedua tangan.

14. Mendahulukan kedua lutut kemudian kedua tangan,


hidung, dan kening jika hendak sujud.

15. Iftirasy yaitu duduk diatas tumit kaki pada setiap duduk
setelah sujud dan pada tasyahud awal kecuali pada
tasyahud akhir maka disunahkan duduk tawarruk yaitu
memasukan kaki kiri ke kaki kanan dengan posisi di atas
paha.

16. Beberapa dzikir dan doa setelah salam.

17. Salam kedua ke kiri.

Hal-hal yang membatalkan sholat :


1. Berbicara Dengan Sengaja

2. Makan dan Minum

3. Banyak Gerakan dan Terus Menerus

4. Membelakangi atau Tidak Menghadap Kiblat

5. Terbuka Aurat Secara Sengaja

6. Mengalami Hadats Kecil atau Besar

7. Tersentuh Najis baik pada Badan, Pakaian atau Tempat


Shalat

8. Tertawa

9. Murtad, Mati, Gila atau Hilang Akal

10. Berubah Niat

11. Meninggalkan Salah Satu Rukun Shalat dengan sengaja

12. Mendahului Imam dalam Shalat Jamaah

13. Terdapatnya Air bagi Orang yang Shalatnya dengan


Tayammum

Вам также может понравиться