Вы находитесь на странице: 1из 10

SHARE D' MOMENT

I just wanna "FEEL THIS MOMENT"

Home Diary Makalah


Jumat, 05 Desember 2014

MAKALAH MENCUCI TANGAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri


yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan
kebersihan dalam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal
(Effendy, 1997).

Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan,


dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan
mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu
karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan
kesejahteraandan kesehatan.
Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut,
mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam
upaya pemeliharaan kebersihan diri ini, pengetahuan akan pentingnya
kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Notoatmodjo,1997).
Pengetahuan kebersihan diri sangat dibutuhkan oleh setiap individu dalam
mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan kesehatan dan akan
menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal, dengan melakukan
keperawatan kesehatan diri. Karena dari pengalaman dan penelitian terhadap
praktek yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada praktek
yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 1997).

1.2 Rumusan masalah


Apa pengertian dari mencuci tangan ?

Apa macam macam dari mencuci tangan ?

Bagaimana cara mencuci tangan yang benar dan steril ?

1.3 Tujuan

Mengetahui pengertian dari mencuci tangan.

Mengetahui macam macam mencuci tangan.

Mengetahui cara mencuci tangan yang benar dan steril.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dari Mencuci Tangan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan
dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan
tujuan untuk menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan, ataupun tujuan-tujuan
lainnya. Perilaku mencuci tangan berbeda dengan perilaku cuci tangan yang merujuk pada
kata kiasan.
Mencuci tangan baru dikenal pada akhir abad ke 19 dengan tujuan menjadi sehat saat
perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan tajam angka kematian
dari penyakit menular yang terdapat pada negara-negara kaya (maju). Perilaku ini
diperkenalkan bersamaan dengan ini isolasi dan pemberlakuan teknik membuang kotoran
yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi.

2.2 Macam Macam Mencuci Tangan


a. Mencuci tangan dengan air

Wadah pencuci tangan dan jeruk nipis yang disediakan di Rumah Makan
Ritual mencuci tangan di dunia dipraktikan sebagai bagian dari budaya maupun
praktik keagamaan. Dalam agama Hindu terdapat ritual mencuci tangan Bah',
dalam agamaYahudi dinamakan tevilah dan netilat yadayim. Praktek yang mirip
adalah ritual lavabo untuk agama Kristen,wudhu untuk agama Islam,
dan Misogidi kuil Shinto.
Di beberapa rumah makan di Indonesia seperti rumah makan padang, rumah
makan sunda, atau warung-warung makan lainnya dimana mengonsumsi
makanan dirasakan lebih umum dengan menggunakan tangan langsung (tanpa
alat makan seperti sendok dan garpu), penjual kadang-kadang menyediakan
wadah berupa mangkuk kecil berisi air (sering juga disebut dengankobokan)
untuk mencuci tangan disertai dengan irisan jeruk nipis untuk menghilangkan
bau sesudah makan. Praktek mencuci tangan yang dianjurkan pada umumnya
adalah dilakukan dibawah air yang mengalir, karena air dalam keadaan diam dan
digunakan untuk mencuci tangan yang kotor bisa menjadi tempat sup
kumankarena berkumpulnya kotoran yang mungkin mengandung kuman
penyakit di satu tempat dan menempel lagi saat tangan diangkat dari wadah
mencuci tangan tersebut.

b. Mencuci tangan dengan air panas


Walaupun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mencuci tangan
dengan air panas lebih efektif untuk membersihkan tangan, namun pendapat ini
tidak disertai dengan pembuktian ilmiah. Temperatur dimana manusia dapat
menahan panas air tidak efektif untuk membunuh kuman. Beberapa pendapat
lain menyatakan bahwa air panas dapat membersihkan kotoran, minyak,
ataupun zat-zat kimia, namun pendapat populer ini sebenarnya tidak terbukti, air
panas tidak membunuh mikro organisme. Temperatur yang nyaman untuk
mencuci tangan adalah sekitar 45 derajat celsius, dan temperatur ini tidak cukup
panas untuk membunuh mikro organisme apapun. Namun temperatur yang jauh
lebih panas (umumnya sekitar 100 derajat celsius) memang dapat membunuh
kuman. Tidak efektifnya temperatur air untuk membunuh kuman juga dinyatakan
dalam prosedur standar mencuci tangan untuk operasi medis dimana air keran
dibiarkan mengalir deras hingga 2 galon per menit dan kederasan air inilah yang
membersihkan kuman, sementara tinggi rendahnya temperaturnya tidak
signifikan.

c. Mencuci tangan dengan sabun


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Mencuci tangan dengan sabun
Mencuci tangan dengan sabun adalah praktik mencuci tangan yang paling umum
dilakukan setelah mencuci tangan dengan air saja. Walaupun perilaku mencuci
tangan dengan sabun diperkenalkan pada abad 19 dengan tujuan untuk
memutus mata rantai kuman, namun pada praktiknya perilaku ini dilakukan
karena banyak hal di antaranya, meningkatkan status sosial, tangan dirasakan
menjadi wangi, dan sebagai ungkapan rasa sayang pada anak.
Pada fasilitas-fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, mencuci tangan
bertujuan untuk melepaskan atau membunuh patogen mikroorganisme (kuman)
dalam mencegah perpindahan mereka pada pasien. Penggunaan air saja dalam
mencuci tangan tidak efektif untuk membersihkan kulit karena air terbukti tidak
dapat melepaskan lemak, minyak, dan protein dimana zat-zat ini merupakan
bagian dari kotoran organik. Karena itu para staf medis, khususnya dokter
bedah, sebelum melakukan operasi diharuskan mensterilkan tangannya dengan
menggunakan antiseptik kimia dalam sabunnya (sabun khusus atau sabun anti
mikroba) atau deterjen. Untuk profesi-profesi ini pembersihan mikro organisme
tidak hanya diharapkan "hilang" namun mereka harus bisa memastikan bahwa
mikro organisme yang tidak bisa "bersih" dari tangan, mati, dengan zat kimia
antiseptik yang terkandung dalam sabun. Aksi pembunuhan mikroba ini penting
sebelum melakukan operasi dimana mungkin terdapat organisme-organisme
yang kebal terhadap antibiotik.

d. Mencuci tangan dengan cairan

Pada akhir tahun 1990an dan awal abad ke 21, diperkenalkan cairan
alkohol untuk mencuci tangan (juga dikenal sebagai cairan pencuci tangan,
antiseptik, atau sanitasi tangan) dan menjadi populer. Banyak dari cairan ini
berasal dari kandungan alkohol atau etanol yang dicampurkan bersama dengan
kandungan pengental seperti karbomer, gliserin, dan menjadikannya serupa
jelly, cairan, atau busa untuk memudahkan penggunaan dan menghindari
perasaan kering karena penggunaan alkohol. Cairan ini mulai populer digunakan
karena penggunaannya yang mudah, praktis karena tidak membutuhkan air dan
sabun.

Penggunaan cairan sanitasi tangan berbentuk jel dan berbahan dasar


alkohol dalam sebuah penelitian di Amerika pada 292 keluarga di Boston
menunjukkan bahwa cairan ini mengurangi kasus diare di rumah hingga 59
persen. Dr. Thomas J. Sandora, seorang dokter di Divisi Penyakit Menular pada
RS Anak-anak Boston (Division of Infectious Diseases at Children's Hospital
Boston) dan juga penulis untuk buku "Tangan Sehat, Keluarga Sehat" ("Healthy
Hands, Healthy Families.") mengemukakan bahwa penelitian ini adalah
penelitian pertama yang menunjukkan bahwa penggunaan cairan sanitasi
tangan menunjukkan bahwa perilaku ini mengurangi penyebaran kuman di
rumah. Keluarga yang direkrut untuk penelitian ini adalah keluarga yang
menitipkan anak-anaknya di tempat penitipan anak dan menunjukkan
aktivitas mencuci tangan dengan sabun dengan frekuensi yang sama saat
direkrut untuk penelitian. Lalu separuh dari keluarga itu diberikan cairan sanitasi
tangan dan selebaran yang memberitahu tentang pentingnya kebersihan
tangan. Sementara separuhnya lagi, befungsi sebagai kontrol dan menerima
selebaran tentang nutrisi dan diminta untuk tidak menggunakan cairan pencuci
tangan. Hasilnya keluarga yang menggunakan cairan sanitasi tangan
mengindikasikan 59 persen angkadiare yang lebih rendah dibandingkan
kelompok yang berfungsi sebagai kontrol. Penelitian lain oleh Harvard Medical
School dan RS Anak-anak Boston (Division of Infectious Diseases at Children's
Hospital Boston) yang dipublikasikan pada bulan April 2005 menunjukkan efek
perlindungan pada penderita ISPA dalam keluarga yang menggunakan cairan
sanitasi tangan atas inisyatif mereka sendiri. Cairan sanitasi ini menjadi alternatif
yang nyaman bagi para orang tua yang tidak sempat berulangkali
ke wastafeluntuk mencuci tangan mereka saat harus merawat anak mereka yang
sakit. Walaupun mencuci tangan dengan sabun dan air efektif untuk mengurangi
penyebaran sebagian besar infeksi namun untuk melakukannya
dibutuhkan wastafel, dan sebagai tambahan rotavirus (virus yang paling sering
ditemukan dalam kasus diare di tempat penitipan anak di Amerika), tidak dapat
dibersihkan secara efektif dengan sabun dan air, namun dapat dimatikan dengan
alkohol.

Sesuai perkembangan zaman, dikembangkan juga cairan pembersih


tangan non alkohol. Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor,
baik oleh tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk
mencuci tangan lebih disarankan karena cairan pencuci tangan baik yang
berbahan dasar alkohol maupun non alkohol walaupun efektif membunuh kuman
cairan ini tidak membersihkan tangan, ataupun membersihkan material organik
lainnya.

Dalam perdebatan yang mana perilaku yang lebih efektif di antara


menggunakan cairan pembersih tangan atau mencuci tangan dengan sabun,
Wallace Kelly, Infection Control R.N. (Paramedik untuk Pengendalian Infeksi)
berpendapat bahwa keduanya efektif dalam membersihkan bakteria-bakteria
tertentu. Namun cairan pembersih tangan berbahan dasar alkohol tidak efektif
dalam membunuh bakteria yang lain seperti e-coli dan salmonela. Karena alkohol
tidak menghancurkan spora-spora namun dengan mencuci tangan dengan sabun
spora-spora tersebut terbasuh dari tangan. Menurutnya metode terbaik adalah
menentukan saat keadaan tidak memungkinkan untuk mengakses air dan sabun,
maka cairan pencuci tangan jauh lebih baik daripada tidak menggunakan
apapun.

Di Amerika Serikat cairan pencuci tangan dilarang oleh Departemen


Pemadam Kebakaran dari sekolah-sekolah karena kekhawatiran bahwa cairan
tersebut dapat merangsang api menjadi besar, namun Rumah Sakit Tallahasee
Memorial Hospital diperbolehkan untuk menaruh cairan pencuci tangan dalam
jumlah tertentu. Cairan pencuci tangan yang disarankan adalah yang
mengandung paling sedikit 60 persen alkohol dan bahan pelembab.

Cairan pembunuh kuman yang berbahan dasar alkohol tidak efektif


untuk mematikan materi organik, dan virus-virus tertentu seperti norovirus,
spora-spora bakteria tertentu, dan protozoa tertentu. Untuk membersihkan mikro
organisme - mikro organisme tersebut tetap disarankan menggunakan sabun
dan air.

e. Mencuci tangan dengan tisu basah


Rediwipes tisu basah yang dinyatakan dapat membunuh bakteri E-coli dan
Salmonella. Tisu basah diperkenalkan pada awalnya untuk membersihkan tidak
hanya tangan, tetapi juga kotoran bayi, permukaan meja, dan di AS dianjurkan
untuk peralatan rumah tangga laiinya. Menurut Center for Disease Control and
Prevention (CDC)(Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular) di
Amerika serikat sebayak 76 juta dari 300 juta orang yang tinggal di AS sakit
setiap tahunnya karena penyakit yang dibawa bersamaan dengan masuknya
makanan. Sebanyak 300.000 masuk rumah sakit dan dan setiap tahun 5.000
orang meninggal dunia karena penyakit dibawa bersamaan dengan masuknya
makanan.
Tisu basah menjadi alternatif membersihkan tangan setelah mencuci tangan
dengan sabun karena lebih praktis dan tidak memerlukan air. Beberapa tisu
basah telah mengembangkan kandungan wewangian beralkohol, atau anti
bakteri, ataupun minyak almond untuk menjaga kulit tangan agar tidak terasa
kering. Namun menurut dr. Handrawan tisu basah tidak baik untuk mencuci
tangan karena hanya mengembalikan kuman bolak-balik di tangan.
Dalam beberapa kasus khusus, sebuah perusahaan di AS mengeluarkan tisu
basah yang berlabel Rediwipes yang menyatakan dapat membunuh 99.9 persen
bakteri yang terdapat dirumah termasuk bakteri Salmonella dan E. coli. Tisu ini
dianjurkan untuk digunakan dalam membersihkan tangan dan peralatan dapur
lainnya sebelum masak agar mencegah kontaminasi bakteri silang antara
tangan, bahan masakan, dan peralatan dapur sehingga tidak menyebaran.

2.3 Cara Mencuci Tangan Yang Benar Dan Steril


Pentingnya mencuci tangan untuk menjaga kesehatan dan terhindar dari
penyakit.Sebaiknya mengajarkan kebiasaan baik mencuci tangan kepada anak yang masih
kecil, karna salah satu penyakit pembunuh anak nomor 1 di Indonesia adalah diare, yang
dapat dicegah dengan mengajarkan anak untuk mencuci tangan.
Berikut beberapa penyakit akibat tidak cuci tangan yang dapat dicegah dengan mencuci
tangan dengan benar dan bersih :
diare,
cacingan,
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),
TBC,
penyakit yang mematikan seperti SARS,
flu burung (H5N1) dan flu babi (H1N1).
Cara mencuci tangan yang bersih harus menggunakan sabun dan di bawah air yang
mengalir.
Berikut langkah-langkah teknik mencuci tangan yang benar :

A. PERSIAPAN ALAT & BAHAN


1. Sabun anti mikroba
2. Kertas Tisue
3. Handuk steril
4. Kikir pembersih kuku
5. Tempat handuk kotor
6. Bengkok
7. Sikat
8. Spon
Prinsip perawat cuci tangan steril sebelum asisten pembedahan di ruang
operasi
Jangan sampai mengenai pakaian yang dikenakan perawat
Saat dan setelah cuci tangan jangan sampai menyentuh benda yang tidak
steril
B. PROSEDUR KERJA
1. Lepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang ditarik ke atas
2. Inspeksi kuku dan permukaan kulit apakah ada luka
3. Berdiri di depan westafel jaga agar tangan dan seragam tidak menyentuh
westafel
4. Seragam yang digunakan harus tetap kering
5. Tuangkan sabun 2 - 5 cc kedalam tangan, sabun tangan lengan hingga 5
cm di atas siku
6. Bersihkan kuku bila kotor dengan kikir dan letakan pada tempat atau
bengkok
7. Basahi sikat / spon dan beri sabun kembali
8. Jumlah gerakan 20 gerakan untuk tangan, 30 gerakan untuk kuku, sikat di
pegang tegak lurus terhadap kuku
9. Sikat jari - jari termasuk sela jari, sikat telapak tangan, punggung tangan
10. Basahi sikat dan beri sabun kembali
11. Bagi tangan menjadi 3 bagian, 1/3 pergelangan tangan bawah dengan
arah memutar, lanjutkan 1/3 bagian tengah dan 1/3 bagian atas. tangan dalam
posisi fleksi dengan jari - jari menghadap ke atas selama prosedur
12. Ulangi langkah ini pada yang satunya lagi (tangan kiri)
13. Dengan tangan posisi fleksi bilas dengan seksama ujung jari ke siku
tangan kiri dan ulangi pada tangan kanan
14. Matikan kran dengan siku
15. Ambil handuk steril yang ada di atas kemasan pastikan tidak ada apapun
atau benda dekat dari jangkauan anda
16. Buka handuk steril secara maksimal pagang satu bagian putar dari jari ke
siku
17. Dengan hati - hati pindahkan handuk ke lengan satunya
18. Buang handuk pada tempat yang disediakan
19. Bila akan menggunakan sarung tangan steril dapat dikeringkan hanya dengan
kertas tisu.

C. Manfaat Mencuci Tangan


Manfaat yang diperoleh apabila kita mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun yaitu :
a. Dengan penggunaan sabun yang lebih serta air bersih yang cukup akan
menurunkan insiden diare pada anak dan bayi usia enam sampai delapan
belas bulan.
b. Mencuci tangan dengan air bersih dan sebelum menyiapkan makanan efektif
menurunkan insiden diare.
c. Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Dari hasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat mencuci tangan dengan sabun
sesudah buang air besar, sebelum makan dan menyiapkan makanan
membuktikan bahwa perilaku tersebut merupakan cara yang efektif untuk
menurunkan insidens penyakit.

D. Akibat Tidak Aktif Mencuci Tangan


Mencuci tangan merupakan kegiatan sehari hari yang sangat sederhana
dan sepele, namun berperan penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan.
Dengan mencuci tangan menghindari penyakit seperti diare, flu, penyakit kulit,
alergi dan gatal gatal. Karena tangan kita adalah bagian dari tubuh yang
sangat sering menyebarkan infeksi. Tangan terkena kuman waktu menyentuh
daerah tubuh kita, tubuh orang lain, hewan atau permukaan yang tercemar.
Walaupun kulit yang untuk melindungi tubuh kita dari infeksi, kuman dapat
masuk ketubuh waktu kita menyentuh mata, hidung dan mulut. Orang yang
terkena HIV lebih rentan terhadap infeksi apapun karena sistem kekebalan
tubuhnya dilemahkan oleh HIV. Oleh karena itu, kebersihan terutama mencuci
tangan secara lebih teratur.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan
lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih.
Macam macam mencuci tangan :
a. Mencuci tangan dengan air
b. Mencuci tangan dengan air panas
c. Mencuci tangan dengan sabun
d. Mencuci tangan dengan cairan
e. Mencuci tangan dengan tisu basah
Tujuan melakukan cuci tangan dengan baik dan steril supaya kita tidak
terjangkit penyakit seperti diare dan cacingan. Perilaku hidup sehat harus
ditanamkan dari sejak kecil.

3.2 Saran
Mencintai hidup sehat sebagai perilaku hidup kita sehari hari adalah
sebuah cara dasar untuk jauh dari penyakit yang menular serta berbahaya.
Sebaiknya agar tercapai hidup sehat, dari kita kecil kita sudah menanamkan
perilaku sehat seperti mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya
agar tercapainya lingkungan yang sehat.

Daftar Pustaka

http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/06/pengertian-mencuci-tangan.html
http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2009/03/sap-penyuluhan-cuci-
tangan.html
http://www.infeksi.com.Pusat Informasi Penyakit Infeksi, Andy Baex, 6 Februari
2007

Berti Pradana di 16.36


Berbagi

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar


Beranda

Lihat versi web


All about me

Berti Pradana
Moody girl . Cat lovers . Poltekkees Malang. be a profesional Nurse. In relationship
w/ my architect :*
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Вам также может понравиться