Вы находитесь на странице: 1из 33

Modul Praktikum Fisika

Kelas X
Semester I

Madrasah Aliyah Negeri Serpong


Tangerang Selatan
2014

1|Page
Kata pengantar

Alhamdulillah, berkat rahmat-Nya Modul Praktikum Fisika Kelas X (Sepuluh)


semester 1 dapat selesai tepat waktu.

Modul praktikum fisika untuk kelas X (Sepuluh) semester I ini di susun untuk
mempermudah siswa dalam malakukan percobaan fisika.
Dalam modul ini siswa di berikan suatu teori dasar yang sederhana, untuk lebih
memahami teorinya siswa di haruskan membaca buku referensi sesuai dengan
judul percobaan. Dengan modul ini diharapkan siswa lebih aktif dalam melakukan
percobaan, dan siswa dapat dengan mudah melakukan pelaporan praktikum.

Penyusunan modul ini jauh dari sempurna, untuk itu perbaikan-perbaikan akan
terus dilakukan. Saran untuk modul ini sangat di harapkan agar modul ini menjadi
lebih baik lagi.
Akhirnya semoga modul ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Penyusun

Guru Fisika MAN Serpong

2|Page
Mengukur panjang

I. Tujuan : Mengukur besaran panjang dengan berbagai alat ukur panjang.


II. Alat dan bahan :
1. mistar centimeter
2. mistar milimeter
3. jangka sorong
4. mikrometer sekrup
5. jangka sorong
6. balok (batang) kayu atau papn
7. kelereng/ manik-manik
8. kertas

III. Teori dasar


Pengukuran panjang harus dilakukan dengan alat ukur yang tepat. Perhatikan
dilingkungan sekitar kita, pengukuran panjang dilakukan oleh penjahit pakaian,
pekerja bangunan, pengukur tanah, atau pembuat kunci. Masing-masing profesi
tadi membutuhkan alat ukur yang berbeda. Namun pada hakekatnya mereka
semua melakukan pengukura panjang, dan masing-masing pekerjaan
membutuhkan ketelitian yang berbeda sehingga alat ukur yang di gunakan
berbeda pula (Nursyamsuddin,2004).
Berikut ini cara penggunaan mikrometer sekrup dan jangka sorong.
A. Mikrometer sekrup

Rahang geser Skala Utama


Skala nonius / sekrup pemutar
Benda

Gambar 1. mengukur panjang dengan mikrometer sekrup

3|Page
Mikrometer sekrup di tunjukan pada gambar 1. Jika skala nonius di putar lengkap
1 kali maka rahang geser dan skala nonius maju mundur 0.5 mm. Karena skala
nonius memiliki skala 50 skala, maka ketelitian mikrometer sekrup 0.5 mm / 50 =
0.01 mm (Kanginan,2002).Dengan demikian ketidak pastianya x
x = 1/2 x nilai satuan terkecil (nst) = 1/2 x 0.001 mm = 0.005 mm
Maka cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:
1. Perhatikan garis skala utama dengan skala nonius. Pada gambar 1. garis
skala utama adalah 7 mm lebih.
2. Perhatikan garis mendatar pada skala nonius yang berhimpit dengan garis
mendatar pada skala utama. Pada gambar 1. garis mendatar tersebut 24.
maka nilai x = 7,0+( 24 x 0,01 mm ) = 7,24 mm.
Sehingga jika dituliskan. Panjang = (7,240 0,005) mm
B. Jangka Sorong

Rahang geser
Skala Utama
Benda Skala Nonius

Gambar 2. mengukur panjang dengan Jangka Sorong

Skala nonius memikiki panjang 9 mm dan di bagi 10 skala sehingga selisihnya


0,1 mm.atau 0,01 cm. Maka ketidak pastiannya adalah
x = 1/2 x 0,1 mm = 0,05 mm = 0,005 cm
cara menentukan nilai x (panjang benda) yaitu:

4|Page
1. perhatikan angka pada skala utama yang berdekatan dengan angka 0 pada
nonius. Pada gambar 2. angka tersebut 5 cm
2. perhatikan garis nonius yag berhimpit dengan skala utama. Pada gambar 2.
angka tersebut adalah garis ke 4. ini berarti
nilai x = 5 cm + ( 5 x 0,01 cm ) = 5,05 cm.
Sehingga jika dituliskan, Panjang = (5,050 0,005) cm
IV. Cara kerja
a) Mengukur panjang batang (papan) kayu
a. ukur panjang batang kayu denagn mistar sentimeter
b. lakukan pengukuran denagn posisi mata sebagai berikut, seperti
terlihat pada gambar berikut. 1 2 3

c. Ulangi denagn 5 kali pengukuran


d. Tuliskan data yang didapat ke dalam tabel pengamatan
e. Gantilah mistar centimeter dengan mistar milimeter lalu ulangi
langkah
a sampai d.
b) Mengukur diameter manik-manik
a. ukurlah diameter manik-manik dengan mikrometer sekrup (cara
penggunaan dapat dilihat pada teori dasar)
b. lakukan pengukuran oleh orang yang berbeda
c. lakukan 5 kali pengukuran
d. tuliskan data yang didapat pada tabel data
e. ulangi langkah a sampai d dengan menggunakan Jangka sorong

5|Page
c) Mengukur tebal kertas
a. ukurlah tebal kertas dengan mikrometer sekrup (cara penggunaan
dapat dilihat pada teori dasar)
b. lakukan pengukuran oleh orang yang berbeda
c. lakukan 5 kali pengukuran
d. tuliskan data yang didapat pada tabel data
e. ulangi langkah a sampai d dengan menggunakan Jangka sorong

V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran panjang batang (papa) kayu (L)


Pengukuran ke Dengan mistar centimeter Dengan mistar milimeter
(L L) Cm (L L) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

2. Hasil pengukuran diameter manik-manik (D)


Pengukuran ke Dengan Mikrometer sekup Dengan Jangka Sorong
(D D) Cm (D D) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata

6|Page
Ketidakpastian
pengukuran
Error

3. Hasil pengukuran tebal kertas (T)


Pengukuran ke Dengan Mikrometer sekup Dengan Jangka Sorong
(T T) Cm (T T) mm
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan


1. dari hasil pengukuran panjang kayu, alat ukur manakah yang lebih teliti?
Berikan alasannya.
2. dari hasil pengukuran diameter kelereng dan tebal kertas alat ukur
manakah yang lebih teliti? Berikan alasannya.
3. posisi mata yang mana yang lebih teliti dalam melakukan pengukuran?
Berikan alasannya.
4. untuk menghitung diameter rambut, alat ukur manakah yang anda akan
gunakan? Mengapa.

5. hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran x , kesalahan pengukuran (x)

x
dan perentase error perhitungan ( x x100%) pada tiap-tiap data
pengukuran. Gunakan persamaan berikut:

7|Page
x
xi
x
xi x
n n

Dengan x = rata-rata hasil pengukuran


x = ketidak pastian pengukuran

xi
= jumlah data hasil pengukuran
n = banyaknya pengulangan

Jawab.

8|Page
VII. Kesimpulan

9|Page
Mengukur Massa

I. Tujuan : Mengukur besaran massa dengan berbagai alat ukur massa


(neraca/timbangan)
II. Alat dan bahan
1. neraca lengan
2. neraca pegas
3. koin/benda yang akan diukur
4. kawat tembaga
5. kertas

III. Teori dasar


Di lingkunagn sekitar, kita sering mendapati berbagai kegiatan menimbang massa
benda, seperti menimbang telur, beras, kapasitas muatan truk, bahkan menimbang

10 | P a g e
emas. Semua kegiatan tersebut menggunaka alat ukur yang berbeda. Namun pada
hakekaktnya semua kegiatan ini merupakan pengukuran massa. Masing-masing
pengukuran membutuhkan ketelitian yang berbeda sehingga alat ukur yang di
gunakan berbeda pula (Nursyamsudin,2004)

IV. Cara kerja


1. Mengukur massa benda dengan neraca pegas
a. timbanglah massa benda/koin dengan cara mengaitkan pada neraca
pegas
b. lihat nilai yang tertera pada neraca pegas, lalu tulis pada tebel data
pengamatan.
c. Ulangi sampai 5 kali pengulangan dengan orang yang berbeda.
d. Ulangi langkah a sampai c dengan kawat tembaga dan kertas.

2. Mengukur massa benda dengan neraca lengan


a. timbanglah massa benda/koin dengan cara meletakan di lengan
neraca
b. lihat nilai yang tertera pada neraca, lalu tulis pada tebel data
pengamatan.
c. Ulangi sampai 5 kali pengulangan dengan orang yang berbeda.
d. Ulangi langkah a sampai c dengan kawat tembaga dan kertas.

V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran massa benda dengan neraca pegas


Pengukuran ke Benda/koin Kawat tembaga Kertas
(m m) gr (m m) gr (m m) gr
1
2

11 | P a g e
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

2. Hasil pengukuran massa benda dengan neraca lengan


Pengukuran ke Benda/koin Kawat tembaga Kertas
(m m) gr (m m) gr (m m) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan


1. Dari hasil pengukuran massa denagn neraca pegas apakah semua
benda dapat diukur denagn neraca lengan?
2. Dari hasil pengukuran alat ukur manakah yang lebih teliti (presisi) ?
3. Dari kedua alat pengukur massa tersebut apakah dapat mengukur
massa air ? jelaskan.

4. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran x , kesalahan pengukuran

x
(x) dan perentase error perhitungan ( x x100%) pada tiap-tiap data
pengukuran. Gunakan persamaan berikut:

12 | P a g e
x
xi
x
xi x
n n

Dengan x = rata-rata hasil pengukuran


x = ketidak pastian pengukuran

xi
= jumlah data hasil pengukuran
n = banyaknya pengulangan
Jawab.

13 | P a g e
VII. Kesimpulan

14 | P a g e
Mengukur Volume

I. Tujuan : Mengukur besaran volume dengan berbagai cara


II. Alat dan bahan
a. jangka sorong
b. gelas ukur
c. kelereng
d. batu kerikil

III.Teori dasar
Archimenes pernah pernah kebingungan ketrika ia diminta oleh kaisar untuk
menentukan apakah mahkota kerajaan tersebut erbuat dari emas asli atau imitasi.
Kemudian, ia menghitung massa jenisnya dengan mengukur perbandingan massa
dan volumemahkota tersebut. Oleh karena bentuk mahkota buklan merupakan
bentuk yang teratur seperti silinder atauboladan sejenisnya, maka ia mencelupkan
mahkota tersebutkedalam zat cair. Dari pekerjaan inilah ia merumuskan
bagaiaman menentukan massa jenis emas (Nursyamsudin,2004).

IV. Cara kerja


1. Mengukur volume kelereng secara matematis
a. ukurlah diameter kelereng dengan menggunakan jangka sorong,
lakukan oleh orang yang berbeda dan dilakukan 5 kali pengulangan.

15 | P a g e
b. hitung volume kelereng dengan menggunakan rumus volume benda.
c. Tulis data yang didapat pada tabel data pengamatan.

2. Mengukur volume kelereng menggunakan gelas ukur


a. tuangkan air ke dalam gelas ukur kira-kira 50 ml
b. masulan kelereng kedalam gelas ukur, kemudian catat volume air
sekarang. Hitunglah selisih volume air, yaitu volume sebelum dan
sesudah kelereng dicelupkan. Selisih volume air tersebut adalah
volume kelereng.
c. Catat pada tebel data pengamatan, ulangai sampai 5 kali pengulangan.
3. mengukur volume kerikil menggunakan gelas ukur
a. tuangkan air ke dalam gelas ukur kira-kira 50 ml
b. masulan kerikil kedalam gelas ukur, kemudian catat volume air
sekarang. Hitunglah selisih volume air, yaitu volume sebelum dan
sesudah kelereng dicelupkan. Selisih volume air tersebut adalah
volume kelereng.
c. Catat pada tebel data pengamatan, ulangai sampai 5 kali pengulangan.

V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran volume kelereng secara matematis


Pengukuran ke Diameter Volume ( D2)
(D D) gr (V V) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian

16 | P a g e
pengukuran
Error

2. Hasil pengukuran volume kelereng menggunakan gelas ukur


Pengukuran ke Vair semula Vair sesudah Volume V
(V V) gr (V V) gr (Vair sesudah- Vair semula)
(V V) gr
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan


1. Dari hasil pengukuran volume dengan cara yang berbeda manakah yang
lebih teliti (presisi) ?
2. apakah cara matemais dapat di gunakan untuk menghitung volume
kelereng ? jelaskan.

3. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran

V
(V) dan perentase error perhitungan ( V x100%) pada tiap-tiap data
pengukuran. Gunakan persamaan berikut:

V
V i
V
Vi V
n n

17 | P a g e
Dengan V = rata-rata hasil pengukuran
V = ketidak pastian pengukuran

V i
= jumlah data hasil pengukuran
n = banyaknya pengulangan

Jawab.

VII. Kesimpulan

18 | P a g e
Komponen Vektor

I. Tujuan : menguraikan vektor menjadi dua buah vektor yang sebidang


II. Alat dan bahan
a. neraca pegas 3 buah
b. benang
c. kertas grafik
d. papan triplek
e. paku payung
f. busur derajat

III. Teori dasar


Setiap vektor diuraikan kedalam komponen vektor yang diinginkan. Penguraian
vektor dilakukan untuk mempermudah penjumlahan dua buah vektor atau lebih.
Pemahaman konsep ini sanagt bermanfaat untuk lebih mendalami pelajaran fisika
khususnya untuk bidang mekanika, medan listrik dan bidang lainnya.
Kita akan mudah menemukan resultan ketiga vektor berikut ini dengan cara
mencari dulu komponen tiap vektornya. Perhatikan gambar berikut.

F1 F2

F3

Ursiksnlsh vektor F2 dan F3 sehingga diperoleh komponen vektor pada arah


vertikal dan horizontal. Jika 1 (satu) kotak memiliki 1 N maka kita akan
mendapatkan daa-data sebagi berikut.
F1 = 6 N

19 | P a g e
F2x = 9 N F2y = 3 N
F3x = 4 N F3y = 2 N
Sesuai gambar (buatlah gambar terlebih dahulu), maka akan didapatkan bahwa:
F2x - F3x =9-4 = 5 N
F1 + F2y + F3y = 6 + 3 + 2 = 11 N
F1
Sehingga denagn menggunakan rumus
phytagoras kita dapat menemukan FR
resultan ketiga vektor gaya sebagai berikut F3

FR F F
X
2
Y
2

F2
5 11
2 2

12,1N

IV. Cara kerja


a. Siapkan benang dan diikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut

b. Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar
berikut.

20 | P a g e
F1

c. Siapkan papan tripleks, tancapkan paku payung kemudian kaitkan dua


F2 neraca pegas pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga sehingga dua
F3
neraca lainnya membentuk sudut 900 (siku-siku).

d. Tandai titik sambungan benang yang membentuk sudut siku-siku dan


titik lain pada benang penghubung neraca pegas ketiga, kemudian
buatlah garis seperti pada gambar berikut.

e. catat hasil yag di tunjukan oleh neraca 1 sebagai F1 dan neraca 2 sebagai
F2, catat pula hasil yang di tunjukan oleh neraca 3 sebagai F3.
f. Ukurlah sudut yaitu sudut antara vektor F dengan F1
g. Lakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan merubah salah satu paku
payung ( merubah-ubah sudut .
h. Masukan data kedalam tabel

V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran volume kelereng secara matematis


Pengukuran ke F1 F2 F F1 sin F2 sin
Newton Newton Newton
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian

21 | P a g e
pengukuran
Error
pengukuran

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan


1. Dari hasil pengukuran jika nilai sudut di rubah-ubah apakah yang
terjadi?
2. amatilah tabel data, adakah kecenderungan nilai yag sama? Tuliskan
terdapat pada bagian mana?

3. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran

V
(V) dan perentase error perhitungan ( V x100%) pada tiap-tiap data
pengukuran. Gunakan persamaan berikut:

V
V i
V
Vi V
n n

Dengan V = rata-rata hasil pengukuran


V = ketidak pastian pengukuran

V i
= jumlah data hasil pengukuran
n = banyaknya pengulangan

Jawab.

22 | P a g e
23 | P a g e
VII. Kesimpulan

Resultan Dua Vektor

24 | P a g e
I. Tujuan : menemukan resultan dua buah vektor dalam bentuk rumus
kosinus
II. Alat dan bahan
a. neraca pegas 3 buah
b. benang
c. kertas grafik
d. papan triplek
e. paku payung
f. busur derajat

III.Teori dasar
Resultan dua buah vektor dapat di hitung dengan rumus tertentu yang di hasilkan
oleh percobaan ini. Pada bagian lain, resulta vektor dapat di hitung melalui
analisis vektor yaitu dengan cara menguraikan vektor menjadi komponen-
komponennya.
Resultan vektor akan menjadi bagian penting dalam pelajaran fisika misalnya
mekanika. Melalui analisis vektor, persoalan mekanika dan dinamika yang sulit di
visualisasikan dapat di sederhanakan untuk analisis penyelesaian masalah.

IV. Cara kerja


a. Siapkan benag dan diikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut

b. Kaitkan neraca pegas pada tiap ujung tali sehingga membentuk gambar
berikut.

25 | P a g e
F1

F3
F2
c. Siapkan papan tripleks, tancapkan paku payung kemudian kaitkan dua
neraca pegas pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga, ikat pada
paku payung. Catat ketiga gaya tersebut, masukan ke dalam tabel. Lalu
gambarkan garis penghubung seperti pada gambar berikut.

d. ukurlah sudut , yaitu sudut antara F1 dan F2.


Info: karena sistem dalam keadaan setimbang maka F3 = FR
F1

FR
F3

F2

e. lakukan percobaan sampai 5 kali dengan cara merubah-ubah tarikan


pada neraca ke tiga /F3.
f. Masukan data kedalam tabel

V. Data Hasil Pengamatan

26 | P a g e
1. Hasil pengukuran volume kelereng secara matematis
Pengukuran ke F1 F2 FR F 12 F22 Cos 2F1 F2 Cos F12 +F22
(N) (N) (N) +2F1 F2 Cos

1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian
pengukuran
Error
pengukuran

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan


1. Dari hasil pengukuran jika nilai F3 di rubah-ubah apakah yang terjadi?
2. amatilah tabel data, adakah kecenderungan membentuk pola tertentu?
Tuliskan terdapat pada bagian mana?
3. Berdasarkan pola kecenderunagn yang ada, buatlah formula dalam bentuk
persamaan matematis (rumus)

4. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran (V)

V
dan perentase error perhitungan ( V x100%) pada tiap-tiap data
pengukuran. Gunakan persamaan berikut:

V
V i
V
Vi V
n n

Dengan V = rata-rata hasil pengukuran

27 | P a g e
V = ketidak pastian pengukuran

V i
= jumlah data hasil pengukuran
n = banyaknya pengulangan

Jawab.

VII. Kesimpulan

28 | P a g e
Percepatan Gravitasi

I. Tujuan : menentukan percepatan gerak jatuh bebas


II. Alat dan bahan
a. stopwatch
b. penggaris
c. benang

29 | P a g e
d. beban (bola besi, kertas)

III. Teori dasar


Contoh paling terkenal gerak dengan percepatan (hampir) tetap adalah gerak
benda di bawah pengaruh gravitasi bumi. Gerak ini menarik perhatian para filsuf
dan ilmuwan sejak zaman dahulu. Pada abad ke 4 SM, Aristoteles berpendapat
bahwa benda yang berat akan jatuh lebihcepat dari pada benda yang ringan.
Sembilan belas abad kemudian, Galileo mengemukakan bahwa dalam keadaan
hampa udara atau gesekan udara di abaikan semua benda, baik benda berat
maupun ringan, akan jatuhdengan percepatan yang sama. Jadi benda yang berat
dan benda yang ringan akan jatuh engan kecepatan yang sama Ruwanto,2005).

IV. Cara kerja


a. Ukurlah tinggi jarak antara titik star dengan titik jatuh Titik star

Titik jatuh

b. siapkan benda (bola besi) dan stopwatch.


c. Ketika bola besi mulai dijatuhkan, hidupkan stopwatch.
d. Ketika bola mengenai dasar lantai, matikan stopwatch. Catat waktunya
di data pengamatan.
e. Ulangi 5 kali pengulangan.
f. Ganti bola besi dengan kertas. Ikuti langkah b sampai e.
g. Sekarang buatlah kertas seperti bola. Ikuti langkah b sampai

V. Data Hasil Pengamatan

1. Hasil pengukuran bola besi

30 | P a g e
Pengukuran ke x t t2 g
(m) (s) (s2) (2x/t2)
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian pengukuran
Error pengukuran

2. Hasil pengukuran kertas


Pengukuran ke x t t2 g
2
(m) (s) (s ) (2x/t2)
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian pengukuran
Error pengukuran

3. Hasil pengukuran bola bola kertas


Pengukuran ke x t t2 g
2
(m) (s) (s ) (2x/t2)
1
2
3
4
5
Rata-rata
Ketidakpastian pengukuran
Error pengukuran

VI. Analisis Data, Perhitungan dan kesimpulan

31 | P a g e
1. Dari hasil pengukuran percepatan gravitasi dari tiga benda ersebut apakah
ada perbedaan?jelaskan.
2. Apakah massa benda dapat mempengaruhi percepatan gravitasi?
3. Apakah tinggi jarak jatuh (x) mempengaruhi gravitasi? Jelaskan baik
melalui percobaan maupun rumus.

4. Hitunglah nilai rata-rata hasil pengukuran V , kesalahan pengukuran (V)

V
dan perentase error perhitungan ( V x100%) pada tiap-tiap data
pengukuran. Gunakan persamaan berikut:

V
V i
V
Vi V
n n

Dengan V = rata-rata hasil pengukuran


V = ketidak pastian pengukuran

V i
= jumlah data hasil pengukuran
n = banyaknya pengulangan
Jawab.

32 | P a g e
VII. Kesimpulan

33 | P a g e

Вам также может понравиться