Вы находитесь на странице: 1из 15

TUGAS MAKALAH

PSIKOLOGI, KOMUNIKASI DAN KONSELING

CEFOTAXIME

OLEH

NAMA : GHEA ROFIFAH

NO BP : 1311011028

KELAS :B

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Konseling Penggunaan Obat Cefotaxime ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak
yang telah mendukung dalam pembuatan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah dapat mengetahui bagaimana penggunaan obat
Cefotaxime sebagai antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai khasiat
bakterisidal secara rasional dan tepat untuk dapat mencapai tujuan terapi dari penggunaan obat
ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan serta menerima kritik dan saran membangun yang dibutuhkan
untuk dapat menyempurnakan makalah ini.

Semoga makalah tentang Konseling Penggunaan Obat Cefotaxime ini bermanfaat dan
menambah ilmu pengetahuan pembaca

Padang, Mei 2016

Penulis
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Untuk mencapai outcome terapi dalam penatalaksanaan suatu penyakit, penggunaan obat
secara rasional sangat diperlukan. Pemakaian obat secara rasional menunjukkan bahwa terapi
diberikan kepada pasien dengan indikasi yang tepat, menggunakan regimen dosis yang tepat,
serta waspada terhadap efek samping dari penggunaan obat. Umumnya, terapi dengan
menggunakan obat menimbulkan efek samping. Namun efek samping yang terjadi dapat
diminimalkan jika obat dipakai secara tepat oleh pasien. Faktor kepatuhan pasien dalam
menggunakan obat sangat menentukan efek yang akan ditimbulkan. Selain itu, juga berhubungan
dengan informasi yang di terima pasien tentang obat yang akan digunakan.

Sebagai seorang tenaga kesehatan, dokter maupun apoteker harus bisa memberikan dan
menyampaikan informasi obat yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis,
bijaksana dan terkini. Informasi yang diberikan baik berupa dosis yang digunakan, cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, aktivitas yang dilakukan, serta konsumsi makanan dan
minuman yang harus dihindari selama terapi. Selain pemberian informasi, juga dapat dilakukan
konseling mengenai penggunaan obat. Konseling dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan kepada
pasien mengenai pengobatan dan perbekalan kesehatan demi meningkatkan kualitas hidup
pasien.

Cefotaxime adalah antibiotic golongan sefalosporin generasi ketiga yang mempunyai


khasiat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat sintesis mukopeptida pada dinding sel
bakteri. Cefotaxime sangat stabil terhadap hidrolisis beta laktamease, maka Cefotaxime
digunakan sebagai alternatif lini pertama pada bakteri yang resisten terhadap Penisilin.
Cefotaxime memiliki aktivitas spectrum yang lebih luas terhadap organisme gram positif dan
gram negatif. Aktivitas Cefotaxime lebih besar terhadap bakteri gram negatif sedangkan aktivitas
terhadap bakteri gram positif lebih kecil, tetapi beberapa streptococci sangat sensitif terhadap
Cefotaxime.

Cefotaxime sodium efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkan oleh
mikroorganisme yang sensitif, seperti pada : infeksi saluran pernafasan bagian bawah, infeksi
saluran kemih dan kelamin, infeksi ginekologikal, Bakteremia/septikemia, infeksi kulit dan
jaringan lunak, infeksi intra-abdominal, infeksi tulang dan atau sendi dan infeksi sistem syaraf
pusat.Efek samping yang sering dilaporkan:

Lokal : radang pada tempat suntikan, sakit, indurasi dan tenderness, demam, eosinofilia,
urtikaria, anafilaksis.

Gastrointestinal : colitis, diare, mual, untah, gejala pseudo-membran colitis.

Metabolisme yang penting adalah desasetilasi. Metabolisme Cefotaxime di Hati dan 20 30


% berupa Desacetylcefotaxime yang merupakan metabolit aktif. Desacetylcefotaxime ini dapat
memperbesar aktivitas antibakteri dari Cefotaxime dan mempunyai waktu paruh yang sedikit
lebih panjang. Metabolit aktif Desacetylcefotaxime ini mempunyai penetrasi yang baik terutama
untuk cairan cerebrospinalis. Makin besar berat badan pasien dan serum protein akan
memperbesar clearencenya

Karena antibotik cefataxime ini ada di metabalisme dihati maka perlu Seorang apoteker
dapat memberikan konseling pada pasien mengenai obat yang digunakan agar terhindar dari
bahaya penyalahgunaan obat maupun perbekalan kesehatan lainnya., haruslah dilakukan
konseling secara berkelanjutan sejalan dengan dilakukannya Terapeutic Drug Monitoring untuk
memantau atau memastikan tujuan terapi dapat tercapai.
ISI

CEFOTAXIME

A. Informasi Umum

Golongan : antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga, antibiotic beta laktam

Nama Generik : Cefotaxime Sodium

Merek : Claforan iocef, Cefarin, Clacef, Clafexim, Clatax, Efotax, Fobet,


Futacef, Glocef, Kalfoxim, Lancef, Lapixime, Metxime, Procefa,

Nama Kimia : 5-thia-1-azabicyclo [4,2,0] okta 2 - ene - 2 - asam karboksilat, 3 -


[(asetiloksil)metil] - [[2-amina-4-tiazolil)metoksyimino)asetil]amino]-8-oxo, [6R-[6, 7(z)]],
garam natrium

Rumus Molekul: C16H16N5NaO7S2.

Sinonim : SAMCLOVIR, AZOVIR

B. Farmakologi

1. Indikasi
Infeksi saluran nafas bagian bawah, telinga, saluran kemih dan kelamin termasuk gonore non
komplikasi, kandungan, kulit dan struktur kulit, dalam perut, tulang dan sendi, susunan saraf
pusat.
Bakteremia (beredarnya bakteri dalam darah) dan septikemia (keracunan darah oleh bakteri
patogenik dan/atau zat-zat yang dihasilkan oleh bakteri tersebut), sepsis (reaksi umum disertai
demam karena kegiatan bakteri, zat-zat yang dihasilkan bakteri atau kedua-duanya), endokarditis
(radang endokardium jantung), meningitis (radang selaput otak).Pencegahan infeksi peri-operatif
dan terhadap infeksi dengan kekebalan yang menurun.
Infeksi berat yang disebabkan oleh patogen - patogen yang sensitif terhadap cefotaxime seperti :

Infeksi saluran pernapasan termasuk tenggorakan dan hidung


Infeksi pada telinga

Infeksi kulit dan jaringan lunak

Infeksi tulang dan sendi

Infeksi genitalia, termasuk Gonoroe ( non komlikata )

Infeksi adominal

2. Kontra Indikasi

Cefotaxime dikontraindikasikan untuk; penderita debngan hipersensitivitas terhadap Cefotaxime


sodium atau anti biotik golongan Sefalosporin.

3. Peringatan dan perhatian


Pregnancy category B.

Pada pasien yang hipersensitif terhadap Penicilin ada kemungkinan terjadi sensitivitas silang

4. Interaksi Obat

a. Warfarin

Menggunakan obat ini bersamaan dengan obat-obatan lain biasanya tidak disarankan, tapi
mungkin diharuskan pada beberapa kasus. Jika keduanya diresepkan serentak, dokter mungkin
akan mengubah dosis atau seberapa sering Anda menggunakan satu atau kedua obat.

b. Probenecid

Menggunakan obat ini bersamaan dengan obat-obatan lain mungkin meningkatkan risiko efek
samping tertentu, tapi menggunakan kedua obat mungkin menjadi pengobatan terbaik untuk
Anda. Jika kedua obat diresepkan serentak, dokter mungkin akan mengubah dosis atau seberapa
sering Anda menggunakan satu atau kedua obat.
3. Efek Samping
Efek samping serius:

Gastrointestinal : colitis, diare, mual, muntah, dan nyeri ada abdomen


Ruam, memar, kesemutan, mati rasa, nyeri, otot lemah

Detak jantung tidak teratur

Demam, menggigil, sakit pada tubuh, gejala flu

Mudah memar atau berdarah, lemah lesu tidak biasa

Demam, sakit tenggorokan, dan sakit kepala dengan kulit melepuh, mengelupas, dan
ruam

Kejang-kejang/pingsan atau

Mata atau kulit menguning

Hati : kenaikan sementara pada serum kreatinin dan ureum, parestasia, perubahan nilai
parameter laboratorium seperti peningkatan SGOT, SGPT, LDH dan alkalifosfatase dapat
terjadi

Efek samping ringan

Bagian yang disuntik menjadi sakit, iritasi, atau memiliki benjolan keras

Sakit perut, mual, muntah

Sakit kepala atau

Vagina gatal atau mengeluarkan cairan


4. Dosis
Dewasa:
Dosis Biasa untuk Bacteremia

1-2 g IV setiap 6-8 jam

Dosis Maksimal: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 14 hari. Antibiotik oral mungkin digantikan untuk
durasi sekali pasien bisa mentoleransi pengobatan oral.

Dosis Biasa untuk Operasi Cesar

1 g IV segera setelah tali pusar terjepit. Dosis kedua dan ketiga harus diberikan sebanyak 1 g IV
atau IM pada 6 dan 12 jam setelah dosis pertama.

Dosis Biasa untuk Infeksi CNS

2 g IV setiap 4-6 jam.

Dosis Biasa untuk Endometritis

1-2 g IV atau IM setiap 8 jam. Durasi: Terapi parenteral harus dilanjutkan selama setidaknya 24
jam setelah pasien tidak lagi demam dan nyeri, dan jumlah leukosit kembali normal. Terapi
doxycycline selama 14 hari disarankan jika infeksi chlamydia terjadi pasien yang telah
melahirkan (aktivitas menyusui harus dihentikan).

Dosis Biasa untuk Epiglottitis

2 g IV setiap 6-8 jam. Dosis maksimal: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 7-10 hari

Dosis Biasa untuk Infeksi Gonococcal Menyebar

1 g IV setiap 8 jam. Durasi: Terapi parenteral harus dilanjutkan selama 24-48 jam setelah ada
peningkatan kesehatan. Terapi oral dengan cefixime atau cefpodoxime dilanjutkan untuk
melengkapi semua tahap selama setidaknya 1 minggu. Terapi doxycycline selama 7 hari (jika
tidak hamil) atau dosis azithromycin sekali juga disarankan untuk mengobati infeksi chlamydia
yang mungkin akan kambuh.

Dosis Biasa untuk Infeksi Gonococcal Ringan

Infeksi serviks, uretra, atau rektum ringan: 500 mg IM sekali dosis.

Gonorrhea rektal, pria: 500 mg atau 1 g IM sekali dosis. Terapi doxycycline selama 7 hari (jika
tidak hamil) atau dosis azithromycin sekali juga disarankan untuk mengobati infeksi chlamydia
yang mungkin akan kambuh. Partner seks pasien juga harus dievaluasi/diobati.

Dosis Biasa untuk Infeksi Intraabdomen

1-2 g IV atau IM setiap 6-8 jam. Dosis Maksimal: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 7-14 hari

Dosis Biasa untuk Infeksi Sendi

1-2 g IV atau IM setiap 6-8 jam. Dosis Maksimal: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 1-4 minggu,
tergantung sifat dan keparahan infeksi. Terapi yang lebih lama, 6 minggu atau lebih, mungkin
perlu untuk infeksi sendi prostetik. Selain itu, pengangkatan yang melibatkan prostetik juga
perlu.

Dosis Biasa untuk Penyakit Lyme Arthritis

2 g IV setiap 8 jam. Durasi: 14-28 hari. Tahap antibiotik oral 4 minggu atau ceftriaxone 2-4
minggu tambahan mungkin perlu jika pasien terus mengalami pembengkakan sendi.

Dosis Biasa untuk Penyakit Lyme Carditis

2 g IV setiap 8 jam. Durasi: 14-21 hari

Dosis Biasa untuk Penyakit Lyme Neurologis

2 g IV setiap 8 jam. Durasi: 14-28 hari. Dosis Biasa untuk Meningitis: 2 g IV setiap 4-6 jam,
tergantung sifat dan keparahan infeksi.
Durasi: Sekitar 14 hari, tergantung sifat dan keparahan infeksi.

Dosis Biasa untuk Osteomyelitis

1-2 g IV atau IM setiap 6-8 jam. Dosis Maksimal: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 4-6 minggu.
Osteomyelitis kronis mungkin membutuhkan terapi antibiotik oral tambahan, mungkin sampai 6
bulan.

Dosis Biasa untuk Penyakit Radang Pelvis

1-2 g IV atau IM setiap 6-8 jam. Dosis Maksimal: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: Sekitar 14 hari,
tergantung sifat dan keparahan infeksi. Alternatif untuk pengobatan penyakit radang pelvis
ringan adalah 500 mg IM cefotaxime sekali dosis, diikuti oleh terapi doxycycline oral dengan
atau tanpa metronidazole. Terapi doxycycline selama 14 hari (jika tidak hamil) atau dosis
azithromycin sekali juga disarankan untuk mengobati infeksi chlamydia yang mungkin akan
kambuh. Azithromycin aktif melawan chlamydia dan mungkin berguna bagi pasien hamil.
Partner seks pasien juga harus dievaluasi/diobati.

Dosis Biasa untuk Peritonitis

1-2 g IV setiap 6-8 jam. Dosis Maksimal: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 5-14 hari. Peritonitis yang
terkait dengan dialisis peritoneal: Berkelanjutan: 500 mg/2 L pertukaran intraperitoneal.
Berselang: 2 g/2 L pertukaran intraperitoneal sekali sehari.

Dosis Biasa untuk Pneumonia

1-2 g IV atau IM setiap 6-8 jam. Dosis Maksimum: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 7-21 hari

Dosis Biasa untuk Pyelonephritis

1-2 g IV atau IM setiap 8-12 jam. Dosis Maksimum: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 14 hari

Dosis Biasa untuk Salmonella Gastroenteritis


1-2 g IV atau IM setiap 8 jam. Durasi: 14 hari, atau lebih bagi pasien yang kekebalan tubuhnya
lebih lemah

Dosis Biasa untuk Septicemia

2 g IV setiap 6-8 jam. Dosis Maksimal: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 14 hari

Dosis Biasa untuk Sepsis

2 g IV setiap 6-8 jam. Dosis Maksimal: 2 g IV setiap 4 jam. Durasi: 14 hari

Dosis Biasa untuk Infeksi Kulit atau Jaringan Lunak

1-2 g IV atau IM setiap 8-12 jam . Durasi: 7-10 hari jika sampai 14-21 hari, perawatan mungkin
dibutuhkan untuk infeksi parah macam infeksi diabetes jaringan lunak.

Vibrio vulnificus:

2 g IV setiap 8 jam ditambah doxycycline 100 mg IV atau dengan mulut setiap 12 jam atau
ciprofloxacin 400 mg IV setiap 12 jam.

Dosis Biasa untuk Prophylaxis karena Operasi

1 g IM atau IM setiap 30-90 menit sebelum mulai operasi.

Dosis Biasa untuk Infeksi Saluran Kemih

1-2 g IV atau IM setiap 12 jam. Durasi: 3-7 hari untuk infeksi ringan dan selama 2-3 minggu
untuk infeksi parah (contohnya yang berhubungan dengan kateter)

Anak-anak:
Dosis Biasa untuk Penyakit Lyme

Penyakit Lyme tahap awal dan arthritis Lyme yang melibatkan saraf, atau neuroborreliosis tahap
akhir:
Umur 1 bulan atau lebih: 150-200 mg/kg/hari IV dengan dosis yang terbagi menjadi 3 atau 4.
Dosis Maksimal: 6 g/hari. Durasi: 14-28 hari

Umur 13 tahun atau lebih: Gunakan dosis untuk orang dewasa.

C. Farmakokinetika

1.Absorpsi:

Cefotaxime diberikan secara injeksi sebagai garam natrium. Diabsorpsi dengan cepat
setelah injeksi intra muskular dengan rata-rata konsentrasi puncak plasma sekitar 12 dan 20
ug/ml yang dilaporkan berturut-urut setelah 40 menit pemberian Cefotaxime 0,5 dan 1 g. pada
injeksi intravena Cefotaxime 0,5:1 atau 2 g rata-rata konsentrasi puncak plasma berturut-urut
38:102 dan 215 ug/ml dicapai dalam konsentrasi bervariasi antara 1 sampai 3 ug/ml setelah 4
jam. Waktu paruh plasma Cefotaxime sekitar 1 jam dan untuk metabolit aktif
desocetylcepotaxime sekitar 1,5 jam. Waktu paruh meningkat pada neonatus dan penderita
dengan gangguan ginjal berat, terutama untuk bentuk metabolit, dalam hal ini pengurangan dosis
sangat diperlukan. Sekitar 40% Cefotaxime dalam sirkulasi dilaporkan berikatan dengan protein
plasma.

2.Distribusi:

Cefotaxime dan desacetylcefotoxime secara luas didistribusikan dalam jaringan dan cairan
tubuh; konsentrasi terapi dapat ditemui dalam LCS terutama bila meninges dalam keadaan
meradang. Cefotaxime melewati plasenta dan dalam konsentrasi rendah dapat ditemukan pada
air susu ibu. Konsentrasi Cefotaxime dan desacetylcefotaxime relatif tinngi pada empedu dan
20% dari dosis yang diberikan ditemukan dalam feses.
3.Metabolisme:

Cefotaxime sebagian masuk dalam metabolisme hati menjadi desacetylcefotaxime dan metabolit
inaktif.
4.Ekskresi:

Eliminasi Cefotaxime terutama melalui ginjal dan sekitar 40 sampai 60% dari dosis ditemukan
tidak berubah di urin dalam jangka waktu 24 jam; dan sisanya sebanyak 20% diekskresikan
sebagai metabolit desacetyl. Probenesid akan berkompetensi dengan Cefotaxime dalam
halsekresi melalui tubulus ginjal yang akan mengakibatkan konsentrasi plasma efotaxime dan
metabolit desacetyl menjadi lebih tinggi dan lebih lama. Cefotaxime dan metabolitnya dapat
dihilangkan dengan hemodialis

PEMBAHASAN

KONSELING PEMAKAIAN OBAT CEFOTAXIME

Penatalaksanaan obat pada pasien

1. Menyarankan kepada pasien bahawa cefotaxime untuk mengobati infeksi bakteri dan
tidak digunakan untuk mengobati infeksi virus
2. Pentingnya dalam memenuhi pengobatan terapi secara penuh dan tidak ada pengehentian
obat, walaupun keadaan sudah mulai membaik.
3. Menyarankan jika obat tidak di konsumsi penih akan mengakibatkan kurangnya
efektivitas obat dan menimbulkan resitensi obat pada bakteri
4. Pentingnya memberitahukan ke dokter jika terjadi reaksi alergi
5. Pentingnya member informasi ke dokter bahwa terapi terlaksana sesuai resep yang di
berikan dan maupun pemberian obat lain yang diberikan bersamaan
6. Penting memberitahu kedokter pada pasien yang lagi hamil dan menyusui karena obat
cefotaxime ini dieksresikan melalui ASI
7. Pentingnya menginformasikan pasien dari informasi pencegahan penting lainnya
8. Apabila Anda melupakan satu dosis obat ini, minum sesegera mungkin. Namun, bila
sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupakan dan kembali ke
jadwal dosis yang biasa. Jangan menggandakan dosis.
9. Pada penyimpanan obat paling baik disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya
langsung dan tempat yang lembap. Jangan disimpan di kamar mandi. Jangan dibekukan.
Merek lain dari obat ini mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda. Perhatikan
instruksi penyimpanan pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda. Jauhkan
semua obat-obatan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.

Penatalaksaan pada tenaga kesehatan

1. Pada pengobatan dengan Cefotaxime, bila pasien memiliki volume distribusi sangat kecil,
sebagian besar obat ada didalam darah. Antibiotik Cefotaxime ini dapat diberikan secara
i.v. dan i.m. karena absorpsi di saluran cerna kecil. Masa paruh eliminasi pendek sekitar 1
jam, maka diberikan tiap 12 jam MIC dapat dicapai dalam waktu 10 jam. Ikatan protein
plasma sebesar 40 %. Ekskresi pada ginjal
2. hati-hati pemberian pada wanita menyusui karena Cefotaxime juga diekskresi melalui air
susu ibu.
3. Pada pasen yang hipersensitif terhadap penisilin kemungkinan besar akan terjadinya
senstivitas silang
4. hati hati untuk pasien yang memiliki gangguan pencernaan. Cefotaxime yang
merupakan antibiotik spektrum luas dapat mengubah flora normal dari usus dan
menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari Clostridia. Toxin yang dihasilkan
Clostridium difficile merupakan penyebab colitis
5. Penggunaan bersamaan dengan diuretik kuat misalnya furosemid dapat menyebabkan
ganggun fungsi ginjal
6. Penggunaan Cefotaxime bersama dengan Probenecid dapat menyebabkan konsentrasi
plasma Cefotaxime dan metabolit desacetyl menjadi lebih tinggi dan bertahan lebih lama
dan juga dapat menimbulkan resitensi bakteri.
Dengan bertambahnya metabolit Desacetylcefotaxime maka akan makin memperbesar
aktivitas antibakteri. perlu juga diperhitungkan efek yang ditimbulkan dengan adanya
metabolit Desacetylcefotaxime akan meningkatkan efek antibakteri dari cefotaxime.
Peningkatan aktivitas antibakteri dikhawatirkan akan memberikan efek samping yang
lebih besar dari penggunaan cefotaxime seperti diare, mual dan muntah karena flora
normal pada saluran pencernaan terganggu dengan penggunaan cefotaxime yang
merupakan antibiotik berspektrum luas.

7. Dalam pemberian dosis dari cefotaxime perlu diperhatikan karena dengan adanya
metabolit Desacetylcefotaxime yang memiliki waktu paruh eliminasi yang lebih panjang,
akan berada pada tempat kerja lebih lama jadi dapat mengakibatkan efek toksik bila
terjadi akumulasi dengan pemberian berulang karena melewati kadar efek toksik
minimum. jadiPasien yang mendapatkan obat - obat yang berpotensi nefrotoxic secara
berbarengan atau yang berikutnya, harus dipantau ketat fungsi ginjanya

8. Cara pemberian obat sebaiknya melalui intravena, walaupun pemberian dapat diberikan
melalui intramuskular. Tiap satu gram cefotaxime memerlukan aquabidest atau aqua pro
sekurang - kurangnya 4 ml dan larutan injeksi harus disuntikan berlahan - lahan selama 3
s/d 5 menit.Pada pemberian intramuskuler, injeksi harus disuntikan dalam - dalam pada
otot gluteal, disarankan injeksi intramuskuler pada sisi yang sama tidak melebihi 4 ml
( 1gram cefotaxime )

Вам также может понравиться