Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DI BANGSAL CENDANA 2
RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Disusun oleh :
Endah Novitasari ( P07120214008 )
Haffisa Alfit L. ( P07120214010 )
Hana Asiyaningsih ( P07120214012 )
Nissa Kurniasih ( P07120214023 )
Novatiarista W. P. ( P07120214024 )
Disusun oleh :
Endah Novitasari ( P07120214008 )
Haffisa Alfit L. ( P07120214010 )
Hana Asiyaningsih ( P07120214012 )
Nissa Kurniasih ( P07120214023 )
Novatiarista W. P. ( P07120214024 )
Asuhan Keperawatan pada Tn. I dengan diagnosa medis Tumor intra abdomen susp tumor
gaster di Bangsal Cendana 2 RSUP DR. Sardjito telah disahkan pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Asuhan
Keperawatan terhadap pasien Tn. I dengan diagnosa medis Tumor intra abdomen susp tumor
gaster di bangsal Cendana 2 RSUP dr. Sardjito Yogyakartaini dengan lancar. Penulisan
asuhan keperawatan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan yaitu
Manajemen Keperawatan dan Kepemimpinan.
Asuhan keperawatan ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu atas bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terimakasih kepada
yang terhormat :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Yogyakarta yang telah menyetujui adanya praktik lab
klinik ini.
2. Ketua Jurusan yang telah mengadakan Praktik Lab Klinik Manajemen Keperawatan
dan Kepemimpinan sehingga kami dapat berlatih dan mendapatkan keterampilan yang
cukup banyak.
3. Direktur RSUPDR. Sardjito Yogyakarta yang telah menerima kami untuk praktik
sehingga kami mendapatkan pengalaman menangani pasien secara langsung.
4. Para Perawat Bangsal Cendana2 yang telah menerima, membimbing, mengajari serta
mendampingi kami dalam melaksanakan praktik lab klinik ini.
5. Sari Candra Dewi, SKM., M. Kepsebagai pembimbing akademik yang telah
mendampingi dan membimbing kami selama kami menjalani praktik lab klinik.
6. Quirina Sumariyem, AMK sebagai pembimbing lapangan yang telah mendampingi
dan membimbing kami selama praktik maupun dalam penyusunan laporan harian dan
asuhan keperawatan ini.
7. Rekan-rekan kelas D-4 Keperawatan yang telah memberi beberapa masukan.Secara
khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik
selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap, Asuhan Keperawatan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker berkaitan dengan benjolan patologis pada tubuh yang secara umum
sinonim dengan tumor. Tumor berarti benjolan atau pembengkakan,terdiri dari tumor
ganas dan tumor jinak.Tumor ganas inilah yang dikenal sebagai kanker (neoplasma =
karsinoma = keganasan). Namun tumorbiasanya dipakai pula untuk pengganti nama
kanker jinak, sementara istilah kanker dimaksudkan sebagai suatu tumor ganas. Dengan
demikian dapat disebutkan bahwa semua benjolan adalah tumor, tapi tidak semua tumor
adalah kanker.
Kanker dan tumor merupakan penyebab kematian utama kedua yang
memberikan kontribusi 13 % kematian dari 22 % kematian akibat penyakit tidak menular
utama di dunia. (Shibuya K, Mathers CD,Boschi-Pinto C,Lopez AD, Murray
CJL).Dampak Penyakit Tidak Menular khususnya penyakit tumor terhadap
ketahanan sumber daya manusia sangat besar karena selain merupakan penyebab
kematian dan kesakitan juga menurunkan produktivitas. Angka kesakitan dan kematian
tersebut sebagian besar terjadi pada penduduk dengan sosial ekonomi menengah ke
bawah. Di Indonesia penyakit kanker/tumor merupakan urutan ke 6 dari pola penyakit
nasional. Setiap tahunnya 100 kasus baru terjadi diantara 100.000 p e n d u d u k .
(Departemen KesehatanRepublik
I n d o n e s i a , 2 0 0 2 ) Meningkatnya pengguna rokok (57 juta orang), konsumsi
alkohol, kegemukan atau 0 besitas dan kurangnya aktifitas fisik/olahraga juga berperan
dalam peningkatan angka kejadian kanker di Indonesia. (Depkes R I . 2 0 0 5 )
Lima besar provinsidi Indonesia mempunyai prevalensi di atas
angkanasional (> 5,03 %), yang pertama Daerah Istimewa Yogyakarta
mendudukiurutan prevalensi tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 9,66 %, disusul
Jateng8,06 %, DKI Jakarta 7,44 %, Banten 6,35%, selanjutnya Sulut (5,76%0) (Oemiati
Ratih , Ekowati Rahajeng , Antonius Yudi Kristanto) O r g a n i s a s i 2 kesehatan
dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar penyakit kanker didunia adalah kanker
paruparu, kanker payudara, kanker usus besar kanker lambung dan kanker hati. (WHO, 2005)
Tumor/kanker saluran cerna menempati urutan ke-6 terbanyak dari seluruh jenis
tumor/kanker yang ada. Perempuan mempunyai risiko 2,2 kali lebih besar dibandingkan
laki-laki. Risiko tumor/kanker saluran cerna akan bertambah seiring dengan
bertambahnya umur dan semakin tinggi tingkat pendidikan. Berat badan obes
mempunyai risiko1,7 kali dibandingkan dengan responden yang mempunyai berat
badan kurus. Kebiasaan merokok berhubungan bermakna dengan tumor/kanker
saluran cerna. Kebiasaan minumalkohol, konsumsi buah sayur, maupun konsumsi
makanan berlemak tidak berhubungan bermakna dengan tumor/kanker saluran cerna.
Kanker/tumor merupakan penyakit dengan penyebab multifactor yang terbentuk
dalam jangka waktu yang lama dan mengalami kemajuan melalui stadium yang berbeda-
beda.(Bonita R, de Courten, Dwyer T, and Leowski,J.2001) Faktor nutrisi merupakan
salah satu aspek yang sangat penting, yang kompleks dan sangat dikaitkan dengan proses
patologis kanker. Secara umum total asupan berbagai lemak (yaitu tipe yang berbeda-
beda dari makanan yang berlemak) bisa dihubungkan dengan peningkatan insiden
beberapa kanker utama misalnya kanker payudara, colon, prostat, ovarium, endometrium
dan pancreas. (Weisburger JH. 2002) Disamping itu obesitas juga meningkatkan risiko
untuk kanker dan aktivitas fisik merupakan determinan utama dari pengeluaran energi
akan mengurangi risiko (Kritchevsky, D.Key TJ. 2003).
Faktor gaya hidup antara lain merokok, diet, konsumsi alcohol,
reproduksi (hamil, menyusui, umur pertama menstruasi, menopause), obesitas dan
kurangnya aktivitas fisik diduga sebagai kontributor utama pertumbuhan kanker.
(Eichholzer-M. 1997) Beberapa faktor risiko penyakit kanker antara lain; merokok dan
faktor gaya hidup (khususnya konsumsi sayur dan buah serta aktivitas fisik)
merupakan faktor risiko kanker.(Alberty, G. 2001).Hal ini diperjelas dengan per-
nyataan Ray (2005) yang mengatakan bahwa asupan buah dan sayur yang tinggi akan menurunkan
risiko kanker/tumor. (Ray, A. 2005). Alkohol adalah faktor risiko untuk tumor dan
saluran pencemaan atas, kanker hati dan kanker co lonrectal, jumlah sedikit (small
amount) akan meningkatkan risiko kanker payudara.(Sinagra D, et.al, 2002) Disamping
itu total asupan lemak berkaitan dengan peningkatan penyakit kanker/tumorseperti
payudara, colon dan prostat.(Adebamowo CA, Ajayi, Adebamowo CA, and Ajayi. 2000).
Faktor lain yang berpengaruh adalah kesehatan mental. Orang dengan mental disorder
(khususnya yang berkaitan dengan masalah mood seperti depresi klinis danbipolar) akan
meningkatkan risiko kejadian kanker pada usia muda. Padawanita 43 % dengan mental
disorder akan menjadi sakit kanker kurang 2 tahun setelah didiagnosa menderita masalah
dengan mood. ( Davis, JL.2005)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami transformasi dan
tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel
tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Kelainan ini dapat
meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior.
Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang dibungkusnya
tetapi tidak menginvasinya.
Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain, Tumor hepar, Tumor limpa /
lien, Tumor lambung / usus halus, Tumor colon, Tumor ginjal (hipernefroma), Tumor
pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor wilms (ginjal). Yang akan dibahaskan
di sini adalah yang terutama tumor di saluran cerna intestinal.
2. Regio epigastrika
5. Regio umbilicus
8. Regio hipogastrika
Bagian abdomen juga dapat dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan posisi dari satu
garis horizontal dan 1 garis vertikal yang membagi daerah abdomen.
1. Kuadran kanan atas
D. KLASIFIKASI
1. Dewasa :
a. Tumor hepar
b. Tumor limpa / lien
c. Tumor lambung / usus halus
d. Tumor colon
e. Tumor ginjal (hipernefroma)
f. Tumor pankreas
2. Anak-anak :
a. Tumor wilms (ginjal)
E. GEJALA KLINIS
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau menunjukan
tanda selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak
terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau
pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak menunjukkan kelainan.
Oleh karena itu, American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan
tentang tanda dan gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut 7-
danfer warning signals CAUTION. Yayasan Kanker Indonesia menggunakan
akronim WASPADA sebagai tanda bahaya keganasan yang perlu dicuraigai.
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang
dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan diagnosis
klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara holistik,
meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.
2. Konsistensinya
3. Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di atasnya.
G. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Endoskopi (sebuah penelitian dimana sebuah pipa elastis digunakan untuk
melihat bagian dalam pada saluran pencernaan) adalah prosedur diagnosa terbaik. Hal
yang memudahkan seorang dokter untuk melihat langsung dalam perut, untuk
memeriksa helicobacter pylori, dan untuk mengambil contoh jaringan untuk diteliti di
bawah sebuah mikroskop (biopsi). Sinar X barium jarang digunakan karena hal
tersebut jarang mengungkapkan kanker tahap awal dan tidak dianjurkan untuk biopsi.
Jika kanker ditemukan, orang biasanya menggunakan computer tomography (CT)
scan pada dada dan perut untuk memastikan penyebarannya yang mana tumor tersebut
telah menyebar ke organ-organ lainnya. Jika CT scan tidak bisa menunjukkan
penyebaran tumor. Dokter biasanya melakukan endoskopi ultrasonic (yang
memperlihatkan lapisan saluran pencernaan lebih jelas karena pemeriksaan diletakkan
pada ujung endoskopi) untuk memastikan kedalaman tumor tersebut dan pengaruh
pada sekitar getah bening.
Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan
diagnosis tumor ganas (radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang konvensional
sampai dengan yang canggih, dan untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasus
yang dihadapi. Pada tumor ganas yang letaknya profunda dari bagian tubuh atau
organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk tuntunan (guiding) pengambilan
sample patologi anatomi, baik itu dengan cara fine needle aspiration biopsi (FNAB)
atau biopsy lainnya. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan
imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas. Beberapa
pemeriksaan imaging tersebut antara lain:
1. Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher,
toraks, abdomen, tulang, mammografi, dll.
2. Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop,
kistografi, dll.
6. Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning
dengan menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh:
scinfigrafitiroid, tulang, otak, dll.
7. RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).
H. GAMBARAN RADIOLOGI
1. Tumor Hepar
2. Tumor Limpa
Pada tumor primer pada limpa ditemukan gambaran bulging atau
penggelembungan tepi limpa dengan struktur eko parenkim yang tidak homogen.
Gambar 2.3 - Spiral CT scan dipotong 7 mm, dengan limpa sangat membesar (di
sebelah kanan pemirsa), menunjukkan massa tumor kurang radiodense dengan
limpa agak padat normal berdekatan.
4. Tumor Kolon
a. Adanya penonjolan ke dalam lumen berupa polip bertangkai (pedunculated)
atau tak bertangkai (sesile).
b. Terjadi kerancuan dinding kolon bersifat simetris (napskin ring) atau
asimetris (apple core).
c. Kekakuan dinding colon bersifat segmental (lumen colon dapat atau tidak
menyempit)
Gambar 2.6 Pedunculated polip pada kolon descenden
5. Tumor Ginjal
- pemeriksaan dengan IVP terlihat gambaran sistem kalixes yang tidak
teratur (tumor willms).
- bayangan masa dapat tidak homogen, tidak ada kalsifikasi, mengandung
banyak jaringan lunak (hipernefroma).
- massa di daerah ginjal, batas tidak jelas, menutupi bayangan musculus
psoas bagian atas (sarcoma ginjal).
Gambar 2.10 - CT scan bayi dengan massa ginjal yang besar (panah). Jaringan
ginjal normal adalah ditunjukkan di sebelah kanan tumor Wilms (panah kepala,
struktur berwarna putih).
6. Tumor Ureter
Terdapat gambaran filling defect pada daerah yang terdapat polip dengan
atau tanpa dilatasi proksimalnya.
Gambar 2.11 Gambaran filling defect (panah) di ureter adalah karakteristik dari
polip fibroepithelial.
7. Tumor Buli-buli
Penampakan carsinoma vesika urinaria dapat berupa defek pengisian
pada vesika urinaria yang terisi kontras atau pola mukosa yang tidak teratur
pada film kandung kemih pascamiksi. Jika urogram intravena menunjukkan
adanya obstruksi ureter, hal tersebut lebih menekankan pada keterlibatan otot
otot di dekat orifisium ureter dibandingkan obstruksi akibat massa neoplasma
yang menekan ureter. CT atau MRI bermanfaat dalam penilaian praoperatif
terhadap penyebab intramural dan ekstramural, invasi lokal, pembesaran
kelenjar limfe, dan deposit sekunder pada hati atau paru.
Gambar 2.12 - Transisi Cell Carcinoma. Radiografi dari urogram ekskretoris
menunjukkan massa lobulated (panah) yang menyebabkan kelainan di dasar
kandung kemih.
8. Tumor Pankreas
CT Scan dari multisection aksial pada pasien dengan kanker pankreas
menunjukkan penipisan massa rendah di kepala pankreas, berdekatan dengan
vena mesenterika superior.
1. Aktivitas istirahat
2. Sirkulasi
4. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
5. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat
berkemih, hematuria, sering berkemih.
6. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).
Anoreksisa, mual/muntah.
7. Intoleransi makanan
8. Neurosensori
9. Nyeri/kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan
ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
10. Pernafasan
11. Keamanan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre operasi
2. Intra opreasi
3. Post operasi
C. PERENCANAAN
1. Pre operasi
a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit.
Kemungkinan dibuktikan oleh: keluhan nyeri, respon autonomic gelisah, perilaku
berhati-hati
Hasil yang diharapkan :
a) Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang
b) Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan
Intervensi Rasional
Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, Informasi memberikan data dasar untuk
durasi dan skala. mengevaluasi kebutuhan / keefektifan
intervensi.
Berikan tindakan kenyaman dasar misal: Dapat meningkatkan relaksasi
massage punggung dan aktivitas hiburan
misalnya music.
Dorong penggunaan keterampilan Memungkinkan klien untuk berpartisipasi
penggunaan keterampilan manajement nyeri secara aktif dalam meningkatkan rasa control.
misalnya relaksasi napas dalam.
Kolaborasi pemberian analgetik sesuai Analgetik dapat menghambat stimulus nyeri.
indikasi.
Intervensi Rasional
Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran Memberikan kesempatan untuk memeriksa
dan perasaan takut realistis serta kesalahan konsep tentang
diagnosis
Berikan lingkungan terbuka sehingga klien Membantu klien merasa diterima pada
merasa aman untuk mendiskusikan kondisinya tanpa perasaan dihakimi dan
perasaannya meningkatkan rasa terhormat
Pertahankan kontak sesering mungkin dengan Memberikan keyakinan bahwa klien tidak
klien. sendiri atau ditolak.
Bantu klien/keluarga dalam mengenali dan Dukungan dan konseling sesering diperlukan
mengklasifikasikan rasa takut untuk memulai untuk memungkinkan individu mengenal dan
mengembangkan strategi koping. menghadapi rasa takut.
Berikan informasi yang akurat Dapat menurunkan ansietas
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Tinjau ulang dengan klien/orang tedekat Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini
pemahaman diagnose khusus, alternative mengidentifikasi kebutuhan belajar dan
pengobatan dan sifat harapan. memberiakan dasar pengobatan dimana klien
membuat keputusan berdasarkan informasi.
Tentukan persepsi klien tentang kanker dan Membantu identifiokasi ide, sikap, rasa takut,
pengobatan kanker kesalahan konsepsi, dan kesenjanagan
pengetahaun tentang kanker.
Tinjau ulang aturan pengobatan khusus dan Meningkatkan kemampuan untuk mengatur
penggunaan obat yang dijual bebas. perwatan diri dan menghindari potensial,
komplikasi, reaksi/interaksi obat.
Tinjau ulang dengan klien/orang terdekat Meningkatkan kesejateraan, memudahkan
pentingnya mempertahankan status nutrisi pemulihan dan memumgkinkan klien
optimal. mentoleransi pengobatan
Anjurkan meningkatkan masukan cairan dan Meperbaiki konsistensi feces dan
serta dalam diet serta latihan teratur. merangsang peristaltic.
2. Intra opresasi
Kriteria hasil : Tekanan darah dalam batas normal, tidak terjadi hipotensi.
Rencana tindakan :
1) Pantau atau catat kecenderungan frekuensi jantung dan tekanan darah khususnya
terjadinya hipotensi.
2) Catat suhu kulit atau warna dan kualitas atau kesamaan nadi perifer.
Rasional : kulit hangat, merah muda dan nadi kuat indikator curah jantung
adekuat.
3.Post operasi
a. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
tindakan pembedahan.
Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat denga membrane mukosa
lembab, turgor kulit dan pengisian kapiler baik tanda vital stabil dan haluaran
urien adekuat.
Intervemsi Rasional
Pantau tanda-tanda vital dengan sering. Tanda-tanda awal hemoragi usus dan
Periksa balutan luka dengan sering selama pembentukan hematoma yang dapat
24 jam pertama terhadap tanda-tanda darah menyebabkan syok hepovelemik.
merah terang dan berlebihan.
Palpasi nadi periver. Evaluasi pengisian Memberikan informasi tentang
kapiler turgor kulit, dan status membrane volume sirkulasi umum dan tingkat
mukosa. hidrasi.
Berikan penyuluhan tentang cara pencegahan Memberikan pengertian kepada klien agar
infeksi. dapat mengetahui tentang perawatan luka.
Penatalaksanaan pemberian obat antibiotik. Obat antibiotik dapat membunuh kuman
penyebab infeksi
Carpenito, Lynda Juall. 2007. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6.
Jakarta : EGC.Ganong
NANDA. 2015. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2015-2017. The North
American Nursing Diagnosis Association. Philadelphia. USA
Nuratif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Cetakan 1. Yogyakarta : Mediaction