Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jika kekurangan sel darah putih ini dapat mengakibatkan penurunan sistem
kekebalan tubuh sedangkan kurangnya produksi platelets dapat
mengakibatkan terjadinya perdarahan yang parah.
Gejala yang timbul pada leukemia limfositik akut adalah perdarahan seperti
mimisan, perdarahan gusi, dan mudah mengalami memar. Adanya bintik
merah dan cokelat tua, anemia, dan berat badan menurun, badan terasa
lemah disertai denyut jantung yang cepat, sakit pada tulang atau lambung
dan wajah terlihat pucat.
Biasanya terjadi pada orang dewasa dengan usia antara 45-60 tahun.
Ditandai dengan tidak terkontrolnya penyebaran limfosit yang kecil dan
abnormal dalam jaringan limfoid, darah, dan sumsum tulang.
Tipe leukemia ini merupakan tipe yang paling ringan dan perkembangannya
lamban serta bersifat jinak. Faktor genetis memegang peranan penting
dalam tipe ini.
Gejala yang timbul pada leukemia limfositik kronis adalah anemia, selalu
merasa lelah, demam, pembesaran kelenjar getah bening, sangat rentan
terhadap infeksi, penurunan berat badan, tulang terasa sakit,
pembengkakan pada hati dan limpa, sesak nafas, jantung berdebar, dan
perdarahan.
Leukemia tipe ini disebut juga leukemia granulositik kronis. Pada kondisi ini,
granulosit (sel darah putih yang mengandung granula) mengalami
pembelahan secara abnormal pada sumsum tulang dan di dalam jaringan
tubuh. Pada fase kronis, terjadi peningkatan jumlah granulosit, anemia, berat
badan menurun, demam, dan pembesaran limpa.
Pada tahap akut, biasanya pasien tidak akan bertahan lama dan dapat
meninggal dalam hitungan minggu bahkan hari sedangkan pada tahap
kronis, pasien memiliki harapan hidup yang lebih lama, dimana bisa
mencapai 1 tahun atau lebih.
Baca juga artikel Obat Kanker Darah untuk mendapatkan informasi seputar
pengobatan medis yang tersedia dan herbal apa yang efektif menumpas
kanker darah.
Karena ingin menghindari efek samping dari kemoterapi, banyak orang telah
beralih pada pengobatan kanker alternatif yang alami. Tanaman herbal telah
banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan kanker alternatif yang terbukti
mujarab. Salah satu herbal yang paling banyak diminati saat ini untuk
membantu pengobatan kanker adalah Sarang Semut.
Kemampuan Sarang Semut secara empiris sebagai obat kanker dan tumor
diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoidnya. Ada beberapa
mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor dan kanker,
diantaranya:
Inaktivasi karsinogen
Menonaktifkan zat aktif yang menjadi penyebab kanker.
Anti-proliferasi
Menghambat proses perbanyakan sel abnormal pada kanker.
Inhibisi angiogenesis
Menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada sel kanker
yang berperan dalam menyediakan makanan/nutrisi bagi
perkembangan sel kanker. Jika sel kanker tidak mendapatkan nutrisi
yang cukup, sel kanker akan mati.
Selain itu Sarang Semut juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin
E yang berefek antioksidan efektif, menurut Prof Dr Elin Yulinah
Sukandar, Guru Besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol dalam Sarang
Semut itu cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai antioksidan serta
menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif.
Berbagai informasi di atas selaras dengan respon positif dari para pengguna
Sarang Semut. Contohnya Hendro Saputro yang telah memperkenalkan
Sarang Semut sebagai tanaman obat sejak tahun 2001 mengungkapkan
bahwa mereka yang mengonsumsi herbal dari Papua ini banyak yang
mendapatkan kesembuhan yang benar-benar tuntas, seperti pada kanker
otak, kanker rahim, dan kanker prostat.
Ia berkomentar seperti yang dimuat dalam Majalah Natural bahwa "Rata-
rata yang meminum rebusan Sarang Semut dan mendapatkan hasil
setelah seminggu bahkan ada yang 3 hari sudah terlihat hasilnya".