Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Hanan Rizky Naufal 121130170
(sumber : www.chemistry.org)
Sebagai salah satu cara mengkonversi energi, aplikasi udara tekan ini
banyak digunakan di industri. 90% industri menggunakan udara tekan untuk
berbagai keperluan. Mulai dari udara proses, misalkan pada industri pemisahan
gas (separation gases) serta industri fermentasi sebagaimana pada industri
MSG.
Udara tekan sebagian besar juga digunakan untuk udara instrumentasi
yaitu pada industri yang sudah menerapkan otomatisasi dengan menggunakan
peralatan pneumatik. Pada industri rokok misalnya, saat sebuah pabrik
memutuskan berpindah dari industri sigaret kretek tangan (SKT) menjadi
industri sigaret kretek mesin (SKM), maka kehadiran buruh-buruh trampil
penggulung rokok digantikan dengan kehadiran mesin penggulung rokok yang
menggunakan kompresor. Demikian halnya di industri packing, pengisian
botol, percetakan, tekstil, pulp & paper, dan lain sebagainya. Udara tekan
digunakan seiring terpinggirkannya kerja manual beratasnamakan produktivitas
dan efisiensi. Sebagai udara instrumentasi, udara tekan juga digunakan untuk
membuka katup pada daerah yang berbahaya jika dioperasikan langsung oleh
manusia, misalkan karena berdekatan dengan panas, berkaitan dengan bahan
kimia berbahaya dan tegangan listrik tinggi. Udara tekan juga digunakan untuk
memindahkan partikel padat dari satu tempat ke tempat yang lain. Misalkan
untuk memindahkan semen, tepung, batubara ataupun pasir. Dengan
pemindahan cara ini, partikel yang dipindahkan bisa dalam jumlah besar dan
waktu singkat, tetapi memerlukan saluran tersendiri agar partikel padat tersebut
tidak kemana-mana. Pada penggunaan tools, misalnya impact, hammer, ratchet,
winch, ada yang menggunakan udara tekan untuk memudahkan kerja manusia.
Penggunaan udara tekan memungkinkan lebih kecilnya daya yang dikeluarkan
manusia juga mempersingkat waktu pengerjaan. Misalkan saja pada balapan
Formula 1, saat mengganti ban yang diperlukan secepat-cepatnya karena
dihitung sebagai bagian balapan, tool yang digunakan bukan lagi manual,
melainkan tool yang sudah digerakkan oleh listrik bersumber dari baterai.
Sumber penggerak tool tersebut selain listrik dapat menggunakan udara tekan.
Umumnya, sumber penggerak udara tekan, yang disebut juga dengan air
tool, digunakan pada daerah operasi yang rawan percikan api. Alasan safety
inilah yang menyebabkan air tool mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan
electrical tool. Alasan kedua adalah masalah efisiensi. Karena penggunaan air
tool lebih murah dibandingkan listrik yang terpakai untuk electrical tool. Di
Indonesia, penggunaan udara tekan sebagai air tool masih sebatas industri-
industri tertentu. Sedangkan di bengkel-bengkel, masih banyak yang
menggunakan handtool. Kehadiran compressor di bengkel-bengkel tersebut
baru sebatas untuk mengisi ban dan bersih-bersih (general services). Alasan
safety dan ekonomis sebagaimana disampaikan di atas, juga menyebabkan
udara tekan juga digunakan pada diaghpram pump dan air motor. Kedua
peralatan tersebut sering digunakan pada area yang rawan percikan api. Di
dunia konstruksi baja, baik gedung-gedung, industri manufakturing, serta
galangan kapal, umumnya juga menggunakan aplikasi udara tekan. Ada dua
pekerjaan utama yang menggunakan udara tekan: sandblasting dan pengecatan.
Meski berbeda tujuan, udara tekan mempunyai fungsi yang hampir mirip. Pada
sandblasting, udara tekan meniup butiran pasir untuk mengelupas pengotor dan
karat pada permukaan baja. Proses ini dimaksudkan agar proses pengecatan
berlangsung dengan baik. Sedangkan pada pengecatan, udara tekan digunakan
untuk meniup cairan cat. Udara tekan juga digunakan untuk meniup plastik
ataupun alumunium agar mengikuti bentuk cetakannya. Misalnya pada industri
botol plastik. Pada aplikasi ini, udara tekan yang digunakan berkategori
tekanan tinggi. Selain itu, udara tekan juga dimanfaatkan untuk starting engine.
Baik untuk diesel yang digunakan di kapal-kapal ataupun yang digunakan di
power plant. Ada yang menggunakan udara bertekanan tinggi (kurang lebih 35
bar) dan ada juga yang menggunakan udara bertekanan sekitar 7 bar,
sebagaimana umumnya penggunaan udara tekan lainnya. Hal ini tergantung
desain dari pihak pembuat engine.Udara tekanan tinggi juga dimanfaatkan
sebagai bagian dari peralatan perang.
II. Sistem Udara Tekan