Вы находитесь на странице: 1из 3

Pembahasan acara Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroalga

1. Hasil vs pustaka (photo media yang dsediakan saat praktikum)


2. Pengertian media pertumbuhan mikroalga dan jenis2 media selain ketiga media yang
diperkenalkan saati prkatikum
3. Kelebihan dan kekurangan masing-masing media (Conway, Miquel-Allen, Zarrouk)
4. Fungsi dari masing2 bahan penyusun media yang dibuat tiap kelompok
Pertumbuhan mikroalga ini sama seperti tumbuhan dan organisame lainnya yang membutuhkan
kondisi lingkungan optimum untuk pertumbuhannya, baik dari faktor cahaya, pH, suhu dan medianya.
Salah satu media pertumbuhan mikroalga adalah BG 11 untuk kelompok Cyanobactera

Media BG 11 sebanyak 6 liter dimasukkan ke botol kultur dengan ukuran botol 300 mL sebanyak
12 buah. Tuang media akuades ke dalam 6 botol masing-masing 225 mL, lalu tambahkan
masing-masing 25 mL kultur mikroalga dari Cipanas hanya pada 3 botol dan tiga botol lainnya di
masukkan kultur alga dari Gunung Pancar. Kemudian lakukan hal yang sama pada tiga botol
sisanya dengan media air dari Gunung pancar dengan kultur alga dari Gunung Pancar dan air
tiga botol lainnya dengan air dari Cipanas dan kultur alga dari Cipanas. Botol ditutup rapat.
Kultur ditumbuhkan selama 2 minggu dibawah intensita cahaya 10.000 lux dengan aerator dan
diamati setiap 2 kali dalam satu minggu.
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi
panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang
digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada
panjang gelombang tertentu dan menghasilkan spektrum yang khas untuk komponen yang berbeda.
Absorbansi ini sebanding dengan konsentrasi glukosa yang akan diukur. Makin biru pekat warna
larutan maka makin besar konsentrasi glukosa yang terkandung (Saputra 2009).

Hasil pengamatan menunjukkan data nilai absorban yang bervariasi untuk setiap perlakuan. Pada
mikroalga yang berasal dari Cipanas di dalam medium akuades, mikroalga tumbuh pada medium yang
dimiliki oleh kelompok 2. Nilai absorbansi kelompok 2 selalu meningkat dalam setiap kali pengukuran.
Sedangkan untuk kelompok 1 dan 3 pada setiap kali pengukuran, absorbannya tidak tetap, pada
mikroalga yang berasal dari Cipanas dengan medium air yang berasal dari tempat tersebut , mikroalga
tumbuh paling baik pada medium yang dimiliki oleh kelompok 5. Untuk mikroalga yang berasal dari
Gunung Pancar dengan medium akuades, nilai absorban untuk semua kelompok berfluktuasi. Semua
kelompok (kelompok 5 sampai kelompok 8) mengalami kenaikkan dan penurunan nilai absorban yang
sangat signifikan. Begitupula untuk mikroalga Gunung Pancar dengan media air yang berasal dari
daerah tersebut.

Nilai absorbansi dengan kenaikkan dan penurunan yang signifikan yang dialami oleh hampir semua
kelompok merupakan sebuah kesalahan. Kesalahan tersebut mungkin disebabkan ketika praktikan
mengambil contoh larutan absorban, larutan tidak dikocok terlebih dahulu. Hal itu menyebabkan
mikroalga tidak terambil, yang terambil hanya airnya saja sehingga data yang diperoleh tidak valid.
Semakin pekat warna suatu larutan maka semakin tinggi nilai absorbannya, maka semakin banyak
pula mikroalga yang tumbuh dalam media tersbut. Secara keseluruhan dari media yang kultur alganya
dengan media yang sama nilai absorbansinya besar, menandakan kultur yang paling baik untuk media
pertumbuhan adalah kultur yang medianya adalah air yang berasal dari sumbernya. Hal itu
disebabkan karena air tersebut masih mengandung nutrisi dan mineral yang menunjang pertumbuhan
mikroalga yang dikandungnya. Media yang telah diencerkan dengan akuades tidak dapat menunjang
pertumbuhan secara maksimal. Mikroalga tetap tumbuh dalam media yang telah diencerkan dengan
akuades, namun pertumbuhannya lambat. Nurtisi dan mineral yang ada dalam media tersebut telah
berkurang akibat pengenceran.

Sumber air yang digunakan dalam praktikum sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroalga. Sumber
air yang digunakan berasal dari dua daerah yang berbeda yaitu air yang berasal dari Gunung Pancar
dan air yang berasal dari sumber mata air Cipanas. Mikroalga yang ada dalam kedua sumber air
mata air tersebut memiliki perbedaan yang sangat signifikan walaupun diaamati dengan mata
telanjang. Mikroalga yang berasal dari sumber mata air Cipanas berwarna hijau pucat dengan
agregatnya berbentuk lendir. Sedangkan mikroalga yang berasal dari air gunung Pancar berwarna
hijau tua dan tidak membentuk agregasi dari indvidu-individunya. Oleh sebab itu, sumber air yang
digunakan bersifat spesifik untuk mikroalga tertentu. Mikroalga yang berasal dari sumber mata air
Cipanas mengalami pertumbuhan yang sangat lambat (bahkan mungkin tidak tumbuh) jika
ditumbuhkan dalam media yang berisi air yang berasal dari Gunung Pancar. Begitu juga sebaliknya.

Bobot kering terbesar untuk keseluruhan botol hasil pengamatan pertumbuhan mikroalga ada pada
data kelompok dua. Hasil penimbangan bobot kering kelompok 2 adalah 0.53 g. Bobot kering ini jauh
melebihi kelompok yang lain. Ini menandakan pertumbuhan mikro alga dengan media air dari Cipanas
tumbuh dengan baik pada botol dua ini. Sedangkan untuk kelompok yang lainnya nilai bobot kering
terlampau kecil. Hal tersebut disebabkan kesalahan praktikan tentang pengambilan sempel saat akan
di absorbansi.

Pertumbuhan yang baik dari suatu kultur mikroalga adalah merupakan keseimbangan antara unsur-
unsur nutrien esensial didalam air media baik nutrien makro maupun mikro. Kekurangan nutrien
didalam media kultur merupakan salah satu faktor penting yang membatasi pertumbuhan dan kontrol
kualitas nutrisi produksi biomassa

Pembahasan acara praktikum kultur mikroalga Skala Laboratorium


Tinjauan pustaka:
1. pengertian kultur dan media
2. jelaskan tentang limbah cair tapioka
3. deskripsi dan klasifikasi mikroalga yang digunakan
4. tujuan kultur mikroalga
Hasil
1. Foto
2. perhitungan pas awal kultur dan pas pengamatan dengan rumus yang urut
Pembahasan
1. Hasil vs pustaka
2. jelaskan fase2 pertumbuhan mikroalga
3. faktor2 yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan mikroalga
4. penelitian terkini terkait kultur mikroalga dengan menggunakan limbah selain limbah cair tapioka
beserta kekurangan dan kelebihannya

Вам также может понравиться