Вы находитесь на странице: 1из 12

GAMBARAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DI RUMAH SAKIT X KABUPATEN JEMBER

Prehatin Trirahayu Ningrum*, Nita Nurinda Khalista**

Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember
Email: angum_ajah@yahoo.co.id

Abstract

According to WHO (World Health Organization), the hospital is an integral part of an


organization's social and health services to provide complete functionality
(comprehensive), the healing of disease (curative) and disease prevention (preventive) to
the public. The hospital is also a training center for health workers and medical research
centers. The hospital is supported by the unit - units such as, operating room, laboratory,
pharmacy, administration, kitchen, laundry, waste management and waste. Good waste
management is not only in sharp medical waste including hospital waste but as a whole.
This research is a descriptive study. The aim of this study was to obtain a liquid waste
management process in hospital X Jember. The method used is by observation. The study
was conducted in October 2013, object of this research emphasis on the process of
wastewater management in the Hospital X Jember. Process wastewater management in
Jember Health Hospital Development is in conformity with the Decree of the Minister of
Health of the Republic of Indonesia Number: 1204 / Menkes / SK / X / 2004 that the
hospital is doing its own processing liquid waste using the Waste Water Treatment Plant
(WWTP). The results of a survey on the quality of effluent Bina Healthy Hospitals already
meet environmental quality standards.

Key words: wastewater management, Hospital

Abstrak

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu
organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna
(komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif)
kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan
dan pusat penelitian medik. Rumah sakit ditunjang oleh unit unit lainnya seperti, ruang
operasi, laboratorium, farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan
limbah. Pengelolaan limbah yang baik tidak hanya pada limbah medis tajam tetapi
meliputi limbah rumah sakit secara keseluruhan. Jenis penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran proses pengelolaan
limbah cair di Rumah Sakit X Jember. Metode yang digunakan adalah dengan observasi.
Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2013. Objek Penelitian ini dititik beratkan pada
proses pengelolaan limbah cair di Rumah Sakit X Jember. Proses pengelolaan limbah cair
di Rumah Sakit X Jember sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 yaitu rumah sakit sudah melakukan
pengolahan limbah cairnya sendiri dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah
* Prehatin Trirahayu Ningrum adalah Dosen Pengajar Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
** Nita Nurinda Khalista adalah Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

140
141 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

(IPAL). Hasil pemerikasaan kualitas limbah cair di Rumah Sakit X sudah memenuhi baku
mutu lingkungan.

Kata kunci: Pengelolaan limbah cair, Rumah Sakit

PENDAHULUAN limbah akan memberikan konstribusi


terhadap penurunan tingkat kesehatan
Menurut WHO (World Health manusia. Limbah rumah sakit adalah
Organization), rumah sakit adalah bagian semua limbah yang dihasilkan dari
integral dari suatu organisasi sosial dan kegiatan rumah sakit dalam bentuk
kesehatan dengan fungsi menyediakan padat, cair, dan gas. Limbah cair adalah
pelayanan paripurna (komprehensif), semua air buangan termasuk tinja yang
penyembuhan penyakit (kuratif) dan berasal dari kegiatan rumah sakit yang
pencegahan penyakit (preventif) kepada kemungkinan mengandung
masyarakat. Rumah sakit juga mikroorganisme patogen, bahan kimia
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga beracun dan radioaktif yang berbahaya
kesehatan dan pusat penelitian medik. bagi kesehatan. Oleh karena itu, potensi
Selain itu, rumah sakit juga ditunjang dampak air limbah rumah sakit terhadap
oleh unit unit lainnya seperti, ruang kesehatan masyarakat sangat besar,
operasi, laboratorium, farmasi, maka setiap rumah sakit diharuskan
administrasi, dapur, laundry, pengolahan mengolah air limbahnya sampai
sampah dan limbah. memenuhi persyaratan standar yang
Berdasarkan undang-undang No. berlaku (Depkes, 2004)1.
44 tahun 2009 tentang rumah sakit, yang Pengelolaan limbah yang baik
dimaksud rumah sakit adalah institusi tidak hanya pada limbah medis tajam
pelayanan kesehatan yag tetapi meliputi limbah rumah sakit
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Namun, berdasarkan
perorangan secara paripurna yang hasil Rapid Assessment tahun 2002 yang
menyediakan rawat inap, rawat jalan, dilakukan oleh Ditjen P2MPL Direktorat
dan gawat darurat. Disamping kegiatan Penyediaan Air dan Sanitasi yang
pelayanan kesehatan untuk melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten
penyembuhan pasien, rumah sakit juga dan Kota, menyebutkan bahwa sebanyak
menjadi media pemaparan dan atau 648 rumah sakit dari 1.476 rumah sakit
penularan penyakit bagi para pasien, yang ada, yang memiliki insinerator baru
petugas, pengunjung maupun 49% dan yang memiliki Instalasi
masyarakat sekitar yang tinggal dekat Pengolahan Air Limbah (IPAL) sebanyak
rumah sakit yang disebabkan oleh agent 36%. Dari jumlah tersebut kualitas
(komponen penyebab penyakit) yang limbah cair yang telah melalui proses
terdapat di lingkungan rumah sakit. pengolahan yang memenuhi syarat baru
Dengan semakin meningkatnya mencapai 52% (Djaja dan Dwi, 2006)2.
jumlah fasilitas pelayanan kesehatan Untuk menciptakan lingkungan
maka mengakibatkan semakin yang sehat, nyaman dan berkelanjutan
meningkatnya potensi pencemaran maka harus dilaksanakan upaya-upaya
lingkungan, karena kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan
pembuangan limbah khususnya air pada fasilitas pelayanan kesehatan.
Prehatin Trirahayu Ningrum : Gambaran Pengelolaan Limbah Cair .. 142

Dengan dasar tersebut, maka fasilitas kimiawi, limbah radioaktif, limbah


pelayanan kesehatan diwajibkan kontainer bertekanan, dan limbah
menyediakan instalasi pengolahan air dengan kandungan logam berat yang
limbah atau limbah cair. tinggi. Limbah medis berasal dari
Hasil dari kualitas pengolahan pelayanan medis seperti ruang rawat
limbah cair tidak terlepas dari dukungan inap, ruang rawat jalan, bedah sentral,
pengelolaan limbah cairnya. Suatu ruang intensive care, poliklinik, radiologi,
pengelolaan limbah cair yang baik sangat laboratorium. Sedangkan limbah non-
dibutuhkan dalam mendukung hasil medis adalah limbah yang dihasilkan
kualitas effluent sehingga tidak melebihi dari kegiatan di rumah sakit di luar
syarat baku mutu yang ditetapkan oleh medis yang berasal dari kantin, gizi,
pemerintah dan tidak menimbulkan laundry, kamar mandi, dan toilet.
pencemaran pada lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil wawancara
Oleh karena sangat penting dilakukan dan observasi dengan petugas sanitasi
pengelolaan limbah cair rumah sakit, maupun dengan petugas yang ada di
maka perlu diamati pengelolaan limbah ruangan dapat diketahui bahwa sumber
cair di Rumah Sakit X Jember. limbah cair yang berasal dari ruang
rawat jalan, ruang rawat inap, bedah
sentral, UGD, laboratorium, laundry, gizi,
METODE PENELITIAN kamar mandi dialirkan semuanya
menuju IPAL. Untuk limbah cair yang
Jenis penelitian ini adalah berasal dari urusan gizi ditampung pada
penelitian deskriptif dengan tujuan bak khusus yang disebut dengan bak
utama untuk membuat gambaran atau penangkap lemak/greastrap dan proses
deskripsi tentang suatu keadaan secara pengolahannya dilakukan secara fisik
objektif untuk memecahkan atau agar lemak dapat ditangkap dan tidak
menjawab permasalahan yang sedang bercampur dengan air. sedangkan untuk
dihadapi pada situasi sekarang limbah cair yang berasal dari instalasi
(Notoatmodjo, 2005) . Penelitian ini
3 lain (kecuali gizi dan laundry) langsung
bertujuan untuk memperoleh gambaran ditampung pada bak screening 1,2 dan 3,
proses pengelolaan limbah cair di Rumah dimana fungsi dari bak screening sama
Sakit X Jember. Penelitian dilakukan dengan greastrap yaitu menyaring
pada bulan Oktober 2013. Objek limbah air dengan limbah padat berupa
Penelitian ini dititik beratkan pada lumpur agar tidak tercampur.
proses pengelolaan limbah cair di Rumah
Sakit X Jember. Proses Pengolahan Limbah Cair
Rumah Sakit X Jember
IPAL (Instalasi Pengolahan Air
HASIL DAN PEMBAHASAN Limbah) adalah sistem pengolahan
limbah cair rumah sakit yang didesain
Sumber Limbah Cair Rumah Sakit X berdasarkan karakteristik limbah cair
Sumber limbah cair Rumah Sakit yang masuk dari beberapa sumber
X berasal dari limbah medis dan limbah pengeluaran limbah. Air limbah dari
non medis. Limbah medis adalah limbah berbagai unit disalurkan secara gravitasi
yang terdiri dari limbah infeksius, limbah menuju bak control (bak screening)
patologi, limbah benda tajam, limbah dimana selanjunya akan dipompa untuk
farmasi, limbah sitotoksis, limbah diolah dengan menggunakan sistem
143 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

diffuser. Tujuan IPAL adalah untuk bahwasannya saluran pembuangan air


mencegah pencemaran lingkungan dan limbah harus menggunakan sistem
gangguan kesehatan bagi pengunjung saluran tertutup, kedap air, limbah harus
terutama petugas limbah dan mengalir lancar, dan terpisah dengan
masyarakat sekitar rumah sakit yang aluran air hujan. Sedangkan untuk jarak
beresiko terkontaminasi limbah cair IPAL dengan sumber air bersih yang ada
medis yang dihasilkan rumah sakit di Rumah Sakit Bina Sehat Jember juga
(Siregar, 2005)4. Secara garis besar sudah memenuhi persyaratan dimana
komponen yang digunakan dalam proses jaraknya lebih dari 10 meter.
pengolahan limbah cair dengan sistem
biofilter teknologi terdiri dari PTB Pemeliharan IPAL di Rumah Sakit X
(potential tank body)/ bak penangkap Jember
lemak dari urusan gizi maupun laundry, Pemeliharaan IPAL di Rumah
bak screening, bak ekualisasi, pompa sakit X sudah dilakukan sesuai dengan
inlet, alchimia, blower udara, bak prosedur yang telah ada di Rumah Sakit
chlorinasi, aero-reactor (KOMPAK 40), tersebut. Pemeliharaan IPAL pada
dan bak indikator. Hal tersebut sudah prinsipnya relatif mudah dilakukan. Yang
sesuai dengan Keputusan Menteri terpenting adalah menjaga agar limbah
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: padat tidak masuk ke dalam sistem
1204/MENKES/SK/X/2004. perpipaan dan mencegah adanya
Untuk material pipa yang penyumbatan-penyumbatan. Untuk
digunakan sudah memenuhi persyaratan, mencegah limbah padat masuk dan
yaitu menggunakan PVC, dimana mencegah terjadinya penyumbatan-
material tersebut bersifat tidak korosif penyumbatan, maka perlu selalu
dan tahan terhadap kondisi asam atau dilakukan pembersihan pada bak
basa. Saluran pembuangan limbah screening dan bak ekualisasi dari sampah
menggunakan sistem saluran tertutup, padat secara rutin. Peralatan yang
bersifat kedap air, dan terpisah dari digunakan adalah serok, bak sampah,
saluran air hujan. Hal tersebut sudah dan senter. Sedangkan material yang
sesuai dengan Keputusan Menteri digunakan adalah kaporit berupa khlorin
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: sebagai desinfektan. Untuk pengawasan
1204/MENKES/SK/X/2004 dimana pada terhadap peralatan dan mesin dilakukan
peraturan tersebut menyebutkan secara rutin 6 kali dalam sebulan.

Tabel 4.3 Pemeliharaan IPAL di Rumah Sakit X Jember


No Jenis pemeliharaan Frekuensi Petugas
1. Cek lampu UV Setiap hari Teknisi
2. Pembuangan lumpur dg cara 2 minggu sekali Teknisi
membuka stop kran yg ada
selama 5 menit
3. Ganti oli blower (caranya 1 bulan sekali Teknisi
matikan MCB power/rubah masing-masing 500
switch selector ke posisi off) cc (gunakan oli
mesran SAE 40)
4. Mengoperasikan pompa 1 minggu sekali Teknisi
transfer dg cara MCB
dinaikkan selama 30 menit
Prehatin Trirahayu Ningrum : Gambaran Pengelolaan Limbah Cair .. 144

No Jenis pemeliharaan Frekuensi Petugas


waktu pagi hari
5. Penambahan kaporit IPAL 3 hari sekali Sanitasi
6. Pengisian air bersih ke bak Setiap hari Sanitasi
kaporisasi
7. Membersihkan bak ekualisasi 3 hari sekali Sanitasi
dg menggunakan saringan
8. Membersihkan Bar screen dan 1 minggu sekali Sanitasi
fine screen
9. Membersihkan PTB Gizi / 1 minggu sekali Sanitasi
grease trap
10. Pengurasan bak dari endapan 6 bulan sekali Sanitasi dan
teknisi
11. Membersihkan PTB Loundry 2 hari sekali Petugas laundry
12. Pemberian bakteri aerob 6 bulan sekali Sanitasi
13. Pengurasan lumpur endapan 6 bulan sekali Sanitasi
14. Pengurasan bak indikator 3 bulan sekali Sanitasi
15. Pengurasa bak chlorin 1 bulan sekali Sanitasi
Sumber: Data sekunder, 2013
atau minimal 3 bulan sekali. Namun pada
Kualitas Limbah Cair Rumah di kenyataannya frekuensi pemerikasaan
Rumah Sakit X Jember kualitas limbah cair di Rumah Sakit Bina
Parameter yang digunakan dalam Sehat dilakukan setiap 6 bulan sekali
menentukan kualitas limbah cair yaitu karena mengacu pada SK. Gubernur Jawa
parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi. Timur Nomor 61 tahun 1999.
Parameter fisik berupa suhu dan pH. Laporan hasil pengujian limbah
Parameter kimia berupa BOD, COD, TSS, cair dari Balai Besar Teknik Kesehatan
NH3 Bebas, fosfat, detergen, dan phenol. Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Sedangkan parameter mikrobiologi yang (BBTKLPP) Surabaya pada tanggal 15
diperiksa adalah coliform (Soeparman, April 2013 didapatkan hasil bahwa
H.M, dan Suparmin, 2002)5. Berdasarkan parameter yang diuji yaitu meliputi pH,
keputusan Menteri Negara Lingkungan suhu, BOD5, COD, TSS, NH3 bebas,
Hidup Republik Indonesia Nomor : Kep- detergen, phenol, sisa Chlor, fosfat dan
58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu coliform adalah memenuhi baku mutu
Limbah Cair bagi kegiatan Rumah Sakit, limbah cair rumah sakit.
maka setiap rumah sakit yang Hasil pemeriksaan limbah cair di
menghasilkan air limbah/limbah cair Rumah Sakit Bina sehat telah memenuhi
harus memenuhi peraturan tersebut syarat baku mutu lingkungan. Namun
(KLH, 1995)6. Mengacu pada peraturan untuk hasil pemeriksaan parameternya
tersebut, tolak ukur untuk pemerikasaan tidak dapat ditampilkan di dalam tabel
limbah cair Rumah sakit X yaitu dikarenakan dokumen Upaya
berdasarkan SK. Gubernur Jawa Timur Pemantauan Lingkungan (UPL) yang
Nomor 61 tahun 1999.7 dilakukan di Rumah Sakit Bina sehat ini
Berdasarkan Keputusan Menteri bersifat rahasia.
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: Untuk mencegah penurunan
1204/MENKES/SK/X/2004, frekuensi kualitas air bersih, maka dalam
pemeriksaan kualitas limbah cair terolah penanganannya limbah cair yaitu
(effluent) dilakukan setiap bulan sekali menggunakan IPAL. Air dari berbagai
145 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

unit disalurkan secara gravitasi menuju menampung limbah cairnya. Akibat dari
bak kontrol dimana selanjutnya akan kecilnya kapasitas bak aero reactor
dipompa untuk diolah dengan tersebut adalah melubernya air limbah
menggunakan sistem diffuser. Sebagai pada bak ekualisasi sehingga
indikator dibuatkan kolam ikan dan mengahambat proses pengolahan limbah
untuk memantau kualitas air limbah cairnya. Sehingga diperlukan adanya bak
yang dibuang ke sungai, outlet limbah aero reactor lagi yang berukuran 2 kali
cair diperiksakan secara kontinyu lipatnya untuk mengatasi kendala
minimal 3 bulan sekali ke laboratorium tersebut. Karena pada dasarnya
kesehatan lingkungan yang terakreditasi. kapasitas bak aero reactor sekarang
Kegunaan adanya pemantauan hanya diperuntukkan untuk 100 TT saja,
lingkungan rumah sakit khususnya sedangkan pada kenyataannnya jumlah
pemantauan outlet IPAL adalah untuk TT di Rumah sakit Bina Sehat saat ini
menguji pendugaan dampak dari hasil adalah sebanyak 226 TT.
limbah cair yang sudah diolah, untuk Pada dasarnya tidak semua
menguji efektivitas dari teknologi yang limbah yang dihasilkan oleh rumah sakit
digunakan, serta untuk mendapatkan harus masuk ke dalam IPAL, hal tersebut
tanda peringatan sedini mungkin dikarenakan akan membuat kerja IPAL
mengenai perubahan lingkungan. semakin berat. Sehingga diperlukan
solusi lain untuk mengatasi
Kuantitas Limbah Cair Rumah Sakit X permasalahan tentang melubernya
Secara umum debit limbah cair limbah cair yang terdapat pada bak
sangat tergantung pada jumlah air bersih akualisasi. Selain dari penambahan
yang dibutuhkan perkapita, bisa berkisar kapasitas bak aero reactor, solusi lain
70-80 % dari banyaknya air bersih yang yang dapat dilakukan adalah dengan cara
digunakan akan keluar sebagai air penambahan septictank serta SPAL.
limbah. Perkiraan kebutuhan air bersih Septic tank disini berfungsi untuk
untuk rumah sakit per hari didasarkan pengolahan limbah cair dari kamar
pada jumlah tempat tidur, yaitu 500 mandi berupa tinja. Sedangkan SPAL
liter/hari (Depkes, 2002). Selain dari dapat digunakan untuk limbah yang
jumlah TT, perkiraan air bersih untuk berasal dari PTB laundry dari urusan
rumah sakit juga didasarkan pada jumlah laundry serta PTB kitchen dari urusan
penggunaan air bersih pada urusan gizi gizi dan kantin.
dan laundry per harinya. a. Volume Limbah Cair Berdasarkan
Berdasarkan dari hasil kegiatan Jumlah Tempat Tidur (TT) di Rumah
observasi dan estimasi, didapatkan Sakit X
jumlah total volume limbah cair yang Untuk mengetahui volume limbah
dihasilkan oleh Rumah sakit Bina Sehat cair yang dihasilkan oleh Rumah Sakit X,
adalah sebesar 90,89 m3/hari atau maka perlu diketahui jumlah tempat
90.890 dm3/hari . Hal tersebut tidak tidurnya untuk dapat mengetahui jumlah
sesuai dengan bak pengolah limbah cair penggunaan air bersihnya. Jumlah
(bak aero-reactor dengan tipe KOMPAK Tempat Tidur (TT) secara keseluruhan di
40) di Rumah Sakit Bina Sehat dimana Rumah Sakit X adalah sebanyak 226
bak tersebut hanya berkapasitas 40 tempat tidur per Bulan Agustus 2013.
m3/harinya atau 40.000 dm3/hari untuk
Prehatin Trirahayu Ningrum : Gambaran Pengelolaan Limbah Cair .. 146

Tabel 4.5 Jumlah Seluruh Tempat Tidur di Rumah Sakit X per Bulan Agustus 2013
No. Ruangan Jumlah Tempat Tidur
1. Poliklinik: 19
a) Cancer Center
b) Klinik Khitan
c) Poli Bedah
d) Poli Jantung
e) Poli Anak
f) Poli Gigi
g) Poli KIA
h) Poli Obgyn
i) Poli Umum
j) Poli Paru
k) Poli Fisioterapi
l) Poli Saraf
m)Poli Mata
n) Poli THT
o) Poli Treadmill
p) Poli Penyakit Dalam 1
q) Poli Penyakit Dalam 2
2. Ruang Rawat Inap Ihsan 41
3. Ruang Rawat Inap Aulia 31
4. Ruang Rawat Inap Rawat Gabung 13
5. Rawat Inap Perinatologi 9
6. ICU 8
7. OK (Bedah Central) 4
8. Laboratorium -
9. Urusan Gizi -
10. Urusan Laundry -
11. Kantin -
12. Apotek Rawat Inap -
13. Apotek Rawat Jalan -
14. Kantin -
15. Gudang Umum -
16. IGD 7
17. Hemodialisa 4
18. Ruang Syukur (Kamar Bersalin) 32
a) Tempat Tidur
b) Box Bayi
19. Ruang Rawat Inap Iman 35
20. Ruang Rawat Inap Sabar 18
21. Masjid -
22. Radiologi 1
23. BSTC atau Klinik Dokterku: 4
a) Klinik KIA
b) Klinik Umum
147 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

No. Ruangan Jumlah Tempat Tidur


c) Klinik Gigi
d) Klinik Kecantikan
24. Rekam Medik -
25. Kantor TU -
26. Gudang Logistik -
27. Kabag. Pengadaan -
28. Ruang Teknik -
29. Ruang Sanitasi -
30. Gudang Cairan -
Jumlah 226
Sumber: data primer, 2013
Untuk mengetahui volume
Volume limbah cair yang limbah cair yang dihasilkan oleh rumah
dihasilhan oleh Rumah Sakit X per sakit khususnya pada urusan gizi, maka
harinya dilihat dari jumlah TT adalah perlu diketahui total penggunaan air
90,4 m3/TT/hari. bersihnya. Berdasarkan hasil observasi
b. Volume Limbah Cair Berdasarkan dan estimasi, didapat hasil perhitungan
Penggunaan Air Bersih pada Urusan sebagaimana yang telah ditampilkan
Gizi pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.6 Volume bak cuci dan presentase jumlah air yang terbuang selama proses
pencucian berlangsung
Frekuensi Presentase
Volume Penggunaan Jumlah Air
Ukuran Bak Air Pada Bak Cuci Yang Terbuang
Penggunaan Cuci (plt) Bak Cuci dalam Satu Selama
No.
Bak Cuci cm (plt) Hari Pencucian
dm (b) dalam Satu
(a) Hari
15% (a)(b)
1. Bak cuci alat (484632) 71 dm 3 kali 32 dm
makan pasien cm
2. Bak cuci alat (514221) 45 dm 3 kali 20 dm
makan cm
karyawan
3. Bak cuci alat (484632) 71 dm 3 kali 32 dm
produksi cm
Jumlah 84 dm
Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan hasil observasi dan makan dan minum pasien dalam satu
hasil estimasi, rata-rata kebutuhan air hari dapat dilihat pada tabel berikut ini.
untuk mencuci alat produksi serta alat
Prehatin Trirahayu Ningrum : Gambaran Pengelolaan Limbah Cair .. 148

Tabel 4.7 Rata-rata kebutuhan air untuk mencuci alat produksi serta alat makan dan
minum pasien dalam satu hari
Rata-rata
Jumlah
Alat Produksi Serta Alat Volume Kebutuhan Air
Cucian Satu
No. Makan dan Minum Untuk Air Pada Untuk Mencuci
Hari
Pasien Bak Cuci Dalam Satu
Hari
1. Panci besar 1 buah 71 dm 71 dm
2. Panci tanggung 1 buah 71 dm
3. Panci kecil 1 buah 71 dm
4. Wajan besar 1 buah 71 dm
5. Wajan tanggung 1 buah 71 dm
6. Wajan kecil 1 buah 71 dm
7. Panci tanggung untuk teh 1 buah 71 dm

8. Piring 290 buah 71 dm 71 dm


9. Mangkok 290 buah 71 dm
10. Lepek 290 buah 71 dm
11. Sendok 290 buah 71 dm
12. Gelas 290 buah 71 dm
13. Tutup Gelas 290 buah 71 dm
14. Mangkok ekstra 15 buah 71 dm
15. Lepek buah 15 buah 71 dm
Jumlah 142 dm
Data: Data Primer, 2013
untuk mencuci alat minum karyawan
Berdasarkan hasil observasi dan dalam satu hari dapat dilihat pada tabel
hasil estimasi, rata-rata kebutuhan air berikut ini.

Tabel 4.8 Rata-rata kebutuhan air yang diperlukan untuk mencuci alat minum karyawan
dalam satu hari
Jumlah Volume Air Rata-rata Kebutuhan
Alat Minum
No. Cucian Pada Bak Cuci Air Untuk Mencuci
Karyawan
Per Hari Dalam Satu Hari
1. Gelas 406 buah 45 dm 45 dm
2. Tutup Gelas 406 buah
Jumlah 45 dm
Sumber : Data Primer, 2013
kegiatan mencuci dalam satu hari di
Dengan demikian, jumlah total Urusan Gizi Rumah Sakit X Jember dapat
rata-rata kebutuhan air dalam proses dilihat pada tabel berikut.
149 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

Tabel 4.9 Jumlah total rata-rata kebutuhan air dalam proses kegiatan mencuci dalam satu
hari
Volume
No. Kebutuhan Air Keperluan
Air/Hari
1. Presentase jumlah air yang terbuang saat pencucian 84 dm
berlangsung
2. Rata-rata kebutuhan air untuk mencuci alat produksi serta 142 dm
alat makan dan minum pasien
3. Rata-rata kebutuhan air untuk mencuci alat minum 45 dm
karyawan
Jumlah 271 dm
Sumber: Data Primer, 2013

Berdasarkan data jumlah penggunaan air Untuk mengetahui volume


bersih pada urusan gizi, maka jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh rumah
total penggunaan air dalam proses sakit khususnya pada urusan laundry,
kegiatan mencuci /hari = 271 dm3/hari = maka perlu diketahui total penggunaan
0,271 m3/hari. Untuk Volume limbah cair air bersihnya. Berdasarkan hasil
yang dihasilkan pada urusan gizi = 80 % onbservasi dan estimasi, didapat hasil
X 0,271 m3/hari = 0,22 m3/hari. perhitungan sebagaimana yang telah
c. Volume Limbah Cair Berdasarkan ditampilkan pada tabel di bawah ini.
Penggunaan Air Bersih pada Urusan
Laundry

Tabel 4.10 Rata-rata kebutuhan air untuk pencucian linen non infeksius dan linen dalam
satu hari
Volume Frekuensi Rata-
Ukuran Air Bak Pencucian rata
Bak/M Kapasitas Linen Linen Kebutuh
Proses
No. esin Bak/Mesi Yang (b) an Air
Pencucian
Cuci n Cuci Dipaka Untuk
(plt) i Mencuci
cm (a) (a) (b)
1. Perendaman (52 162 dm (162) 1 121,5
(bak rendam) 52 60) dm
cm
2. Pencucian - 15 dm (15) 28 210 dm
(mesin cuci)
Jumlah 331,5
dm
Sumber: Data Primer, 2013
total volume limbah cair yang dihasilkan
Berdasarkan data jumlah volume oleh Rumah sakit X per harinya adalah
limbah yang dihasilkan pada perhitungan sebagai berikut:
di atas, maka dapat diketahui jumlah
Prehatin Trirahayu Ningrum : Gambaran Pengelolaan Limbah Cair .. 150

Tabel 4.11 Jumlah total volume limbah cair Rumah Sakit X Jember dalam satu hari
No. Faktor yng Jumlah Jumlah Volume Limbah Cair yang
Mempengaruhi Penggunaan Dihasilkan
Air Bersih
1. Jumlah tempat tidur 1 8
= 226 TT 113 m3/hari 80 % x 113 m3/hari = 90,4 m3/hari

2. Gizi 0,271 m3/hari 80 % X 0,271 m3/hari = 0,22


m3/hari

3. Laundry 0, 3315 80% x 0,3315 m3/hari = 0,27


m3/hari m3/hari

Total 90,89 m3/hari


Sumber: Data Primer, 2013
Saran
Berdasarkan data di atas, maka Diharapkan pihak rumah sakit
dapat disimpulkan bahwa volume limbah membuat sumur resapan untuk
cair yang dihasilkan oleh Rumah Sakit menampung limbah lemak yang
Bina sehat adalah sebesar 90,89 m3/hari dihasilkan serta lumpur yang dihasilkan
= 90.890 dm3/hari. Dan debit limbah cair oleh IPAL.
yang dihasilkan oleh Rumah Sakit X Diharapkan pihak rumah sakit
adalah sebesar 0,00105 m3/detik. melakukan pemantauan/pemeriksaan
limbah cair minimal 3 bulan sekali sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan
SIMPULAN DAN SARAN Republik Indonesia Nomor:
Simpulan 1204/MENKES/SK/X/2004.

Proses pengelolaan limbah cair di


Rumah Sakit X Jember sudah sesuai DAFTAR RUJUKAN
dengan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor: 1. Depkes RI. 2004. Keputusan Menteri
1204/MENKES/SK/X/2004 yaitu rumah Kesehatan Republik Indonesia Nomor
sakit sudah melakukan pengolahan 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan
limbah cairnya sendiri dengan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
menggunakan Instalasi Pengolahan Air Jakarta: Ditjen PPM dan PLP.
Limbah (IPAL). 2. Djaja dan Dwi. 2006. Gambaran
Hasil pemerikasaan kualitas Pengelolaan Limbah Cair di Rumah
limbah cair di Rumah Sakit X sudah Sakit X. Jakarta Februari 2006. [Serial
memenuhi baku mutu lingkungan sesuai online]
dengan SK. Gubernur Jawa Timur Nomor http://www.journal.ui.ac.id/health/ar
61 tahun 1999 tentang baku mutu ticle/download//78/174 .
limbah cair bagi kegiatan rumah sakit di 3. Notoatmodjo. 2005. Metodelogi
propinsi daerah tingkat I Jawa Timur. Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
4. Siregar A., 2005. Instalasi Pengolahan
Air Limbah. Yogyakarta : Kanisius
151 Jurnal IKESMA Volume 10 Nomor 2 September 2014

5. Soeparman, H.M, dan Suparmin. 2002. 7. Keputusan Gubernur Kepala Daerah


Pembuangan Tinja dan Limbah Cair : Tingkat I Jawa Timur Nomor 61
Suatu Pengantar . Jakarta: Penerbit Tahun 1999 tentang Baku Mutu
Buku Kedokteran (EGC) Limbah Cair bagi Kegitan Rumah Sakit
6. KLH RI. 1995. Keputusan Menteri di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa
Negara Lingkungan Hidup Nomor 58 Timur. [Serial online]
Tahun 1995 tentang Baku Mutu http://perpustakaan.menlh.go.id/ind
Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah ex.php/regulation/listing/KEPUTUSA
Sakit. Jakarta : Kementrian N+GUBERNUR
Lingkungan Hidup RI

Вам также может понравиться