Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan
biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta
melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan
kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk
hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis
menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia.
Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan
tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari
peradaban bangsa Sumeria, prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit
atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai
seperti dijumpai pada naskah-naskah nusantara beberapa abad
lampau.
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di
dunia dengan menghasilkan 178 juta ton of pulp, 278 juta ton kertas
dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya
dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per
tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan
dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta hektar setiap tahun.
Dalam proses produksinya industri pulp and paper
membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat
mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi
tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah
suhu air.
Pulp dibuat secara mekanis maupun kimia dengan memisahkan
serat kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping,
larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida
digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian
diputihkan untuk menghasilkan kertas yang putih.
Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching)
antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin
dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah
penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas.
Beberapa jenis pelapis juga digunakan dalam tahap penyelesaian.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan pada makalah ini
adalah :
a. Bagaimana proses penyediaan bahan untuk pembuatan kertas?
b. Bagaimana proses pulping?
c. Bagaimana proses pembuatan kertas?
d. Bagaimana proses pengolahan limbah dari industry kertas?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui proses penyediaan bahan untuk pembuatan
kertas
b. Untuk mengetahui proses pulping
c. Untuk mengetahui proses pembuatan kertas
d. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah dari industry
kertas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kertas

Kertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda
disebut papier. Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud
lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat,
dicoret mempunyai sifat yang berbeda dari bahan bakunya : tumbuh-
tumbuhan. Kertas dibuat unutk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat
beragam.

Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta


melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas
misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan,
kebersihan ataupun toilet.Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam
dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban
dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan
tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari
peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau
tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai
pada naskah naskah Nusantara beberapa abad lampau.

Ts'ai Lun
Penemu bahan kertas Ts'ai Lun besar kemungkinan sebuah nama
yang asing kedengaran di kuping pembaca. Menimbang betapa penting
penemuannya, amatlah mengherankan orang-orang Barat meremehkannya
begitu saja. Tidak sedikit ensiklopedia besar tak mencantumkan namanya
barang sepatah pun. Ini sungguh keterlaluan. Ditilik dari sudut arti penting
kegunaan kertas amat langkanya Ts'ai Lun disebut-sebut bisa
menimbulkan sangkaan jangan-jangan Ts'ai Lun sebuah figur tak menentu
dan tidak bisa dipercaya ada atau tidaknya.
Dia seorang pegawai negeri pada pengadilan kerajaan yang di tahun
105 M mempersembahkan contoh kertas kepada Kaisar Ho Ti. Catatan Cina
tentang penemuan Ts'ai Lun ini (terdapat dalam penulisan sejarah resmi
dinasti Han) sepenuhnya terus terang dan dapat dipercaya, tanpa sedikit
pun ada bau-bau magi atau dongeng. Orang-orang Cina senantiasa
menghubungkan nama Ts'ai Lun dengan penemu kertas dan namanya
tersohor di seluruh Cina.

2.2. Bahan-Bahan Pembuatan Kertas


Jenis-Jenis Bahan Mentah

Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen yaitu


bahan baku, bahan pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah
bahan utama pembuatan kertas. Bahan baku diubah hingga menajdi
barang baru yang mempunyai wujud dan sifat berlainan dari bahan
asalnya. Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan utnuk
memperlancar pembuatan kertas. Bahan pelengkap adalah bahan-bahan
yang diperlukan dalam proses pembuata kertas agar memperoleh hasil yang
baik tanpa bahan pelengkap kertas yang dihasilkan banyak mengandung
cacat dan tidak sempurna.

2.2.1. Bahan Baku

Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat


seperti : jerami padi, bamboo, tebu, rumput-rumputan, jute, manila,
rosella, murbai, kapas, lena dan jenis tanaman-tanaman lainnya yang
cukup banyak tersedia di alam. Batang-batang kayu pun digunakan sebagai
bahan baku. Hampir semua jenis kayu baik kayu keras maupun lunak
tanpa kecuali dapat dijadikan bahan baku kertas. Karena kayu mempunyai
kandungan selulosa cukup banyak (40-45 %) (JF Dumanauw, 1984). Seperti
yang kita ketahui selulosa adalah komponen utama pembuatan kertas.

2.2.1.1.Pemilihan Jenis Kayu

Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:

Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya


pohon pinus.

Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang


menggugurkan daunnya setiap tahun.

Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar


digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus
dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu
keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena
memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran
kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan
cetak yang diinginkan pembeli.

Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung


beberapa komponen antara lain :

Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang
merupakan komponen yang paling disukai dalam pembuatan kertas karena
panjang, kuat.

Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang.


Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam
proses pulping.

Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi


merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan
proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat
selusosa secara signifikan

Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur


lain. Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai
jumlah toksik akut dalam efluen industri kertas.

2.2.1.2.Persiapan Kayu
Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat
kapas, bagas dan lain-lain dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu
dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum dicacah menjadi serpihan
kayu, kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang
melekat.

Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang
mengandung partikel halus batang kayu dan padatan terlarut. Proses ini
juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak pakai
dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar.

Namun, produk kertas dari bahan nonkayu masih dibuat karena


bahan jenis ini mempunyai keunggulan yakni lebih kuat dibandingkan
dengan selulosa kayu. Kertas jenis ini dipergunakan sebagai kertas tulis,
kertas penjilidan buku, kertas cetak biru, uang kertas, dan bahan lain yang
memerlukan kertas dengan ketahanan tinggi (Encyclopaedia Britanica,
1970).

2.2.2. Bahan Pembantu

Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang pertama
adalah air bersih dan selebihnya adalah bahan-bahan kimia yang berbeda-
beda peranannya. Tidak semua bahan-bahan kimia ini dipergunakan
sekaligu tetapi tergantung kepada jenis kertas yang diproduksi (Monareh,
1982).

Bahan-bahan pembantu tersebut sebagai berikut :

Air, diperlukan sebagi pelarut dan pencuci. Air sangat diperlukan dalam
pembuatan kertas.

Bahan pemutih, diperukan untuk membuat kertas menjadi putih bersih


sebab bahan baku kertas tidak berwarna. Bahan pemutih tersebut yaitu :

Hidrogen Peroksid

Natrium Peroksid

Natrium Bisufat

Kalium Bisulfat
Bahan penghancur kayu, diperlukan untuk menghancurkan kayu tidak
dengan cara mekanis tetapi bahan reaksi kimia. Bahan penghancur
tersebut adalah :

Asam > Asam sulfat

Alkali > Sodium Hidroksid

Bahan pewarna , diperlukan apabila hendak membuat kertas-kertas


berwarna.

2.2.3. Bahan Pelengkap

Ada dua macam bahan pelengkap yang dipergunakan di dalam


industri kertas. Bahan-bahan tersebut adalah :

Bahan Pengisi, bahan untuk menutup lubang-lubnag halus pada


permukaan kertas. Sehingga diperoleh kertas yang rata dan halus. Diantara
bahan-bahan tersebut adalah :

Kaolin

Tanah Diatomea

Gips

Kapur Magnesit

Bahan perekat, bahan untuk mengikat serat atau selulosa kayu agar
lebih kuat dan kokoh diantaranya :

Perekat arpus

Perekat hewani

Perekat tepung kanji


BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Proses Pembuatan Kertas


Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap
pertama yaitu pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari
penghancuran kayu hingga menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah
pembuatan barang jadi yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi
kertas siap pakai. Kedua tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :

3.1.1. Pembuatan Barang Setengah jadi (Pulp)

Pulping adalah proses pembuburan. Dalam pulping ini digunakan


alat yang disebut Pulper. Pulper yang digunakan berbentuk bejana kerucut
terbalik yang atasnya terbuka sebagian dan mempunyai rotor. Pulper ini
dinamakan hydra pulper.

Hydra Pulper mempunyai rotor untuk mensirkulasikan bubur dan


menguraikan serat, rotor pisau tersebut digerakkan oleh motor dari arah
bawah. Kapasitas pulper mencapai 22 ton.
Proses Pembuatan Pulp

a. Proses Mekanik

Di sini pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup


dengan mesin saja tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara
mekanis ini memerlukan biaya yang sangat besar, disebabkan disini tidak
dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-potongan
kayu, yang akan dijadikan pulp atau kertas. Pada proses ini, terjadi
pemberian tekanan pada kayu sehingga menghasilkan panas yang
berfungsi untuk mengurangi gesekan antara komponen dalam kayu
sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan. Proses
pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan.

b. Proses Kimia

Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara


langsung maupun tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan
sehingga fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang
kayunya dibuat keping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan
pada temperatur yang dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara
kimia,yaitu:

1. Proses Sulfat ( proses kraft )

2. Proses Soda

3. Proses Sulfit

Proses Sulfat ( proses kraft )

Cara pembuatan:

Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga


ukuran kurang lebih 5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang
halus dimasukkan kedalam tempat penampung yang kemudian akan
digester (dimasak). Setelah potongan-potongan kayu tersebut di masukkan
ke dalam digester, kemudian dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH,
kemudian dipanaskan dengan uap dan di aduk dengan suatu alat
pengaduk yang terdapat dalam digester tersebut.
Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uapn110lb/in2. Pulp
yang telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci
sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke
dalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring
lagi dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan
dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya
diinetralkan dengan CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya
terbentuklah pulp kering.

Proses Soda

Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya
memakai NaOH. Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis
kayu. Bisa juga bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan
lain-lain. Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti proses sulfat.
Waktu memasak 2-3 jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan
temperatur 3440F). Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui
lubang dibawah digester.

Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk


direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum
filter, kemudian hasilnya diputiihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga
hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH, dicuci
dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.

Proses Sulfit

Mula-mula sulfur dicairkan dalam tanki pencair atau pelebur,


kemudian dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara
untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan
selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara.
Pengaliran udara ini dikontrol agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi
didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang
dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh air dengan
menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat.

S + O2 SO2

2SO2 + H2O + CaCO3 Ca ( HSO3)2 + CO2


2SO2 + H2O + MgCO3 Mg ( HSO3)2 + CO2

Menara absorbsi dibuat minimal 2 buah. Penguliran air dari atas ke


bawah dengan spray berlawanan dengan aliran SO2 yang dimasukkan ke
menara absorbsi. Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang
bebas lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan
dalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium bi sulfit.
Berdasarkan analisa kira-ira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.

Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan


asam pemasak dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu
dan 3000 sampai 51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan secara
langsung dengan steam (uap) dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung
dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan
suhu 1050-1550 C.

Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp


dikeluarkan dan masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit
ini pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya disaring dengan rotary drum
filter untuk dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin
ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan
diputihkan dengna klorin dengan penambahan cairan kapur sebagai
penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-chest dan
dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll pulp.

c. Proses Semikimia

Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan


oleh Mitscherlich pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan
perolehan yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat kekuatan
dan kebersihan yang paling baik.

Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:

1. Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna


kayu. Larutan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3,
Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar hemiselulosa harus sudah
tercerna.
2. Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal
pembuatan pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite
Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu merupakan proses yang
memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa
dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.

Proses pulping ditambahkan pula bahan tambahan, antara lain :

Dyestuff berfugsi sebagai bahan kertas, zat ini dapat juga dicampurkan
pada proses pembentukan kertas paper machine.

Fluorescent Agent disebut juga Optical Brigthening Agent (OBH) yang


dapat memberikan efek pemutihan.

3.1.2. Cleaning

Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang


telah dihancurkan dalam pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat
penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia
dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa
oleh pulp dalam proses pemutihan. pulp yang kurang tercuci
membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih besar.

Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk


menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping
berupa black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap
tahapan proses selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat
kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai
tingkat kebersihan tersebut.
Alat alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :

Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu


memisahkan kotoran yang mengandung logam seperti kawat pengikat pulp,
seng serta partikel - partikel lainnya yang bersifat magnet.

HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu


memisahkan kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat
berdasarkan berat jenisnya.

3.1.3. Refining
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk
menghasilkan bubur serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat
tersebut diolah kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan
menggunakan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.

3.1.4. Oksigen Delignification

Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan


untuk menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap
prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang
lebih putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock
dalam reaktor pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan
pencucian dan ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi jumlah
klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).

3.1.5. Bleaching

Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan


menghilangkan lignin tanpa merusak selulosa. Dalam industri kertas
terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan.

Masing-masing tahapan dijabarkan di bawah ini :

a. Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam

b. Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang


terbentuk pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH.

c. Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam

d. Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa

e. Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa

f. Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi


basa

g. Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam


h. Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi
netral.

Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach,


yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas
budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas
yang akan dibuat.

3.1.6. Mixing

Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif.


Bahan penunjang bubur kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif
untuk mengikat ion ion kertas agar jaringan kertasnya kuat.

3.1.7. Blending

Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang


akan dikirim ke proses pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan
bubur serat dikontrol oleh alat yang dinamakan CRC (Consistence
Recording Controller).

3.1.8. Paper Making

Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat


kertas dimana akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan
dari lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang
diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan
berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar untuk diproses
lebih lanjut.

Diagram Alir Pembuatan Pulp dan Kertas

Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan


cara mengambil dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan
tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan baku. Kayu yang siap
diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat
yang berbentuk drum disebut Drum barker.

Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder
berfungsi untuk membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log
dicuci.
Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil
yang di sebut dengan chip.

Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip


yang bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip
yang standar disimpan ditempat penampungan. Dari tempat penampungan
chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak (digester). Steam dimasak
dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian baru
dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan cairan
pemasak yang disebut dengan cooking liquor.

Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci


dengan tujuan untuk memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan
mengurangi dampak terhadap lingkungan.

Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-


bahan pengotor yang dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan
ini ada dua tahap, yaitu penyaringan kasar dan penyaringan halus. Proses
akhir dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang berfungsi
untuk memisahkan pasir dari pulp.

Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium


hidroksida (NaOH) di dalam delignification tower sebelum di cuci didalam
washer. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mengurangi pemakaian
bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan (bleacing), mengurangi
o\666666kandungan lignin, serta memutihkan pulp. Bubur kertas ini
kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kimia di dalam proses
bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Pulp
kemudian disimpan atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi
kertas.

3.1.9. Pembuatan Barang Jadi

Pada proses pembuatan ini, bubur kayu yang telah bersih kemudian
dimasukkan ke dalam alat yang disebut hollader yang telah diisi dengan
bahan pelengkap (bahan pengisi dan bahan perekat) dan air. Di dalam alat
ini adonan dicampur sampai homogen, serat-serat selulosa saling berkaitan,
pori-pori erat penuh tertutup bahan pengisi dan seluruh susunan terlumuri
bahan perekat. Dalam keadaan ini adonan telah siap untuk dijadikan
lembaran-lembaran kertas. Kemudian adonan basah dialirkan ke mesin
fourdriner. Mesin ini berupa saringan kasa tembaga (fine mesh bronse
screen) meyerupai pita besar yang tidak putus karena terus berputar.
Diatas saringan ini adonan ditebarkan hingga membentuk lembaran tanpa
putus yang terus bergerak. Di tengah-tengah saringan terdapat rol penggilas
(dandy roll) yang berfungsi sebagai pemeras air. Lembaran yang telah
dilewati dandy roll kadar airnya berkurang dan rata tebalnya. Keluar dari
mesin fourdriner, kemudian lembaran kertas basah (web) masuk kedalam
mesin press. Prinsip kerja mesin ini tidak beda jauh dengan mesin
terdahulu tetapi lebih banyak memiliki rol-rol penggilas agar lebih menekan
air sebanyak-banyaknya keluar dari kertas. Press part berfungsi untuk
membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya
masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah.
Kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri
tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi,
karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %). Dryer
berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %.
Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang
besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong-potong sesuai ukuran dan
dikirim ke konsumen.

3.2. Jenis-Jenis Kertas

Kertas bungkus : untuk semen, kertas lilin

Kertas tisu : sigaret, karbon, tisu muka

Kertas cetak : untuk buku cetak

Kertas tulis : HVS

Kertas Koran

Kertas karton

Kertas hard Board

3.3. Sifat-Sifat Kertas

Tebal-tipisnya kertas akan menentukan mudah sukarnya pengerjaan. Pada


umumnya kertas dapat diperlakukan sebagai berikut :

Dapat dibakar dengan mudah

Dapat menyerap air

Dapat dilipat kesegala arah


Dapat dipotong dengan gunting atau pisau

Dapat dirobek

Dapat direkat dengan lem

Dapat ditoreh dengan benda runcing atau tumpul

Dapat digulung dengan mistar

Dapat diremas dengan tangan

Dapat ditusuk denagn jarum atau benda lainnya yang runcing

Dapat disambung dengan stapler

Dapat dijepit dengan kertas

Dapat dilubangi dengan alat khusus

3.4. Teknik Pengerjaan Kertas

Ada beberapa teknik dalam pengerjaan kertas yang dapat


dikembangkan sehingga menghasilkan karya karya yang menarik.
Beberapa teknik dasar dikombinasikan sehingga menghasilkan benda yang
lebih bervariasi. TEknik-teknik dasar tersebut sebagai berikut :

3.4.1. Teknik Dasar Memotong (cutting)

Teknik ini memberikan kesempatan untuk menemukan dan


menyusun gambar dekoratif maupun benda hias baik dalam pola simetri,
pola asimetri maupun pola bebas. Untuk mencapai tujuan tersebut harus
melakukan beberapa cara yaitu :

Menentukan bentuk dasar yang akan dikerjakan misalnya : persegi


panjang, persegi, segitiga, lingkaran, ellips, atau yang lainnya.

Kemudian bentuk dasar terpilih (misal persegi) diletakkan di atas kertas


lain sebagai alas dengan warna yang berbeda. Agar kertas yang akan
dikerjakan terlihat jelas.

Bentuk terpilih dipotong dan direnggangkan sehingga terlihat adanya


pemisahan menjadi dua bagian. Dengan cara demikian akan diperoleh hasil
yang sangat beragam dalam jumlah tak terbatas. Pemisahan dapat
dilakukan dengan garis lurus atau garis lengkung sehingga membentuk
kreasi baik dalam pola simetri atau lainnya.

3.4.2. Teknik Dasar Melipat (folding)

Teknik dasar ini memberikan penemuan bentuk-bentuk dekoratif


(origami). Benda bidang dan benda tiga dimensional.

3.4.3. Teknik Dasar Menoreh (scoring)

Teknik ini menghasilkan gambar timbul (relief). Torehan-torehan yang


dibuat pada gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga
memunculkan gambar di atas kertas menyebabkan adanya lipatan sehingga
memunculkan gambar tersebut sebagai relief.

3.4.4. Teknik Dasar Menyambung (bending)

Teknik ini memberikan bentuk-bentuk geomatri, memperluas bidang atau


memperpanjang kertas.

3.4.5. Teknik Dasar Menggulung (curling)

Teknik ini memberi peluang untuk memperoleh bidang lengkung yang tidak
dapat dicapai dengan teknik lain.

3.4.6. Teknik Dasar Gabungan melipat dan memotong

3.4.7. Teknik Dasar Gabungan melipat dan memotong

3.5. Limbah Hasil Produksi Kertas Dan Pengolaannya


3.5.1. Limbah Hasil Produksi Kertas

Beberapa limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan kertas


antara lain:
Efluen limbah cair
Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen,
debu dan sejenisnya
Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin,
alkohol, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis
yang menghasilkan BOD tinggi.
Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna
kertas
Bahan anorganik terlarut seperti NaOH, Na2SO4, klorin dan lain-
lain
Limbah panas
Mikroorganisme seperti golongan bakteri coliform
Partikulat
Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
Partikulat zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca
Gas
Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang
dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan
proses pemulihan bahan kimia
Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery
furnace dan lime Kiln
Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak
pandangan
Solid Wastes
Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder
Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya
Proses dan Bahan yang digunakan serta jenis limbah yang dihasilkan
:
Chemical Pulping Asam/basa, lime, asm sulfat, sodium
hydroksida, sodium sulfide. Limbah asam basa.
Bleaching Pemutih klorin, sulfat, kloroform, pelarut Air limbah
beracun, limbah sludge, dan limbah asam/basa.
Papermaking Pigmen Sludge pengolahan limbah Sizing and
Starching Wax, lem, resins sintesis, hidrokarbon Limbah beracun
termasuk air limbah dan sludge.
Pelapisan dan Pewarnaan Tinta, cat, pelarut, karet dan zat
pewarna Sisa pelarut,tinta cat dan limbah beracun lain.
Pembersihan Tetrakloroetilen, Trikloroetilen, methilen klorida,
trikloroethan, karbon tetraklorida Limbah pelarut dan air bilasan
beracun.
Penggunaan klorin sebagai pemutih menyebabkan air limbah tidak
memungkinkan penggunaan kembali air yang telah digunakan
karena tidak dapat dilakukan recovery air. Pada waktu pulp
direaksikan dengan klorin atau klorin dioksida selama proses
pemutihan, konsentrasi ion klorida dalam air limbah akan menjadi
sangat korosif untuk di alirkan kembali ke sistem recovery untuk
memisahkan limbah organik dari air dan dibakar untuk
menghasilkan energi di dalam recovery boiler. Akibatnya limbah
organik dalam efluen harus dialirkan seluruhnya ke sistem
pengolahan limbah dan ke sungai. Air limbah dari proses pemutihan
menghasilkan sifat mutagenisitas yang signifikan (Ames test positive)
yang akan menurun secara linier dengan peningkatan substitusi
CIO2 atau equivalent chlorine dalam proses bleaching. Kebanyakan
bahan mutagen akan hilang jika pH air ditingkatkan menjadi 7-8,
sehingga air limbah dari proses bleaching harus dinetralisasi sebelum
pengolahan limbah atau dibuang ke badan air penerima agar
mutagen dalam air tidak masuk ke lingkungan.

3.5.2. Pengelolaan Limbah


3.5.2.1.Pengelolaan Limbah Cair

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp dapat


dibedakan menjadi tiga, yaitu cair, padat, dan emisi udara. Limbah
cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan
menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem
pengelolaan limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
Fisik
Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah proses
screening (penyaringan). Screening merupakan cara yang efisien dan
murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar.
Screening dilakukan pada sisa-sisa potongan kayu yang masih
berukuran besar sehabis diolah pada proses chipper. Setelah
dilakukan penyaringan, umumnya kayu yang masih berukuran besar
akan dikembalikan lagi ke proses chipper, untuk diolah lagi dan
mendapatkan ukuran kayu yang dikehendaki.
Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan
secara mudah dengan proses pengendapan. Pengendapan primer
biasanya terjadi di bak pengendapan atau bak penjernih. Bak
pengendap yang hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak
memberi keluwesan operasional. Karena itu memerlukan waktu
tinggal sampai 24 jam. Parameter desain yang utama untuk proses
pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu
detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Bak penjernih bulat yang
dirancang dengan baik dapat menghilangkan 80% zat padat yang
tersuspensi dan 50-995 BOD. Beberapa contoh Limbah atau proses-
proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :
Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat
dan mengandung sisa cairan pemasak aktif. Serat ini masih
mengandung mata kayu dan serat-serat yang tidak dikehendaki
(reject). Sisa cairan pemasak dalam serat dibersihkan dengan
mengguna- kan washer, sedangkan pemisahan kayu dan reject
dipakai screen.
Larutan hasil pencucian bubur pulp di brown stock washers
dinamai weak black liquor yang disaring sebelum dialirkan ke unit
pemekatan.
Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa
fosfor, logam-logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan
secara kimia karena pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang
akan mengubah sifat bahan terlarut tersebut dari sangat terlarut
menjadi tidak terlarut atau dari ukuran sangat halus menjadi
gumpalan (flok) yang dapat diendapkan maupun dipisahkan dengan
filtrasi.
Beberapa limbah-limbah atau proses-proses yang menggunakan
pengolahan unit ini ialah :
Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan
bahan kimia chlorine dioksida, ekstraksi caustic soda, hidrogen
peroksida. Dalam proses pemutihan, setiap akhir satu langkah
dilakukan pencucian untuk meningkatkan efektivitas proses
pemutihan. Sebelum bubur kertas yang diputihkan dialirkan ke unit
pengering, sisa klorin dioksida akan dinetralkan dengan injeksi
larutan sulfur dioksida.
Jika pengambilan air dilakukan dari sungai, maka biasanya
industri pulp seharusnya memberikan bahan pengendap secukupnya
dan sedikit larutan hypo untuk membunuh bakteri dan jamur
sebelum mengalami proses pengendapan di dalam settling basin dan
penyaringan sehingga dihasilkan air proses yang bersih dan bebas
jamur.
Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH
(sodium hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk
memisahkan serat selulosa dari bahan organik. Cairan yang
dihasilkan dari proses pemasakan diolah dan menghasilkan bahan
kimia, dengan daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi limbah
cair.
Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2
dan cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan
kandungan berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang
umumnya beracun.
Biologi
Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah
menggumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik
terlarut yang biodegradable dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme. Pengolahan secara biologis mengurangi kadar racun
dan meningkatkan mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang
menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang memadai,
laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi
akan mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal 10
hari. Pabrik-pabrik di Amerika Utara sekarang dilengkapi dengan
laguna aerasi bahkan dengan waktu tinggal yang lebih panjang, atau
kadang-kadang dilengkapi dengan kolam aerasi pemolesan dan
penjernihn akhir untuk lebih mengurangi BOD dan TSS sampai di
bawah 30mg/1. Prinsip dasar pengolahan secara biologi sebetulnya
mengadopsi proses pertumbuhan mikroorganisme di alam,
mikroorganisme yang tumbuh membutuhkan energi berupa unsure
karbon (C) dimana unsure karbon (C) tersebut dengan mudah
diperoleh dari senyawa organic dalam air limbah, sehingga senyawa
organic tersebut terurai menjadi CO2 dan H2O. Salah satu limbah
yang menggunakan pengolahan unit ini ialah hasil perasan sludge
yang berasal dari primary clarifier yang berupa larutan. Larutan ini
didinginkan di 6 unit menara pendingin sebelum dialirkan ke deep
tank air activated sludge untuk mengurangi kandungan organik
secara biologi dengan memanfaatkan bakteri dan gas oksigen dari
udara yang diinjeksikan dan bantuan dari pupuk fosfor dan nitrogen.
Setelah penjelasan mengenai tiga unit operasi Instalasi
Pengelolaan Air Limbah diatas, maka satu hal yang penting untuk
diketahui ialah standar baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan
pemerintah untuk pabrik pulp. Standar baku mutu limbah cair yang
telah ditetapkan pemerintah berdasarkan Keputusan Menteri LH No
51 Tahun 1995 untuk pabrik pulp, yakni toleransi PH dikisaran 6,0-
9,0, BOD5: 150 mg/l, COD: 350 mg/l, dan TSS 150 mg/l.
3.5.2.2.Pengelolaan Limbah Padat
Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat
berupa batu dari kapur dan mengandung soda. Ini harus dibuang di
lingkungan aman dan nyaman. Limbah padat itu harus dibuang ke
tempat pembuangan akhir yang secure land fill (aman). Jika tidak,
peristiwa fatal seperti di Love Canal, Niagara Falls (AS), bisa terulang.
Daerah bekas land fill dekat Love Canal dijadikan tempat
pembuangan limbah sebuah pabrik (1940-1950). Setelah pabrik itu
pindah lokasi, land fill itu dijadikan permukiman bagi 500 keluarga.
Beberapa waktu kemudian zat-zat beracun keluar dari tanah land fill
dan mengancam nyawa warga di sekitarnya. Untuk menghindari
jatuhnya korban, daerah itu dikosongkan. Pemerintah menghukum
perusahaan kimia tersebut dengan denda dan ganti rugi bagi warga
yang jumlahnya ratusan juta dollar AS. Peristiwa land fill di Love
Canal itu mendorong Kongres AS menerbitkan undang-undang super
fund (1970- an) untuk melindungi penduduk dari limbah industri.
Dua jenis limbah padat lainnya, diolah dengan menggunakan
Bark Boiler dan Lime Klin. Bark Boiler digunakan untuk pembakaran
kulit kayu. Sedangkan Lime Klin digunakan untuk pengolahan
lumpur kapur.

3.5.2.3.Pengelolaan Limbah Emisi Udara


Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses
produksi pulp, biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa
blow gas treatment di unit pulping, Electro Static Dust Precipitator
pada Recovery Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit.
Beberapa limbah atau proses yang menghasilkan emisi udara ini,
beserta penanganannya ialah :
Kondensat tercemar yang berasal dari proses digester
dikumpulkan dan dialirkan ke unit penanganan kondensat di
evaporatorplant.
Noncondensable gas (NCG) dibakar sebagian menjadi limbah di lime
klin (tanur kapur).
Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan
organik digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik
dan steam tekanan menengah untuk pemanasan dalam proses di
seluruh unit operasi produksi.
Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap
diisap blower dan diarahkan ke sebuah menara penyerap yang
berlangsung dua tahap. Di menara ini digunakan larutan sodium
hidroksida dan diinjeksikan dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk
menetralkan sisa bahan kimia berupa klorin dioksida (oksidator)
sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas klorin dioksida.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dalam proses produksinya industri pulp and paper
membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini dapat
mengancam kelestarian habitat di sekitarnya karena mengurangi
tingkat ketersediaan air bagi kehidupan hewan air dan merubah
suhu air.
Pulp dibuat secara mekanis, kimia maupun semikimia dengan
memisahkan serat kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses
kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan
sodium sulfida digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat.
Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas yang putih.
Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching)
antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin
dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah
penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi
kertas.

Bahan Dasar

Selulosa adalah bahan dasar yang terpenting dalam


pembentukan pulp dan kertas. Selulosa ini terdapat dalam kayu,
kapas, serta nenas, jerami, lelang, bambu, dan lain-lain.
Beberapa Proses Pembuatan Pulp
Proses Mekanik
Proses Kimia
Proses Sulfat ( proses kraft )
Proses Soda
Proses Sulfit
Proses Semikimia

Proses Pembuatan Kertas


Penyediaan bahan baku
Pemilihan jenis kayu
Persiapan kayu
Pulping
Cleaning
Refining
Oksigen delignification
Bleaching
Mixing
Blending
Paper making

4.2. Kritik dan Saran


Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna
bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://arisudaryatno.blogspot.com/2010/03/pengertian-kertas.html
http://berita-iptek.blogspot.com/2008/07/proses-pembuatan-bubur-
kertas-pulp.html
http://blog.unsri.ac.id/kaskuserr/nais-inpo-gan/proses-pembuatan-
kertas-/mrdetail/3317/
http://media.isnet.org/iptek/100/TsaiLun.html
http://rizkizuriadi.blogspot.com/2011/07/makalah-pulp-and-
paper.html
http://www.fahutan.s5.com/Juli/industri.htm

Вам также может понравиться