Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pembedahan mata merupakan tindakan yang unik dan menantang bagi ahli anestesi,
termasuk regulasi tekanan intraokuler, pencegahan reflex okulercardiac dan
penanganan akibatnya, mengontrol perluasan gas intraokuler dan dibutuhkan untuk
mengerjakan kemungkinan efek sistemik obat-obat mata. Pengetahuan tentang
mekanisme dan penanganan masalah tersebut dapat mempengaruhi hasil
pembedahan . bagian ini juga mempertimbangkan teknik khusus dari anestesi umum
dan regional dalam bedah mata.
Tekanan dinamis intraokuler
Fisiologi tekanan intraokuler
Mata dapat dianggap sebagai bola hampa dengan dinding yang kaku. Jika isi dari bola
mata meningkat, tekanan intraokuler ( normal 12 20 mmHg) akan naik. Sebagai
contoh, glaukoma disebabkan oleh sumbatan aliran humor aquos. Begitu juga tekanan
intraokuler akan naik jika volume darah dalam bola mata meningkat. Naiknya tekanan
vena akan meningkatkan tekanan intraokuler oleh penurunan aliran aquos dan
peningkatan volume darah koroid. Perubahan yang ekstrim dari tekanan darah arteri
dan ventilasi dapat meningkatkan tekanan intraokuler (tabel 38-1). Pemberian anestesi
merubah parameter ini dan dapat menpengaruhi tekanan intraokuler seperti
laryngoscopy, intubasi, sumbatan jalan napas, batuk, posisi trendelenburg)
Hal lain, peningkatan ukuran bola mata yang tidak proporsional mengubah volume
isinya akan meningkatkan tekanan intraokuler. Penekanan pada mata dari sungkup
yang sempit, posisi prone yang tidak baik, atau perdarahan retrobulber merupakan
tanda peningkatan tekanan.
Tekanan intraokuler membantu mempertahankan bentuk dan oleh karena itu
membangun optik dari mata. Variasi temporer tekanan biasanya dapat ditoleransi
dengan baik oleh mata normal. Dalam kenyataanya kebutaan menaikkan tekanan
intraokuler sebanyak 5 mmHg dan juling 26 mmHg. Episode transien peningkatan
tekanan intraokuler pada pasien dengan tekanan arteri optalmikus yang rendah.
( hipotensi, arteriosklerotik arteri retina), bagaimanapun dapat membahayakan perfusi
retina yang menyebabkan iskemia retina.
Pada saat bola mata dibuka selama prosedur pembedahan (tabel 38-2) atau setelah
trauma tembus, tekanan intraokuler dapat mendekati tekanan atmosfer. Beberapa
faktor yang secara normal meningkatkan tekanan intraokuler akan menurun bila
terjadi pengaliran aqous atau ektruksi vitreus yang menembus luka. Komplikasi lama
yang serius menimbulkan kelainan visus yang permanen.
Efek obat obat anestesi pada tekanan intraokuler
umumnya obat obat anestesi lain yang rendah tidak berefek pada tekanan intraokuler
(tabel 38-3). Anestesi inhalasi menurunkan tekanan intraokuler yang proporsional
sesuai dalamnya anestesi. Penyebab penurunannya multipel antara lain ; penurunan
tekanan darah mengurangi volume koroidal, relaksasi otot-otot ekstraokuler
menurunkan tekanan dinding bola mata, kontriksi pupil memudahkan aliran aquos.
Anestesi intravena juga dapat menurunkan tekanan intraokuler. Mungkin
pengecualian adalah ketamin, yang dapat menaikkan tekanan darah arteri dan tidak
menyebabkan relaksasi otot ekstraokuler.
Tabel 38-1 variabel efek jantung dan pernapasan pada tekanan intraokuler
variabel efek pada TIO
tekanan vena sentral
meningkat
menurun
tekanan darah arteri
meningkat
menurun
PaCO2
meningkat (hipoventilasi)
menurun (hiperventilasi)
PaO2
Meningkat O menurun
= menurun (ringan, sedang, petanda)
= meningat (ringan, sedang, petanda)
= tidak ada efek
REFLEKS OKULOKARDIAK
Tarikan pada otot ektraokuler atau penekanan pada bola mata dapat menimbulkan
disritmia jantung berupa bradikardia dan ventrikular ectopik sampai sinus arrest atau
fibrilasi ventrikuler. Refleks ini terdiri dari afferen trigeminus (V1) dan jalur efferen
vagal. Refleks okulokardiak paling sering pada pasien pediatrik yang menjaliani
pembedahan strabismus. Biarpun demikian hal ini dapat terjadi dalam semua
kelompok umur dan beberapa prosedur , termasuk ekstraksi katarak, enukleasi, dan
perbaikan retinal terlepas.
Pemberian antikolinergik sering membantu mencegah reflek okulokardiak. Atropin
intravena atau glikopirolat merupakan prioritas segera pada pembedahan dan lebih
efektif dibandingakn dengan premedikasi intramuskuler. Hal ini telah diketahui bahwa
pemberian antikolinergik dapat merugikan pada pasien pasien yang tua, yang sering
mempunyai penyakit arteri koronaria. Blok retrobulbar atau anestesi inhalasi yang
dalam juga dapat dinilai, tetapi prosedur ini mempunyai resiko baginya. Blok
retrobulbar kenyataanya dapat menimbulkan refleks okulokardiak. Kebutuhan
profilaksis secara rutin masih merupakan kontroversi
Penanganan refleks okulokardiak terdiri dari prosedur berikut : (1) segera laporkan ke
ahli bedah dan menghentikan secara temporer stimulasi pembedahan sampai nadi
meningkat; (2) konfirmasi adekuatnya ventilasi , oksigen dan kedalaman anestesi; (3)
memberikan atropin intravena (10 ug/kg) jika terdapat gangguan konduksi yang
persisten; dan; (4) dalam episode yang tidak bisa ditangani, lakukan infiltrasi pada
otot rektus dengan anestesi lokal. Refleks ini dapat lelah sendiri ( memusnahkan
dirinya sendiri) dengan pulihnya traksi dari otot otot ekstraokuler.
Anastesi regional pada pembedahan mata biasanya terdiri dari blok retrobubar, blok
saraf wajah , dan sedasi intervena . Tidak infatif daripada anestesi umum dengan
intubasi endotrakeal, anestesi lokal tidak tanpak kemungkinan komplikasi , untuk
tambahan, blok tidak menjamin askinesia adekuat atau anelgesia untuk mata aatau
pasien mungkin tidak bisa baring dengan sempurna selama waktu pembedahan. Untuk
alasan inilah, peralatan dan kebutuhan peronal untuk perawatan pada komplikasi
anastesi lokal dan untuk mengurangi anastesi umum harus segera dipersiapkan . Pada
suatu waktu jangka (waktu) local-standy by digambarkan oleh ahli anastesi pada
kasus kasus. Waktu ini sekarang telah dipindahkan oleh monitored anasthesia care,
sejak ahli anastesia harus memonitor pasien secara berkesinambungan selam
pembedahan dan tidak hanya bersiaga.
BLOKADE RETROBULBAR
Dalam tekhnik ini, anastesi lokal diinjeksi dibelakang mata didalam bentuk cone oleh
otot ekstraokular. Jarum tipe 25 ditusukkan bagian yang lebih rendah pada junction
dari pertengahan dan lateral (1/3 ) orbita pasien diintruksikan agar supranasal seperti
pada jarum yang ditusuknya 3,5 cm dibagian apex otot conus. Setelah aspirasi untuk
preclude injeksi intravaskuler, 2-5 ml dari anastesi lokal injeksikan dan jarum
dipindahkan. Pilihan anastesi lokal bervariasi, tapi lidokain dan bupivacain yang
paling banyak dipakai. Hyluronidase, hidrolisasi dari jaru konektif polisakarida,
secara teratur ditambahkan untuk memperbaiki letak retrobulbar dari anastesi lokal.
Bloker retrobulbar yang sukses dihubungkan dengan anastesi akinesi, dan abolish dari
reflex okulocefalik
http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/25/anestesi-pada-mata/