Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Agung Mahesya Hakim (1115051004)
Dimas Putra Suendra (1215051018)
A. Latar Belakang
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 C ditetapkan sebagai
7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan
dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran
pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri
pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan,
rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan
teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.
B. Tujuan
C. Manfaat
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau
sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi
fisika, energi kimia, energi biologi, energi mekanik dan sebagainya. Sebagai contoh
adalah kamera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran,
kulit sebagai sensor peraba, LDR (light dependent resistance) sebagai sensor
cahaya, dan lainnya (Sharma, 1998).
Transduser adalah sebuah alat yang bila digerakan oleh suatu energi di dalam
sebuah sistem transmisi, akan menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama
atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya. Transmisi energi
ini bisa berupa listrik, mekanik, kimia, optik (radiasi) atau thermal (panas).
Misalnya generator merupakan transduser yang merubah energi mekanik menjadi
energi listrik, motor adalah transduser yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanik, dan sebagainya. Adapun alat ukur adalah sesuatu alat yang berfungsi
memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari gejala-gejala atau sinyal yang
berasal dari perubahan suatu energi, seperti voltmeter dan ampermeter untuk sinyal
listrik, tachometer dan speedometer untuk kecepatan gerak mekanik, lux-meter
untuk intensitas cahaya, dan sebagainya. Dalam memilih peralatan sensor dan
transduser yang tepat dan sesuai dengan sistem yang akan disensor maka perlu
diperhatikan persyaratan umum sensor yaitu linearitas, kepekaan, dan tanggapan
waktu (Modjahidin, 2006).
Selama dua dekade terakhir, pengembangan serta aplikasi sensor kimia dan
biosensor tumbuh dengan pesat. Di antara semua sensor, sensor pH telah
mendapatkan banyak perhatian, karena pentingnya pengukuran pH di berbagai
bidang penelitian dan aplikasi praktis. Sensor pH berbasis serat optik kini menjadi
alternatif selain elektroda didalam penggunaannya untuk pengukuran pH dan
menawarkan berbagai kelebihan seperti kekebalan dari gangguan listrik, keakuratan
yan lebih baik dan kemungkinan untuk aplikasi penginderaan jauh (Adil, 2006).
Sensor yang biasa digunakan untuk mengukur pH adalah elektroda yang sensitif
terhadap ion atau disebut juga elektroda gelas. Elektroda ini tersusun dari batang
elektroda (terbuat dari gelas yang terisolasi dengan baik) dan membran gelas (yang
berdinding tipis dan sensitif terhadap ion H+ ). Elemen sensor pengukur pH terdapat
di tengah-tengah, dilingkupi oleh larutan perak-perak klorida (Ag-AgCl). Bagian
bawah dari elemen sensor ini berhubungan dengan membran gelas dan berisi
larutan perak- perak klorida. Kontak ionik dari larutan perak-perak klorida terhadap
sampel terjadi melalui penghubung keramik. Penghubung ini bertindak sebagai
suatu membran selektif yang hanya meloloskan arus-arus ionik tertentu, Secara
alami, impedansi keluaran elektroda gelas sangat besar (karena proses kimia yang
4
terjadi pada permukaan elektroda), besarnya antara 50-500 M sehingga pada alat
pengukur diperlukan impedansi masukan yang sangat besar (Coughlin, 1994).
5
III. METODELOGI
Sensor yang biasa digunakan untuk mengukur pH adalah elektroda yang sensitif
terhadap ion atau disebut juga elektroda gelas. Elektroda ini tersusun dari
batang elektroda (terbuat dari gelas yang terisolasi dengan baik) dan membran
gelas (yang berdinding tipis dan sensitif terhadap ion H+). Sebuah acuan
terdapat pula elektroda acuan. Kedua elektroda ini ada yang berdiri sendiri-
sendiri dan ada juga yang tergabung menjadi satu kesatuan, biasa disebut
elektroda kombinasi. Elemen sensor pengukur pH terdapat di tengah-tengah,
dilingkupi oleh larutan perak-perak klorida (Ag-AgCl). Bagian bawah dari
elemen sensor ini berhubungan dengan membran gelas dan berisi larutan perak-
perak klorida. Kontak ionik dari larutan perak-perak klorida terhadap sampel
terjadi melalui penghubung keramik. Penghubung ini bertindak sebagai suatu
membran selektif yang hanya meloloskan arus-arus ionik tertentu, Secara alami,
impedansi keluaran elektroda gelas sangat besar (karena proses kimia yang
terjadi pada permukaan elektroda), besarnya antara 50-500 M sehingga pada
alat pengukur diperlukan impedansi masukan yang sangat besar .
7
Pada sistem mekanik dipasang sensor yaitu sensor derajat keasaman (PH),
sensor derajat keasaman (PH) akan menentukan nilai PH pada cairan yang
tersedia, sedangkan limit switch akan berfungsi sebagai penentu kapan sensor
pH bergerak ke atas-bawah dan bergeser ke kiri-kanan. Data yang diperoleh dari
sensor pH dikirimkan ke mikrokontroller untuk selanjutnya diubah kedalam
bentuk data digital yang kemudian dapat ditampilkan melalui LCD, kejadian
pengukuran kadar keasaman berlangsung secara otomatis dengan adanya
bantuan sistem mekanik. Sensor pH mengeluarkan output berupa tegangan,
semakin basa (nilai pH >7) maka sensor mengeluarkan tegangan semakin kecil,
sebaliknya jika semakin asam maka sensor pH mengeluarkan tegangan yang
semakin besar.
8
IV. PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
Data pengamatan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1 data hasil akuisisi
Posisi
Suhu PH
X Y Elevasi
517388 9383522 50 75.7 5.2
517405 9383538 48 89.5 5.4
517415 9388524 48 89.2 5.5
517535 9383572 48 70.4 6.1
517490 9383492 22 86.3 5.2
517494 9383498 30 92.9 5.9
517500 9383494 26 83.5 5.2
517491 9383486 28 91.2 5.3
517493 9383486 30 99.5 5.9
517438 9383462 28 93.5 6
517438 9383464 27 87.2 5.4
517497 9383468 26 91.1 6
517552 9383426 21 87 5.1
517872 9383356 20 91.5 4.9
517632 9384926 84 78 6
515809 9384404 97 91,2 6,0
515376 9383462 47 86,6 5,6
512944 9382188 52 86,9 5,5
B. Pembahasan
Setelah data kita dapat, baulah kita dapat mengolah data yang kita ambil
tersebut. Pertama-tama kita membuat pemodelan 2 dimensi dari topografi
daerah yang kita ambil tersebut. Dan hasil yang kita peroleh adalah sebagai
berikut:
10
Gambar 4.2 penampang topografi daerah pengukuran
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa warna yang semakin cerah
menunjukkan topografi yang tinggi, dalam hal ini ditunjukkan oleh warna
merah. Dan warna yang semakin membiru uda, itu menunjukkan topografi
rendah. Sedangkan sebaran pH akan saya tampilkan pada gambar di bawah ini:
11
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pH pada tiap manivestasi tidak
memiliki perbedaan yang jauh. pH yang kurang dari 7 ini menunjukkan bahwa
air pada manivestasi ini bersifat asam.
12
KESIMPULAN
Adil, R. 2006. Klasifikasi Kinerja Tingkat Keasaman dan Berat Jenis pada Ujicoba
Susu Hewani Segar Berbasis PC. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
Kholilah, R. 2008 . Study Awal Fiber Optik sebagai Sensor pH. ITS-press,
Surabaya.
Sharma, S. 1998, A long-range fiber optic pH sensor prepared by dye doped sol-
gel immobilization technique, Optics. Communications., 154, 282284.