Вы находитесь на странице: 1из 5

POLRI DAERAH JAWA TIMUR

BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN


RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III TULUNGAGUNG

REKOMENDASI RINCIAN KEWENANGAN KLINIS


SMF ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIF

Nama :
NRP / NIP / NIK :
Tempat/Tanggal Lahir :
Pendidikan / Jabatan : Dokter Anesthesiologi & Terapi Intensif

Kewenangan Klinis Yang Diminta Yang Disetujui

Kewenangan Klinis Umum


1. Resusitasi Jantung Paru Dasar (Basic Life Support =

BLS)
2. Resusitasi Jantung Paru lanjut (Advanced Life Support

= ALS)
3. Tindakan Intubasi Endotrakeal (Oral dan Nasal)
4. Tindakan Anestesia Umum
5. Inhalasi dan Intravena
6. Anestesia Bedah Digestif
7. Anestesia Bedah Urologi
8. Anestesia Bedah Ortopedi
9. Anestesia Bedah Kebidanan / Ginekologi
10. Anestesia Bedah THT
11. Anestesia Bedah Mata
12. Anestesia Bedah Gigi/Mulut
13. Anestesia Pediatri umur >1 tahun
14. Anestesia untuk prosedur diagnostik endoskopi, MRI,

CT Scan
15. Blok subaraknoid dengan/tanpa kateter
16. Blok epidural lumbal-thorakal dengan / atau tanpa

kateter
17. Blok kombinasi spinal-epidural
18. Blok kaudal dengan / atau tanpa kateter
19. Penanggulangan Nyeri Paska Bedah
20. Anestesia Bedah Syaraf
21. Anestesia Bedah Non Jantung dengan kelainan Jantung
22. Anestesia dengan Tehnik Khusus (misalnya Teknik

Hipotensi)
23. Anestesia Intra Vena Total
24. Blok saraf perifer ekstremitas atas (blok pleksus

brakhialis dan cabang-cabangnya)
25. Blok saraf perifer ekstremitas bawah (blok pleksus

lumbal dan pleksus sacral beserta cabang-cabangnya)
26. Blok saraf perifer untuk batang tubuh (misal:blok
paravertebral, blok ilioinguinaliliohipogastrik, blok
transverses abdominal plane, blok re-ktus abdominis)
27. Blok saraf wajah dan kepala (misal:blok scalp, blok saraf
tepi cabang Ganglion Gasseri)
28. Blok servikal superficial
29. Blok mata (misal : periorbital, retroorbital, subtenon)
30. Perioperative medicine pada pasien dengan comorbid,
coexisting disease dan pada pasien dengan penyakit
kritis (critically ill patients)
31. Intubasi dengan pipa double lumen (Endobrochial
Intubation)
32. Difficult airway management, baik dengan menggunakan
ETT, bebagai tipe LMA, videolaringoskopi,
bronkoskopi, Percutaneus Dilatation Tracheostomi,
retrograde intubation, fibreoptic intubation,
cricothyrotomi, dan penguasaan airway device yang lain
33. Pemasangan Kateter Vena Sentral (CVC)
34. Menentukan indikasi masuk pasien ICU
35. Melakukan pengelolaan dasar awal pasien-pasien ICU
36. Tindakan Anestesia Umum Elektif dan Darurat pada

pasien ASA 3
37. Resusitasi jantung Paru Lanjut (Advanced Life Support

= ALS, Advanced Cardiac Life Support = ACLS)
38. Penanggulangan Awal Gagal Nafas
39. Penanggulangan Awal Gagal Sirkulasi
40. Penanggulangan Awal Gagal Ginjal

41. Penanggulangan Awal Gagal Metabolik, Asam Basa
42. Penanggulangan Awal Gagal Otak
43. Pemberian Nutrisi Enternal dan Parenteral
44. Pemasangan monitor invasive (Tekanan Vena Sentral dan

Tekanan Arteri)
45. Penggunaan Ventilasi Mekanik (Dasar)
46. Penggunaan Bronkoskop (Bronchial Toilet)
47. Anestesia Kombinasi Lumbal dan Epidural
48. Anestesia Epidural Torakal
49. Penanggulangan Nyeri Akut Paska
50. Bedah (tehnik intravena, tehnik epidural)
51. Anestesia Bedah Torak (Bedah Paru, tumor
mediastinum, ventilasi satu paru, trauma torak,
mlasthenia gravis, sindrom vena cava superior)
Kewenangan Klinis Spesifik (Sub Spesialis)
A. Sub spesialisasi Anestesia Kardiovaskular
1. Memiliki kemampuan melakukan Advance Cardiac Life
Support, termasuk manajemen pada pasien dengan
aritma
2. Mampu melakukan manajemen perioperatif pada pasien
dengan berbagai kelainan jantung, baik untuk
pembedahan kardiak maupun nonkardiak, elektif
maupun emergensi
3. Mampu melakukan anestesia pada bedah jantung
tertutup maupun terbuka, baik pada pasien dewasa
maupun pediatric, elektif maupun emergensi
4. Mampu melakukan anestesia untuk kasus-kasus kelainan
koroner, katup jantung, penyakit jantung bawaan, serta
kelainan-kelainan pembuluh darah besar, baik untuk
pembedahan kardiak maupun non kardiak
5. Mampu melakukan pemasangan alat pemantauan
hemodinamik invasive
6. Mampu melakukan pemantauan dan pengelolaan
hemodinamik, baik invasive maupun tidak
7. Mempunyai dasar kemampuan ekokardiografi, baik
transtorakal maupun transesofageal.
8. Memahami secara mendalam semua aspek terkait
penggunaan teknologi sirkulasi ekstrakorporeal,
termasuk mesin pintas jantung-paru
9. Mampu menggunakan dengan tepat obat-obat
kardiovaskular
10. Mampu melakukan manajemen kelainan asam-basa dan
elektrolit serta kelainan metabolism lain selama
pembedahan berlangsung
11. Mempunyai kemampuan paripurna penanganan pasien
pascabedah jantung
B. Subspesialis Anestesia Regiona
1. Blok epidural servikal
2. Blok saraf/pleksus saraf/saraf otonom untuk manajemen
nyeri kronik dengan analgetik local dengan/tanpa steroid
3. Blok saraf/pleksus saraf/saraf otonom untuk manajemen
nyeri kronik dengan obat neurolitik
4. Blok saraf/pleksus saraf/saraf otonom untuk manajemen
nyeri kronik dengan teknik radio-frekuensi ablasi (RFA)
5. Blok nyeri musculoskeletal
6. Implantasi kateter subaraknoid/epidural untuk
manajemen nyeri kronik
7. Stimulasi medula spinal (spinal cord stimulation)
C. Subspesialisasi Anestesi Bedah Anak
1. Hipotermi terapeutik
2. Instilasi surfaktan
3. Tehnik hipotensi intraoperatif
4. Sirkulasi ekstrakorporel
5. Pemasangan CVC
6. Ekokardiografi
7. Bronkhoskopi
8. Pengelolaan IABP
9. Pemantauan tekanan intracerebral
10. CRRT
11. Pembedahan transplant
12. Pembedahan conjoined twin
13. Neonatus premature
14. Kelainan bawaan gastroschizis, Omphalocele, Kelainan-
kelainan bawaan lain
15. Perioperatif neonatal and pediatric intensive care
16. Anestesia regional pada anak di bawah 1 tahun
D. Subspesialisasi Intensive Care
1. Pengelolaan Pasien ICU secara tuntas (Gagal nafas,
Gagal Ginjal, Gagal Sirkulasi, Gagal Otak, Gangguan
Asam Basa, Elektrolit Dan Metabolik, Gagal multiorgan,
Sepsis, Nutrisi Enternal dan Parenteral) pada kasus
medic, surgical, trauma
2. Prosedur trakeostomi perkutan
3. Continuous renal replacement therapy (CRRT)
4. Ventilasi Mekanik Lanjut
5. Goal Directed Hemodynamic Monitoring
6. Bronkoskopi
7. USG pasien kritis
8. Perioperatif intensive care
9. Penanggulangan nyeri pada pasien kritis
E. Subspesialisasi Neuroanestesia dan neuroctical care
Mampu menangani kasus neuroanestesia dan neuro-critical
care pasien dewasa dan pediatric pada periode perioperatif
(prabedah, selama pembedahan, dan pascabedah di PACU &
ICU), pada pasien:
1. Tumor supratentorial advance (meningioma, tumor
hipofise secara open atau transphenoidal,
craniopharingioma, tumor otak lainnya baik primer atau
metastase)
2. Tumor infratentorial (fossa posterior)
3. Anestesia pada awake craniotomy
4. Anestesia pada kasus neurologi dengan posisi duduk
5. Mampu menangani Neuro ICU advance: monitoring
neuro (ICP, SJO2, NIRS, Microdialisis, Evoked
potential)
F. Subspesialisasi Manajemen Nyeri
1. Kemampuan untuk melakukan anamnesa, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang dan menegakkan diagnosis

pada pasien dengan nyeri akut, kronik non-cancer dan
nyeri kanker secara holistik
2. Kemampuan untuk melakukan penanganan nyeri akut,
kronik non-cancer dan nyeri kanker dengan
menggunakan pendekatan farmakologi analgesia
3. Kemampuan melakukan penanganan nyeri akut pasca
bedah maupun nyeri akut lainnya dengan melakukan
teknik Patient Controlled Analgesia dan insersi kateter
kontinyu (Intravenous, neuraksial epidural dan
intrathecal, dan blok saraf perifer)
4. Kemampuan melakukan tindakan-tindakan intervensi
pada penanganan nyeri akut, nyeri kronik non-cancer
dan nyeri kanker dengan penuntun ultrasound dan C-arm
fluoroskopi, meliputi a.l. berbagai injeksi/blok saraf
perifer/ganglion, radiofrekuensi ablation saraf dan
ganglion, IDET, TENS, dll
5. Kemampuan melakukan penanganan nyeri kronik non-
cancer dan nyeri kanker dengan pendekatan non-
farmakologik dan psikologi terutama pada kasus paliatif
6. Mampu mengelola suatu Acute Pain Service
Rekomendasi DISETUJUI DISETUJUI DENGAN TIDAK DISETUJUI
CATATAN
Tanggal :

Catatan :

Ketua Komite Medik, Ketua Sub Komite Kredensial,

Вам также может понравиться