Вы находитесь на странице: 1из 3

ANALISIS KANDUNGAN ION FLUORIDA (F-) DENGAN METODE

SPEKTROFOTOMETRI VISIBEL PADA SAMPEL AIR MINUM DALAM


KEMASAN

Zulharmita 1), Rega Sripani 2), Widya Kardela2)


1)
Fakultas Farmasi Universitas Andalas (UNAND) Padang
2)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang
Email: Regasripani@gmail.com

ABSTRACT

Research on fluoride ion content in samples of bottled water from some of the
outstanding brand in the city of Padang has been done. Analyses were performed using
visible spectrophotometry, with a reagent for sodium fluoride ion 2-parasulfonelazo 1,8-
dihydroxy-3,6-naphthalene disulfonat (SPADNS) and acid zirkonil at maximum absorption
wavelength 586 nm. This method is optimized by finding the absorption ranges of the most
stable in the 5th minute to the 30th minute after the addition of reagents is obtained which is
stable at the 10th minute. This method validation results showed the detection limit of 0.0244
mg / L, the quantitative limit of 0.0877 mg / L, the coefficient of variance of 1.54034 % and a
test recovery of fluoride ion is in the range of 79.6 to 119.4 %. The measurement results of
samples showed that levels of fluoride ions in the bottled water between 0.1394 mg / L to
0.7163 mg / L. This concentration range is still within the levels allowed by the National
Standardization Agency SNI 01-3553-2006 that is equal to 1 mg / L.

Keyword : Acid zirconyl-SPADNS, Fluoride ion, Visible spectrophotometry.

PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok pada Fluorida terdapat luas di alam, baik di
berbagai aktivitas manusia. Selain untuk memenuhi udara maupun diberbagai sumber lainnya seperti
kebutuhan sehari-hari, seperti minum, memasak, makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-
mencuci, dan sanitasi, air juga dibutuhkan dalam hari.Adanya asupan fluorida dari berbagai sumber
jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pada pangan diantaranya seperti air, daging, dan ikan
aktivitas ekonomi dan sosial, seperti industri, menyebabkan asupan fluorida meningkat (Fawellet
rumah sakit, perdagangan, dan lain sebagainya al., 2006).
(Suprihatin & Suparno, 2013). Air minum adalah Kadar ion fluorida dalam air tanah
air yang melalui proses pengolahan atau tanpa bergantung pada sifat geologis, kimia dan fisika
proses pengolahan yang memenuhi syarat serta iklim dari suatu area atau daerah. Beberapa
kesehatan dan dapat langsung diminum (Peraturan wilayah didunia khususnya didaerah tropis
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor ditemukan fluorida dalam konsentrasi tinggi,
492/MENKES/PER/IV/2010 tanggal 19 April sampai lebih dari 30 mg/L ada di air tanah.
2010). Umumnya, mata air dan air sumur mengandung
Air minum dalam kemasan adalah air konsentrasi ion fluorida yang lebih tinggi
baku yang diproses, dikemas, dan aman diminum dibandingkan air permukaan seperti danau dan
mencakup air mineral dan air demineral (Badan sungai. Kandungan ion fluorida dalam air dapat
Standardisasi Nasional, 2006). Air secara alami meningkat oleh adanya kegiatan manusia seperti
mengandung ion-ion terlarut.Jenis ion yang banyak fluoridasi pada air yaitu penambahan garam
ditemui dalam air tanah adalah bikarbonat, sulfat fluorida dalam air minum untuk mengurangi karies
klorida, fluorida, kalsium, magnesium, dan gigi, pembuangan limbah, dan pengaruh dari
natrium. Ion-ion tersebut kebanyakan berasal dari kegiatan industri (Mohaptra, et al., 2009).
kontak air dengan berbagai deposit mineral Sesuai dengan Peraturan Menteri
didalam tanah, tetapi beberapa jenis ion seperti Kesehatan Republik Indonesia
ammonium, karbonat, dan sulfida sering dihasilkan No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
dari aktifitas bakteri dan mikroalga (Suprihatin & persyaratan kualitas air minum yang aman bagi
Suparno, 2013). kesehatan jika memenuhi persyaratan fisika,
mikrobiologis, kimiawi, yang dimuat dalam
parameter wajib dan parameter tambahan.Menurut dilarutkan dengan 25 mL aquadest. Kemudian
Badan Standardisasi Nasional SNI 01-3553-2006 ditambahkan 350 mL asam klorida pekat ke dalam
tentang air minum dalam kemasan dikatakan labu ukur lalu dicukupkan volumenya hingga tanda
bahwa kadar maksimum yang diperbolehkan untuk batas dengan aquadest.
fluorida adalah 1 mg/L. Menurut batasan yang
dikeluarkan oleh World Health Organization Pembuatan Pereaksi SPADNS-Asam Zirkonil
(WHO) tahun 2002 bahwa ion fluorida memiliki Sejumlah volume yang sama antara larutan
efek menguntungkan apabila kadarnya sekitar 0,7 SPADNS 1916 ppm dicampurkan dengan larutan
mg/L tapi sangat berbahaya apabila lebih dari 1,5 asam zirkonil 266 ppm (1:1) masing-masing
mg/L yaitu dapat menyebabkan karies gigi dan larutan di pipet sebanyak 250 mL dimasukkan ke
penipisan tulang. dalam labu ukur 500 mL.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan Pembuatan larutan blanko
10 mL larutan SPADNS 1916 ppm ditambahkan ke
A. Alat
dalam 100 mL aquadest dan dicampurkan dengan
Alat-alat yang digunakan adalah spektrofotometer 10 mL aquadest yang mengandung 7 mL asam
UV-1800 (Shimadzu), timbangan digital analitik klorida pekat.
(Preciso XB 220A), pipet mikro (Socorex), tabung
reaksi, lemari pendingin, dan beaker glass (Pyrex), 3. Optimasi Kondisi Analisis Ion Fluorida Dengan
labu ukur (Pyrex), pipet gondok (Pyrex), pipet Pereaksi SPADNS-Asam Zirkonil Secara
tetes, spatel, erlenmeyer (Pyrex), dan batang Spektrofotometri
pengaduk. Penentuan Panjang Gelombang Serapan
Maksimum
B. Bahan Pipet 10 mL larutan standar ion fluorida 100 ppm
Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel air kemudian dicukupkan dengan aquadest hingga
minum dalam kemasan A, B, C, D, E, F, G dan H, volume 100 mL (konsentrasi 10 ppm). Pipet4 mL
standar natrium fluorida (Merck), sodium 2- larutan standar ion fluorida 10 ppm, dan
parasulfofenilazo 1,8-dihidroksi-3,6-naftalen dicukupkan dengan aquadest hingga 50 mL
disulfat (SPADNS) (Hack), zirkonil klorida (konsentrasi 0,8 ppm). Sebanyak 10 mL larutan
oktahidrat (Merck), asam klorida p (Bratachem), standar ion fluorida 0,8 ppm di tambahkan 2 mL
dan aquadest (Bratachem). larutan pereaksi SPADNS-asam zirkonil kocok
sampai homogen. Diukur serapannya pada panjang
Cara Kerja gelombang 400-800 nm dengan menggunakan
1. Pengambilan Sampel blanko larutan pembanding SPADNS.
Sampel airminum dalam kemasan diambil dari
beberapa merek A, B, C, D, E, F, G, dan H yang Penentuan Kestabilan Serapan Warna Kompleks
beredar di Kota Padang masing-masing dalam Hasil Reaksi Ion Fluorida Dengan Pereaksi
wadah kemasan gelas 220mL. SPADNS-Asam Zirkonil
2. Pembuatan Larutan Pipet 10 mL larutan standar ion fluorida 100 ppm
Larutan Standar Ion Fluorida kemudian dicukupkan dengan aquadest hingga
Larutan standar ion fluorida dibuat dengan cara volume 100 mL (konsentrasi 10 ppm). Pipet4 mL
ditimbang secara seksama natrium fluorida 221 mg, larutan standar ion fluorida 10 ppm, dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian dicukupkan dengan aquadest hingga 50 mL
dicukupkan dengan aquadest hingga tanda batas. (konsentrasi 0,8 ppm). Sebanyak 10 mLlarutan
Dari larutan tersebut dipipet 10 mL dimasukkan ke standar ion fluorida 0,8 ppm di tambahkan 2 mL
dalam labu ukur 100 mL kemudian dicukupkan larutan pereaksi SPADNS-asam zirkonil kocok
dengan aquadest hingga tanda batas dan kocok sampai homogen. Diukur serapannya pada panjang
sampai homogen. gelombang serapan maksimum setiap 5 menit
selama 30 menit dengan menggunakan blanko
Pembuatan Larutan SPADNS larutan pembanding.
Sodium 2-parasulfofenilazo 1,8-dihidroksi-3,6-
naftalendisulfonat atau SPADNS ditimbang 4. Identifikasi Fluorida Pada Sampel
seksama sebanyak 958 mg, lalu dimasukkan ke Identifikasi Menggunakan Pereaksi Kalsium
dalam labu ukur 500 mL dan dicukupkan dengan Klorida
aquadest hingga tanda batas, kemudian dikocok Pipet 10 mL sampel kedalam tabung reaksi,
homogen. kemudian di tambahkan 3 tetes kalsium klorida
kocok homogen. Reaksi akan membentuk endapan
Pembuatan Larutan Asam Zirkonil putih seperti lendir.
Zirkonil klorida oktahidrat (ZrOCl2.8H2O)
ditimbang seksama sebanyak 133 mg, lalu
dimasukkan ke dalam labu ukur 500 mL dan
Identifikasi Menggunakan Pereaksi Besi (III) ditambahkan dengan larutan standar ion fluorida
Klorida 0,1 ppm. Bagian kedua, sampel ditambahkan
Pipet 10 mL sampel ke dalam tabung reaksi, dengan larutan standar ion fluorida 0,6 ppm.
kemudian di tambahkan 3 tetes besi (III) klorida Bagian ketiga, sampel ditambahkan dengan larutan
kocok homogen. Reaksi akan membentuk endapan standar ion fluorida 1,2 ppm. Setelah itu masing-
putih kristal. masing larutan di tambahkan 2 mL larutan pereaksi
SPADNS-asam zirkonil kocok homogen.Dibuat 3
Identifikasi Menggunakan Pereaksi SPADNS- kali pengulangan untuk masing-masing
Asam Zirkonil bagian.Kemudian, masing-masing larutan diukur
Sampel air minum dipipet sebanyak 10 mL panjang gelombang serapan maksimum
kedalam tabung reaksi, kemudian di tambahkan 2 menggunakan spektrofotometer.
mL larutan pereaksi SPADNS-asam
zirkonil.Penambahan larutan pereaksi SPADNS- 6. Penetapan Kadar Fluorida Pada Sampel
asam zirkonil ini akan menghasilkan pembentukan Dipipet sebanyak 10 mL larutan sampel, kemudian
kompleks baru yang berwarna merah sehingga di tambahkan 2 mL larutan pereaksi SPADNS-asam
dapat ditentukan memiliki kandungan ion fluorida zirkonil kocok homogen. Lalu ukur pada panjang
pada sampel. gelombang serapan maksimum ion fluorida dengan
menggunakan blanko larutan pembanding
5. Validasi Metode Analisis Fluorida Secara SPADNS menggunakan spektrofotometer visibel,
Spektrofotometri UV-Vis kemudian serapannya dicatat dan dihitung
Pembuatan Kurva Kalibrasi konsentrasi ion fluorida dalam larutan sampel
Pipet 10 mL larutan standar ion fluorida 100 ppm dengan persamaan regresi tentang kandungan ion
kemudian dicukupkan dengan aquadest hingga fluorida dalam sampel.
volume 100 mL (konsentrasi 10 ppm). Dipipet
masing-masing 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0 mL dan HASIL DAN PEMBAHASAN
7,0 mL larutan standar ion fluorida 10 ppm Setelah dilakukan penelitian tentang
kemudian dicukupkan dengan aquadest dalam labu analisis kandungan ion fluorida dengan metode
ukur 50 mL (sehingga didapat konsentrasi 0,2 -1,4 spektrofotometri visibel pada sampel air minum
ppm). Setelah itu, diambil larutan tersebut masing- dalam kemasan didapatkan hasil sebagai berikut:
masing sebanyak 10 mL kemudiandi tambahkan 2 Pada penelitian panjang gelombang
mL larutan pereaksi SPADNS-asam zirkonil kocok serapan maksimum larutan standar ion fluorida
homogen.Buat hubungan antara berbagai dengan konsentrasi 0,8 ppm dengan alat
konsentrasi larutan dengan serapannya.Tentukan Spektrofotometer visibel memberikan serapan
koefisien regresi dan hitung persamaan regresi nya. maksimum pada panjang gelombang 586 dengan
serapan 0,063.
Uji Presisi
Buat 6 buah larutan standar ion fluorida 0,8 ppm,
dengan cara dipipet 4 mL larutan standar ion
fluorida 10 ppm dicukupkan dengan aquadest
hingga 50 mLkemudiandi tambahkan 2 mL larutan
pereaksi SPADNS-asam zirkonil kocok homogen.
Ukur masing-masing larutan pada panjang
gelombang serapan maksimum dengan
menggunakan blanko larutan SPADNS.

Uji Akurasi
Larutan yang akan diuji dibagi menjadi 3 kelompok
bagian. Bagian pertama, 10 mL sampel

Вам также может понравиться