Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jurusan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati, Bandung 40614
e-mail: 1ismailfadlurrohman665@gmail.com;
ABSTRAK
Kemampuan untuk bereproduksi adalah suatu sifat dasar hidup. Salah satu nya ialah
mitosis akar bawang pada bawang yang akan dilakukan pada penelitian ini. Peneitian kali
ini bertujuan untuk menjelaskan setiap fase mitosis yang terjadi pada akar bawang.
Berdasarkan hasil secara umum. Pada hasil pengamatan yakni profase anafase dan telofase
yang ada pada bawang merah dan profase yang ada di bawang bombay.. Proses
pengamatan mitosis akar bawang dengan cara akar bawang direndam selama Seminggu
menggunakan air, hal ini dilakukan untuk melunakkan akar dan menumbuhkan akar.
Setelah itu, warnai akar menggunakan acetokarmin agar praktikan dapat dengan mudah
mengamati pembelahan sel dibawah mikroskop. Kesimpulan akhir dari penelitian ini tidak
semua tahapan fase mitosis yang dapat terlihat dibawah mikroskop. Hal ini dikarenakan
kurang tebalnya pemotongan akar bawang.
Kata Kunci : Pembelahan, Mitosis, Profase, Anafase, Telofase, Kromosom, Bawang, Akar,.
PENDAHULUAN
Kemampuan untuk bereproduksi adalah suatu sifat dasar hidup. Pada kegiatan ini akan
dilakukan pembuatan sediaan mitosis pada akar bawang untuk menemukan dan mngamati
tahapan reproduksi pada tingkat sel. Mitosis melibatkan pembelahan ini, diikuti dengan
pembagian sitoplasma (sitokinesis) sehingga menjadi dua sel anak baru (Milla. 2017: 35).
Bawang Bombay memiliki sel-sel dengan ukuran yang relatif besar, dan jumlah
kromosom yang tidak terlalu banyak (2n = 16) sehingga sering digunakan dalam penelitian
yang berkaitan dengan masalah kromosom. Mengingat hal ini, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dan menentukan konsentrasi ekstrak umbi kembang sungsang
untuk perendaman yang dapat menghambat mitosis dan menghasilkan sel poliploid pada
umbi bawang Bombay (Eti Ernawiati. 2008: 129).
Kromosom Bawang Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang
lainnya. Baik dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa memiliki jumlah kromosom
2n = 16 (Sastrosumarjo, 2006: 261). Hal ini sangat membantu dalam mempelajari analisis
mitosis pada tanaman, karena jumlahnya yang tidak terlalu banyak, memiliki ukuran
kromosom yang besar dan cukup mudah untuk dibuat preparatnya (Stack, 1979: 161 181).
Mitosis adalah pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel somatik,
dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase, metafase, anafase, dan
telofase. Kromosom pada metafase mitotik mengalami kondensasi dan penebalan yang
maksimal, sehingga kromosom pada tahap ini dapat diamati dengan lebih jelas panjangnya
dan letak sentromernya. Setelah panjang total dan letak sentromernya diketahui, maka dapat
dilanjutkan dengan analisis kariotipe (Satrosumarjo, 2006: 261).
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi
genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan
soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang
merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung
kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang). Sastrosumarjo (2006: 261) menjelaskan
bahwa kromosom merupakan alat transportasi materi genetik (gen atau DNA) yang sebagian
besar bersegregasi menurut hukum Mendel, sedangkan Masitah (2008) menjelaskan bahwa
kromosom adalah susunan beraturan yang mengandung DNA yang berbentuk seperti rantai
panjang. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat dibedakan satu dengan yang lainnya
oleh beberapa kriteria, termasuk panjang relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut
sentromer yang memberi kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda,
kehadiran dan posisi bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau
kromomer. Selain itu, adanya perpanjangan arus pada terminal dan material kromatin yang
disebut satelit, dan sebagainya (Suprihati et.al., 2007: 7-11).
HASIL PENGAMATAN
No
Gambar Pengamatan Gambar Literatur Keterangan
.
1. Sedang terjadi Profase :
Kromatin terkondensasi
profase
Gelendong miotik mulai
terbentuk
Reagen : Asetocarmine/
Pembesaran : skala 50 m
2. Sedang terjadi Anafase
Kromatin dari masing-
Anafase masing kromosom telah
terpisah
Kromosom nakan bergerak
Sel menuju ke ujung sel saat
tampak mikrotubulus kinektokor
meman- memendek
jang
Reagen : Asetocarmine/
Pembesaran : skala 50 m
3. Sedang terjadi Telofase :
Telofase Nucleus anakan terbentuk
Lempeng sel membelah
sitoplasma menjadi dua
Sel tumbuh kearah tepi sel induk
tampak
membe-
lah
Reagen : Asetocarmine/
Pembesaran : skala 50 m
Reagen : Asetocarmine/
Pembesaran : skala 50 m
Diskusi :
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen dan Asisten dosen praktikum
Genetika di Fakultas MIPA Jurusan Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Juga ucapan terima kasih kepada seluruh mahasiswa pendidikan biologi VI/A dan khususnya
Kelompok 3 yang telah membantu dalam penulisan jurnal penelitian ini. Sehingga penelitian
tentang MITOSIS AKAR BAWANG dapat dilakukan dengan lancar.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum mitosis akar bawang dapat disimpulkan bahwa. Dari hasil
pengamatan terdapat tipe fase yang tampak pada hasil pengamatan yakni profase anafase dan
telofase yang ada pada bawang merah dan profase yang ada di bawang bombay. Jadi tidak
semua tahapan fase mitosis yang dapat terlihat dibawah mikroskop. Hal ini dikarenakan
kurang tebalnya pemotongan akar bawang.
DAFTAR PUSTAKA
Eti Ernawiati. 2008. EFEK MUTAGENIK UMBI KEMBANG SUNGSANG (Gloriosa
superba Lindl.)TERHADA PEMBELAHAN SEL AKAR UMBI BAWANG BOMBAY.
J. Sains MIPA, Agustus 2008, Vol. 14, No. 2, Hal.: 129 132. ISSN 1978-1873.
Mila. 2017. Pedoman Praktikum Genetika. Bandung: Tim Pengajar.
Stack S. M., and D. E. Comings. 1979. The cromosomes and DNA of Allium cepa.
CHROMOSOMA. 70: 161 181.
Sastrosumarjo, S., Yudiwanti, S. I. Aisyah, S. Sujiprihati, M. Syukur, R. Yunianti. 2006.
Panduan Laboratorium. Dalam S. Sastrosumarjo (Ed.) Sitogenetika Tanaman. IPB
Press. Bogor
Suryo, H. 2007. Sitogenetika. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. hal 446.
Suprihati, D., Elimasni, E. Sabri. 2007. Identifikasi karyotipe terung belanda (Solanum
betaceum Cav.) kultivar Brastagi Sumatera Utara. Jurnal Biologi Sumatera Utara. 2(1):
7 11.
Anggarwulan, E., N. Etikawati, dan A.D. Setyawan. 1999. Karyotipe kromosom pada
tanaman bawang budidaya (Genus Allium; Familia Amaryllidaceae). BioSMART 1 (2):
13-19.