Вы находитесь на странице: 1из 34

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kinerja suatu sistem kerja ditentukan oleh performansi dari pekerjanya,
yaitu berupa tingkat keefektifan pekerja menyelesaikan pekerjaannya. Oleh karena
itu dibutuhkan suatu metode untuk menghitung tingkat keefektifan tersebut, salah
satu caranya adalah melakukan sampling pekerjaan (Work Sampling).
Metode sampling pekerjaan sangat cocok untuk digunakan dalam
melakukan pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan memiliki
waktu yang relatif panjang. Pada dasarnya prosedur pelaksanaanya cukup
sederhana, yaitu melakukan pengamatan aktifitas kerja untuk selang waktu yang
diambil secara acak terhadap satu atau lebih mesin atau operator dan kemudian
mencatatnya apakah mereka ini dalam keadaan bekerja atau menganggur
Sampling pekerjaan dapat dilakukan terhadap tenaga kerja tak langsung, tenaga
kerja langsung, maupun terhadap mesin. Sampling pekerjaan adalah suatu
prosedur pengukuran yang dilakukan dengan melakukan kunjungan-kunjungan
pada waktu-waktu tertentu yang ditentukan secara acak (random ).
Kunjungan-kunjungan yang dilakukan untuk mengetahui apa yang terjadi
atau kegiatan apa yang sedang dilakukan di tempat kerja yang bersangkutan,
frekuensi kegiatan tersebut, dan berapa persen waktu yang dipergunakan untuk
pekerjaan itu. Semakin banyak kunjungan yang dilakukan, semakin kuat dasar
(berupa tingkat ketelitian) untuk mengambil kesimpulan. Agar kesimpulan yang
diambil lebih tepat, diperlukan teknik tertentu secara statistik yang dikenal dengan
sampling menduga perbandingan populasi.
Pekerja operator SPBU di Teupin Siron Geurugok dipilih sebagai objek
pengamatan karena sistem kerja dan pekerjanya dirasa masih memerlukan adanya
perbaikan-perbaikan kerja. Melalui sampling pekerjaan terhadap operator kerja,
dapat diukur dan diketahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh para pekerja,
beban kerja, kebutuhan tenaga kerja dan kelonggaran bagi para pekerja.
Berdasarkan data yang didapatkan itulah dapat dilakukan berbagai perbaikan kerja
agar pekerja menjadi lebih produktif.

1
2

1.2 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dalam pelaksanaan praktikum dan penulisan
laporan ini adalah:
1. Mampu melakukan sampling pekerjaan melalui prosedur yang benar dengan
menggunakan/memanfaatkan tools yang ada.
2. Mampu menghitung jam kerja produktif tenaga kerja dari hasil sampling .
3. Mampu melakukan perhitungan waktu baku dari elemen-elemen pekerjaan
dan beban kerja dari sistem kerja tersebut.
4. Mampu menggunakan data jam kerja produktif dan beban kerja untuk
menghitung produktivitas tenaga kerja dan penetapan kebutuhan tenaga kerja
standar.

1.3 Perumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu:
1. Bagaimana menghitung jam kerja produktif tenaga kerja dari hasil sampling
2. Bagaimana menentukan waktu baku dari elemen-elemen pekerjaan dan
beban kerja dari sistem kerja tersebut.
3. Bagaimana menentukan produktifitas pekerja.

1.4 Batasan Masalah dan Asumsi


1.4.1 Batasan Masalah
Agar tujuan dari praktikum ini tidak menympang dari tujuan yang ingin
dicapai maka diperlukan adanya batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam
modul VII ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran kerja dengan metode work sampling dilakukan pada proses
operasi kerja di SPBU Pertamina yang terdapat di Teupin Siron Geurugok.
2. Pada praktikum work sampling ini, dilakukan pengamatan terhadap tiga
stasiun kerja yang pada proses operasi SPBU Pertamina.
3. Pengamatan dilakukan mulai dari jam 08:00 WIB sampai 16:00 WIB selama
3 hari.
4. Waktu pengamatan untuk pengambilan sampel ditentukan berdasarkan hasil
dari tabel bilangan random yang telah diurutkan.
5. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui keseragaman data, kecukupan
data, jam kerja produktif, performance level, dan waktu baku pada proses
operasi SPBU Pertamina.
3

1.4.2 Asumsi
Adapun asumsi yang digunakan dalam prakitkum modul VII ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengamat yang melakukan pengukuran harus dalam keadaan sehat dan baik.
2. Operator bekerja dengan usaha yang baik untuk pengukuran.
3. Operator yang diukur dalam kondisi yang konsisten dan sempurna pada saat
pengukuran.
4. Alat yang digunakan berada dalam kondisi yang baik dan tidak rusak.

1.5 Sistematika Laporan


Dalam penulisan laporan modul VII ini ada beberapa tahapan yang jelas
dan disusun secara sistematis untuk memudahkan pembaca dalam memahami
serta mengambil kesimpulan dari pembahasan laporan ini. Adapun sistematika
penulisan laporan modul VII ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini yang akan dibahas adalah mengenai latar belakang work
sampling, rumusan masalah, tujuan melakukan praktikum work sampling,
batasan masalah dan asumsi yang digunakan serta sistematika penulisan
laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori-teori mengenai work sampling yang
berhubungan dengan praktikum yang dilakukan.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini yang dibahas adalah mengenai tata cara pengambilan dan
pengumpulan data praktikum dan tentang pengolahan data yang berupa
perhitungan rating factor, allowance, uji keseragaman data, uji kecukupan
data, waktu baku dan produktivitas serta lain-lain untuk membuat analisa
dan mengambil kesimpulan.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Pada bab ini yang akan dibahas adalah mengenai analisis dari data yang
telah dikumpulkan dan pengolahan data yang telah dilakukan untuk
memperoleh solusi dari permasalahan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
4

Berisi tentang hasil kesimpulan yang diperoleh setelah melaksanakan


praktikum dan saran-saran yang dapat diberikan untuk mendukung
penyusunan laporan di masa yang akan datang.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Sampling Kerja


5

Sampling atau biasa disebut work sampling adalah suatu teknik untuk
mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin,
proses dan pekerja/operator. Pengukuran kerja ini diklasifikasikan sebagai
pengukuran kerja langsung karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus
dilakukan secara langsung ditempat kerja yang akan diteliti. Sampling kerja
sangat cocok digunakan dalam melakukan pengamatan atas pekerjaan yang
sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu yang relatif panjang. Sampling
dilakukan secara sesaat pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Oleh
karena itu penggunaan tabel acak (random) sangat diperlukan dalam metode ini
[1].
Teknik work sampling ini pertama kali digunakan oleh seorang sarjana
Inggris bernama L.H.C. Tippett dalam aktivitas penelitiannya di industri textil.
Metode work sampling telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan
dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya. Hal ini
dikarenakan cara ini akan dapat dipakai untuk penentuan waktu longgar
(allowance time) yang tersedia untuk suatu pekerjaan, pendayagunaan mesin dan
penetapan waktu baku. Metode work sampling lebih efisien karena informasi yang
dikehendaki akan didapat dalam waktu yang relatif lebih singkat dan biaya yang
tidak terlalu mahal [2].
Metode work sampling dikembangkan berdasarkan hukum probabilitas,
karena itulah pengamatan suatu objek tidak perlu dilakukan secara menyeluruh
melain cukup dengan menggunakan sampel yang diambil secara acak (random)
[1].
Terdapat beberapa hal dasar yang penting dan perlu dipahami dalam
melakukan pengukuran waktu kerja dengan work sampling. Hal-hal yang
mendasar dan perlu diperhatikan dalam melakukan pengukuran waktu dengan
work sampling adalah sebagai berikut [3]:
1. Pengamatan yang dilakukan pada dasarnya adalah mengamati apakah
operator sedang dalam kondisi kerja atau menganggur.
2. Pengamatan tidak dilakukan secara terus menerus, melainkan hanya sesaat
pada waktu yang telah ditentukan secara
5 acak (random).
6

3. Melakukan kunjungan ke operator yang akan diukur waktunya secara acak


dan pengamatan dilakukan dalam selang waktu yang tidak sama, didasarkan
pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu.

2.2 Manfaat dan Kegunaan Work Sampling


2.2.1 Manfaat Work Sampling
Adapun manfaat dari pengukuran dengan metode work sampling adalah
sebagai berikut [4]:
1. Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh pekerja.
2. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin atau alat pada pabrik.
3. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja tidak langsung.
4. Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.

Distribusi pemakaian waktu kerja atau kelompok pekerja dan tingkat


pemanfaatan mesin mesin atau alat-alat secara mudah diketahui dengan
mempelajari frekuensi setiap kegiatan atau pemakaian dari catatan pengamatan
setiap melakukan kunjungan. Kegunaan-kegunaan sampling pekerjaan yang
dikemukakan ini tampak sebagai kelebihan cara dibandingkan dengan cara jam
henti [2].

2.2.2 Kegunaan Work Sampling


Adapun kegunaan dari pengukuran dengan metode work sampling adalah
sebagai berikut [1]:
1. Digunakan untuk megukur ratio delay dari sejumlah mesin,
karyawan/operator dan fasilitas kerja lainnya.
2. Digunakan untuk menetapkan performance level dari operator/karyawan
selama waktu kerjanya berdasarkan waktu-waktu dimana seorang
operator/karyawan bekerja atau tidak.
3. Digunakan untuk menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi
kerja.
2.3 Tahap-tahap Melaksanakan Work Sampling
7

Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan pengukuran work sampling


adalah sebagai berikut [1]:
1. Menetapkan tujuan pengukuran
Yaitu untuk apa sampling dilakukan, pengukuran dilakukan dengan
menentukan besarnya tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang
diinginkan.
2. Melakukan penelitian pendahuluan
Jika sampling dilakukan untuk mendapatkan waktu baku, lakukanlah
penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya suatu sistem kerja
yang baik, jika belum ada lakukan perbaikan atas kondisi dan cara kerja
terlebih dahulu.
3. Memilih operator
Operator yang diplih adalah operator yang memiliki kemampuan kerja
normal, artinya tidak terlalu cepat atau tidak terlalu lambat.
4. Melatih operator
Melakukan training bagi operator yang dipillih agar bisa dan terbiasa
dengan sistem kerja yang dilakukan.
5. Menguraikan elemen pekerjaan
Melakukan pemisahan kegiatan sedetail mungkin namun masih mudah
untuk diukur waktunya.
6. Meyiapkan peralatan
Menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa alat pengukuran yaitu
stopwatch, papan atau lembaran pengamatan serta alat tulis.
7. Menentukan waktu pengamatan
Waktu pengamtan ditentukan melalui bilangan acak dari tabel bilangan
random atau dari komputer.
8. Melakukan pengukuran
Setelah semua disiapkan maka langkah terakhir adalah melakukan
pengukuran.

2.3.1 Penentuan Jumlah Sample


8

Pada umumnya jumlah kunjungan untuk melakukan pengamatan pada


work sampling ditentukan oleh pengukur. Namun biasanya jumlah data tersebut
tidak kurang dari 30. Dimana semua pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja
ataupun operator disebut dengan kegiatan produktif dan non produktif. Banyaknya
pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu [1]:
1. Tingkat ketelitian (degree of accuracy) dari hasil pengamatan.
2. Tingkat kepercayaan (level of confident) dari hasil pengamatan.

Adapun tingkat kepercayaan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut


[1]:
1. Untuk tingkat kepercayaan 68%, maka harga k adalah 1
2. Untuk tingkat kepercayaan 95%, maka harga k adalah 2
3. Untuk tingkat kepercayaan 99%, maka harga k adalah 3
Berikut merupakan rumus untuk mencari nilai tingkat ketelitian:

............................................................................(2.1)

Dimana : S = tingkat ketelitian yang dikehendaki (desimal).


p = persentase terjadinya kejadian yang diamati (desimal).
N = jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling
kerja.
K = harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah sample


pengamatan adalah:
k 2 p (1 p)
N
Sp 2
............................................................................(2.2)
Keterangan:
p = presentase terjadinya kejadian yang diamati dan juga dinyatakan
dalam bentuk desimal
N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan
9

k = Harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat kepercayaan


yang diambil
Sp = tingkat ketelitian yang dinyatakan dalam bentuk desimal

2.3.2 Rafing Factor dan Allowance


1. Rafing Factor
Aktivitas untuk menilai atau mengevaluasi kecepatan kerja operator
disebut dengan rating performance. Dengan melakukan rating ini diharapkan
waktu kerja yang diukur bisa dinormalkan kembali. Ketidaknormalan dari waktu
kerja sering diakibatkan oleh operator yang bekerja dalam kecepatan yang tidak
semestinya. Untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari hasil
pengamatan maka dilakukan penyesuaian dengan cara mengalikan waktu siklus
dengan faktor penyesuaian (rating factor) [5].
Westing house systems rating merupakan sistem untuk memberikan rating
yang diaplikasikan dalam pengukuran kerja yang dimana faktor yang
mempengaruhi performance manusia ada 4 macam yaitu skill, effort, condition,
condition. Adapun nilai yang digunakan untuk rating factor tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2.1 berikut [1].
Tabel 2.1 Westing house systems rating
Faktor Kelas Lamban Penyesuaia
g n
Keterampila Superskill A1 + 0,15
n A2 + 0,13
Excellent B1 + 0,11
B2 + 0,08
Good C1 + 0,06
C2 + 0,03
Average D 0,00
Fair E1 - 0,05
E2 - 0,10
Poor F1 - 0,16
F2 - 0,22
Usaha Excessive A1 + 0,13
A2 + 0,12
Excellent B1 + 0,10
B2 + 0,08
Good C1 + 0,05
10

Tabel 2.1 Westing house systems rating (Lanjutan)


C2 + 0,02
Average D 0,00
Fair E1 - 0,04
E2 - 0,08
Poor F1 - 0,12
F2 - 0,17
Kondisi Ided A + 0,06
Kerja excellentl B + 0,04
y
Good C + 0,02
Average D 0,00
Fair E - 0,03
Poor F - 0,07
Konsistensi Perfect A + 0,04
Excellent B + 0,03
Good C + 0,01
Average D 0,00
Fair E - 0,02
Poor F - 0,04

Pada faktor penyesuaian terdapat 3 kondisi yang dimana kondisi tersebut


yang menentukan kecepatan kerja dari operator, yaitu [1]:
1. P > 1 atau p > 100%
Artinya operator bekerja terlalu cepat yaitu di atas batas normal.
2. P = 1 atau p = 100%
Artinya operator bekerja secara normal.
3. P < 1 atau p < 100%
Artinya operator bekerja terlalu lambat, yaitu dibawah kecepatan normal.

2. Allowance
Penetapan allowance diperlukan untuk mengantisipasi waktu dimana
seorang operator tidak dalam keadaan bekerja. Pada kenyataannya operator
sering menghentikan pekerjaanya dan membutuhkan waktu-waktu khusus dan
alasan-alasan lain di luar kontrol. Adapun daftar tabel untuk waktu longgar
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2 [1].

2.3.3 Uji Keseragaman Data


11

Pengujian keseragaman data adalah suatu pengujian yang berguna untuk


memastikan bahwa data yang dikumpulkan berasal dari satu sistem yang sama.
Melalui pengujian ini kita dapat mendeteksi adanya perbedaan-perbedaan dan
data-data yang di luar batas kendali (out of control) yang dapat kita gambarkan
pada peta kontrol. Data-data yang demikian dibuang dan tidak dipergunakan
dalam perhitungan selanjutnya. Uji keseragaman data dilakukan dengan memilih
tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% dengan harga mutlaknya adalah
2. Untuk membuat peta kontrol, terlebih dahulu kita tentukan batas-batas
kontrolnya dengan memakai rumus sebagai berikut [6]:

= jumlah produktif x 100


P
jumlah pengamatan ............................................................

(2.3)

...............................................................(2.4)

...............................................................(2.5)
Keterangan:
pi = persentase produktif di hari ke-i
ni = jumlah pengamatan yang dilakukan pada hari ke-i
k = harga indeks besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan

n = rata-rata jumlah pengamatan keseluruhan

2.3.4 Uji Kecukupan Data


Uji kecukupan data merupakan proses untuk mengetahui apakah data dari
pengukuran yang telah dilakukan sudah cukup atau tidak. Data pengamatan
dikatakan cukup apabila N > N yaitu jumlah pengukuran yang dilakukan lebih
besar dari jumlah pengukuran yang diperlukan [1].
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung kecukupan data adalah
sebagai berikut [1]:
12

k 2 (1 p)
N'
S2p
.......................................................................(2.6)
Keterangan:
N = Jumlah data teoritis
k = Harga mutlak berdasarkan tingkat keyakinan
s = tingkat ketelitian
p = presentase produktif hari ke-i

2.3.5 Penentuan Waktu Baku


Apabila pengukuran-pengukuran telah selasai dilakukan, yaitu semua data
yang didapat memiliki keseragaman yang dikehendaki, dan jumlahnya telah
memenuhi tingkat-tingkat ketelitian dan keyakinan yang diinginkan, langkah
selanjutnya adalah menghitung waktu baku dari data tersebut. Perhitungan waktu
baku dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut [1]:
P
Jam kerja produktif = x jumlah menit pengamatan ................(2.7)

Waktu siklus = JKP / Jumlah unit yang dihasilkan ............................(2.8)

Waktu normal = Ws (1+RF) ................................................................(2.9)

Waktu baku = Wn (1+ allowance) ..................................................(2.10)

Keterangan:
JKP = Jam kerja produktif
P = Presentase produktif
RF = Rating FactorI
All = Allowance (kelonggaran)
Ws = Waktu siklus
Wn = Waktu normal

2.4 Produktivitas
Produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam
memproduksi output (barang atau jasa). Produktivitas tidak sama dengan
13

produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-hasil, merupakan komponen


dari usaha produktivitas [1].
Konsep peningkatan produktivitas ini dapat dikaitkan secara langsung
dengan profitabilitas perusahaan. Landasan untuk meningkatkan produktivitas dan
profitabilitas perusahaan adalah membangun suatu sistem industri yang
memperhatikan secara terfokus dan bersama-sama sekaligus pada aspek-aspek
kualitas, efektivitas pencapaian tujuan, dan efisiensi penggunaan sumber daya.
Selanjutnya indikator keberhasilan sistem industri itu dipantau melalui
pengukuran produktivitas dan profitabilitas terus-menerus, dimana pengukuran
produktivitas memberikan informasi tentang masalah-masalah internal dari sistem
industri itu, sedangkan pengukuran profitabilitas memberikan informasi tentang
masalah-masalah eksternal dari sistem indusri itu [7].
Produktivitas sering diartikan sebagai ukuran sampai sejauh mana sumber
daya yang ada sebagai masukan sistem produksi dikelola sedemikian rupa untuk
mencapai hasil atau keluaran pada tingkat kuantitas tertentu. Suatu industri
dikatakan mempunyai produktivitas tinggi jika dapat memanfaatkan sumber daya
secara efektif dan efisien [5].

2.4.1 Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas


Adapaun faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah sebagai
berikut [7]:
1. Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan atau pendorong kegiatan seseorang ke arah
tujuan tertentu dan melibatkan segala kemampuan yang dimiliki untuk
mencapainya.

2. Kedisiplinan
Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah
laku peroerangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau
ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang
berlaku.
3. Etos kerja
14

Etos kerja mrupakan salah satu faktor penentu produktivitas, karena etos
kerja merupakan pandangan untuk menilai sejauh mana kita melakukan
suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk mencapai hasil yang terbaik
dalam setiap pekerjaan.
4. Keterampilan
Faktor keterampilan baik keterampilan teknis ataupun managerial sangat
menentukan tingkat pencapaian produktivitas. Dengan demikian, setiap
individu dituntut untuk terampil dalam menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK).
5. Pendidikan
Tingkat pendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur formal
maupun nonformal. Karena setiap pengguanaan teknologi hanya akan
dapat dikuasai dengan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang
handal.

2.4.2 Pengukuran Produktivitas


Pengukuran produktivitas selama ini cenderung lebih banyak mengacu
kepada suatu proses produksi ebrsifat fisik, yaitu dengan melakukan konversi
terhadap sumber daya ke dalam bentuk nilai mata uang. Sampai sekarang ini yang
paling banyak dipakai sebagai faktor pengukuran produktivitas adalah tenaga
kerja. Indeks produktivitas tenaga kerja pada umumnya diukur dengan
menghitung jumlah keluaran dengan jumlah tenaga kerja [5].

Pengukuran produktivitas secara umum terbagi menjadi dua macam yaitu [7]:
1. Produktivitas total
Merupakan perbandingan total keluaran (output) dengan total masukan
(input) per satuan waktu. Dalam perhitungan produktivitas total, semua
faktor masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi) terhadap total
keluaran harus diperhitungkan.
2. Produktivitas parsial
15

Merupakan perbandingan dari keluaran dengan satu jenis masukan (input)


per satuan waktu, seperti upah tenaga kerja, kapital, bahan, energi, beban
kerja.
Total output yang dihasillka n selama periode t (unit )
Total input yang dikeluarkan selama periode t ( Rp )
Peningkatan
produksi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pi = ..(2.11)
Dengan formulasi ini, peningkatan produktivitas akan terjadi bilamana
output berhasil naik (bertambah besar) atau tetap dan di sisi lain input dalam hal
ini bisa lebih ditekan seminimal mungkin. Naiknya produktivitas ternyata akan
membawa konsekuensi terhadap penurunan biaya produksi per unitnya, sehingga
penurunan biaya produksi dapat dirumuskan sebagai berikut [7]:

Total biaya input yang dikeluarkan selama periode t (rupiah)


Total output yang dikeluarkan selama periode t (unit)
sCi = ..(2.12)
16

BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data


3.1.1 Alat Dan Bahan
a. Lembar pengamatan
b. Stopwatch
3.1.2 Prosedur Pelaksanaan Praktikum
1. Menentukan industri dan aktivitas yang akan menjadi obyek
pengamatan.
2. Memahami tujuan pengamatan
3. Mengamati layout mesin, peralatan atau perlengkapan yang
digunakan.
4. Mengamati proses kerja operator.
5. Mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan metode kerja
operator.
6. Melakukan pemetaan metode kerja riil kedalam notasi MOST.
7. Melakukan usulan perbaikan metode kerja sesuai dengan konsep
ENASE.
8. Melakukan pemetaan metode kerja usulan kedalam notasi MOST.

3.1.3 Penentuan Jadwal Kunjungan


Dalam melakukan praktikum pada modul work sampling ini, dilakukan
pengamatan di SPBU Teupin Siron dengan menentukan jadwal kunjungan di buat
berdasarkan Tabel Random yang berbeda-beda dan telah di urutkan. Adapun
bilangan Random yang telah di urutkan adalah sebagai berikut :
17

Tabel 3.1 Jadwal waktu kunjungan


16
Jadwal Waktu Jadwal Waktu Jadwal Waktu
Kunjungan Hari Kunjungan Hari Kedua Kunjungan Hari Ketiga
Pertama
No
Bilangan Waktu Bilangan Waktu Bilanga Waktu
Random Pengamatan Random Pengamatan n Pengamatan
Random
1 0803 08:03 0817 08:17 0815 08:15
2 0842 08:42 0834 08:34 0834 08:34
3 0848 08:48 0845 08:45 0844 08:44
4 0851 08:51 0850 08:50 0855 08:55
5 0919 09:19 0958 08:58 0905 09:05
6 0924 09:24 0921 09:21 0927 09:27
7 0937 09:37 0926 09:26 0940 09:40
8 0942 09:42 0932 09:32 0947 09:47
9 1009 10:09 1045 10:45 1014 10:14
10 1016 10:16 1049 10:49 1020 10:20
11 1020 10:20 1059 10:59 1056 10:56
12 1124 11:24 1115 11:15 1114 11:14
13 1130 11:30 1128 11:28 1133 11:33
14 1137 11:37 1142 11:42 1140 11:40
15 1149 11:49 1151 11:51 1153 11:53
16 1226 12:26 1223 12:23 1229 12:29
17 1236 12:36 1234 12:34 1233 12:33
18 1248 12:48 1248 12:48 1249 12:49
19 1259 12:59 1253 12:53 1256 12:56
20 1308 13:08 1313 13:13 1323 13:23
18

21 1325 13:25 1336 13:36 1339 13:39


22 1347 13:47 1342 13:42 1349 13:49
23 1418 14:18 1409 14:09 1415 14:15
24 1421 14:21 1428 14:28 1433 14:33
Tabel 3.1 Jadwal waktu kunjungan (Lanjutan)
25 1429 14:29 1430 14:30 1438 14:38
26 1435 14:35 1426 14:26 1448 14:48
27 1520 15:20 1535 15:35 1530 15:30
28 1532 15:32 1540 15:40 1541 15:41
29 1545 15:45 1544 15:44 1544 15:44
30 1550 15:50 1558 15:58 1555 15:55

3.1.4 Pengamatan Sampling Pekerja


1. Hari Pertama
Data pengamatan sampling kerja hari Pertama di SPBU Teupin Siron
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Data pengamatan sampling kerja hari Pertama
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
No
Pengukuran W I W I W I
1 08:03 W i
2 08:42
3 08:48
4 08:51
5 09:19
6 09:24
7 09:37
8 09:42
9 10:09
10 10:16
11 10:20
12 11:24
13 11:30
14 11:37
15 11:49
16 12:26

Tabel 3.2 Data pengamatan sampling kerja hari Pertama (Lanjutan)


17 12:36
18 12:48
19

19 12:59
20 13:08
21 13:25
22 13:47
23 14:18
24 14:21
25 14:29
26 14:35
27 15:20
28 15:32
29 15:45
30 15:50
Jumlah 28 2 29 1 29
Sumber : Data Pengamatan

Adapun rating faktor untuk kunjungan hari pertama adalah sebagai berikut
Faktor Kelas Bobot
Keterampilan superskill +0.06
Usaha Good C2 +0.03
Kondisi kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Jumlah +0.12

Berikut ini data kelonggaran untuk kunjungan hari pertama

Tabel 3.3 Allowance Pada Hari Pertama


N %
O Faktor Pekerjaan Kelonggaran
Memasukkan BBM ke
Tenaga yang
tank 6
dikeluarkan
1 Kendaraan
2 Gerakan kerja Normal, gerakan bebas 0
Badan tegak saat
Sikap kerja 2
3 memasukkan bensin
20

Memeriksa jumlah
Kelelahan mata 4
4 pengisian bensin
Keadaan
Normal 3
5 temperatur
Keadaan
Bunyi berisik 3
6 lingkungan
Adanya debu dan bau-
Keadaan atmosfir 4
7 bauan
Kelonggaran untuk
kebutuhan pribadi 1.3
8 (pria)
Jumlah 23.3

2. Hari Kedua
Data pengamatan sampling kerja hari kedua di SPBU Teupin Siron adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Data pengamatan sampling kerja hari kedua
Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
No
Pengukuran W I W I W I
1 08:17
2 08:34
3 08:45
4 08:50
Tabel 3.4 Data pengamatan sampling kerja hari kedua (Lanjutan)
5 08:58
6 09:21
7 09:26
8 09:32
9 10:45
10 10:49
11 10:59
12 11:15
13 11:28
14 11:42
15 11:51
16 12:23
17 12:34
18 12:48
19 12:53
20 13:13
21 13:36
21

22 13:42
23 14:09
24 14:28
25 14:30
26 14:26
27 15:35
28 15:40
29 15:44
30 15:58
Jumlah 29 1 29 1 29 1
Sumber : Data Pengamatan

Adapun rating faktor untuk kunjungan hari kedua adalah sebagai berikut:
Faktor Kelas Bobot
Keterampilan superskill A1 +0.15
Usaha Good C2 +0.03
Kondisi kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Jumlah +0.21

Berikut ini data kelonggaran untuk kunjungan hari kedua :


Tabel 3. 5 Allowance untuk kunjungan hari kedua adalah sebagai berikut
%
NO Faktor Pekerjaan Kelonggara
n
Memasukkan BBM ke tank
1 Tenaga yang dikeluarkan 4
Kendaraan
2 Gerakan kerja Normal, gerakan bebas 0
Badan tegak saat
3 Sikap kerja 3
memasukkan bensin
Memeriksa jumlah
4 Kelelahan mata 2
pengisian bensin
5 Keadaan temperatur Normal 4
6 Keadaan lingkungan Bunyi berisik 3
7 Keadaan atmosfir Adanya debu dan bau-bauan 5
8 Kelonggaran untuk 1
22

kebutuhan pribadi (pria)


Jumlah 22

3. Hari Ketiga
Data pengamatan sampling kerja hari ketiga di SPBU Teupin Siron adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.6 Data pengamatan sampling kerja hari ketiga


Waktu Operator 1 Operator 2 Operator 3
No
Pengukuran W I W I W I
1 08:15
2 08:34
3 08:44
4 08:55
5 09:05
6 09:27
7 09:40
8 09:47
9 10:14
10 10:20
11 10:56
12 11:14
13 11:33
14 11:40
15 11:53
16 12:29
17 12:33
18 12:49
19 12:56
20 13:23
21 13:39
22 13:49
23 14:15
24 14:33
25 14:38
26 14:48
27 15:30
28 15:41
29 15:44
Tabel 3.6 Data pengamatan sampling kerja hari ketiga (Lanjutan)
30 15:55
23

Jumlah 28 2 29 1 29 1
Sumber : Data Pengamatan

Adapun rating faktor untuk kunjungan hari ketiga adalah sebagai berikut:
Faktor Kelas Bobot
Keterampilan superskill A1 +0.15
Usaha Good C2 +0.03
Kondisi kerja Good C +0.02
Konsistensi Good C +0.01
Jumlah +0.21

Berikut ini data kelonggaran untuk kunjungan hari ketiga :


Tabel 3. 7 Allowance Pada Kunjungan Hari Ketiga
%
NO Faktor Pekerjaan Kelonggara
n
Memasukkan BBM ke tank
1 Tenaga yang dikeluarkan 5
Kendaraan
2 Gerakan kerja Normal, gerakan bebas 0
Badan tegak saat
3 Sikap kerja 2
memasukkan bensin
Memeriksa jumlah
4 Kelelahan mata 4
pengisian bensin
5 Keadaan temperatur Normal 4
6 Keadaan lingkungan Bunyi berisik 3
7 Keadaan atmosfir Adanya debu dan bau-bauan 6
Kelonggaran untuk
8 1.2
kebutuhan pribadi (pria)
Jumlah 25.2
Sumber : Data pengamatan

3.1.5 Jumlah Objek Yang Dilayani Dan Jumlah Tenaga Kerja Dalam
Periode Pengamatan
24

Adapun jumlah tenaga kerja dan objek yang dilayani dalam periode
pengamatan yang di amati pada setiap stasiun dan pengamatan selama tiga hari
adalah sebagi berikut:
Tabel 3.8 Data Pengamatan Objek yang dilayani dan Jumlah Tenaga
Kerja dalam Periode Pengamatan
Aktivitas Stasiun Jumlah %P
Hari
1 2 3
Produktif 28 29 29 86
1 Non produktif 2 1 1 6 95.5
Jumlah 30 30 30 90
Produktif 29 29 29 87
2 Non produktif 1 1 1 3 96.6
Jumlah 30 30 30 90
Produktif 28 29 29 86
3 Non produktif 2 1 1 6 95.5
Jumlah 30 30 30 90
Volume pekerjaan produktif yang dilakukan
259 288.7
operator selama pengamatan (Yi)

3.2 Pengolahan Data


3.2.1 Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data
1. Hari pertama
Berdasarka data yang telah diamati , maka perlu pengjian keseragaman
data dan kecukupan data untuk setiap operator pada masing-masing
stasiun kerja pada hari pertama

Tabel 3.9 Nilai3.9


Tabel %Nilai
Produktif hari Pertama
% Produktif (Lanjutan)
hari pertama
Kegiatan Frekuensi Teramati
Produktif 86
Jumlah pengamatan 90
Jumlah Pengamatan/siklus 30
% Produktif 95.5

Uji keseragaman data



P (1 P)
BKA P K
N
25

0.955(1 0.955)
30
= 0.955 + 2
= 1.03

p (1 p)
pk
n
BKB =

0.955(1 0.955)
30
= 0.955 - 2
= 0.88

Uji kecukupan data

(k / a ) 2 (1 p )
(2 / 0.05) (1 0.955)
2

p 0.955
N =
= 75.39
Karena N < N (75.39 < 180 ) maka data dinyatakan cukup dan tidak perlu
melakukan pengamatan lagi.
2. Hari kedua
Berdasarka data yang telah diamati , maka perlu pengjian keseragaman
data dan kecukupan data untuk setiap operator pada masing-masing
stasiun kerja pada hari kedua.
Tabel 3.10 Nilai % Produktif Hari Kedua
Kegiatan Frekuensi Teramati
Produktifitas 87
Tabel 3.10 Nilai % Produktif Hari Kedua (Lanjutan)
Jumlah Pengamatan 90
Jumlah Pengamatan Siklus 30
% Produktif 96.6
Uji keseragaman data

p (1 p )
pk
n
BKA =
26

0.9661 0.966)
30
= 0.966 + 2
= 1.03

p (1 p)
pk
n
BKB =

0.966(1 0.966)
30
= 0.966 - 2
= 0.9
Uji kecukupan data

(k / a) 2 (1 p ) (2 / 0.05) 2 (1 0.966)

p 0.966
N =
= 56.31
Karena N < N (56.31< 180) maka data dinyatakan cukup dan tidak perlu
melakukan pengamatan kembali.
3. Hari ketiga
Berdasarka data yang telah diamati , maka perlu pengjian keseragaman
data dan kecukupan data untuk setiap operator pada masing-masing
stasiun kerja pada hari ketiga
Tabel 3.11 Nilai % Produktif Hari Ketiga
Kegiatan Frekuensi Teramati
Produktifitas 86
Jumlah Pengamatan 90
Jumlah Pengamatan Siklus 30
% Produktif 95.5

Uji keseragaman data



P (1 P )
BKA P K
N
27

0.955(1 0.955)
30
= 0.955 + 2
= 1.03

p (1 p)
pk
n
BKB =

0.955(1 0.955)
30
= 0.955 - 2
= 0.88
Uji kecukupan data

(k / a ) 2 (1 p )
(2 / 0.05) (1 0.955)
2

p 0.955
N =
= 75.39

Karena N < N (75.39 < 180 ) maka data dinyatakan cukup dan tidak perlu
melakukan pengamatan lagi.

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh diketahui bahwa semua data


cukup dan data seragam, serta semua data berada dalam batas kontrol. Berikut
merupakan rekapitulasi berdasarkan hasil perhitungan yang dapat dilihat pada
Tabel 4.0 berikut.
Tabel 3.12 Hasil keseragaman dan kecukupan data
Hari N %P BKA BKB N > N Keterangan
1 30 0.955 1.03 0.88 75.39 Cukup
2 30 0.966 1.03 0.9 56.31 Cukup
3 30 0.955 1.03 0.88 75.39 Cukup
Sumber : pengolahan data

3.2.2 Perhitungan Jam Kerja Produktif


Berdasarkan data pengamatan yang telah ada perlu di cari perhitungan jam
kerja produktif (JKP), dengan jam kerja periode pengamatan adalah 8 jam kerja.
28

1. Hari pertama
P
JKP = x jumlah menit pengamatan
= 0.955 x (8 . 60 menit)
= 458.4 menit

2. Hari kedua
P
JKP = x jumlah menit pengamatan
= 0.966 x (8 . 60 menit)
= 463.68 menit
3. Hari ketiga
P
JKP = x jumlah menit pengamatan
= 0.955x (8 . 60 menit)
= 458.4 menit

3.2.3 Studi Waktu untuk Penentuan Waktu Baku


Perhitungan waktu baku dilakukan untuk mengeetahui seberapa besar
waktu yang dibutuhkan pekerja dalam melakukan proses pengisian BBM
berdasarkan rating faktor allowance yang dimiliki oleh operator tersebut. Dengan
demikian waktu baku yang dihasilkan dalam pengamatan ini akan digunakan
sebagai alat untuk menentukan jumlah kebutuhan pegawai. Untuk perhitungan
menentukan waktu baku pada masing- masing operator dalam menyelesaikan
pekerjaannya yaitu sebagai berikut:
1. Hari pertama
Ws = JKP / Yi
= 458.4 menit / 259 Pengisian
= 1.76 menit/ Pengisian
Wn = Ws (1 + Rf)
= 1.76 menit (1+0,12)
= 1.13 menit
Wb = Wn (1+allowance)
= 1.13 menit/ Pengisian ( 1+ 23.3)
= 0.046 menit
29

2. Hari kedua
Ws = JKP / Yi
= 463.68 menit /259 Pengisian
=1.790 menit
Wn = Ws (1 + Rf)
= 1.790 menit (1+0,21)
=2.16 menit
Wb = Wn (1+allowance)
=2.16 menit ( 1+ 0.22)
=2.63 menit

3. Hari ketiga
Ws = JKP / Yi
= 458.4 menit / 259 Pengisian
= 1.76 menit/ Pengisian
Wn = Ws (1 + Rf)
= 1.76 menit (1+0,12)
= 1.13 menit
Wb = Wn (1+allowance)
= 1.13 menit/ Pengisian ( 1+ 23.3)
= 0.046 menit

3.2.4 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Pegawai


Untuk menghitung jumlah kebutuhan pegawai/tenaga kerja maka harus
dilakukan perhitungan waktu total dalam pengisian BBM, yaitu:
a. Penentuan waktu total
Wt = (Wb x Yi)
= (0.046 x 259 ) + (2.63 x 259 ) + (0.046 x 259 )
= 704.998 menit
b. Perhitungan jumlah tenaga kerja standar
JKs = Wt / JKP
= 704.998 / 1380.48
30

= 0.51 orang
Jadi, jumlah kebutuhan pegawai yang diperlukan sebanyak 1 sampai 2
orang tenaga kerja.

3.2.5 Perhitungan Produktivitas Standar dan Aktual


Berdasarkan jumlah kebutuhan pegawai yang diperoleh,maka pelu
dilakukan perhitungan produktifitas standar dan aktual untuk setiap operator dan
stasiun kerja dalam pengisian BBM antara lain sebagai berikut:
a. Produktivitas Standar
Ps = Yi / JKs
= 259 pengisian / 2 orang
= 129.5 pengisian / orang
b. Produktifitas Aktual
Pa = Yi / TKs
= 259 pengisian /1 orang
= 259 pengisian /orang

BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI

4.1 Pembahasan Atas Jam Kerja Produktif


31

Dengan pengamatan sampling kerja ini dapat diketahui berapa jam kerja
produktifitas para tenaga kerja, waktu menganggur (idle) serta seberapa besar
rating factor dan allowance dari setiap tenaga kerja, sehingga dapat dihitung
waktu standar yang diperlukan oleh tenaga kerja dalam melakukan pengisian
BBM. Berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh bahwa terdapat
perbedaan jam kerja produktif yang tidak terlalu signifikan pada masing-masing
operator. Perbedaan tersebut terjadi karena aktifitas produktifitas yang dihasilkan
berbeda-beda oleh setiap operator. Dari hasil penngolahan data, diperoleh jumlah
jam kerja produktif berdasarkan pengamatan selama tiga hari yaitu:
1. Jam kerja produktif hari pertama adalah 458.4 menit
2. Jam kerja produktif hari kedua adalah 463.68 menit
3. Jam kerja produktif hari ketiga adalah 458.4 menit

4.3 Pembahasan Atas Studi Waktu


Seperti yang telah diketahui bahwa pengamatan sampling kerja akan
menjawab persentase antara aktifitas (work) dan idle, dan penentuan waktu baku
tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan. Dari penelitian yang telah dilakukan
maka waktu baku yang diperlukan oleh tenaga kerja dalam menyelesaikan
pekerjaannya adalah:
1. Waktu baku pada hari pertama = 0.046 menit/pengisian
2. Waktu baku pada hari kedua = 2.63 menit/pengisian
3. Waktu baku pada hari ketiga = 0.046 menit/pengisian

Untuk seluruh pekerjaan yang ada diperoleh waktu baku yang berbeda
pada setiap pekerjaan, ini dikarenakan rating factor maupun kelonggaran yang
dimiliki oleh setiap operator berbeda-beda meskipun pada kenyataannya operator
melakukan pekerjaannya berada pada tempat kerja yang sama. Hanya kelonggaran
pada kebutuhan pribadi setiap operator adalah berbeda-beda. Maka dari waktu
baku/standar yang telah 30 diperoleh dapat diketahui jumah tenaga kerja yang
32
seharusnya dipekerjakan untuk menyelesaikan proses pengisian BBM pada
kendaraan.

4.4 Pembahasan Atas Jumlah Kebutuhan Pegawai


Evaluasi dilakukan untuk membandingkan hasil pengolahan data yang
telah dilakukan dengan fakta yang diperoleh di lapangan, hasil yang diperoleh
32

pada pengamatan langsung di lapangan diperoleh bahwa jumlah pegawai/tenaga


kerja yang dipekerjakan pada proses pengisian BBM pada kendaraan adalah
sebanyak 3 orang operator dengan perincian 1 orang setiap elemen kerja.
Berdasarkan pengolahan data waktu baku, maka diperoleh jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan pada setiap stasiun/setiap elemen kerja 1 sampai 2 orang
operator. Melakukan penambahan jumlah tenaga kerja di salah satu elemen kerja
untuk membantu kelancaran proses pengisian.

4.5 Pembahasan Atas Produktivitas Standar dan Aktual


Produktivitas adalah suatu perbandingan antara keluaran (output) dan
masukan (input) persatuan waktu. Tingkat produktivitas dapat meningkat
tergantung pada prestasi tenaga kerjanya. Melalui penelitian ini, dapat diketahui
produktivitas standar dan aktual yang diperlukan dalam pengembangan, selain itu
dapat diketahui faktor utama yang berpengaruh, baik dari faktor internal maupun
eksternal. Sehingga upaya-upaya terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja
di masa depan mudah dicapai. Apabila produktivitas aktual telah diketahui, maka
dapat melakukan peningkatan prestasi tenaga kerja sehingga akan didapatkan
biaya tenaga kerja pelaksanaan yang optimal dan efisien. Sedangkan penggunaan
produktifitas standar tenaga kerja/pegawai, diperkirakan akan sangat merugikan
produsen dan konsumen karena harga upah tenaga kerja akan lebih mahal dari
yang seharusnya. Dengan adanya produktivitas standar aktual akan diketahui
besarnya perbedaan produktivitas yang ada. Adapun produktivitas standar dan
aktual yang dimiliki pada setiap operator yaitu 259 pengisian/orang dan 129.5
pengisian/orang.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Hasil yang diperoleh dalam penentuan waktu baku, yaitu:
33

a. Waktu baku masing-masing operator di hari pertama sebesar 0.046


menit
b. Waktu baku pada masing-masing operator di hari kedua sebesar 2.63
menit
c. Waktu baku pada masing-masing operator di hari ketiga sebesar 0.046
menit
2. Berdasarkan pengolahan data waktu baku, maka diperoleh jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan pada setiap stasiun/setiap elemen kerja 1 sampai 2
orang operator. Melakukan penambahan jumlah tenaga kerja di salah satu
elemen kerja untuk membantu kelancaran proses pengisian.
3. Dari hasil penngolahan data, diperoleh jumlah jam kerja produktif
berdasarkan pengamatan selama tiga hari yaitu:
a. Jam kerja produktif hari pertama adalah 458.4 menit
b. Jam kerja produktif hari kedua adalah 463.68 menit
c. Jam kerja produktif hari ketiga adalah 458.4 menit
4. Persentase produktivitas rata-rata pada seluruh operator adalah 95.86
sebesar %
5. Persentase idle (menganggur) rata-rata seluruh operator adalah 4.14
sebesar %
5.2 Saran
Agar penelitian ini dapat lebih berguna di kemudian hari, maka kami
memberikan saran-saran sebagai beriku:
1. Jumlah pengambilan data sebaiknya sesuai dengan hasil uji kecukupan data
agar hasilnya akurat dan tingkat ketelitian yang diinginkan dapat terpenuhi.
2. Diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam melakukan pengambilan data agar
hasilnya optimal.

DAFTAR PUSTAKA
34

[1] Ir. Amri, MT, dkk, Modul Pratikum Analisa Perancangan Kerja dan
Ergonomi, Lab APK Teknik Industri Unimal. 2016.
[2] Helander, A Guide to The Ergonomics of Manufacturing, 1995.
[3] Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja,
34

Surabaya, Guna Widya, Tahun 1992.


[4] Niebel, Benjamin W, Motion and Study , Homewood, 1993.

Вам также может понравиться