Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat,
dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan penemuan
(inquiry) agar siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui
penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta). Jadi, Strategi
pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa dimana
guru menjadi fasilitator dan siswa menjadi subjek belajar.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri,
yaitu :
1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan. Dengan
demikian strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
3. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis.
Dengan demikian, dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut
untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai
pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara
optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran.
1.3 Prinsip Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
1. Berorientasi pada Pengembangan
Intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah
pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, pembelajaran
ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar.
2. Prinsip Interaksi. Proses pembelajaran pada
dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun
interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan
lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai
pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya. Peran guru yang harus
dilakukan dalam menggunakan pembelajaran ini adalah guru sebagai
penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan
pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Dalam
hal ini, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri
sangat diperlukan. Di samping itu, pada pembelajaran ini juga perlu
dikembangkan sikap kritis siswa dengan selalu bertanya dan
mempertanyakan berbagai fenomena yang sedang dipelajarinya.
4. Prinsip Belajar untuk Berpikir. Belajar
bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan
potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan
penggunaan otak secara maksimal.
5. Prinsip Keterbukaan. Pembelajaran yang
bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan
kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
1.4 Langkah-Langkah
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan SPI dapat mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan
agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Pada langkah ini
guru harus merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah.langkah orientasi merupakan langkah yang
sangat penting karena keberhasilan SPI sangat tergantung pada
kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam
tahapan orientasi yaitu :
- Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan
dapat tercapai oleh siswa.
- Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan.
- Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar, hal ini
dapat dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam strategi inkuiri.
Beberapa hal yang hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan
masalah, diantara :
- Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa
- Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki
yang jawabannya pasti diketahui terlebih dahulu oleh siswa
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan berhipotesis pada setiap anak adalah dengan
mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat
mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tugas dan peran guru
dalam tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.
1.5 Kelebihan
SPI merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan oleh karena
strategi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
a. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna
b. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya belajar peserta didik
c. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan
psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman
d. Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar
yang bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah belajar.
1.6 Kelemahan
a. Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pembelajaran maka SPI akan sulit diimpelmentasikan oleh
setiap guru
11. Ciri khas lain pembelajaran STS, yaitu adanya kebebasan atau otonomi
dalam proses belajar, sehingga mereka benar-benar membangun sendiri
pengetahuan dan pemahamannya tentang sains, teknologi, dan masyarakat.
Pada fase ketiga (pengajuan eksplanasi dan solusi) siswa akan berusaha
membangun sendiri pengetahuannya (sesuai dengan teori konstruktivisme).
Mereka akan berdiskusi dan mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi,
atau mengapa sesuatu bisa terjadi, selanjutnya mereka akan mencoba
menemukan solusi atau pemecahan masalah. Dalam hal ini, tentu saja solusi
atau pemecahan masalah yang diberikan sesuai dengan informasi-informasi
yang mereka peroleh dari kegiatan eksplorasi (fase 2). Pada kegiatan belajar di
fase 3 ini, guru dapat membantu kelompok-kelompok dengan mengarahkan
mereka apabila tengah menuju kepada kesimpulan yang bias atau bahkan
keliru. Guru dapat membantu mengarahkan mereka agar penjelasan
(ekplanasi) dan penentuan solusi (pemecahan masalah) didasarkan pada
informasi yang telah mereka dapatkan.
4. Fase 4 (Tindak Lanjut)
Pada fase keempat (tindak lanjut) yang merupakan fase terakhir dari
penerapan pendekatan STM (sains teknologi dan masyarakat) ini, guru
membantu siswa untuk menjelaskan fenomena alam berdasarkan konsep-
konsep yang baru saja mereka bangun. Selain itu juga membantu siswa
menjelaskan berbagai aplikasi untuk memberikan makna terhadap informasi
yang baru saja mereka peroleh, dan melakukan refleksi terhadap pemahaman
konsep.
2.5 Kelebihan STS