Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
2010
I. JUDUL
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID
DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus nutans)
II. PENDAHULUAN
i. Latar belakang
Nama flavonoid sendiri berasal dari kata Flavon yang merupan senyawa fenol yang
banyak terdapat dialam dan merupakan. Senyawa flavon ini memiliki struktur yang
mirip dengan struktur dasar falvonoid tetapi pada jembatan propana terdapat oksigen
yang membentuk siklik sehingga memiliki 3 cincin heterosiklik.
Senyawa flavon ini dapat dioksidasi sehingga memiliki bentuk yang bervariasi
bergantuk pada tingkat oksidasinya. Senyawa dasar flavon yang tidak teroksidai
disebut flavan. Berikut contoh dari flavon yang teroksidasi membentuk gugus OH.
Secara rinci flavonoid dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas besar yaitu flavon,
flavonol, flavanone, dan flavanonol (Sudarma, 2009).
i. Flavon
Senyawa flavonoid ini memiliki kerangka dasar :
Beberpa contoh senyawa ini adalah apigenin, luteolin, dan tangeritin. Semua
senyawa ini memiliki peran hampir sama yaitu sbagai antioksidan, ata
penangkap radikal bebas. Selain itu senyawa ini juga dapat digunakan sebagai
peningkat daya tahan tubuh karena memiliki sifat memperkuat diding sel
sehingga tubuh dapat lebih bertahan dari serangan agen penyebab penyakit.
ii. Flavonol
Senyawa jenis ini paling banyak terdapat di alam daripada jenis flavonoid yang
lain.
Bebepara senyawa yang termasuk kedalam jenis ini adalah hespertin yang
terdapat pada buah jeruk yang diperoleh dalam bnetuk glikosidanya, senyawa ini
merupakan suatu aglikon. Senyawa ini juga memiliki efek sebagai antioksidan
dan anti inflamantory pada tubuh manusia.
iv. Falvanonol
Sama halnya dengan flavonoid flavanone, jenis ini mirip dengan flavonol tetapi
dengan struktur dasar flavan yang tidak memiliki ikatan rangkap pada cincin C.
IV. PROSEDUR PENELITIAN
i. Penentuan Kadar Air
Cawan porselin dikeringkan pada suhu105 C selama 3 jam. Cawan porselin
yang telah dikeringkan kemudian didinginkandalam eksikator dan ditimbang
bobot keringnya. Contoh daun dandang gendis sebanyak 3 g dimasukkan ke
dalam cawan porselin dan dipanaskan di dalam oven bersuhu 105 C selama 3
jam. Setelah itu, cawan porselin didinginkan dalam eksikator dan ditimbang sampai
bobotnya konstan.
ii. Ekstraksi
Cara ekstraksi yang digunakan yaitu menurut Suwandi (2008) dengan pelarut
yang digunakan adalah etanol 70%. Ekstraksi dilakukan dengan merendam serbuk
daun dandang gendis dalam etanol 70%. Maserasi dilakukan selama 24 jam
pada suhu kamar. Ekstrak yang diperoleh disaring dan ampasnya direndam
kembali dengan etanol 70%. Filtrat hasil ekstraksi dikumpulkan menjadi satu.
Selanjutnya ekstrak tersebut diuji fitokimia, uji golongan flavonoid, dan dihitung
rendemennya.
Selain itu, kandungan metabolit sekunder lain seperti alkaloid dan triterpenoid
yang dapat berperan sebagai pengganggu pada tahap isolasi flavonoid intensitas
warnanya lebih rendah (Tabel 2).
Uji golongan flavonoid (Tabel 3) dapat memberikan informasi tentang keberadaan
jenis golongan flavonoid yang terdapat pada ekstrak kasar secara kualitatif.
Eksrak tersebut menunjukkan positif terhadap senyawa golongan flavonoid, yaitu
flavon dan flavonol (Gambar 6).
Selain itu, dilakukan pula KLT 2 arah (Gambar 10) dengan menggunakan eluen
terbaik yang bertujuan mengetahui tingkat kemurnian F1. Hasil KLT 2 arah ini
menghasilkan dua buah spot yang mengartikan bahwa dalam F1 masih terdapat
dua jenis senyawa yang diduga senyawa tersebut adalah flavon dan flavonol.
Analisis spektrum infra merah (Gambar 11) dengan metode pelet KBr pada F1
menunjukkan adanya beberapa gugus fungsi.Menurut Silverstein et al. (1986),
pita-pita khas yang teramati dalam spectrum senyawaan fenol dihasilkan oleh
vibrasi ulur O-H dan ulur C-O. Vibrasi ulur O-H dari F1 terlihat pada pita melebar
di daerah 3550- 3200 cm-1 dengan puncak serapan 3408.52 cm-1. Vibrasi ini
menunjukkan adanya gugus O-H yang membentuk ikatan hidrogen. Serapan pada
bilangan gelombang 1167.05 cm-1 menunjukkan adanya gugus CO. Vibrasi ulur
C-O dalam senyawaan fenol menghasilkan pita kuat di daerah 1260-1000 cm-1.
Pita-pita khas yang menunjukkan adanya gugus C=O dihasilkan oleh vibrasi ulur
C=O di daerah 1870-1540 cm-1. Spektrum infra merah F1 menunjukkan serapan
pita ulur C=O pada 1715.72 cm-1. Serapan pada 1515.73 cm-1 menunjukkan C=C
aromatik. Serapan pada bilangan gelombang 2927.36 cm-1 menunjukkan vibrasi
ulur C-H di dalam gugus C-H alifatik. Berdasarkan hasil analisis FTIR, F1
memiliki gugus fungsi O-H, C=O, C=C aromatik, C-H alifatik, dan C-O.
viii. Biosintesis
ix. Sintesis
VI. KESIMPULAN
Rendemen ekstrak etanol 70% sebesar 34.59% dan uji golongan flavonoid positif
terhadap flavon dan flavonol. F1 menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi
dibandingkan fraksi yang lainnya dengan IC50 sebesar 48.42 mg/L dengan uji
golongan flavonoid menunjukkan positif terhadap flavon dan flavonol. Hasil
spectrum inframerah F1 memperlihatkan bahwa senyawa tersebut mempunyai gugus
fungsi OH, C=O, CO,C=C aromatik, dan C-H alifatik.
- Harjadi W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
- Harnly et al. 2006. Flavonoid Content of U.S. Fruits, Vegetables, and Nuts. J
Agric Food Chem 54: 9966-9977.