Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB I

PENDAHULUAN

Trauma akibat sengatan listrik adalah kerusakan yang disebabkan oleh


adanya aliran arus listrik yang melewati tubuh manusia dan membakar jaringan
ataupun menyebabkan terganggunya fungsi organ dalam. Trauma listrik terjadi
saat seseorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau
disebabkan oleh terkenanya pada saat berada dekat dengan sumber listrik.
Rangkaian listrik dalam hal ini adalah suatu kumpulan elemen atau komponen
listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu. Luka listrik adalah
salah satu jenis luka karena peristiwa fisika. Kulit dengan luka bakar akan
mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan.1-3
Kematian akibat trauma listrik dari tahun ke tahun semakin meningkat
baik karena kontak langsung maupun kontak melalui media lain dimana tanda
utama trauma listrik adalah luka bakar pada kulit. Kasus trauma listrik
menyebabkan seribu kematian tiap tahunnya di Amerika Serikat, dengan mortality
rate 3-5%. Tingkatan trauma listrik sangat luas, dari trauma minimal sampai
melibatkan kerusakan multiorgan sampai dapat menyebabkan kematian. Jumlah
kejadian cedera listrik diperkirakan menimbulkan 1000 kematian pertahun dan
sekitar 3000 orang yang dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat. Diperkirakan
20% kejadian luka listrik terjadi pada anak-anak, jumlah terbanyak pada usia
balita.1 Luka bakar listrik kebanyakan terjadi pada anak-anak saat di rumah. Pada
orang dewasa, kebanyakan kecelakaan luka bakar terjadi di tempat kerja dan
menjadi tempat keempat tertinggi yang mengancam jiwa. Lebih dari 50 % pekerja
elektrik mendapat luka dari kabel listrik, dan 25% berasal dari alat elektrik. Rasio
laki-laki dan perempuan sebanyak 9 : 1.31-3
Cedera akibat listrik merupakan kerusakan yang terjadi jika arus listrik
mengalir ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunya fungsi suatu organ dalam. Tubuh manusia adalah penghantar listrik
yang baik. Kontak langsung dengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik
yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat
membakar dan menghancurkan jaringan tubuh. Meskipun luka bakar listrik

1
tampak ringan, tetapi mungkin saja telah terjadi kerusakan organ dalam yang
serius, terutama pada jantung, otot atau otak.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Medikolegal
Kematian oleh arus listrik biasanya tidak disengaja dari peralatan listrik
rusak atau kelalaian dalam penggunaan peralatan. Dalam industri, kematian dapat
dihasilkan dari kontak dengan kabel yang berarus, atau dari alat-alat penerangan,
alatalat elektronik, ataupun saklar-saklar.1 Kematian dapat terjadi selama terapi
kejang untuk pasien dengan gangguan jiwa namun kasus tersebut jarang, kecuali
sebagai kasus bunuh diri, dan bahkan pembunuhan telah terjadi.1 Organ dalam
harus dianalisis untuk mengetahui apakah korban telah rusak pada saat
kecelakaan. Bunuh diri jarang terjadi. Orang biasanya menggulung kawat ke
pergelangan tangan atau jari-jarinya, yang kemudian dihubungkan ke arus listrik,
dimana saklar terlihat dalam posisi on.
Kurang dari setengah korban sambaran petir meninggal. Mati akibat petir
adalah selalu akibat dari kecelakaan. Kadang-kadang, mayat korban luka petir
terlihat sebagai korban kekerasan. Korban tersebut dapat ditemukan di lapangan
terbuka dengan gambaran memar, luka robek, dan fraktur. Pada kasus ini,
diagnosis harus ditegakkan berdasarkan riwayat badai petir di wilayah lokal
tersebut, bukti adanya efek dari sambaran petir, dan magnetisasi terhadab bahan
logam.1,3,5

2.2 Definisi
Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api, dan
ledakan. Luka listrik adalah luka yang disebabkan oleh trauma listrik, yang

2
merupakan jenis trauma yang disebabkan oleh adanya persentuhan dengan benda
yang memiliki arus listrik, sehingga dapat menimbulkan luka bakar sebagai akibat
berubahnya energi listrik menjadi energi panas. Aliran listrik menjalar disepanjang
bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah; dalam hal ini cairan.
Kerusakan yang diakibatkan oleh trauma listrik disebabkan oleh dua mekanisme
yaitu terjadinya pemanasan dan aliran listrik itu sendiri yang melewati jaringan.
Pemanasan akan menyebabkan nekrosis koagulatif dan aliran listrik pada jaringan
akan menyebabkan kerusakan membran sel. Kerusakan terbesar biasanya pada
sel-sel saraf pembuluh darah terutama pada tunika intima dan otot sehingga
menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Seringkali kerusakan berada jauh dari
lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun ground. 1-4,7, 10

Listrik adalah aliran elekron yang melewati gradien potensial dari


konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui media bersifat konduktif.
Besarnya pengaruh listrik pada jaringan tubuh tersebut tergantung dari besarnya
tegangan (voltase), kuatnya arus (ampere), besarnya tahanan (keadaan kulit
kering atau basah), lamanya kontak serta luasnya daerah terkena kontak. 2 Kuat
arus atau jumlah arus yang mengalir adalah faktor terpenting penyebab
kematian. Interval waktu antara trauma listrik dengan kejadian kematian penting
untuk diketahui. Hal ini berkaitan dengan pemberian pertolongan terhadap
korban trauma listrik. Besar arus listrik tertentu akan berpengaruh terhadap lama
waktu kematian setelah terjadi kontak dengan arus listrik.
Arus listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera melalui 3 cara:

1. Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung.

2. Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati

tubuh.

3. Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.

Pada umumnya tanda utama trauma listrik adalah luka bakar pada kulit.

Gambaran makroskopis kerusakan kulit yang kontak langsung dengan sumber

3
listrik bertegangan rendah disebut electrical mark. Dalam studi kasus kematian,

hanya sekitar 55% yang menunjukan electrical mark. Luka listrik biasanya dapat

diamati di titik masuk (entry point) maupun titik keluar (exit point).2

2.3 Etiologi
Trauma listrik terjadi saat seseorang menjadi bagian dari sebuah perputaran
aliran listrik atau bisa disebabkan pada saat berada dekat dengan sumber listrik.
Secara umum ada 2 jenis tenaga listrik, yaitu :4
1. Tenaga listrik alam, seperti petir
2. Tenaga listrik buatan, seperti arus listrik searah (DC) contohnya baterai dan
arus listrik bolak balik (AC) contonya listrik PLN di rumah atau pabrik

2.4 Patofisiologi
Secara umum, energi listrik membutuhkan aliran energi (elektron-

elektron) dalam perjalanannya ke objek. Semua objek bisa bersifat konduktor

(menghantarkan listrik) atau resistor (menghambat arus listrik). Kulit berperan

sebagai penghambat arus listrik yang alami dari sebuah aliran listrik. Kulit

yang kering memiliki resistensi sebesar 40.000-100.000 ohm. Kulit yang

basah memiliki resistensi sekitar 1000 ohm, dan kulit yang tebal kira-kira

sebesar 2.000.000 ohm. Anak dengan kulit yang tipis dan kadar air tinggi

akan menurunkun resistensi, dibandingkan orang dewasa. Tahanan dari alat-

alat tubuh bagian dalam diperkirakan sekitar 500-1000 ohm, termasuk tulang,

tendon, dan lemak memproduksi tahanan dari arus listrik. Pembuluh darah,

sel saraf, membran mukosa, dan otot adalah penghantar listrik yang baik.

Dengan adanya luka listrik , pada sayatan melintang akan memperlihatkan

kerusakan jaringan.

Elektron akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang

menyebabkan perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot

4
dan saraf, menginisiasi aliran listrik abnormal yang dapat menggangu irama

jantung dan otak, atau produksi energi listrik menyebabkan luka listrik dengan

cara pemanasan yang menyebabkan nekrosis dan membentuk porasi

(membentuk lubang di membran sel).

Aliran sel yang melewati otak, baik tegangan tinggi atau tegangan

rendah, dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan secara langsung

menyebabkan depolarisasi sel-sel saraf otak. Arus bolak balik dapat

menyebabkan fibrilasi ventrikel jika aliran listrik melewati daerah dada. Hal ini

dapat terjadi saat aliran listrik mengalir dari tangan ke tangan, tangan ke kaki,

atau dari kepala ke tangan/kaki.

2.5 Faktor - faktor yang mempengaruhi


Faktor - faktor yang mempengaruhi efek listrik terhadap tubuh, yaitu :2,3,5
1. Jenis dan tegangan aliran listrik
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika
dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia
sangat tergantung kepada kecepatan berubahnya arus (frekuensi), yang
diukur dalam satuan siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah (50-60
hertz) lebih berbahaya dari arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih
berbahaya dari DC pada tegangan (voltase) dan kekuatan (ampere) yang
sama.

DC cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang


seringkali mendorong jauh/melempar korbannya dari sumber arus. AC
sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya, sehingga
korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada sumber listrik.
Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih lama sehingga terjadi
luka bakar yang berat.

Biasanya semakin tinggi tegangan dan kekuatannya, maka semakin


besar kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis arus listrik tersebut.

5
Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA) sama
dengan 1/1,000 ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan
rendah (110-220 volt), AC 60 hertz yang mengalir melalui dada dalam
waktu sepersekian detik bisa menyebabkan irama jantung yang tidak
beraturan, yang bisa berakibat fatal. Arus bolak-balik lebih dapat
menyebabkan aritmia jantung dibanding arus searah. Arus dari AC pada
100 mA dalam seperlima detik dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel dan
henti jantung.

Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA.


Jika arus langsung mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah
pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama jantung meskipun arus
listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA).

2. Tahanan/Resistensi
Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau
memperlambat aliran listrik. Tahanan tubuh bervariasi di masing - masing
jaringan, yang ditentukan oleh perbedaan kandungan air di masing - masing
jaringan. Tahanan yang terbesar terdapat pada kulit tubuh, akan
menurun besarnya pada tulang, lemak, urat saraf, otot, darah dan
cairan tubuh. Tahanan kulit rata - rata 500 - 10.000 ohm.
Di dalam lapisan kulit itu sendiri bervariasi derajat resistensinya, hal ini
bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut,
kelenjar keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada
kulit yang kering. Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat
menurunkan tahanan sebesar 3000-2500 ohm. Pada kulit yang lembab
karena air atau saline, maka tahanannya turun lebih rendah lagi antara 1200-
1500 ohm. Tahanan tubuh terhadap aliran listrik juga akan menurun pada
keadaan demam atau adanya pengaruh obat-obatan yang mengakibatkan
produksi keringat meningkat. Pertimbangkan tentang transitional
resistance, yaitu suatu tahanan yang menyertai akibat adanya bahan-bahan
yang berada di antara konduktor dengan tubuh atau antara tubuh dengan
bumi, misalnya baju, sarung tangan karet, sepatu karet, dan lain-lain.1,2,5

6
Resistensi kulit yang tertusuk atau tergores atau resistensi selaput lendir
yang lembab (misalnya mulut, rektum atau vagina), hanya separuh dari
resistensi kulit utuh yang lembab.Resistensi dari kulit telapak tangan atau
telapak kaki yang tebal adalah 100 kali lebih besar dari kulit yang lebih
tipis. Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak
yang dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan
luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus,
disertai dengan hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya
arus listrik. Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa
mengalami luka bakar.
Tegangan tinggi (lebih dari 500V) dapat menyebabkan kematian
mendadak akibat dari henti jantung (cardiac arrest), tetapi untuk
tegangan rendah (110-380V, arus searah 50-60Hz) kematian biasanya
akibat dari fibrilasi ventrikel karena setelah memasuki tubuh listrik
akan keluar tubuh melalui sisi kontralateral sehingga listrik akan
melewati jantung. Sengatan listrik yang melewati jantung tersebut
akan mengganggu sistem kelistrikan jantung dan energi panas yang
ditimbulkannya akan merusak miokardium, hal ini ditandai dengan
adanya fibrilasi ventrikel dan ventrikel asistol yang akhirnya
menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh terganggu.

3. Adanya hubungan dengan bumi


Sehubungan dengan faktor tahanan, maka orang yang berdiri pada tanah
yang basah tanpa alas kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang
berdiri dengan mengggunakan alas sepatu yang kering, karena pada keadaan
pertama tahanannya rendah.1,2

4. Lamanya terkena arus listrik.


Makin lama korban kontak dengan konduktor maka makin banyak jumlah
harus yang melalui tubuh sehingga kerusakan tubuh akan bertambah besar
dan luas. Dengan tegangan yang rendah akan terjadi spasme otot-otot
sehingga korban malah menggenggam konduktor. Akibatnya arus listrik
akan mengalir lebih lama sehingga korban jatuh dalam keadaan syok yang
mematikan Sedangkan pada tegangan tinggi, korban segera terlempar atau

7
melepaskan konduktor atau sumberlistrik yang tersentuh, karena akibat arus
listrik dengan tegangan tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya
kontraksi otot, termasuk otot yang tersentuh aliran listrik tersebut.1,2,5
Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang
karena
berat (luar maupun dalam) kejadiannya berlangsung sangat cepat
sehingga arus listrik cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan
kerusakan jaringan dalam yang luas. Meskipun demikian, sambaran petir bisa
menimbulkan konslet pada jantung dan paru-paru dan melumpuhkannya serta
bisa menyebabkan kerusakan pada saraf atau otak.

5. Kuat arus / intensitas /amperage


Adalah kekuatan arus (intensitas arus) yang dapat mendeposit berat
tertentu perak dari larutan perak nitrat perdetik. Satuannya : ampere. Arus
yang di atas 60 mA dan berlangsung lebih dari 1 detik dapat menimbulkan
fibrilasi ventrikel.

Berikut ini disajikan sebuah tabel mengenai efek aliran listrik


terhadap tubuh :

mA Efek
1,0 Sensasi, ambang arus
1,5 Rasa yang jelas, persepsi arus
2,0 Tangan mati rasa
4,0 Parestesia lengan bawah
15,0 Kontraksi otot-otot fleksor mencegah terlepas dari
aliran listrik
40,0 Kehilangan kesadaran
75-100 Fibrilasi ventrikel

Dikatakan bahwa kuat arus sebesar 30 mA adalah batas ketahanan seseorang,


pada 40 mA dapat menimbulkan hilangnya kesadaran dan kematian akan
terjadi pada kuat arus 100 mA atau lebih.

6. Aliran arus listrik


Adalah tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik sejak masuk
sampai meninggalkan tubuh. Arus listrik paling sering masuk melalui

8
tangan, kemudian kepala; dan paling sering keluar dari kaki.
Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari lengan ke tungkai
bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik yang
mengalir dari tungkai ke tanah. Letak titik masuk arus listrik (point of
entry) dan letak titik keluar bervariasi sehingga efek dari arus listrik tersebut
bervariasi dari ringan sampai berat. Arus listrik masuk dari sebelah kiri
bagian tubuh lebih berbahaya daripada jika masuk dari sebelah kanan.
Bahaya terbesar bisa timbul jika jantung atau otak berada dalam posisi
aliran listrik tersebut. Bumi dianggap sebagai kutub negatif. Orang yang
tanpa alas kaki lebih berbahaya kalau terkena aliran listrik,alas kaki dapat
berfungsi sebagai isolator, terutama yang terbuat dari karet.

Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala;

dan paling sering keluar dari kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan

ke lengan atau dari lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu

lebih berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari tungkai ke

tanah.

Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan:

a. Kejang.

b. Pendarahan otak.

c. Kelumpuhan pernapasan.

d. perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek,

perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur).

e. irama jantung yang tidak beraturan.

f. Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.

2.5 Klasifikasi Luka Bakar


2.5.1 Derajat Luka Bakar

9
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia, petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan -
jaringan yang lebih dalam.1 Membedakan luka bakar ringan dengan luka
bakar yang lebih serius tergantung dari tingkat kerusakan jaringan tubuh.
Adapun derajat luka bakar meliputi :2
a. Derajat 1
Luka bakar tingkat satu adalah luka bakar paling ringan, hanya mengenai
lapisan kulit yang paling luar (epidermis). Kulit biasanya memerah,
bengkak dan mungkin terasa sakit. Lapisan luar kulit tidak terbakar
semua.

Gambar 1 Luka bakar derajat 1

b. Derajat 2
Luka bakar ini disebut juga partial thickness burn (luka bakar parsial),
artinya luka bakar mengenai sebagian dari ketebalan kulit (epidermis dan
sebagian dermis). Ditandai dengan munculnya lepuhan dan kulit
langsung menjadi merah dan muncul bercak - bercak. Rasa nyeri hebat
dan terjadi pembengkakan merupakan tanda dan gejala lainnya.

10
Gambar 2 Luka bakar derajat 2
c. Derajat 3
Luka bakar ini disebut juga full thickness burn, yang mengenai seluruh
ketebalan kulit (epidermis dan dermis, lebih dalam hingga mencapai
subkutan). Luka bakar ini yang paling serius. Pada luka bakar tingkat tiga
biasanya terdapat bagian yang hitam seperti arang. Orang tersebut akan
mengalami rasa sakit yang hebat atau apabila terjadi kerusakan saraf
yang luas, ia cuma merasa sedikit sakit atau tidak sakit sama sekali.

Gambar 3 Luka bakar derajat 3

2.5.2 Luas Area

Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang


terkenal dengan nama rule of nine atua rule of wallace yaitu:2
1) Kepala dan leher : 9%
2) Lengan masing-masing 9% : 18%
3) Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
4) Tungkai maisng-masing 18% : 36%

11
5) Genetalia/perineum : 1%

Gambar 4. Wallence Rule of Nines(1)

1.
Bedasarkan derajat ringan luka bakar menurut American Burn Association:
(1,4,7,10)

a.
Luka Bakar Ringan

i.
Luka bakar derajat II < 5%

ii.
Luka bakar derajat II 10% pada anak

iii.
Luka bakar derajat II < 2%(1,3.6, 8)

b.
Luka Bakar Sedang

i.
Luka bakar derajat II 15-25% pada orang dewasa

ii.
Luka bakar derajat II 10-20% pada anak-anak

iii.
Luka bakar derajat III < 10%(1,3.6, 8)

c.
Luka Bakar Berat

i.
Luka bakar derajat II 25% atau lebih pada orang dewasa

12
ii.
Luka bakar derajat II 20% atau lebih pada anak-anak

iii.
Luka bakar derajat III 10% atau lebih

iv.
Luka bakar mengenai tangan, telinga, mata, kaki, dan
genitalia/perineum.

v.
Luka bakar dengan cedera inhalasi, listrik, disertai trauma
lain. (1,4,7,10)

Gambar 5. Lund and Browder(1)

2.5.3 Cedera Listrik

Cedera listrik utama adalah luka bakar.1 cedera Sekunder akibat trauma tumpul
dari jatuh atau terlempar dari sumber listrik oleh kontraksi otot intens. Luka bakar
listrik dapat diklasifikasikan menjadi6

a. kontak langsung
pemanasan elektrothermal
b. kontak tidak langsung
bunga api listrik (arc)
nyala api listrik (flame)
kilatan listrik (flash)

13
Pemanasan jaringan sekunder untuk menyebabkan arus luka bakar
electrothermal. Biasanya luka bakar ini adalah hasil dari aliran listrik bertegangan
rendah pada daerah yang terbatas. Aliran yang terus-menerus saat ini dapat
menyebabkan luka bakar yang signifikan di mana saja di sepanjang jalan saat ini.
Biasanya lesi kulit luka bakar electrothermal yang berbatas tegas, deep- parsial
untuk luka bakar full-thickness . 6

Yang paling merusak dari cedera tidak langsung terjadi ketika korban terkena
dari percikan bunga listrik. Bunga api listrik adalah percikan yang terbentuk
antara dua benda bertegangan yang tidak bersentuhan satu sama lain, biasanya
merupakan sumber yang bertegangan tinggi dan tanah. Karena suhu bunga api
listrik adalah sekitar 2500 C, menyebabkan luka bakar yang sangat mendalam
pada titik di mana terjadi kontak dengan kulit. Dalam keadaan lengkung, luka
bakar dapat disebabkan oleh panas dari busur itu sendiri, pemanas electrothermal
akibat arus aliran, atau dengan api yang dihasilkan dari pembakaran pakaian.2

2.6 Gejala
Gejalanya tergantung kepada interaksi yang rumit dari semua sifat arus
listrik. Suatu kejutan dari sebuah arus listrik bisa mengejutkan korbannya
sehingga dia terjatuh atau menyebabkan terjadinya kontraksi otot yang
kuat. Kedua hal tersebut bisa mengakibatkan dislokasi, patah tulang dan
cedera tumpul. Kesadaran bisa menurun, pernafasan dan denyut jantung
bisa lumpuh. Luka bakar listrik bisa terlihat dengan jelas di kulit dan bisa
meluas ke jaringan yang lebih dalam.

Arus listrik bertegangan tinggi bisa membunuh jaringan diantara


titik masuk dan titik keluarnya, sehingga terjadi luka bakar pada daerah
otot yang luas. Akibatnya, sejumlah besar cairan dan garam (elektrolit)
akan hilang dan kadang menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah.
Serat-serat otot yang rusak akan melepaskan mioglobin, yang bisa
melukai ginjal dan menyebabkan terjadinya gagal ginjal. Dalam keadaan
basah, kita dapat mengalami kontak dengan arus listrik. Pada keadaan

14
tersebut, resistensi kulit mungkin sedemikian rendah sehingga tidak
terjadi luka bakar tetapi terjadi henti jantung (cardiac arrest) dan jika
tidak segera mendapatkan pertolongan, korban akan meninggal.

Petir jarang menyebabkan luka bakar di titik masuk dan titik


keluarnya, serta jarang menyebabkan kerusakan otot ataupun pelepasan
mioglobin ke dalam air kemih. Pada awalnya bisa terjadi penurunan
kesadaran yang kadang diikuti dengan koma atau kebingungan yang
sifatnya sementara, yangi biasanya akan menghilang dalam beberapa jam
atau beberapa hari. Penyebab utama dari kematian akibat petir adalah
kelumpuhan jantung dan paru-paru (henti jantung dan paru-paru).

Trauma listrik melibatkan trauma langsung dan tidak langsung. Trauma


listrik langsung disebabkan oleh efek arus listrik pada tubuh dan trauma listrik
tidak langsung oleh konversi listrik menjadi energi termal yang bertanggung
jawab untuk berbagai jenis luka bakar. Luka tidak langsung cenderung hasil dari
kontraksi otot yang parah disebabkan oleh trauma listrik.2,3,4 Terdapat kasus karena
listrik yang menyebabkan korban jatuh dari ketinggian, dalam hal ini sukar untuk
mencari sebab kematian yang segera. Sebab kematian karena arus listrik yaitu :1,5

1. Fibrilasi ventrikel
Bergantung pada ukuran badan dan jantung. Dalziel (1961) memperkirakan
pada manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari
lengan ke tungkai akan menyebabkan fibrilasi. Yang paling berbahaya adalah
jika arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki
yang berlawanan/kanan. Kalau arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan
yang satu dan keluar melalui tangan yang lain maka 60% yang meninggal
dunia.
2. Paralisis respiratorik
Akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena
asfiksia, sehubungan dengan spasme otot-otot karena jantung masih tetap
berdenyut sampai timbul kematian. Terjadi bila arus listrik yang memasuki
tubuh korban di atas nilai ambang yang membahayakan, tetapi masih di batas

15
bawah yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Menurut Koeppen,
spasme otot-otot pernafasan terjadi pada arus 25-80 mA, sedangkan ventrikel
fibrilasi terjadi pada arus 75-100 mA.
3. Paralisis pusat nafas
Jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh
trauma pada pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek
hipertermias. Bila aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada,
jantung pun masih berdenyut, oleh karena itu dengan bantuan pernafasan
buatan korban masih dapat ditolong. Hal tersebut bisa terjadi jika kepala
merupakan jalur arus listrik.
4. Luka bakar
Paparan arus yang dihasilkan oleh sumber tegangan rendah (termasuk sumber
listrik rumah tangga) dapat menyebabkan luka bakar di tisu cutaneus
disebabkan transformasi energi listrik kepada energi termal. Luka bakar dapat
berupa eritema lokal sehingga luka bakar derajat berat. Tingkat keparahan
luka bakar tergantung pada intensitas arus, permukaan daerah, dan durasi
paparan.

2.7 Pemeriksaan Korban


2.7.1 Pemeriksaan korban di Tempat Kejadian Perkara
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
fisik. Korban mungkin ditemukan sedang memegang benda yang
membuatnya kena listrik, kadang-kadang ada busa pada mulut. Yang perlu
dilakukan pertama kali adalah mematikan arus listrik atau menjauhkan
kawat listrik dengan kayu kering.1 Lalu kemudian korban diperiksa apakah
hidup atau sudah meninggal dunia. Untuk memantau denyut jantung
korban dilakukan pemeriksaan elektrokardiogram. Jika
diperkirakan jantung telah menerima kejutan listrik, pemantauan
EKG dilakukan selama 12-24 jam. Bilamana belum ada lebam mayat,
maka mungkin korban dalam keadaan mati suri dan perlu diberi pertolongan
segera yaitu pernafasan buatan dan pijat jantung dan kalau perlu segera
dibawa ke Rumah sakit. Pernafasan buatan ini jika dilakukan dengan baik

16
dan benar masih merupakan pengobatan utama untuk korban akibat listrik.
Jika korban tidak sadar atau telah mengalami cedera kepala,
dilakukan CT scan untuk memeriksa adanya kerusakan pada otak.
Usaha pertolongan ini dilakukan sampai korban menunjukkan tanda - tanda
hidup atau tanda-tanda kematian pasti.1,3

2.7.2 Pemeriksaan Jenazah


A. Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan luar sangat penting karena justru kelainan yang
menyolok adalah kelainan pada kulit. Dalam pemeriksaan luar yang
harus dicari adalah tanda-tanda listrik atau current mark/electric
mark/stroomerk van jellinek/joule burn. Tanda-tanda listrik tersebut
antara lain :1,2,5
a) Electric mark adalah kelainan yang dapat dijumpai pada tempat
dimana listrik masuk ke dalam tubuh. Electric mark berbentuk
bundar atau oval dengan bagian yang datar dan rendah di tengah,
dikeliilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tersebut biasanya
pucat dan kulit diluar elektrik mark akan menunjukkan hiperemis.
Bentuk dan ukurannya tergantung dari benda yang berarus lisrtrik
yang mengenai tubuh.

Gambar 6 electric mark


b) Joule burn (endogenous burn) dapat terjadi bilamana kontak
antara tubuh dengan benda yang mengandung arus listrik cukup

17
lama, dengan demikian bagian tengah yang dangkal dan pucat
pada electric mark dapat menjadi hitam hangus terbakar.

Gambar 7 Joule burn


c) Exogenous burn, dapat terjadi bila tubuh manusia terkena benda
yang berarus listrik dengan tegangan tinggi, yang memang sudah
mengandung panas; misalnya pada tegangan di atas 330 volt.
Tubuh korban hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat
berat, yang tidak jarang disertai patahnya tulang-tulang.

Gambar 8 exogenous burn


B. Pemeriksaan Dalam
Pada autopsi biasanya tidak ditemukan kelainan yang khas. Pada
otak didapatkan perdarahan kecil-kecil dan terutama paling banyak
adalah pada daerah ventrikel III dan IV. Organ jantung akan terjadi
fibrilasi bila dilalui aliran listrik . Pada paru didapatkan edema dan
kongesti. Pada korban yang terkena listrik tegangan tinggi, Custer
menemukan pada puncak lobus salah satu paru terbakar, juga

18
ditemukan pneumothorak, hal ini mungkin sekali disebabkan oleh
aliran listrik yang melalui paru kanan. Organ viscera menunjukkan
kongesti yang merata. Petekie atau perdarahan mukosa gastro
intestinal ditemukan pada 1 dari 100 kasus fatal akibat listrik.1,3
Pada hati ditemukan lesi yang tidak khas, sedangkan pada tulang,
karena tulang mempunyai tahanan listrik yang besar, maka jika ada
aliran listrik akan terjadi panas sehingga tulang meleleh dan
terbentuklah butiran-butiran kalsium fosfat yang menyerupai mutiara
atau pearl like bodies.3,4 Otot korban putus akibat perubahan hialin.
Perikard, pleura, dan konjungtiva korban terdapat bintik-bintik
pendarahan. Pada ekstremitas, pembuluh darah korban mengalami
nekrosis dan ruptur lalu terjadi pendarahan kemudian terbentuklah
gangren.1,3,4
c. Pemeriksaan Tambahan

Yang dilakukan adalah pemeriksaan patologi anatomi pada


electric mark. Walaupun pemeriksaan itu tidak spesifik untuk tanda
kekerasan oleh listrik tetapi sangat menolong untuk menegakkan
bahwa korban telah mengalami trauma listrik.

Hasil pemeriksaan akan terlihat adanya bagian sel yang


memipih, pada pengecatan dengan metoxyl lineosin akan bewarna
lebih gelap dari normal. Sel-sel pada stratum korneum
menggelembung dan vakum. Sel dan intinya dari stratum basalis
menjadi lonjong dan tersusun secara palisade. Ada sel yang
mengalami karbonisasi dan ada pula bagian sel-sel yang rusak dari
stratum korneum. Folikel rambut dan kelenjar keringat memanjang
dan memutar ke arah bagian yang terkena listrik.

19
Gambaran histologis luka petir

1. Luka Akibat Petir

Petir/lightning, adalah muatan listrik statis dalam awan dengan voltase


sampai 10 mega volt dan kekuatan arus listrik sampai seratus ribu ampere
yang dalam waktu 1/1000-1 detik dilepaskan ke bumi.

Seseorang yang disambar petir pada tubuhnya terdapat kelainan yang


disebabkan oleh faktor arus listrik, faktor panas dan faktor ledakan:

a. Ada 3 efek listrik akibat sambaran petir :


- Current mark / electrik mark / electrik burn. Efek ini termasuk salah
satu tanda utama luka listrik (electrical burn).
- Aborescent markings. Tanda ini berupa gambaran seperti pohon
gundul tanpa daun akibat terjadinya vasodilatasi vena pada kulit
korban sebagai reaksi dari persentuhan antara kulit dengan petir. Tanda
ini akan hilang sendiri setelah beberapa jam.

20
Gambar aborescent marking
- Magnetisasi. Logam yang terkena sambaran petir akan berubah
menjadi magnet. Efek ini juga termasuk salah satu tanda luka listrik
(electrical burn).

b. Ada 2 efek panas akibat sambaran petir :


- Luka bakar sampai hangus. Rambut, pakaian, sepatu bahkan seluruh
tubuh korban dapat terbakar atau hangus.
- Metalisasi. Logam yang dikenakan korban akan meleleh seperti
perhiasan dan komponen arloji. Arloji korban akan berhenti dimana
tanda ini dapat kita gunakan untuk menentukan saat kematian korban.
Efek ini juga termasuk salah satu tanda luka listrik (electrical burn).

21
Gambar metalisasi

c. Efek ledakan:
- Efek ledakan akibat sambaran petir (lightning / eliksem) terjadi akibat
perpindahan volume udara yang cepat & ekstrim. Setelah kilat
menyambar, udara setempat menjadi vakum lalu terisi oleh udara
kembali sehingga menimbulkan suara menggelegar/ledakan.
- Akibat pemindahan udara ini, pakaian korban koyak, korban terlontar
sehingga terdapat luka akibat persentuhan dengan benda tumpul,
misalnya abrasi, kontusi, patah tulang tengkorak, epidural/subdural
bleeding.

2. Aspek Medikolegal

Kematian oleh arus listrik biasanya tidak disengaja dari peralatan listrik
rusak atau kelalaian dalam penggunaan peralatan. Dalam industri, kematian
dapat dihasilkan dari kontak dengan kabel yang berarus, atau dari alat-alat
penerangan, alat-alat elektronik, ataupun saklar-saklar. Kematian dapat terjadi
selama terapi kejang untuk pasien dengan gangguan jiwa namun kasus
tersebut jarang, kecuali sebagai kasus bunuh diri, dan bahkan pembunuhan
telah terjadi. Organ dalam harus dianalisis untuk mengetahui apakah korban
telah rusak pada saat kecelakaan. Bunuh diri jarang terjadi. Orang biasanya
menggulung kawat ke pergelangan tangan atau jari-jarinya, yang kemudian
dihubungkan ke arus listrik, dimana saklar terlihat dalam posisi on.
Kurang dari setengah korban sambaran petir meninggal. Mati akibat petir
adalah selalu akibat dari kecelakaan. Kadang-kadang, mayat korban luka petir
terlihat sebagai korban kekerasan. Korban tersebut dapat ditemukan di
lapangan terbuka dengan gambaran memar, luka robek, dan fraktur. Pada
kasus ini, diagnosis harus ditegakkan berdasarkan riwayat badai petir di
wilayah lokal tersebut, bukti adanya efek dari sambaran petir, dan magnetisasi
terhadab bahan logam.

22
BAB 3

KESIMPULAN

23
1. Luka akibat listrik adalah kerusakan yang terjadi jika arus listrik mengalir
ke dalam tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunya fungsi organ dalam.
2. Klasifikasi luka listrik secara garis besar dibagi dua yaitu luka listrik akibat
kontak dengan alat listrik dan luka listrik petir.
3. Hal-hal yang mempengaruhi trauma listrik, antara lain tipe sirkuit (AC/DC),
lama kontak, resistensi (R), tegangan (V), kuat arus (I) jalannya arus dan
luas area kontak.
4. Penanganan trauma listrik pertama-tama yang harus dilakukan adalah
memutuskan aliran listrik selekas mungkin.
5. Kematian akibat listrik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan
berdasarkan tinggi-rendahnya tegangan listrik, yaitu tegangan listrik pada
kisaran rumah tangga, industri dan karena petir.

DAFTAR PUSTAKA

24
1. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi 2. EGC. Jakarta. p 66-88

2. Klein, MB. Thermal,chemical,and electrical injuries.In: Thorne CH et all

(editors) Grabb & Smits Plastic surgery. 6th Edition. US: Lippincott

Williams & Wilkins, Wolters Kluwer business.2007.p 146-7.

3. Ahmadsyah I.Luka, luka sengatan listrik. In: Syamsuhidajat dan Jong WD

( editors ) Buku ajar Ilmu Bedah.2nd edition.Jakarta:Penerbit buku

kedokteran EGC.2005.p 81-2.

4. Benjamin C. Wedro. Agustus 2008. First Aid for Burns.

http://www.medicinenet.com.

5. Hoediyanto.H, 2008. Trauma Listrik. Universitas Airlangga. Surabaya.

http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/Tr.%20Listrik.pdf

6. Corwin, Elizabeth J, (2001), Buku saku Patofisiologi, Edisi bahasa Indonesia,

EGC, Jakarta

7. Rahayu. D, 2010. Hubungan antara variasi besar paparan arus listrik

bolak-balik terhadap waktu kejadian kematian tikus wistar. Universitas

Dipenogoro. Semarang.

http://eprints.undip.ac.id/23313/1/DWI_RAHAYU.pdf

8. Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment.

Edisi 12. McGraw-Hill Companies. New York. p 245-259

9. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier.

Philadelphia. p 118-129

10. Jerome FX Naradzay. November 2006. Burns, Thermal.http: //

www. emedicine. com/ med/

11. Mayo clinic staff. Januari 2008. Burns First Aids.

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus.

25
12. James H. Holmes., David M. heimbach. 2005. Burns, in :

Schwartzs Principles of Surgery. 18th ed. McGraw-Hill. New York.

p.189-216

13. Budiyanto, A., Widiatamaka, W., Sudiono, S. Ilmu Kedokteran

Forensik. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia. 1997

14. Tsokos, Michael. Forensic Pathology Reviews. Volume 5. Humana

Press.

15. Rao, Dinesh. Electrical Injury. Dikutip dari:

http://forensicpathologyonline.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=61&Itemid=87 [diakses tanggal 4
Februari 2011]

26

Вам также может понравиться

  • REFERAT Asfol
    REFERAT Asfol
    Документ9 страниц
    REFERAT Asfol
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Biodata
    Biodata
    Документ2 страницы
    Biodata
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Anmal Mitha Ske B Blok 27
    Anmal Mitha Ske B Blok 27
    Документ20 страниц
    Anmal Mitha Ske B Blok 27
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Epleys Manuver
    Epleys Manuver
    Документ2 страницы
    Epleys Manuver
    Muthiah Hasnah Suri
    Оценок пока нет
  • IDENTIFIKASI
    IDENTIFIKASI
    Документ18 страниц
    IDENTIFIKASI
    Apriliza Ralasati
    Оценок пока нет
  • TRAUMALISTRIK
    TRAUMALISTRIK
    Документ26 страниц
    TRAUMALISTRIK
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Bab Iii Sah
    Bab Iii Sah
    Документ2 страницы
    Bab Iii Sah
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Beeeeengggaaaaaal Kuuuciiinnggg Minati Ayu Dan Mitha
    Beeeeengggaaaaaal Kuuuciiinnggg Minati Ayu Dan Mitha
    Документ1 страница
    Beeeeengggaaaaaal Kuuuciiinnggg Minati Ayu Dan Mitha
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Kerangka Laporan
    Kerangka Laporan
    Документ5 страниц
    Kerangka Laporan
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • DOKTER LISTRIK
    DOKTER LISTRIK
    Документ22 страницы
    DOKTER LISTRIK
    Syamsul Arifin
    100% (2)
  • BAB III Tinjauan Pustaka
    BAB III Tinjauan Pustaka
    Документ24 страницы
    BAB III Tinjauan Pustaka
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • PETUNJUK TEKNIS Pengendalian TB Resisten Obat
    PETUNJUK TEKNIS Pengendalian TB Resisten Obat
    Документ153 страницы
    PETUNJUK TEKNIS Pengendalian TB Resisten Obat
    rabinreagan
    67% (3)
  • IDENTIFIKASI
    IDENTIFIKASI
    Документ18 страниц
    IDENTIFIKASI
    Apriliza Ralasati
    Оценок пока нет
  • Cholelitiasis PA
    Cholelitiasis PA
    Документ32 страницы
    Cholelitiasis PA
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Kejang Cover Dappus
    Kejang Cover Dappus
    Документ6 страниц
    Kejang Cover Dappus
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Cholelitiasis PA
    Cholelitiasis PA
    Документ32 страницы
    Cholelitiasis PA
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • DBD BAB I-IV Kejang
    DBD BAB I-IV Kejang
    Документ29 страниц
    DBD BAB I-IV Kejang
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Judul, Hal Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi
    Judul, Hal Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi
    Документ4 страницы
    Judul, Hal Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • DBD Box B
    DBD Box B
    Документ18 страниц
    DBD Box B
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Bab I - Pendahuluan
    Bab I - Pendahuluan
    Документ3 страницы
    Bab I - Pendahuluan
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • DBD Bab I-Iv DBD
    DBD Bab I-Iv DBD
    Документ38 страниц
    DBD Bab I-Iv DBD
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Case THT Edit
    Case THT Edit
    Документ13 страниц
    Case THT Edit
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • DBD Bab I-Iv DBD
    DBD Bab I-Iv DBD
    Документ38 страниц
    DBD Bab I-Iv DBD
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • DBD Box B
    DBD Box B
    Документ18 страниц
    DBD Box B
    ayu novalia
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    ayu novalia
    Оценок пока нет