Вы находитесь на странице: 1из 8

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah


Kemajuan teknologi yang sangat pesat, pada perusahaan manufaktur mengakibatkan
berkurangnya pemakaian tenaga kerja langsung disatu sisi, namun disisi lain memerlukan
pengeluaran investasi yang relative besar untuk menggunakan peralatan modern. Karena
keterbatasan dana masih banyak perusahaan yang menggunakan prosedur yang tradisional untuk
menghadapi kemajuan teknologi itu sendiri. Namun masyarakat di Negara maju seperti Jepang
khususnya komunitas manufaktur mulai mengembangkan suatu system yang disebut Just In
Time, dimana sistem ini dilatar belakangi oleh pemborosan- pemborosan tenaga kerja, ruangan
dan waktu industri, yang terjadi dikarenakan adanya persediaan (inventory) sehingga biaya
produksi menjadi lebih tinggi.
Keunggulan suatu perusahaan terhadap para pesaingnya ditentukan oleh faktor-faktor
yaitu waktu, mutu, biaya dan sumber daya manusia. Waktu merupakan salah satu faktor penentu
unggulan daya saing. Jika suatu perusahaan ingin unggul dari faktor waktu maka perusahaan
harus dapat melayani permintaan konsumen tepat waktu, mengeliminasi atau mengurangi waktu
untuk aktivitas yang tidak bernilai tambah, dan mengefisiensikan waktu untuk aktivitas bernilai
tambah. Salah satu alat agar perusahaan mempunyai keunggulan dari segi faktor waktu adalah
dengan mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep JIT.
Operasi JIT merupakan suatu pendekatan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi
segala macam sumber pemborosan dalam aktivitas produksi, dengan memberikan komponen
produksi yang tepat serta pada waktu dan tempat yang tepat. Dalam pengertian luas, JIT adalah
suatu filosofi tepat waktu yang memusatkan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen-segmen
internal lainnya dalam suatu organisasi.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja sasaran implementasi JIT ?


2. Apa sasaran utama penerapan JIT ?
3. Apa dampak dari penerapan JIT ?
PEMBAHASAN

1. Defenisi Just In Time (JIT)


Just In Time merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki implikasi penting
dalam manajemen biaya. Ide dasar Just In Time sangat sederhana, yaitu berproduksi hanya
apabila ada permintaan (full system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang
diminta, pada saat diminta, dan hanya sebesar kuantitas yang diminta.
Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara
terus menerus untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Menurut Henri
Simamora dalam bukunya Akuntansi Manajemen, Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi
operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang,
personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.

2. Tujuan Strategis Just In Time (JIT)


Tujuan dari adanya manajemen menggunakan dan mengembangkan konsep manajemen
Just In Time dalam perusahaan dapat dirangkum atas beberapa aspek. Adapun tujuan tersebut
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi proses produksi
Peningkatan efisiensi dapat dilakukan terutama melalui pengurangan persediaan barang sehingga
mengakibatkan pengurangan biaya persediaan, atau dengan kata lain meningkatkan perputaran
modal. Biaya persediaan ini sangat tinggi, berkisar antara 20 persen40 persen dari harga barang
pertahun. Efisiensi didapat juga dengan cara mendesain pabrik sedemikian rupa sehingga proses
produksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan aman.
2. Meningkatkan daya kompetisi
Meningkatnya efisiensi dalam proses produksi dengan sendirinya akan meningkatkan daya saing
perusahaan. Hal ini dianggap salah satu tujuan yang paling penting, yaitu suatu tujuan strategis,
karena peningkatan efisiensi berarti penurunan biaya dan ini memungkinkan perusahaan untuk
tetap bertahan dalam persaingan pasar.
3. Meningkatkan mutu barang
Kemitraan pembeli (perusahaan) penjual (penyedia bahan baku) yang dibina dan berlangsung
dalam jangka panjang selalu berusaha untuk melakukan perbaikan secara terus menerus dalam
hal mutu dan biaya barang. Mutu tinggi dari suku cadang atau komponen yang dipasok oleh
pemasok pada gilirannya akan meningkatkan mutu barang yang diproduksi oleh perusahaan.
Kemitraan penjual pembeli memungkinkan melakukan pengendalian mutu suku cadang atau
komponen dengan lebih murah dan lebih handal.

4. Mengurangi pemborosan
Pengurangan pemborosan terutama dalam bentuk barang yang terbuang, karena pada hakekatnya
pemborosan adalah biaya.
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara :
1. Mengeliminasi atau mengurangi persediaan

2. Meningkatkan mutu

3. Mengendalikan aktivitas supaya biaya rendah (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan
laba meningkat)

4. Memperbaiki kinerja pengiriman.

3. Kelemahan Just In Time (JIT)


Satu kelemahan sistem JIT adalah, tingkatan order ditentukan oleh data permintaan
historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan historis maka inventori akan
habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan konsumen.
Perlu kita ketahui bahwa pengimplementasian konsep Just In Time (JIT) dalam
perusahaan juga tidak mudah. Kegiatan produksi akan terhenti dan tenggang waktu pengiriman
tidak terpenuhi apabila salah satu komponen bahan penting hilang atau ditemukan cacat.
Sedangkan pemasok harus mampu menyerahkan bhan baku yang bebas dari cacat pada waktu
dan jumlah yang tepat. Hal ini berarti perusahaan perlu mengandalkan pemasok yang betul-betul
dapat diandalkan dan juga pemasok yang yang sanggup untuk memasok bahan baku dalam
jumlah yang tepat sebelum proses produksi dilaksanakan.
Oleh karena itu disamping konsep Just In Time (JIT) menghasilkan benefit yang tinggi
karena aktifitas evesiensi biaya namun diiringi juga dengan risiko yang tinggi pula. Pilihan ini
tentu saja harus membuat perusahaan berfikir lebih komprehensif sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi segala kemungkin untuk meminimalisir risiko.
CONTOH KASUS

CONTOH KASUS PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN


PT ASTRA HONDA MOTOR

Just In Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap
sumber daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Semua bahan baku dan komponen sebaiknya tiba tepat waktu di lokasi kerja pada
saat dibutuhkan. Produk sebaiknya diselesaikan dan tersedia tepat waktu bagi pelanggan disaat
pelanggan menginginkannya bukan berdasarkan persediaan yang diantisipasi. Hal ini bertujuan
untuk meminimalkan persediaan yang ada sehingga dapat mengeliminasikan biaya penyimpanan
serta sekaligus mengeliminasi perlindungan atas kesalahan produksi dan ketidakseimbangan
yang diberikan oleh persediaan sehingga dapat mengurangi pemborosan.
JIT juga memperhatikan keseluruhan system produksi sehingga komponen yang bebas
dari cacat dapat disediakan untuk tingkat produksi selanjutnya tepat ketika mereka dibutuhkan,
tidak terlambat dan tidak terlalu cepat.
PT Astra Honda Motor telah menggunakan JIT untuk operasi perusahaan sejak tahun
1980. Bayangkan jika perusahaan otomotif besar seperti PT AHM yang memiliki biaya produksi
yang tinggi, daerah pemasaran yang luas, dan konsumen yang banyak tidak menggunakan Sistem
JIT, maka akan terjadi banyak pemborosan. PT AHM dapat menerapkan Sistem JIT lebih
maksimal karena dibantu dengan adanya perkembangan teknologi informasi disetiap jalur yang
akan melakukan proses perencanaan, produksi, pemasaran, dan pengawasan. Sasaran
implementasi JIT yang dilakukan PT AHM yaitu:

1. Persediaan
Sasaran utama dalam penerapan Sistem JIT adalah untuk meminimalisasi persediaan.
Dengan adanya persediaan maka akan dibutuhkannya pengeluaran berupa biaya penyimpanan.
PT AHM telah berhasil untuk meminimalisasi persediaan yang dimiliki. Kelebihan produksi
tidak akan terjadi karena produksi dilakukan berdasarkan permintaan dari pembeli atau pemasok
bukan berdasarkan permintaan yang diantisipasi.
Produksi yang dilakukan PT AHM berdasarkan informasi dari bagian pemasaran yang
menggunakan Enterprise Resource Plannning (ERP) sehingga didapatkan data yang tepat
mengenai berapa banyak produk yang akan diproduksi untuk periode selanjutnya dimana setiap
hasil produksi langsung disalurkan ke pemasok sehingga meminimalisasi bahkan meniadakan
jumlah hasil produksi yang tertahan di gudang persediaan barang jadi dan tentunya akan
mengatasi pemborosan.
Apabila terjadi kelebihan produksi maka tentunya kita akan mengeluarkan biaya
penyimpanan dan biaya antisipasi jika barang tersebut ternyata tidak laku dijual kemudian
mengalami kerusakan karena terlalu lama disimpan di gudang.

Pesanan untuk pembelian suku cadang dilakukan dengan online sedangkan pemesanan
sepeda motor dilakukan melalui faksmili/telepon. Ketika ada pesanan PT AHM akan memasok
bahan baku dari vendor yang dilakukan tepat waktu,jadi ketika bahan baku sampai maka akan
langsung diproses dan setelah jadi maka akan langsung dikirimkan ke main dealer. Hal ini
terbukti sangat ampuh untuk mengurangi persediaan atau over produksi.
2. Waktu Siklus
PT AHM berhasil memangkas pemrosesan menjadi lebih efisien karena proses produksi
dilakukan dalam satu lot. PT AHM memproduksi 1 unit motor dalam waktu 13 menit. Produksi
dilakukan dengan mesin sehingga tenaga manusia dialihkan untuk mengawasi dan menganalisis
jalannya produksi. Sistem JIT telah memangkas waktu tunggu dan membuat setiap aliran produk
menjadi lebih efisien Waktu menunggu terjadi akibat pengaruh kecepatan produksi yang
ditentukan misalnya oleh kuota produksi suatu mesin.
Pada PT AHM produksi dilaksanakan dengan seefisien mungkin dan waktu menunggu
bahkan tidak ada. Untuk memproduksi satu unit produk hanya membutuhkan waktu 13 menit.
Hal ini bisa terjadi karena kemampuan teknologi yang dipakai PT AHM dalam proses produksi.
Kemudian dapat disalurkan langsung ke main dealer sesuai dengan pesanan.
Maka dengan dukungan teknologi dan sumber daya yang dimiliki maka tidak akan menimbulkan
waktu menunnggu karena semua rangkaian produksi berdasarkan perhitungan yang tepat.
Semakin tinggi kecepatan produksi suatu perusahaan maka semakin kecil pula waktu menunggu
untuk suatu produk mengalami proses selanjutnya, begitupun sebaliknya.
3. Perbaikan yang berkesinambungan
PT AHM bisa berkembang dengan pesat karena adanya perbaikan yang
berkesinambungan. Kinerja operasional diukur di tiap-tiap bagian dengan mengaplikasikan
Bussines Intelligent, software dari Cognos. Pengambilan keputusan atas laporan perkembangan
yang berasal dari database akan lebih mudah karena telah terintegrasi dengan sistem yang
dimiliki para pengambil keputusan. Pemantauan terjadinya barang cacat dan sejauh mana
tahapan produksi yang telah dilalui oleh bahan baku akan lebih mudah terpantau karena setiap
bahan baku telah terpasang Bar Code Text. Sistem komputerisasi yang dimiliki PT AHM akan
dapat mendeteksi barang cacat sehingga akan segera dilakukan perbaikan terhadap penyebab
terjadinya barang cacat dan barang cacat tersebut tidak akan melewati tahapan selanjutnya
sehingga tidak ada barang cacat yang akan melewati tahapan selanjutnya. Adanya produk gagal
atau barang cacat adalah salah satu bentuk pemborosan terbesar yang dilakukan oleh perusahaan
manufaktur. Apabila barang cacat diketahui terlebih dahulu maka kerugian yang lebih besar
dapat dihindari dengan menghentikan produksi dan menemukan penyebabnya serta mencari
solusi yang tepat. Perusahaan akan mengeluarkan biaya yang sangat besar apabila barang cacat
tersebut tidak terdeteksi selama produksi sehingga sampai ke tangan konsumen dan baru
diketahui ketika ada keluhan. Mau tidak mau perusahaan harus menarik/mengganti produk
tersebut sehingga dapat dibayangkan besarnya kerugian yang akan dialami, belum lagi citra
produk kita di mata konsumen akan merosot dan akan menurunkan permintaan.
4. Penghapusan pemborosan
Penghaspusan pemborosan dapat dilakukan karena PT AHM telah memenuhi kondisi
sebagai berikut:
- Produksi tidak menyisakan persediaan
- Waktu tunggu minimum, bahkan hampir tidak ada
- Minimalisasi biaya terhadap barang cacat
- Beban kerja yang seimbang dan merata
- Tidak ada interupsi karena kehabisan persediaan dan kualitas buruk.

Ternyata tidak selamanya JIT berdapampak positif. Penerapan JIT pada perusahaan manufaktur
juga akan menimbulkan dampak negatif apabila:
a. Pengiriman bahan baku terlambat sehingga terganggunya proses produksi
b. Kinerja manajer dianggap menurun apabila pengambil keputusan tertinggi masih berorientasi
pada Total Quantity Manufacture
c. Sistem TI sangat berpengaruh pada sistem keseluruhan produksi mengalami kerusakan atau di
hack
Setiap pengambilan keputusan atas perkembangan perusahaan akan memiliki dua dampak yang
berbeda dan akan menimbulkan opportunity cost. Yang paling penting dalam penerapan JIT
adalah penggunaan persediaan seefisien mungkin dan menghindari pemborosan.

PENUTUP
Kesimpulan
JIT (Just In Time) merupakan suatu system yang dikembangkan atas dasar perbaikan dari
kekurangan pada system tradisional. Dimana dalam langkah JIT (Just In Time) pemborosan yang
terjadi dalam system tradisional berusaha untuk mengeliminasi pemborosan-pemborosan biaya
yang timbul akibat banyaknya waktu yang digunakan dalam memproduksi suatu barang
sehingga perusahaan dapat meningkatkan laba dan memperbaiki posisi persaingan perusahaan.
Saran
Perbandingan System Tradisional dengan Sistem JIT (Just In Time) diketahui bahwa
Sistem JIT (Just In Time) memiliki keunggulan dalam penghematan waktu dan biaya dalam
memproduksi barang. Oleh karena itu Manajemen Perusahaan sebaiknya mengambil keputusan
untuk menggunakan Sistem JIT (Just In Time) dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
http://sabilanuraulia261.blogspot.co.id
http://tholibpoenya.blogspot.co.id
http://riskymahira.blogspot.co.id
http://ieunbor.blogspot.co.id/
https://en.wikipedia.org/wiki/Just-in-time_manufacturing

Вам также может понравиться