Вы находитесь на странице: 1из 4

Komentar terhadap opini bpk terhapad laporan keuangan daerah banten pada tahun 2015.

Pada tahun
2015 provinsi banten mendapatkan opini wajar dengan pengecualian (WDP) dari BPK, dikarenakan hal
hal sebagai berikut :

1. Belanja barang dan jasa tahun anggaran 2015, diantaranya anggaran belanja uang saku non PNS
yang digunakan untuk belanja pengawai honorarium, realisasi belanja barang dan jasa pada
Satpol PP yang pembayarannya dengan uang persediaan dipertanggungjawabkan tidak sesuai
dengan pengeluaran uang yang sesungguhnya.

2. Realisasi belanja promosi dan publikasi terdapat kelebihan pembayaran yang telah diungkapkan
dalam laporan BPK Nomor 63/LHP/XVIII.SRG/12/2015 tanggal 29 Desember 2015 atas
pemeriksaan belanja daerah tahun anggaran 2015 pada Pemerintah Provinsi Banten.

3. Aset peralatan dan mesin, diantaranya terdapat kendaraan bermotor dinas yang dikuasai pihak
ketiga dan yang tidak dapat ditelusuri, BPK tidak memungkinkan menerapkan prosedur
pemeriksaan karena ketidakcukupan catatan akutansi; akumulasi penyusutan aset tetap per 31
Desember 2015, diantaranya terdapat nilai penyusutan untuk aset gedung dan bangunan serta
jalan, irigasi dan jaringan belum diyakini kewajaran, dokumentasi dan catatan yang tersedia tidak
memungkinkan BPK untuk menerapkan prosedur pemeriksaan yang memadai.

Opini WDP ini menunjukkan peningkatan atau perbaikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya
yaitu tahun 2014 provinsi banten mendapatkan opini Tidak Menyatakan Pendapat (Disclaimer). Opini
disclaimer yang didapat provinsi Banten tahun 2014 disebabkan oleh banyaknya transaksi oleh provinsi
banten yang tidak dilengkapi dengan dokumen pendukung. Sejumlah permasalahan dalam LKPD
tersebut, antara lain :

1. Belanja perawatan kendaraan bermotor sebesar Rp3,1 miliar pada Biro Perlengkapan tidak
didukung bukti pertanggungjawaban yang valid.

2. Hibah 2014 sebesar Rp246,52 miliar tanpa melalui verifikasi permohonan serta hibah barang dan
jasa pada Dinas Pendidikan sebesar Rp37,30 miliar tidak didukung nota perjanjian hibah daerah
(NPHD) dan berita acara serah terima.

3. Bantuan sosial tidak terencana Rp9,76 miliar yang tidak didukung kelengkapan dokumen
pengajuan.

4. Sistem pengendalian internal atas kas umum daerah tahun 2014 tidak memadai karena ada dana
"outstanding" pada Bank BJB sebesar Rp3,68 miliar yang diakui sebagai belanja tetapi belum
dipindahbukukan. Nilai tersebut berbeda dengan data dari kas daerah yang menyatakan dana
"outstanding" sebesar Rp3,87 miliar serta sejumlah permasalahan lainnya

Dari opini Tidak Menyatakan Pendapat pada tahun 2014 mejadi WDP pada tahun 2015, pemprov Banten
melakukan beberapa peningkatan dalam sistem akuntansinya. Peningkatan yang dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Melantik Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR) dan
mengganti Inspektorat Banten.
2. Memperkuat system akuntansi dengan memberlakukan dokumen pendukung pada setiap transaksi
yang dilakukan.
Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah provinsi jawa timur pada tahun 2015 adalah Wajar
tanpa pengecualian. Provinsi Jawa timur mendapatkan wajar tanpa pengecualian karena

1. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) disusun berdasarkan Standar Akuntansi


Pemerintahan (SAP) yang berbasis Aktrual
2. Kecukupan pengungkapan di dalam Laporan Catatan Atas Peraturan Keuangan.
3. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
4. Dalam pelaksanaan pengelolaan anggaran, tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
yang menimbulkan kerugian negara.
5. Semua tindak lanjut, termasuk tahun-tahun sebelumnya, yang telah direkomendasikan
oleh BPK harus telah dilaksanakan dan diselesaikan.

Opini WTP pada tahun 2015 ini menunjukkan peningkatan dari tahun 2014. Pada tahun 2014 provinsi
jawa timur mendapatkan opini Wajar dengan Pengecualian. Opini WDP ini disebabkan karena dua
masalah yaitu pengendalian kas dan belanja barang dan jasa

Dari opini WDP pada tahun 2014 mejadi WTP pada tahun 2015, pemprov Jawa timur melakukan
beberapa peningkatan dalam sistem akuntansinya. Peningkatan yang dilakukan adalah sebagai berikut

1. Memperbaiki system pengendalian kasnya


2. Memperbaiki siklus belanja barang dan jasa agar lebih akuntabel

Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah Tana toraja pada tahun 2015 adalah Tidak
Wajar. Pemerintah tana toraja mendapataan opini Tidak Wajar disebabkan karena ada
kejanggalan atau sesuatu yang tidak wajar, yang terjadi dalam pengelolaan keuangan pemerintah
kabupaten Tana Toraja tahun 2015, dimana pemerintah dan DPRD setempat tidak membahas dan
mengesahkan APBD Perubahan. Selain itu persoalan yang selalu membelit laporan keuangan
pemerintah daerah Tana Toraja di tahun-tahun sebelumnya, sehingga tidak pernah mendapat
predikat WTP, adalah masalah aset daerah. Persoalan aset ini makin rumit ketika kabupaten
Toraja Utara mekar dan berdiri sendiri.

Opini Tidak wajar ini merupakan penurunan dari opini tana toraja pada tahun 2014. Pada tahun
2014 tana toraja mendapatkan opini WDP. Tana toraja mendapatkan opini WDP pada tahun 2014
karena masih banyak permasalahan yang belum diselesaikan salah satunya pada: Aset dan saldo
aset lainnya.

Penurunan opini ini disebabkan karena masalah asset daerah yang tidak segera diselesaikan.
Masalah asset daerah ini semakin tidak dapat diselidiki dimana keberadaannya dan kurangnya
dokumen kepemilikan akibat adanya pemekaran daerah baru, selain itu juga karena DPRD yang
tidak mengesahkan APBD Perubahan.
Opini BPK terhadap laporan keuangan pemerintah Kabupaten Kupang tahun anggaran 2015
adalah Tidak Menyatakan Pendapat. Kabupaten Kupang mendapatkan opini TMP karena
sejumlah hal yakni Kas di Bendahara Pengeluaran, yaitu sisa kas di bendahara pengeluaran TA
2014 dan tahun sebelumnya yang belum disetorkan ke Kas Daerah, Persediaan, yaitu persediaan
pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebesar Rp1,33 Miliar belum pernah dilakukan
stock opname secara periodic, Investasi Non Permanen, yaitu terdapat dana bergulir berupa sapi
koppel dan betina produktif mulai dari TA 1997 s.d 2010 belum didukung secara lengkap,
penyertaan modal pemerintah pada PD Kantong semen, PD Agrobisnis, PD Kelautan, dan KPN
Sejahtera belum diaudit oleh auditor independen, Aset Tetap, antara lain terdapat aset tetap tanah
milik pemerintah daerah yang belum bersertifikat, masih berupa dokumen penyerahan hak dari
masyarakat minimal sebanyak 221 bidang, Ekuitas, yaitu terdapat selisih sebesar Rp84,86 Miliar
nilai ekuitas per 31 Desember 2015 antara yang tersaji dalam Neraca dengan Laporan Perubahan
Ekuitas; dan Penerimaan dan pengeluaran dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS) belum
disajikan dan diungkapkan memadai dalam laporan keuangan.

Pada tahun sebelumnya kabupaten Kupang mendapatkan opini dari BPK yaitu Wajar dengan
pengecualian. Penurunan ini disebabkan karena adanya temuan yang ditemukan oleh BPK
seperti belum dilakukannya stok opname secara periodic. Asset tetap yang belum memiliki
sertifikat. Terdapat selisih nilai ekuitas.

Вам также может понравиться