Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PORTOFOLIO
KasusPsikiatri
kehilangan minat, dan sering mendengar bisikan-bisikan untuk melakukan bunuh diri
sejak bulan maret 2015. Pasien sering merasa takut,dan curiga terhadap seseorang
karena ingin menyakiti pasien. Pasien mudah marah saat tersinggung, menganggap
orang lain itu mengancam atau mengejek dirinya. Selalu berpikir kalau orang lain
mengatain tubuhnya gendut dan merasa bahwa dirinya sedang hamil.dan dia takut
4. Riwayat Keluarga :
- Ibu kandung pasien mengalami keluhan yang sama seperti pasien.
- Riwayat sakit darah tinggi di anggota keluarga disangkal.
- Riwayat sakit gula di anggota keluarga disangkal.
5. Riwayat Pekerjaan :Pasien tidak bekerja.
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik: Pasien tinggal bersama orang tua angkat,
dan saudara kandungnya. Untuk kebutuhan sehari-hari dari penghasilan ayahnya yang
VA, eds. Kaplan & Sadock`s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 8th ed.
http://resources.unpad.ac.id/unpad
3. Maslim R. (editor). 2002. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari
Hasil Pembelajaran
1. Gejala Klinis Skizofrenia Paranoid
2. Penatalaksanaan dan penangananSkizofrenia Paranoid
1. Subjektif :
Perempuan 33 tahun. Pasien sering merasa sedih, murung, kehilangan minat, dan
sering mendengar bisikan-bisikan untuk melakukan bunuh diri sejak bulan maret
2016. Pasien sering merasa takut,dan curiga terhadap seseorang karena ingin
menyakiti pasien. Pasien mudah marah saat tersinggung, menganggap orang lain itu
mengancam atau mengejek dirinya. Keluhan ini dirasakan oleh pasien sejak pasien
kuliah S1 keguruan. Ketika itu pasien sering merasa tertekan karena merasa jauh dari
orang tua kandungnya dan banyak yang meledek pasien karna kulitnya berbeda
dengan yang lain sehingga merasa kepala pusing, susah tidur, dan mendengar suara
melakukan bunuh diri dengan memotong tangannya, namun bisikan tersebut tidak
dihiraukan oleh pasien. Pasien mengatakan tidak ada seseorang saat ada bisikan
kampus, belakangan ini pasien merasa badannya gendut dan merasakan kalau dia
hamil. Pasien merasa sangat takut apabila dia benar hamil dan orang tuanya
memarahinya. Selain itu setiap saya mengajar saya selalu merasa depresi apalagi bila
2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu : 36,1 o C
Nadi : 96 x/menit , irama : teratur
Respirasi : 22 x/menit
BB : 68 kg
TB : 156 cm
berisi, kesan gizi pasien cukup, rambut panjang, keriting kriwil, dan terkuncir. Muka
tampilan rapih dan tidak kusam, berkulit coklat atau mendekati hitam. Pasien
menggunakan baju dalaman putih dengan blezer berwarna biru tua, rapih.
2. Kesadaran
Compos mentis.
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Keadaan pasien tenang. Pasien spontan banyak berbicara dan bercerita. Pasien tidak
memperlihatkan gerak gerik yang tidak bertujuan, gerak berulang, maupun gerakan
abnormal/involunter.
4. Pembicaraan
Kuantitas : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan dapat mengungangkapkan isi
pasien terkadang bercerita dengan spontan dan tetapi tiba-tiba pasien terdiam, volume
bicara terkadang kuat tetapi kadang lemah, intonasi pasien berbicara epat dan bersuara
keras.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, kontak mata tidak adekuat. Pasien sering kali menjawab pertanyaan
Abdomen : Soefl, datar, BU(+) peristaltic normal, massa (-), distenden (-).
Ekstremitas : akral hangat, CRT 2.
Pemeriksaan Penunjang: -
3. Assessment :
Seorang wanita berumur 33 tahun dibawa ke rumah sakit dengan keluhan murung
dan sedih.Dari hasil wawancara, tidak ditemukan kelainan fisik yang berhubungan
dengan gejala-gejala psikiatrik yang dialami pasien, seperti riwayat trauma atau
gangguan otak. Dengan demikian, diagnosis banding gangguan mental organik (F0)
seperti kaku kuduk, ensefalopati, kejang dapt disingkirkan.. Selain itu, tidak ditemukan
banding gangguan mental akibat penggunaan zat (F1) dapat disingkirkan. Melalui hasil
wawancara, ditemukan adanya gangguan psikotik yang muncul pertama kali saat pasien
berusia 18 tahun yaitu dengan adanya halusinasi auditorik, dan waham curiga yang
menetap lebih dari 2 minggu. Gejala-gejala yang timbul merupakan gejala psikotik dan
karena gangguan penilaian realistis telah menganggu kehidupan dan fungsi global pasien
selama lebih dari 2 minggu. Selama episode psikosis didapatkan adanya perubahan mood
dan perilaku pasien berupa kecenderungan untuk banyak berbicara dan kebutuhan
tidurnya yang kurang. Semua kemungkinan lebih mengarah pada diagnosis skizofrenia
paranoid.
Terapi yang diberikan kepada pasien adalah Psikofarmasi: Risperidone 2x1, 1.
Clozapine 2x1
2. Psiko edukasi
3. Psikoterapi
Kriteria Skizofrenia Paranoid:
Paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
1. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai baik oleh waham
yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas,
ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila
terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
2. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation) yang
berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.
3. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu
(posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
4. Plan :
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid
Diagnosa Multiaksial :
Aksis I: Skizofrenia Paranoid Residual
DD: Gangguan Skizoafektif Tipe Manik.
Aksis II: Belum dapat di evaluasi, butuh observasi lebih lanjut.
Aksis III: Tidak ada kelainan klinis yang bermakna
Aksis IV: Dikucilkan oleh teman kuliah dan merasa tertekan di pekerjaan sekarang
Aksis V: GAF 50
100-91 gejala tidak ada, fungsi max, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81 gejala min, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalh harian biasa
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam social
70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
baik
40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas
berat dalam beberapa fungsi
30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam
hampir semua bidang
20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan
mengurus diri
1. Risperidone 2x1: Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip
kerjanya berbeda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan
antipsikotik konvensional.
2.Clozapine 2x1: Klozapin yang dikenal sebagai generasi pertama antipsikotik golongan
atipikal. Disebut atipikal karena golongan obat ini sedikit menyebabkan reaksi
ekstrapiramidal.
3. THP 2mg 2x1
Edukasi keluarga:
kemudian hari.
2. Meminta keluarganya untuk mendukung pasien pada saat-saat setelah sakit
3. Menjelaskan kondisi dari pasien kepada orang tua dan menjelaskan penyebab dari