0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
3K просмотров8 страниц
Dokumen tersebut membahas formulasi tablet effervescent vitamin C. Tablet ini mengandung vitamin C sebagai zat aktif utama dan campuran asam sitrat, asam tartrat, serta natrium bikarbonat sebagai bahan yang bereaksi membentuk gelembung gas karbon dioksida apabila dilarutkan dalam air. Tujuan pembuatan sediaan ini adalah menghasilkan tablet yang mudah larut dan dapat dikonsumsi.
Dokumen tersebut membahas formulasi tablet effervescent vitamin C. Tablet ini mengandung vitamin C sebagai zat aktif utama dan campuran asam sitrat, asam tartrat, serta natrium bikarbonat sebagai bahan yang bereaksi membentuk gelembung gas karbon dioksida apabila dilarutkan dalam air. Tujuan pembuatan sediaan ini adalah menghasilkan tablet yang mudah larut dan dapat dikonsumsi.
Dokumen tersebut membahas formulasi tablet effervescent vitamin C. Tablet ini mengandung vitamin C sebagai zat aktif utama dan campuran asam sitrat, asam tartrat, serta natrium bikarbonat sebagai bahan yang bereaksi membentuk gelembung gas karbon dioksida apabila dilarutkan dalam air. Tujuan pembuatan sediaan ini adalah menghasilkan tablet yang mudah larut dan dapat dikonsumsi.
b. Kekuatan Sediaan : 500 mg / 700 mg II. Tujuan Praktikum : Untuk Mengetahui Dan Memahami Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Tablet Effervescent Dengan Zat Aktif Vitamin C III. Studi Preformulasi -Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%), praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzene (FI IV: 39) -pKa : 4.7 (at 10 C) (Kortum, 1961) -Ukuran Partikel :- -Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan alkali, ion logam berat, terutama tembaga dan besi, bahan pengoksidasi, metenamin, fenileprin hidroklorida, pyrilamine maleat, salisilamida, natrium nitrit, natrium salisilat, theobromine salisilat, dan picotamide. Selain itu, asam askorbat telah ditemukan mengganggu tes kolorimetrik tertentu dengan mengurangi intensitas warna yang dihasilkan (HOPE: 45) -Stabilitas : Dalam bentuk bubuk, asam askorbat relatif stabil di udara. Dengan tidak adanya oksigen dan zat pengoksidasi lainnya, ia juga stabil terhadap panas. Asam askorbat tidak stabil dalam larutan, terutama larutan alkali, mudah mengalami oksidasi pada paparan udara. Proses oksidasi dipercepat oleh cahaya dan panas dan dikatalisis oleh jejak tembaga dan besi. Larutan asam askorbat menunjukkan stabilitas maksimum sekitar pH 5,4. Larutan dapat disterilkan dengan penyaringan. Bahan curah harus disimpan dalam wadah nonmetalik tertutup dengan baik, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan kering (HOPE: 45). -Koefisien Partisi : - -Dosis : 1 g per hari p.c (OOP ed 6: 327) -Efek Farmakologi : Vitamin C dapat meningkatkan sistem imun dan berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah dan mengobati infeksi dan penyakit lain. Vitamin C membantu melawan bakteri, virus dan penyakit jamur. Vitamin C juga dapat menurunkan produksi histamin sehingga dapat menurunkan potensi alergi, serta terkenal dengan fungsinya sebagai pencegah penuaan (Buringer, 2005). IV. Analisa Permasalahan : - Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang larut air. Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin C dibuat menjadi sediaan peroral karena menurut Gunawan (2009), vitamin c mudah diabsorpsi di saluran cerna. - Vitamin dibuat dalam bentuk tablet karena.. - Tablet effervescent adalah tablet tidak bersalut, mengandung asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan cepat pada penambahan air dengan melepaskan gas karbondioksida. Tablet effervescent diharapkan larut dalam air sebelum diberikan kepada pasien (Lindberg et al., 1992). - Dalam formulasi sediaan effervescent ini diperlukan penambahan zat tambahan berupa campuran natrium bikarbonat dan kombinasi asam sitrat dan asam tartrat. Bila ditambah air, asam dan basanya bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan buih. Menurut Ansel (1989), sediaan effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat daripada hanya satu macam asam saja, karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran. Apabila asam tartrat sebagai asam tunggal, serbuk yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi serbuk. - Bahan pelicin yang digunakan adalah kombinasi Mg stearat dengan konsentrasi 1% dan talk dengan konsentrasi 2%. Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah talk, Mg stearat atau campuran keduanya (Gunsel dan Kanig, 1976). Mg stearat banyak digunakan sebagai bahan pelicin dalam proses pembuatan tablet dan lebih efisien karena dengan jumlah yang sangat sedikit sudah cukup untuk memperbaiki waktu alir serbuk/granul (Sheth et al., 1989). Menurut Syofyan (2015), Mg stearat dengan konsentrasi 1% pada formulasi tablet Ibuprofen lebih cepat terdisolusi dibandingkan dengan Mg stearat konsentrasi 2%. Hal ini disebabkan kombinasi antara magnesium stearat dan talkum sebagai lubrikan adalah 1% : 2%, dimana kadar magnesium stearatnya lebih kecil dibanding formula I dan II, sedangkan kadar talkum tidak mempengaruhi laju disolusi. - Bahan pengikat yang digunakan adalah HPMC - V. Pendekatan Formula : a. Campuran Asam-Basa Alasan Penambahan : Menurut Ansel (1989), serbuk effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam tartrat daripada hanya satu macam asam saja, karena penggunaan bahan asam tunggal saja akan menimbulkan kesukaran. Apabila asam sitrat saja akan menghasilkan campuran lekat dan sukar menjadi serbuk. Selain itu asam sitrat merupakan asam yang paling sering digunakan karena harga yang murah, sangat larut dan dalam bentuk granul yang dapat mengalir dengan bebas. Asam sitrat mempunyai kekuatan asam yang tinggi, sifat alir bagus, tidak begitu higroskopis dibandingkan dengan asam tartrat. Sedangkan apabila asam tartrat sebagai asam tunggal, serbuk yang dihasilkan akan mudah kehilangan kekuatannya dan akan menggumpal. Menurut Purwandari (2007) asam tartrat lebih mudah larut dibandingkan asam sitrat. Selain sumber asam, sumber utama karbondioksida dalam sistem effervescent adalah Natrium bikarbonat. Menurut Siregar (2007), keunggulannya adalah larut sempurna dalam air, tidak higroskopis, tidak mahal, banyak tersedia dipasaran dan dapat dimakan. Menurut Ansel (1989), Natrium bikarbonat (NaHCO3) dipilih sebagai senyawa karbondioksida dalam sistem effervescent karena harganya murah dan bersifat larut sempurna dalam air. Na- bikarbonat juga bersifat non higroskopis dan tersedia secara komersial mulai dari bentuk bubuk sampai bentuk granular dan mampu menghasilkan 52% karbondioksida. 1. Asam Sitrat (HOPE 6th: 181) Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air, sedikit larut dalam eter. Inkompatibilitas : Tidak kompatibel dengan kalsium tartrat alakali dan karbonat alkali tanah dan bikarbonat, asetat dan sulfida. Asam sitrat juga berpotensi meledak apabila dikombinasikan dengan logam berat. Pada penyimpanan sukrosa dapat mengkrisal dari sirup dengan kehadiran asam sitrat. Stabilitas : Asam sitrat dapat kehilangan kristal pada udara kering atau dipanaskan. Konsentrasi : 2. Asam Tartrat (HOPE 6th: 732) Kelarutan : Daya larut asam tartrat dalam pelarut pada 20oC kecuali dinyatakan lain yaitu: Praktis tidak larut dalam Kloroform, larut 1 dalam 2,5 Etanol (95%), larut 1 dalam 250 Eter, larut dalam gliserin, larut 1 dalam 1,7 Metanol, larut 1 dalam 10,5 Propan-1-ol, larut 1 dalam 0.75 Air. Inkompatibilitas : Asam tartrat tidak sesuai dengan perak dan bereaksi dengan logam karbonat dan bikarbonat (dimanfaatkan pada pembuatan sediaan effervescent). Stabilitas : Bahan massal stabil dan harus disimpan di sebuah wadah tertutup di tempat yang sejuk dan kering. Konsentrasi : 3. Natrium Bikarbonat (HOPE 6th: 631) Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol 95% dan eter, larut 1 dalam 11 air (20oC), larut 1 dalam 4 air (100oC), larut 1 dalam 10 air (25oC), larut 1 dalam 12 air (18oC). Inkompatibilitas : Natrium bikarbonat bereaksi dengan asam, asam garam dan banyak garam alkaloidal, dengan evolusi karbon dioksida. Natrium bikarbonat juga dapat mengintensifkan penggelapan dari salisilat. Dalam campuran bubuk, kelembaban atmosfer atau kristalisasi dari air dari bahan lain adalah cukup untuk natrium bikarbonat bereaksi dengan senyawa seperti Asam Borat atau tawas. Dalam campuran cair yang mengandung bismut subnitrat, natrium bikarbonat bereaksi dengan asam yang terbentuk oleh hidrolisis garam bismut. Dalam larutan, natrium bikarbonat telah dilaporkan tidak padan dengan banyak zat obat seperti ciprofloxacin, amiodarone, nicardipine, dan Levofloksasin. Stabilitas : Natrium bikarbonat stabil dalam udara kering tapi perlahan-lahan terurai di kelembaban udara dan karena itu akan disimpan dalam wadah tertutup dengan baik di tempat yang sejuk dan kering. Konsentrasi : 45,8% b. Bahan Pemanis 1. Aspartam Alasan Penambahan : - Aspartam digunakan sebagai agen pemanis kuat dalam produk minuman, produk makanan, dan dalam sediaan farmasi. Aspartam dapat meningkatkan sistem rasa dan dapat digunakan untuk menutupi beberapa karakteristik rasa menyenangkan (HOPE 6th: 49). - Kekuatan pemanis aspartam adalah 180-200 kali dari sukrosa (HOPE 6th: 49). - Bahan pemanis aspartam menyebabkan tablet hisap memiliki kekerasan yang semakin rendah, kerapuhan tinggi dan waktu larut yang lebih cepat (Gusmayadi, 2014). Kelarutan : Sedikit larut dalam air (pada suhu 20oC, pH 4,5-6,0 sebanyak 36%) dan dalam alkohol (pada suhu 25oC sebanyak 0,4%). Praktis tiddak larut dalam diklometana, n-heksan dan dalam metilen klorida (HOPE 6th: 49). Inkompatibilitas : Aspartam tidak sesuai dengan kalsium fosfat dibasa dan juga dengan pelumas magnesium stearat. Reaksi antara aspartam dan gula alkohol juga dikenal (HOPE 6th: 49). Stabilitas :
(HOPE 6th: 49).
Konsentrasi : 0,75% c. Bahan Pengisi 1. Laktosa Alasan Penambahan : Kelarutan : Inkompatibilitas : Stabilitas : d. Pengikat Alasan Penambahan : Kelarutan : Inkompatibilitas : Stabilitas : VI. Rancangan Formula : VII. Perhitungan a. Perhitungan Bahan VIII. Cara Kerja IX. Evaluasi Sediaan a. Uji Organoleptis (Syamsul dan Supomo, 2004) 1) Uji Warna Penilaian warna digunakan dalam pengujian organoleptik karena warna mempunyai peranan pentiing terhadap tingkat penerimaan produk secara visual. 2) Aroma Aroma suatu sediaan dapat dilihat dengan cara mencium aroma yang dihasilkan oleh sediaan yang telah dibuat. 3) Rasa Rasa dinilai setelah serbuk dilarutkan dalam air, dalam hal ini setelah menjadi minuman effervescent. b. Uji Kadar Air
c. Uji Kecepatan Alir dan Sudut Diam
dengan menggunakan stopwatch. Kemudian diukur diameter dan tinggi dari
serbuk yang keluar dari corong dan dihitung sudut diam sediaan granul effervescent (Voight, 1994).