Вы находитесь на странице: 1из 20

KONSEP ASUHAN KEPERAWTAN PADA PASIEN SINDROM GUILLAIN BARRE (POLI

NEURITIS AKUT)

PENGKAJIAN

A. PENGKAJIAN PASIEN
1. AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : Adanya kelemahan dan paralisis secara simetris yangbiasanya dimulai dari
ekstremitas bagian bawah dan selanjutnya berkembang dengan cepat
kearah atas.
Tanda : Kehilangan otot, paralysis flaksit (simetris)
Cara berjalan tidak mantap
2. SIRKULASI
Tanda : Perubahan tekanan darah (hipertensi atau hipotensi)
Disritmia, takikardia atau bradikardia
Wajah kemerahan, diaforesis.

3. INTEGRITAS EGO
Gejala : Perasan cemas dan terlalu berkonsentrasi pada masalah yang dihadapi.
Tanda : Tampak takut dan bingung

4. ELIMINASI
Gejala : Adanya perubahan pola eliminasi.
Tanda : Kelemahan pada otot-otot abdomen.
Hilangnya sensasi anal (anus) atau berkemih dan refleks sfingter

5. MAKANAN DAN CAIRAN


Gejala : Kesulitan dalam mengunyah dan menelan
Tanda : Gangguan pada refleks menelan.

6. NEUROSENSURI
Gejala : Kesemutan yang dimulai dari kaki atau jari-jari kaki dan aelanjutnya terus
naik (distribusi stoking / sarung tangan )
Perubahan rasa terhadap posisi tubuh, fibrasi, sensasi nyeri, dan sensasi
suhu.
Perubahan dalam ketajaman pengelihatan
Tanda : Hilangnya atau menurunnya reflkes tendon dalam
Hilangnya tonus otot, adanya masalah dengan keseimbangan.
Adanya kelemahan pada otot-otot wajah, terjadi petosis kelopak mata
(keterlibatan saraf kranial)
Kehilangan kemampuan untuk berbicara

7. NYERI / KENYAMANAN
Gejala : Nyeri tekan otot ; seperti terbakar , menggangu, sakit, nyeri (terutama
pada bahu, pelvis, pinggang, punggung, dan bokong). Hipersensitif terhadap
sentuhan.

8. PERNAFASAN
Gejala : Kesulitan dalam bernafas dan nafas pendek
Tanda : Pernafasan perut, menggunakan otot bantu nafas, apneu.
Penurunan / hilangnya bunyi nafas.
Menurunnya kapasitas vital paru
Pucat / sianosis.
Gangguan menelan / batuk

9. KEAMANAN
Gejala : Infeksi virus nonspesifik (seperti , infeksi saluran pernafasan ) kira-kira 2
minggu sebelum munculnya tanda serangan.
Adanya riwayat terkena herpes zoster, sinomegalo virus.

Tanda : Suhu tubuh yang fluktuasi (sangat tergantung pada suhu lingkungan)

Penurunan kekuatan atau tonus otot , paralysis atau parestesia.

10. INTERAKSI SOSIAL


Tanda : Kehilangan kemampuan untuk berbicara / berkomunikasi

11. PENYULUHAN / PEMBELAJARAN


Gejala : penyakit sebelumnya (infeksi saluran nafas atas, gastroenteritis); vaksinasi
(campak, influensi polio); keadaan kronis (lupus eritematosus, penyakit
Hodgkin / proses keganasan); pembedahan / anestesia umum, trauma.
Pertimbangan rencana pemulangan :
Mungkin pasien memerlukan bantuan mengenai transportasi, penyiapan
makanan, perawatan diri, dan kewajiban pekerjaan rumah. Mungkin perlu
melakukan perubahan pada tata ruang dan bentuk rumah, dan [emindahan
pusat rehabilitasi

12. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Fungsi lumbal berurutan : memperlihatkan fenomena klasik dari tekanan normal dan jumlah
sel darah putih yang normal dengan peningkatan protein nyata dalam 4 sampai 6 minggu.
Biasanya peningkatan protein tersebut tidak akan tampak pada 4 5 hari pertama, mungkin
diperlukan pemeriksaan seri fungsi lumbal perlu diulang untuk beberapa kali.
Elektromiografi: hasilnya tergantung pada tahap dan perkembangan sindrom yang timbul.
Kecepatan konduksi saraf diperlambat pelan. Fibrilasi (getaran yang berulang dari unit
motorik yang sama) umumnya terjadi pada fase akhir
Darah lengkap : terlihat adanya leukositosis pada fase awal
Foto Rontgen : dapat memperlihatkan berkembanganya tanda-tanda dari gangguan
pernafasan, seperti atelektasis, pneumonia
Pemeriksaan fungsi paru : dapat menunjukkan adnya penurunan kapasitas vital, volume
tidal, dan kemampuan inspirasi.

B. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Mempertahankan / menyokong fungsi pernafasan
2. Meminimalkan / mencegah komplikasi
3. Memberikan dukungan emosional terhadap pasien dan orang terdekat / keluarga
4. Mengendalikan / menghilangkan nyeri
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit prognosis dan kebutuhan pengobatan

C. TUJUAN PEMULANGAN
1. Fungsi pernapasan adekuat sesuai dengan kebuthuhan individu.
2. Kebutuhan akan aktivitas sehari-hari dapat terpenuhi oleh diri sendiri atau dengan bantuan
orang lain
3. Komplikasi dapat dicegah atau dikontrol
4. Kecemasan / rasa takut menurun pada tingkat yang dapat ditoleransi
5. Nyeri menjadi minimal atau terkontrol
6. Proses penyakit atau prognosis dan kemungkinan adanya komplikasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN POLA NAFAS ATAU BERSIHAN JALAN NAFAS
TIDAK EFEKTIF, RISIKO TINGGI TERHADAP

Faktor risiko meliputi Kelemahan / paralisis otot pernafasan.


Kerusakan refleks gag / menelan

Kemungkinan dibuktikan oleh [ Tidak dapat diterapkan ; adanya tanda-tanda dan gejala
membuat diagnosa aktual].

HASIL YANG DIHARAPKAN / Mendemonstrasikan ventilasi adekuat dengan tidak ada


KRITERIA EVALUASI PASIEN tanda distres pernafasan, bunyi nafas bersih, dan GDA
AKAN dalam batas normal.

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Pantau frekuensi, kedalaman dan kesimetrisan Peningkatan disters pernafasan menandakan


pernafasan. Catat peningkatan kerja nafas dan adanya kelelahan pada otot pernafasan dan / atau
observasi warna kulit dan membran mukosa paralisis yang mungkin memerlukan sokongan
dari ventilasi mekanik.

Kaji adanya perubahan sensasi terutama adanya Penurunan sensasi sering kali (walaupun tidak
penurunan respons pada T8 atau daerah lengan selalu) mengarah pada kelemahan motorik;
atas / bahu. seperti kehilangan pada tingkat T8 dapat
mempengaruhi otot interkostal. Oleh karenanya
tangan / lengan yang terkena sering kali
mengarah pada masalah gagal nafas.

Catat adanya kelelahan pernafasan selama Merupakan indikator yang baik terhadap
berbicara ( kalau pasien masih dapat berbicara). gangguan fungsi pernafasan / menurunnhya
kapasitas vital paru.

Auskultasi bunyi nafas, catat tidak adanya bunyi Peningkatan resistensi jalan dan / atau akumulasi
atau suara tambahan seoerti ronki, mengi. sekret akan mengganggu proses difusi gas dan
akan mengarah pada komplikasi pernafasan
(seperti pneumonia).

Tinggikan kepala tempat tidur atau letakkan Meningkatkan ekspansi paru dan usaha batuk,
pasien pada posisi duduk bersandar. menurunkan kerja pernafasan dan membatasi
terjadinya risiko aspirasi sekret.

Evaluasi refleks batuk, refleks gag, atau refleks Jika otot kepala dan otot leher terkena maka
menelan secara periodik. Lakukan oenghisapan evaluasi ulang terhadap refleks tersebut harus
sekret, catat warna dan jumlah dari sekret dilakukan untuk mencegah aspirasi, infeksi
(sputum). Pertahankan puasa jiika diperlukan. pulmonal, dan gagal nafas. Kehilangan kekuatan
dan fungsi otot mungkin menngakibatkan
ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan
dan/atau membersihakn jalan nafas.

Teliti adanya laporan mengenai dispnea, nyeri Pasien inin sangat berisiko mengalami
dada, dan catat adanya peningkatan kegelisahan. embolisme pulmonal (sebagai akibat dari
pengumpulan vaskuler dan imobilisasi), yang
memerlukan intervensi segera dan sokongan
terhadap pernafasan untuk mencegah komplikasi
yang serius atau kematian.

Pantau kapasitas vital, volume tidal, dan Mendeteksi perburukan dari paralisis otot dan
kekuatan pernafasan sesuai kebutuhan. penurunan upaya pernafasan.

Kolaborasi

Lakukan pemantauan terhadap analisa gas Menentukan keefektifaan dari ventilasi sekarang
darah, oksimetri nadi secara teratur. dan kebutuhan untuk / keefektifan dari
inteervensi

Lakukan tinjau ulang terhadap foto ronsen. Adanya perubahan merupakan indikasi dari
kongesti paru dan/atau atelektasis.

Berikan terapi suplementasi oksigen (yang telah Mengatasi hipoksia. Pelembaban terhadap sekret
dilembabkan) sesuai indikasi, dengan (agar mudah dikeluarkan) dan mudah menjaga
menggunakan cara pemberian yang sesuai, kelembaban membran mukosa karena hal
sepereti kanula, masker oksigen, atau ventilator tersebut dapat menurunkan iritasi jalan nafas.
mekanik.

Berikan obat / bantu dengan tindakan Memperbaiki ventilasi dan menurunkan


pembersihan pernafasan, seperti latihan atelektasis dengan memobilisasi sekret dan
pernafasan, perkusi dada, vibrasi, dan drainase meningkatkan ekspansi alveoli paru.
postural.

Berikan terapi melalui tempat tidur kinetik Pergerakan / perubahan posisi yang kontinue
sesuai indikasi. dapat digunakan untuk meningkatkan sisrkulasi
dan oksigenasi dari bagian-bagian paru dan
untuk mobilisasi sekret. Hal ini dapat
menurunkan atelektasis dan risiko terjadinya
infeksi paruy dan/atau emboli.

Mandiri

Siapkan untuk/pertahankan intubasi, ventilator 10% 20% pasien mengalami gangguan


mekanik sesuai kebutuhan. pernafasan yang cukup berarti yang memerlukan
intervensi / sokongan yang terus menerus.

Berikan perawatan trakeostomi jika ada. Mungkin diperlukan untuk penatalaksanaan jalan
nafas dan sekresi. Trakeostomi untuk bicara
mungkin diperlukan untuk memfasilitasi
komunikasi. Meskipun adanya kelemahan pada
otot dan sekret yang timbul terus menerus dan
membatasi keefektifannnya.

DIAGNOSA KEPERAWATAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI [URAIKAN]

Dapat dihubungkan dengan Perubahan resepsi, transmisi, dan/atau integrasi sensori.


Perubahan status organ indera.
Ketidakmampuan berkomunikasi, bicara, atau berespons.
Perubahan kimia (hipoksia, ketidak seimbangan elektrolit)

Kemungkinan dibuktikan oleh Hipoestesia / hiperestesia ; nyeri


Perubahan respons umum terhadap rangsang.
Inkoordinasi motorik.
Gelisah, peka rangsang, ansietasi
Perubahan pola komunikasi.

HASIL YANG DIHARAPKAN / Mengungkapkan kesadaran tentang defisit sensori.


KRITERIA EVALUASI PASIEN Mempertahankan mental/orientasi umum.
AKAN Mengidentifikasi intervensi untuk meminimalkan
kerusakan / komplikasi sensori.

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Pantau status neurologis secara periodik Perkembangan dan munculnya kembali tanda
(seperti kemampuan berbicara, kemampuan dan gejala mungkin sangat bervariasi.
berespons pada perintah yang sederhana dan Perkembangan tersebut sering kali cukup cepat
berespons terhadap stimulasi nyeri ; kesadaran dan mungkin memuncak dalam beberapa hari /
akan keadaan panas/dingin, tumup/tajam). minggu. Proses penyembuhan dimulai 2 4
Laporkan semua penemuan tersebut dalam minggu selekah proses perkembangan penyakit
tatanan yang teratur dan sistematik (dalam berakhir dan kebanyakan secara perlahan.catatan
kardeks atau bentuk lain). yang teratur sangat membantu dalam perawatan
untuk menemukan adanya komplikasi yang
memerlukan intervensi / evaluasi selanjutnya

Berikan alternatif cara untuk berkomunikasi jika Jika gejala tersebut berkembang dengan lambat,
pasien tidak dapat berbicara, seperti metode pasien dapat membantu untuk menciptakan
kedipan (cara non verbal) , dengan papan metode komunikasi alternatif. Jika prosesnya
bergambar atau dengan huruf huruf. cepat ( beberapa jam / beberapa hari), upaya
yang konsisten dan konstan pada semua staf
sangat diperlukan untuk menciptaka komuniaksi
yang efektif .

Berikan lingkungan yang aman (penghalang Kehilangan sensasi dan kontrol motorik
tempat tidur, proteksi terhadap trauma termal). menjadikan pasien perhatiaan untama dari
Catat adanya kekurangan pada papan diruangan pemberi asuhan yang harus mempertahankan
untuk mewaspadakan semua staf lingkungan terapeutik dan mencegah trauma.
mengetahuinya, seperti adanya kehilangan
sensasi dibawah ...............

Berikan kesempatan untuk istirahat pada daerah Menurunkan stimulus berlebihan yang dapat
yang tidak mengalami gangguan dan berikan meningkatkan kecemasan besar dan
aktivitas lain yang sesuai pada batas meminimalkan kemampuan koping.
kemampuan pasien.

Orientasikan kembali pasien pada lingkungan Membantu menurunkan kecemasan dan terutama
dan staf sesuai kebutuhan . sangat bermanfaat jika terjadi gangguan
pengelihatan.

Berikan stimulasi sensori yang sesuai , meliputi Pasien (biasanya sadar) mersa terisolasi total
suara musik yang lembut ; jam (waktu) ; televisi karena terjadi paralisis dadn selama fase
(berita / pertunjukan) ; bercakap-cakap santai. penyembuhuan

Sarankan orang terdekat untuk berbicara dan Membantu orang terdekat merasakan masuk
memberikan sentuhan pada pasien dan untuk didalam hidup pasien (menurunkan perasaan
memelihara keterikatan dengan apa yang terjadi tidak berdaya / tiada harapan) dan menurunkan
pada keluarga kecemasan pasien mengenai keluarga selama
perpisahan tersebut.

Tutup mata dengan cara memutar jika ada Mempertahankan masukan pengelihatan
ptosis. disamping menurunkan risiko terjadinya abrasi
kornea.

Kolaborasi

Rujuk ke berbagai sumber penolong untuk Semua pelayanan mengkoordinasikan usaha


membantu, seperti terapi fisik/terapi okupasi / untuk meningkatkan proses penyembuhan /
terapi wicara, ahli agama, pelayanan sosial, meminimalkan gejala sisa penurunan neurologis.
departemen rehabilitasi.

Bantu melakukan plasmaferesis sesuai Penanganan ini membuang imonoglubulin,


kebutuhan komplemen, fibrinogen dan protein dan fase akut
yang menimbulkan serangan penyakit dan
depresi pernafasan pada pasien klasifikasi
berat jika penanganan dalam dua minggu.

Berikan obat sesuai kebutuhan, seperti :


Gammaglobulin dosis tinggi melalui IV. Suatu hasil riset menyarankan hal ini dapat
meningkatkan respons antibody dalam keadaan
penyakit yang berat.
Kortikosteroid.
Penggunaannya masih kontroversial. Dapat
memperbaiki gejala akut dengan mensupresi
respons autoimun tetapi tidak tampak
memberikan hasil yang diharapkan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN PERFUSI JARINGAN, PERUBAHAN, RISIKO


TINGGI TERHADAP

Faktor risiko meliputi Disfungi sistem saraf autonomik, ysng menyebabkan


penumpukan vaskuler dengan penurunan aliran balik
vena.
Hipovolemia.
Berhentinya aliran darah vena (trombosis).

Kemungkinan dibuktikan oleh [ tidak dapat diterapkan ; adanya tanda-tanda dan


gejala-gejala diagnosa aktual ]

HASIL YANG DIAHARAPKAN / Mempertahankan perfusi dengan tanda vital stabil,


KRITERIA EVALUASI PASIEN AKAN disritmia jantung terkontrol / tak ada.

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Ukur tekanan darah, catat adanya fluktuasi. Perubahan pada tekanan darah (hipertensi berat /
Observasi adanya hipotensi postural. Berikan hipotensi) terjadi sebagai akibat dari kehilangan
latihan ketika sedang melakukan perubahan alur dari saraf simpatik untuk mempertahankan
posisi pasien. tonus vaskuler perifer (disfungsi otonom).
Reflkes pada tekanan darah selama perubahan
posisi (dari satu sisi ke sisi yang lain) dapat
terganggu yang menyebabkan terjadinya
hipotensi postural.

Pantau frekuensi jantung dan iramanya. Sinus takikardi / bradikardi dapat berkembang
Dokumentasikan adanya disritmia. sebagai akibat dari gangguan saraf autonom
simpatis atau tidak adanya hambatan terhadap
rerfleks vagal yang menyebabkan henti jantung.
Disritmia dapat juga terjadi sebagai akibat dari
hipoksia, ketidakseimbangan elektrolit atau
penurunan curah jantung (dampak sekunder pada
gangguan tonus vaskuler dan arus balik vena).
Pantau suhu tubuh. Berika suhu lingkungan Perubahan padsa tonus vasomotor menimbulkan
yang nyaman, berikan atau tanggalkan selimut, kesulitan pada regulasi suhu (seperti ,
gunakan kipas angin ruangan dan sebagainya. ketidakmampuan untuk berkeringat) dan pasien
mungkin akan terpengaruh dengan suhu
lingkungan sekitarnya. Penghangatan dan/atau
pendinginan harus dilakukan dengan hati-hati
untuk mecegah trauma karena kepanasan atau
kedinginan karena banyak pasien kemungkinan
telah mengalami gangguan sensasi.

Catat masukan dan haluaran. Relaksasinya tonus vaskuler, perubahan cairan


ddan penurunan masukan oral dapat menurunkan
volume sirkulasi dan secara negatif akan
mempengaruhi tekanan darah dan haluaran
urine.

Ubah posisi pasien secara teratur. Observasi Perubahan sirkulasi / pengumpulan vaskuler
adanya iritasi pada kulit. Lakukan masase kulit dapat mengganggu perfusi seluler yang
diatas daerah yang menonjol. Pertahankan linen meningkatkan risiko iskemia / kerusakan
tetap kering, dan rata tidak ada lipatan-lipatan. jaringan .
Cuci dan bersihkan kulit dengan sabun yang
lunak dan beri bedak (talk). Berikan pengalas
pada kulit sesuai kebutuhan.

Tinggikan sedikit kaki tempat tidur . berikan Kehilangan tonus vaskuler dan vena yang statis
latihan pasif pada lutut /kaki. Observasi adanya meningkatkan risiko terbentuknya formasi
edema pitting (cekung), eritema atau adanya trombus. Catatan: TVD (yang mungkin hilang
tanda homan positif. sendiri menyebabkan pasien merasa tidak
nyaman) dan menimbulkan emboli paru jika
tidak terdeteksi dan ditangani dengan segera.

Kolaborasi

Berikan pengobatan :
Cairan IV dengan hati-hati dengan sesuai Mungkin diperlukan untuk mengoreksi /
indikasi. mecegah hipovolemia / hipotensi. Tetapi harus
digunakan secara berhati-hati sebab pasien
dengan gangguan tonus vaskuler mungkin
sensitif pada adanya peningkatan yang kecil
dalam volume sirkulasi.

Beri obat seperti anti hipertensi dengan kerja Kadang-kadang digunakan untuk menghilangkan
pendek. hipertensi yang menetap atau gangguan mediasi
autonom.

Heparin. Mungkin digunakan untuk menurunkan resiko


trombofleditis.
Pantau pemeriksaan laboraturium, seperti JDL Hematokrit bermanfaat dalam menentukan
atau Hb / Ht, elektrolit serum. hipofolemia/ hiperfolemia.hiponatremia dapat
berkembang yang mengisyaratkan adanya
komplikasi SIADH.

Berikan matras dengan tekanan pada tempat- Meningkatkan sirkulasi dan mencegah
tempat tertentu (matras angin yang komplikasi pada kulit.catatan : terapi kinetik
bergelombang) , terapi tempat tidur ( tempat diperkirakan secara lebih besar untuk
tidur yang dapat digerakkan / diubah posisinya), meningkatkan perfusi/ fungsi organ dan untuk
sesuai kebutuhan menurunkan komplikasi sebaagai akibat dari
imubilisasi.

Pakailah stoking anti emboli atau alat pemijat Meningkatkan arus balik vena menurunkan
kontinue ; lepaskan sesuai jadwal dengan kedadaan vena statis dan menghindari risiko
interval tertentu. terjadinya pembentukan trombosis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN MOBILITAS FISIK, KERUSAKAN

Dapat dihubungakan dengan Kerusakan neuromuskuler .

Kemungkinan dibuktikan oleh Kehilangan koordinasi ; paralisis parsial / komplet.


Penurunan tonus atau kekuatan otot.

HASIL YANG DIHARAPKAN / KRITERIA Mempertahankan posisi fungsi dengan tak ada
EVALUASI PASIEN AKAN komplikasi (kontraktur, dekubitus)
Meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian yang
sakit.
Mendemonstrasikan teknik atau perilaku yang
memungkinkan melakukan kembali aktivitas yang
diinginkan.

TINDAKAN / INTERVENSI RASIONAL

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji kekuatan motorik / kemampuan secara Menentukan perkembangan / munculnya kembali


fungsional dengan menggunakan skala 0 5 . tanda yang menghambat tercapainya tujuan /
lakukan pengkajian secara teratur dan bandingkan harapan pasien. Catatan : Quadriplegia (paralisis
dengan nilai dasarnya. simetris) umumnya terjadi dan membutuhkan
intervensi yang menyeluruh.

Berikan posisi pasien yang menimbulkan rasa Menurunkan kelelahan, meningkatkan relaksasi
nyaman. Lakukan perubahan posisi dengan jadwal menurunkan risiko terjadinya iskemia / kerusakan
yang teratur sesuai kebutuhan secara individual. pada kulit

Sokong ekstremitas dan persendian dengan


bantal, trokhanter roll, papan kaki. Mempertahankan ekstremitas dalam posisi
fisiologis; mencegah kontraktur dan
kehilangan fungsi sendi.
Lakukan latihan rentang gerak pasif. Hindari
latihan aktif lama fase akut Menstimulasi sirkulasi, meningkatkan tonus
Koordinasikan untuk melakukan latihan yang otot dan meningkatkan mobilisasi sendi.
terus dikembangkan untuk melakukan latihan Catatan: Latihan yang dipaksakan dapat
yang terus dikembangkan dan bergantung pada menimbulkan eksaserbasi gejala yang
tolerasi secara individual, seperti duduk di sisi menyebabkan regresi fisiologis dan emosi.
tempat tidur dengan sokongan, bangkit dari Persendian juga dapat mengalami dislokasi
kursi, dan kemudian ambulansi sesuai sehingga otot mengalami flaksid secara total.
kemampuan. Memaksimalkan tenaga dan mencegah
kelelahan yang berlebihan
Berikan lubrikasi/minyak artificial sesuai
kebutuhan Kegiatan latigan pada bagian tubuh yang
terkena yang ditingkatkan secara
bertahap/terprogram. Meningkatkan fungsi
organ secara normal dan memiliki efek
psikologis yang positif.
Mencegah kekeringan dari jaringan tubuh yang
halus ketika pasien tidak dapat
menutup/mengedipkan mata secara memadai
Kolaborasi

Konfirmasikan dengan/rujuk ke bagian terapi


fisik/terapi okupasi Bermanfaat dalam menciptakan kekuatan otot
secara individual/latihan terkondisi dan
program latihan berjalan dan
mengidentifikasikan alat bantu/brace untuk
mempertahankan mobilisasi dan kemandirian
dalam melakukan aktivitas sehari-hari

DIAGNOSA KEPERAWATAN KONSTIPASI/DIARE, RISIKO


TINGGI TERHADAP
Faktor risiko meliputi : Kerusakan neuromuskuler (kehilangan
sensasi dan reflex anal)
Imobilitas
Perubahan pada masukan diet/cairan

Kemungkinan dibuktikan oleh: [tidak dapat diterapkan; adanya tanda-


tanda gan gejala-gejala membuat diagnose
actual]

HASIL YANG Mempertahankan pola eliminasi usus tanpa


DIHARAPKAN/KRITERIA EVALUASI ileus
PASIEN AKAN :

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Anjurkan pasien untuk minum paling Dapat melembekkan feses dan


sedikit 2000 ml/hari (tentunya jika pasien memfasilitasi eliminasi
dapat menelan)

Berikan privasi dan posisi Fowler pada Meningkatkan usaha evakuasi feses
tempat tidur (jika memungkinkan) dengan
jadwal waktu secara teratur.

Auskultasi bising usus, catat adanya, atau Penurunan atau hilangnya bising usus
tidak adanya atau perubahan bising usus dapat merupakan indikasi adanya ileus
paralitik yang berarti hilangnya motilitas
usus dan/atau ketidakseimbangan
elektrolit. Hiperperistaltik mungkin akan
tercatat jika ada diare sebagai efek
samping dari makanan melalui selang NG
atau karena terapi kinetic.

Catat adanya distensi abdomen, nyeri tekan Dapat mencerminkan perkemangan ileus
(otot abdomen yang lemas).ukur lingkar paralitik atau adanya impaksi fekal
perut sesuai kebutuhan.

Pantau adanya mual, muntah, penghentian Kecepatan perkembangan pada ileus yang
feses komplet dapat bervariasi tetapi dapat
diperkirakan
Periksa kembali adanya kesulitan defekasi Pengeluaran feses secara manual dengan
karena feses yang keras atau karena hati-hati mungkin perlu, yang dilakukan
penurunan/sampai pada tidak adanya feses bersamaan dengan intervensi lain untuk
atau diare menstimulasi pengeluaran feses.

Kolaborasi

Beri obat pelembek fese, supositoria, Mencegah konstipasi, menurunkan distensi


laksatif, atau penggunaan selang rectal abdomen, dan membantu dalam
sesuai kebutuhan keteraturan fungsi defekasi

tingkatkan diet makanan yang berserat atau Membantu dalam mengatur konsistensi
perubahan kecepatan dan jenis dari fekal dan menurunkan konstipasi (diare,
makanan sonde jika ada kebutuhan konstipasi)

Pasang/pertahankan selang NG jika ada


kebutuhan Menurunkan mual dan muntah dan
melakukan dekompresi pada distensi
abdomen yang berhubungan dengan
hilangnya peristaltic, munculnya ileus
paralitik.

DIAGNOSA KEPERAWATAN RETENSI URINARIUS, RISIKO


TINGGI TERHADAP
Faktor risiko meliputi: Kerusakan neuromuskuler (kehilangan
sensasi dan reflex sfingter)
Imobilitas
Kemungkinan dibuktikan oleh: [tidak dapat diterapkan; adanya tanda-
tanda dan gejala-gejala membuat diagnose
actual]
HASIL YANG Mendemonstrasikan pengosongan kandung
DIHARAPKAN/KRITERIA EVALUSI kemih adekuat/tepat waktu tanpa retensi
PASIEN AKAN atau infeksi urinarius

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Catat frekuensi dan jumlah berkemih Memberikan informasi selama pengkajian dari
fungsi kandung kemih

Lakukan palpasi abdomen (di atas suprapubik) Jika reflex sfingter tidak ada, kandung kemih
untuk mengetahui adanya distensi kandung akan penuh dan selanjutnya akan menjadi
kemih distensi

Menganjurkan pasien untuk minum paling tidak Tekanan manual di atas kandung kemih dapat
2000 ml/dalam batas toleransi jantung) dan memfasilitasi pengosongan kandung kemih
termasuk juga minum juice buah tersebut
(contoh:krenberi)

Kolaborasi

Lakukan kateterisasi pada residu urine Memantau keefektifan dari pengosongan


(kateterisasi intermiten) sesuai kebutuhan. kandung kemih

Pasang/pertahankan kateter indwelling sesuai Mungkin diperlukan untuk menanggulangi


kebutuhan adanya retensi urinarius atau smapai terjadinya
resolusi (perbaikan) dari GBS dan adanya
perbaikan adekuat dari control kandung kemih

DIAGNOSA KEPERAWATAN NUTRISI, PERUBAHAN : KURANG


DARI KEBUTUHAN TUBUH, RISIKO
TINGGI TERHADAP
Faktor risiko meliputi: Kerusakan neuromuskuler yang
mempengaruhi reflex gagal/batuk/menelan
dan fungsi GI
Kemungkinan dibuktikan oleh: [Tidak dapat diterapkan: adanya tanda-tanda
dan gejala-gejala membuat diagnisa actual]

HASIL YANG DIHARAPKAN/ KRITERIA Mendemonstrasikan berat badan stabil,


EVALUSI PASIEN AKAN normalisasi nilai-nilai laboratorium, dna tak
ada tanda malnutrisi

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji kemampuan untuk mengunyah, menelan, Kelemahan otot dan reflex yang
batuk, pada keadaan yang teratur hipoaktif/hiperaktif dapat mengindikasikan
kebutuhan akan metode makan alternative,
seperti melalui selang NG dan sebagainya

Auskultasi bising usus, evaluasi adanya distensi Perubahan fungsi lambung sering terjadi
abdomen sebagai akibat dari paralisis/imobilisasi

Catat masukan kalori setiap hari Mengidentifikasi kekurangan makanan dan


kebutuhannya

Catat makanan yang disukai/tidak disukai oleh Meningkatkan rasa control dan mungkin juga
pasien dan termasuk dalam pilihan diet yang dapat meningkatkan usaha untuk makan.
dikehendakinya. Berikan makanan setengah Makanan lunak/setengah padat menurunkan
padat/cair risiko terjadinya aspirasi.

Anjurkan untuk makan sendiri jika Derjat hilangnya control motorik


memungkinkan. Izinkan untuk makan sesuai mempengaruhi kemampuan untuk makan
waktu yang diinginkan /yang menyenangkan sendiri. Harga diri dan perasaan control oleh
bagi pasien untuk terus berusaha sendiri. Beri upaya yang diarahkan sendiri meskipun bila
bantuan/beri makan sesuai kebutuhan sangat terbatas.

Anjurkan orang terdekat untuk ikut Memberikan waktu bersosialisasi yang dapat
berpartisipasi pada waktu makan, seperti meningkatkan jumlah masukan makanan pada
member makan dan membawa makanan pasien
kesukaan pasien dari rumah

Kolaborasi

Berikan diet tinggi kalori atau protein nabati, Memberikan waktu bersoisalisasi yang dapat
seperti eggnog meningkatkan jumlah masukan makanan pada
pasien

Timbang berat badan setiap hari Mengkaji keefektifan aturan diet

DIAGNOSA KEPERAWATAN ANSIETAS (URAIKAN)/KETAKUTAN

Faktor risiko meliputi: Krisis situasional


Ancaman kematian/perubahan dalam status
kesehatan

Kemungkinan dibuktikan oleh: Peningkatan tegangan, gelisah, tak berdaya


Ketakutan, tidak pasti, gelisah
Berfokus pada diri sendiri
Rangsangan simpatis
HASIL YANG DIHARAPKAN/ KRITERIA Menerima dan mendiskusikan rasa takur
EVALUSI PASIEN AKAN Mengungkapkan pengetahuan yang akurat
tentang situasi
Mendemonstrasikan tentang perasaan ayng
tepat dan berkurangnya rasa takut
Tampak rileks dan melaporlan ansietas
berkurang sampai tingkat dapat diatasi

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Tempatkan pasien dekat ruang perawat, periksa Memberikan keyakinan bahwa bantuan sgera
pasien secara teratur. Kaji kembali kemampuan dopat diberikan jika pasien secara tiba-tiba
pasien untuk menggunakan alat panggil lampu menjadi tidak memiliki kemampuan
secara regular

Berikan perawatan primer/hubungan staf Meningkatkan saling percaya pasien dan


perawat yang konsisten. membantu untuk menurunkan kecemasan

Berikan bentuk komunikasi alternative jika Menurunkan perasaan tidak berdaya dan
diperlukan perasaan terisolasi

Diskusikan adanya perubahan citra diri, Membawa perasaan takur secara terbuka,
ketakutan akan kehilanggan kemampuan yang memberikan kesempatan untuk mengkaji
menetap, kehilangan fungsi kematian, masalah persepsi/infirmasi/informasi yang salah dari
mengenai kebutuhan penyembuhan/perbaikan. pasien dan memberikan jalan dalam
pemecahan masalah pada keadaan yang
diharapkan.

Berikan penjelasan singkat mengenai Pemahaman yang baik dapat meningkatkan


perawatan, rencana perawatan dengan pasien kerjasama pasien dalam kebutuhan akan
termasuk orang yang terdekat melakukan aktivitas. Perlibatann pasien dan
juga orang terdekat dalam perencanaan asuhan
akan dapat mempertahankan beberapa
perasaan control terhadap diri atas
kehidupannya yang selanjutnya akan
meningkatkan harga diri.

DIAGNOSA KEPERAWATAN NYERI [AKUT]


Faktor risiko meliputi: Kerusakan neuromuskuler (parestesia,
diestesia)
Kemungkinan dibuktikan oleh: Sensasi nyeri akibat sentuhan kulit halus
Sakit, nyeri tekan pada otot/sendi
Perubahan tonus otot (flaksid, spastic)
Perilaku melindungi

HASIL YANG DIHARAPKAN/KRITERIA Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol.


EVALUSI PASIEN AKAN Mengungkapkan metode untuk meredakan
nyeri.
Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan
relaksasi sesuai indikasi untuk situasi individu.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Evaluasi derajat nyeri/rasa tidak nyaman Menganjurkan pasien untuk


dengan menggunakan skala 0-10. Observasi melokalisasi/mengetahui kuantitas nyeri
adanya tanda-tanda nonverbal dari nyeri yang menunjukkan adanya perubahan,a danya
tersebut (wajah tampak menahan sakit, menarik perbaikan
diri/menangis)

Anjurkan pasien untuk mengungkapkan Menurunkan perasaan terisolasi, marah dna


perasaan mengenai nyeri yang dirasakannya cemas yang dapat meningkatkan nyeri tersebut

Berikan kompres hangat atau dingin, mandi Membantu pasien mendapatkan control
dengan air hangat, berikan masase atau perasaan tidak nyaman secara konstan yang
sentuhan sesuai toleransi pasien secara disebabkan oleh parestesia dan menurunkan
individual kekakuan/nyeri pada otot

Lakukan perubahan posisi secara Membantu menghilangkan kelelahan dan


teratur.berikan sokongan dengan bantal,busa tegangan otot. Catatan: kadang-kadang pasien
atau dengan selimut menghendaki untuk berbaring terlentang dalam
posisi frog-leg (posisi seperti katak)

Berikan latihan rentang gerak secara pasif Menurunkan kekakuan pada sendi

Instruksikan/anjurkan untuk menggunakan Memfokuskan kembali secara langsung dari


teknik relaksasi, seperti visualisasi (menonton), perhatian/persepsi dan meningkatkan koping
latihan relaksasi yang berkembang, bimbingan yang dapat membantu menghilangkan rasa
imajinasi, biofeedback nyeri.

Kolaborasi
Berikan obat analgetik sesuai kebutuhan. Berguna untuk menghilangkan rasa nyeri jetika
Hindari penggunaan narkotika. metode lain yang telah dicoba tidak
memberikan hasil yang memuaskan. Narkotik
(kecuali kodein yang memiliki efek lebih
kecil) harus dihindari jika masih mungkin
karena obat-obat tersebut dapat menekan
pernafasan dan mempunyai efek samping
terhadap saluran pencernaan
Bantu dengan terapi-terapi alternative, seperti Kadang-kadang bermanfaan dalam
ultrasound, diatermia, dan menggunakan unit menghilangkan ketidaknyamanan pada otot.
TENS.

DIAGNOSA KEPERAWATAN KURANG PENGETAHUAN [KEBUTUHAN


BELAJAR] MENGENAI KONDISI,
PROGNOSIS, DAN TINDAKAN

Faktor risiko meliputi: Kurang pemajanan.


Kesalahan interpretasi informasi.
Tidak mengenal sumber informasi.
Kurang mengingat, keterbatasan kognitif.

Kemungkinan dibuktikan oleh: Meminta informasi


Pernyataan salah konsepsi
Terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

HASIL YANG DIHARAPKAN/KRITERIA Berpartisipasi dalam proses belajar.


EVALUSI PASIEN AKAN Mulai perubahan gaya hidup yang perlu dan
berpartisipasi dalam upaya rehabilitasi sebagai
kemampuan individual

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Tentukan tingkat pengetahuan pasien dan Mempengaruhi pilihan terhadap intervensi


kemampuan untuk berperan serta dalam proses yang akan dilakukan
rehabilitasi

Tinjau kembali pengetahuan pasien tentang Pengetahuan dasar merupakan suatu hal yang
penyakit dan prognosisnya. Berikan literature penting untuk membuat pilihan informasi dan
dalam bentuk tulisan mengenai masalah- berpartisipasi dalam upaya rehabilitasi.
masalah tersebut diatas. Meskipun gejala itu telah berlalu, pengaruh sisi
mungkin masih tetap ada selama beberapa
minggu, beberapa bulan bahkan mungkin lebih
lama dari itu.

Anjurkan untuk mengungkapkan apa yang Meningkatkan kemalai pada perasaan normal
dialami, bersosialisasi, dan meningkatkan dan perkembangan hiduonya pada situasi yang
kemandiriannya ada.

Identifikasi tindakan ang aman untuk Menurunkan risiko terjadinya


menemukan deficit sensori-motorik secara trauma/menurunkan sisiko komplikasi yang
individual. sebenarnya masih dapat dicegah.

Bekerja dengna orang terdekat untuk Jika pasien dapat kembali ke rumah, perawatan
menentukan peralatan ayng diperlukan dalam dapat difasilitasi dengan alat bantu untuk
rumah sebelum pasien pulang mobilisasi, makan dan mandi.

Tekankan pentingnya menghindari seseorang Pasien mengalami oenurunan daya tahan


yang mengalami infeksi terutama infeksi pada tubuhnya dan berisiko mengalami infeksi.
saluran pernafasan atas

Instruksikan dan bantu pasien/orang terdekat Meningkatkan kemandirian dan penyembuhan


dalam mempelajari rentang gerak dan latihan yang berkelanjutan. Proses ini seringkali
yang terkondisi, teknik memindahkan, berlangsung 4-6 minggu untuk re-mielinisasi
mekanika tubuh yang baik, penggunaan alat dan sampai 2 tahun jika timbul quadriplegia.
bantu dan sebagainya

Tinjau kembali tanda dan gejala yang Intervensi segera dapat


memerlukan tindakan medis, seperti proses mencegah/meminumalkan komplikasi
infeksi (infeksi saluran kemih, infeksi saluran
nafas atas), retensi urine, konstipasi.

Diskusikan kebutuhan akan control penyakit Perlu sekali untuk memantau perbaikan,
yang rutin mengidentifikasi kebutuhan terapi dan
meningkatkan secara optimal proses
penyembuhan. Penyembuhan biasanya baik,
dengan berbagai derajat kelemahan/atrofi,
meskipun 1/3 mengalami gejala sisa yang
menetap (hiperrefleksia, atrofi, kelemahan otot
bagian distal, paresis pada wajah)

Rujuk pada sumber-sumber yang ada di Dukungan mungkin diperlukan oleh pasien
komunitas, seperti homepice , (pelayanan dalam menata rumah dan sebagainya
sosial, yayasan GBS [bila ada])

Вам также может понравиться