Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
AN INTRODUCTION TO METALLURGY
PROCESSING
MINERAL PROCESSING, METAL WORKING, MATERIAL
IAL TESTING, AND
CORROSION PROTECTION
Metallurgy merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat kimia dari suatu logam dan cara
pemerosesanya mulai dari mineral sampai menjadi produk jadi. Kata Metallurgy sebenarnya
berasal dari bahasa Yunani Metallougos yang merupakan istilah yang digunakan oleh ahli
kimia untuk mendeskripsikan mineral processing atau ekstraksi logam dari mineral. Pada masa
modern istilah metalurgi mulai meluas pengertian dan kajianya menjadi ilmu yang mempelajari
tentang logam, mulai dari proses pengambilanya dari mineral, pengolahan bijih logam,
manufaktur, karakterisasi material, hingga rekayasa material.
Mineral Processing merupakan tahap awal dari pemrosesan material. Mineral processing
atau biasa juga disebut mineral dressing masuk dalam kategori metalurgi ekstraksi. Metalurgi
ekstraksi ini mencakup proses dan metode dari pengekstraksian logam dari tambang mineral di
alam. Yaitu seperti pemurnian mineral, pemisahan, proses-proses kimia, dan ekstraksi logam
murni dari paduanya. Setiap jenis logam membutuhkan metode ekstraksi yang berbeda, oleh
karena itu kajian metalurgi ekstraksi sangat bervariasi dan berkembang tergantung dari jenis-
jenis logam yang tersedia di alam.
1.Pirometalurgi
2. Elektrometalurgi
elektrolisis dan elektrokimia. Proses yang paling umum dalam elektrometalurgi adalah
electrowinning dan electro-refining.
3. Hidrometalurgi
Sedangkan untuk mineral processing sendiri memiliki unit-unit operasi pemrosesan mineral,
beberapa diantaranya sebagai berikut.
1. Penumbukan (comminution)
2. Sizing
Sizing merupakan proses utama dalam pemisahan partikel yang menggunakan dasar
perbedaan ukuran partikel. Salah satu prosesnya yaitu screening, yaitu dengan cara
melewatkan partikel melewati penyaring. Proses screening ini bias dilakukan secara statis
(hanya partikel yang bergerak) ataupun dinamis dengan penambahan goncangan.
3. Concentration
4. Gravity Separation
Flotasi buih merupakan proses yang penting dalam peningkatan konsentrasi mineral. Proses
ini dapat digunakan untuk memisahkan dua partikel yang berbeda dan dilakukan berdasarkan
reaksi kimia permukaan dari partikel.
Pembentukan Logam
Versi Bahasa Indonesia
Sumber : Diadaptasi dari Bondan T. Sofyan, Pengantar Material Teknik.. (Penerbit Salemba Teknika:
2011), Figur 4.8.
1. Proses Deformasi
1. Proses pembentukan dingin ((cold forming) , jika proses dilakukan pada suhu kamar.
2. Proses pembentukan panas ((hot forming) , jika proses dilakukan pada suhu tinggi, di atas
suhu rekristalisasi.
Pada proses pembentukan panas pendeformasian logam menjadi lebih mudah karena
tegangan yang dibutuhkan relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan tegangan yang
dibutuhkan dari proses pembentukan dingin dan logam dapat dideformasi lebih besar. Namun
dalam suhu yang tinggi lapisan kerak (oksida) dipermukaan logam yan
yangg diproses akan mudah
Versi Bahasa Indonesia
terbentuk, dikarenakan pada suhu yang tinggi logam akan mudah teroksidasi oleh udara.
Sebaliknya, permukaan logam yang diproses akan relatif tetap mulus pada proses pembentukan
dingin. Meskipun derajat deformasinya lebih rendah, pada proses pembentukan dingin sifat
mekanis logam akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Figur 1.1 Ilustrasi proses penarikan kawat sebagai proses deformasi logam.
Sumber : http://ardra.biz/wp-content/uploads/2011/10/Zona-Deformasi-Wire-Drawing.jpg
2. Pengecoran
Pengecoran adalah proses fabrikasi logam dengan cara logam dicairkan dan kemudian
dituangkan ke dalam cetakan yang memiliki bentuk sesuai desain yang diinginkan. Teknik
pengecoran umumnya digunakan untuk membuat komponen-komponen yang besar dan memiliki
bentuk rumit, serta sering digunakan pada material yang memiliki keuletan rendah yang tidak
dapat dibentuk pada proses deformasi. Secara ummmum, proses pengecoran relatif lebih
ekonomis jika dibandingkan dengan proses deformasi.
dipanaskan plastik akan meleleh dan meninggalkan lubang cetakan sesuai bentuk yang
diinginkan.
3. Metalurgi Serbuk
Sumber : Diadaptasi dari Alois Schnmetz, fachkunde fur Metallberufe Wekstoffkunde fertigun von
Halbzeugen, Chemische Grundbegriffe, Physikalische Grundbegriffe, Maschinenelemente. (Bohmann Verlag AG,
Wina: 1985). Hal 114.
Setiap konstruksi harus dihasilkan dengan pengorbanan biaya sekecil mungkin, untuk itu
berbagai macam tuntutan harus diselesaikan dengan memilih bahan yang cocok. Oleh karena itu,
sifat-sifat material seperti kekuatan, keuletan kekerasan, dan lain sebagainya harus diketahui dan
tingkah lakunya harus diuji pada persyaratan pengoperasian tertentu. Pengujian material juga
berfungsi untuk menyidik kesalahan bahan yang dapat muncul pada saat pembuatan dan
pengolahan.
Beberapa elemen berbagai cara pengujian material menurut Smallman dijelaskan sebagai
berikut. (Smallman 1999).
1. Uji Tarik
Pada uji Tarik, kedua ujung benda uji dijepit; salah satu ujung dihubungkan
dengan perangkat pengukur beban dari mesin uji dan ujung lainnya dihubungkan ke
perangkat peregang. Regangan diterapkan melalui kepala-silang yang digerakan motor
dan elongasi benda uji ditunjukkan dengan pergerakan relatif dari benda uji.
2. Pengujian kekerasan indentasi
Kekerasan logam, didefinisikan sebagai ketahanan terhadap penetrasi, dan
memberikan indikasi cepat mengenai perilaku deformasi. Alat uji kekerasan menekankan
bola kecil, piramida, atau kerucut ke permukaan logam dengan beban tertentu, dan
bilangan kekerasan (Brinell atau piramida inntan Vickers) diperoleh dari diameter jejak.
3. Pengujian impak
Material mungkin mempunyai kekuatan Tarik tinggi tetapi tidak tahan terhadap
beban kejut. Untuk menentukannya perlu dilakukan ujji-ketahanan-impak. Ketahanan
impak biasanya diukur dengan uji impak Izod atau Charpy terhadap benda uji bertakik
Versi Bahasa Indonesia
atau tanpa takik. Pada pengujian ini beban diayunkan dari ketinggian tertentu dan
mengenai benda uji, kemudian diukur energy disipasi pada patahan.
4. Pengujian creep
Creep adalah aliran plastis yang dialami material pada tegangan tetap. Meskipun
sebagian besar pengujian dilakukan dengan kondisi beban tetap, tersedia peralatan yang
mampu mengurangi pembebanan selama pengujian sebagai kompensasi terhadap
pengurangan penampang benda uji. Pada temperatur yang relatif tinggi, creep terjadi
pada semua level tegangan, tetapi pada temperatur tertentu laju creep bertambah dengan
meningkatya tegangan.
5. Pengujian fatik
Gejala fatik berkaitan dengan perpatahan dini yang dialami logam yang menerima
tegangan rendah secara berulang-ulang. Gejala fatik ini sangat penting pada berbagai
bidang rekayasa (misalnya pada konstruksi pesawat terbang). Telah tersedia berbagai
jennies mesin uji di mana tegangan diterapkan dengan cara tekuk, torsi, Tarik, atau
kompresi.
6. Pengujian keramik
Umumya terhadap keramik tidak dilakukan pengujian-tarik-langsung karena
keramik sangat peka terhadap cacat permukaan. Oleh karena itu, pada keramik dan gelas
diterapkan uji lentur. Pada metode uji lentur tiga-titik dan empat titik, specimen
berbentuk batang ditempatkan pada tumpuan dan dengan hati-hati diterapkan beban dan
laju regangan konstan.
Sumber : http://www.ilmutekniksipil.com/
Kebanyakan logam seiring dengan berjalanya waktu pada permukaanya yang tidak
terlindungi menunjukkan perubahan-perubahan, yang dalam banyak kasus mengakibatkan
penguraian yang melaju dari luar ke dalam, perusakan ini disebut korosi. Penyebab korosi ini
berupa kejadian yang sebagian bersifat kimiawi murni, sebagian lagi bersifat elektrokimia.
Korosi kimia murni terjadi akibat pengaruh zat asam udara (oksidasi) seperti juga asam, laruta
alkali, dan garam (Schnmetz, 1985). Sedangkan korosi elektrokimia berdasarkan atas
penguraian logam oleh arus galvanis halus. Peristiwa ini dapat terjadi jika terdapat dua benda
logam yang berlainan dan dapat berfungsi seperti sebuah unsur (elemen) galvanis (Schnmetz,
1985).
Secara umum beberapa cara untuk melindungi permukaan dari korosi diuraikan sebagai berikut
(Schnmetz, 1985).
1. Peminyakan dan penggemukan dengan minyak mineral bebas asam atau suatu pelaburan
dengan lak yang dapat dicuci.
2. Laburan, yaitu dengan menghamparkan satu atau beberapa kali bahan pelabur sebagai
lapisan dasar, antara, atau penutup.
3. Selubung bahan tiruan , selubung ini merupakan sebuah lapisan yang kedap udara
dengan tebal yang sesuai dengan keiinginan. Penerapaya sangat cocok pada tenunan
kawat, wadah industri bahan pangan, dan perlindungan bagian-bagian mesin pada
pengiriman jangka panjang.
4. Selubung ter,pek, atau aspal, selubung ini dilaburkan pipa baja yang diinstalasikan dalam
tanah.
5. Pengemailan, Lapisan email terdiri atas bubuk gelas dan zat warna yang dikenakan pada
permukaan benda kerja yang polos melalui penyelupan atau penyemprotan dan dibakar
dalam tanur pengemailan pada suhu 600oC-900oC.
6. Perlindungan permukaan secara kimiawi, yaitu perlindungan korosi dengan cara
melapisi material dengan larutan kimia yang dapat memberikan ketahan terhadap korosi
seperti minyak cat, minyak mineral, asam belerang, dan etsa.
7. Selubung logam, Logam pelindung yang cocok dihamparkan pada permukaan yang akan
dilindungi melalui penyelupan,penyemprotan,penggilingan (pemelatan) atau dengan
galvanisasi.
Versi Bahasa Indonesia
Versi Bahasa Indonesia
REFERENSI