Вы находитесь на странице: 1из 3

KETERKAITAN ANTARA DNA, GEN DAN KROMOSOM

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa
latin), artinya suku bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara Etimologi kata
genetika berasal dari kata genos dalam bahasa latin, yang berarti asal mula
kejadian. Genetika adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi
hayati dari generasi kegenerasi. Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu
pengetahuan dimulai menjelang akhir abad ke-19 ketika seorang biarawan
Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil melakukan analisis yang
cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sebenarnya,
Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan percobaan-percobaan
persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya yang melihat
setiap individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel mengamati
pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti.
Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan
utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan,
dan Mendel pun diakui sebagai bapak genetika. Genetika perlu dipelajari, agar
kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri serta setiap makhuk
hidup yang berada dilingkungan kita. Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan
murni, bisa pula sebagai ilmu pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan
murni ia harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan dasar lain seperti kimia, fisika
dan metematika juga ilmu pengetahuan dasar dalam bidang biologi sendiri
seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi, embriologi, taksonomi
dan evolusi. Contohnya, dalam biologi sel membahas tentang hubungan
Retikulum Endoplasma dengan Sintesis Protein. Dimana akan terjadi
pencocokkan kode-kode genetika.
Gen dan kromosom merupakan materi genetik dalam bentuk kode-kode
informasi dibawa dalam untaian kromosom yang berbeda dlam inti sel. Gen
atau unit gen mengandung cetak biru (blueprint) atau kode biologis yang dapat
mengekspresikan diri atau menghasilkan fenotip. Umumnya banyak sekali gen
pada kromosom tubuh. Dilihat dari ragam alelnya mulai dari hanya satu pasang
sampai beberapa alel terdapat pada satu locus. Aksi gennya berbeda-beda,
dapat dalam bentuk aksi aditif atau non aditif. Pada aksi gen aditif akan
menghasilkan pengaruh yang seimbang terhadap fenotip, sedangkan pada aksi
gen non aditif kemungkinan satu gen akan memberikan pengaruh yang lebih
besar dibandingkan yang lain.
Definisi gen adalah bagian kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA)
dalam kromosom, yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri genetis suatu
makhluk hidup. Gen diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui
suatu proses reproduksi. Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan
bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga. Gen terdapat
berpasangan dalam satu lokus pada kromosom homolog. masing-masing gen
dalam pasangan itu disebut alel. Kedua alel dapat membawa ciri sifat yang
sama atau berbeda, misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai
pendek dan telah berevolusi sejalan dengan sejarah genetika. Pada konsep
Mendelian, suatu gen digambarkan sebagai unit penurunan sifat yang
mempunyai ciri-ciri tersendiri yang mempengaruhi karakter fenotipik. Morgan
dan koleganya menempatkan gen-gen seperti itu pada lokus-lokus tertentu di
dalam kromosom dan bahwa ahli-ahli genetic menggunakan lokus sebagai
nama lain untuk gen. Kemudian para ahli lainnya melihat suatu gen sebagai
daerah urutan nukleotida spesifik di sepanjang molekul DNA. Akhirnya para ahli
menggunakan defenisi fungsional dari gen sebagai urutan DNA yang mengkode
rantai polipeptida tertentu. Walaupun demikian defenisi satu gensatu
polipeptida harus diperbaharui dan diterapkan secara selektif. Sebagian besar
gen-gen eukariotik terdiri dari segmen bukan pengkode (intron), jadi sebagian
besar gen-gen ini tidak memiliki segmen-segmen pasangannya di dalam
polipetida. Bentuk fisik gen ialah urutan DNA yang menyandi suatu protein,
polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang
memilikinya. Namun demikian, untuk sebagian besar gen, tetap ada gunanya
untuk mempertahankan ide satu gen satu polipeptida. Dalam kajian genetika
dogma sentral biomolekuler bagaimana sebuah Kodon (gen) diekspresikan
melalui replikasi menjadi DNA dan selanjutnya transkripsi menjadi RNA
kemudian translasi menjadi Protein. Protein pada akhirnya, menghasilkan
fenotipe organisme yang diamati.
DNA/ADN (Deoxyribonucleid acid/Asam deoksiribosa nukleat) adalah
substansi dibalik adegium sejenis menghasilkan sejenis. Asam
deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA merupakan sejenis asam nukleat
yang tergolong biomolekul utama penyusun berat kering setiap organisme. Di
dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel. DNA merupakan molekul
paling terkenal saat ini, karena molekul ini merupakan substansi penurunan
sifat. DNA merupakan suatu polimer heliks ganda yang terdiri dari nukleotida,
setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen; satu basa nitrogen, satu gula
pentose yang disebut deoksiribosa, dan satu gugus fosfat. Basa nitrogennya
bisa adenine (A), timin (T), guanine (G), atau sitosin (S). adenine dan guanin
adalah purin, basa nitrogen dengan dua cincin organik. Sebaliknya, sitosin dan
timin adalah anggota famili basa nitrogen yang dikenal sebagai pirimidin, yang
mempunyai satu cincin tunggal. DNA merupakan materi genetik sel, pernyataan
ini telah dibuktikan dengan berbagai percobaan. Bukti lainnya, sebelum
mengalami mitosis, sel eukariotik dengan tepat menggandakan kandungan
DNA-nya, dan selama mitosis, DNA ini akan terdistribusi tepat sama ke dua sel
anaknya. Selain itu, kromosom diploid mempunyai DNA dua kali lebih banyak
daripada kromosom haploid yang ditemukan di dalam gamet-gamet organism
yang sama. Bukti lainnya hasil penelitian Erwin Chargaff, pada tahun 1974 ia
melaporkan bahwa komposisi DNA berbeda-beda antara satu spesies dengan
spesies lainnya. Dalam satu spesies apapun yang dipilih, banyaknya keempat
basa nitrogen tidaklah sama tetapi hadir dalam rasio yang khas. Chargaff juga
menemukan adanya keteraturan yang agak ganjil dalam rasio dari basa-basa
nukleotida ini. Dalam DNA setiap spesies yang dipelajarinya, jumlah adenine
kurang lebih sama denga timin, dan jumlah guanine kurang lebih sama dengan
sitosin. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang
berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu
2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan
fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon
kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah
gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana
informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma
yang berarti warna dan soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas dua
bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom
berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen
berjumlah dua buah (sepasang). Kromosom adalah pembawa gen yang
terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom terdiri dari DNA, RNA (asam ribo
nukleat) dan protein. Kromosom homolog (2n) adalah kromosom yang terdapat
berpasangan dan memiliki struktur dan komposisi yang sama. sel yang memiliki
2n kromosom (kromosom homolog) disebut sel diploid. Bila tidak berpasangan
kromosom diberi simbol n kromosom. Sel dengan n kromosom adalah sel
haploid, misalnya sel kelamin jantan saja atau sel kelamin betina saja. Sel
manusia diperkirakan memiliki 50.000 sampai 100.000 gen sekitar 20 kali
lebih banyak daripada bakteri umumnya. Terlebih lagi, genom-genom manusia
dan eukariota lainnya juga memiliki begitu banyak DNA yang tidak bertugas
memprogram sintesis RNA atau protein. Keseluruhan masa DNA harus
direplikasi secara tepat dalam setiap tahapan siklus sel. Mengelola DNA yang
jumlahnya begitu banyak ini memerlukan pengaturan yang tepat. Baik pada
prokariota maupun eukariota, DNA berikatan dengan protein, pada sel
eukariotik kompleks DNA-nya, disebut kromatin. Selama interfase, kromatin
biasanya membentang sangat panjang di dalam nukleus (tampak seperti
benang). Ketika sel pada stadium interfase diwarnai, kromatin terlihat seperti
suatu massa yang berwarna dan tampak hablur. Namun ketika sel bersiap-siap
untuk melakukan mitosis, kromatinya akan menggulung dan melipat (memadat)
membentuk sejumlah kromosom tebal dan pendek yang dapat telihat dengan
mikroskop cahaya. Protein histon merupakan protein yang bertanggung jawab
untuk tahap pertama pengemasan DNA pada kromatin eukariotik. Massa histon
dan DNA kira-kira sebanding. Histon memiliki asam-asam ini terikat kuat pada
DNA yang bermuatan negative (dari gugus fosfat). Pembelahan (reduksi) dan
separasit (berpisah) secara bebas yang dialami masing-masing pasangan
kromosom merupakan 2 aspek penting dalam genetika. Yang dimana kedua
proses tersebut merupakan Hukum Mendel yang penting. Law Of Independent
Segregation merupakan terjadinya segresi bebas, dimana sepasang gen atau
sepasang kromosom akan membelah/terpisah dalam meiosis. Law Of
Independent Assortment merupakan terjadinya persatuan (terbentuk
pasangan baru) secara bebas.

NAMA : UYUN
SAKINAH
NIM : 2015.65.048
JURUSAN : MSP

Вам также может понравиться