Вы находитесь на странице: 1из 18

PROSES PEMBUATAN YOGURT YANG BAIK DAN BENAR

Proses Fermentasi Yoghurt

Susu terfermentasi dapat dibuat melalui beberapa cara


yaitu menambahkan enzim-enzim untuk proses fermentasinya
atau menambahkan mikrobia yang dapat melakukan proses
fermentasi susu, cara yang pertama sangat mahal karena enzim-
enzim yang harus ditambahkan jumlahnya lebih dari satu dan
harus diberikan dalam kondisi tingkat kemurnian tinggi. Oleh
sebab itu cara penambahan mikrobia yang dipilih, karena
mikrobia tersebut secara alami terdapat pada susu, kita hanya
tinggal mengisolasinya menjadi biakan murni untuk selanjutnya
diperbanyak dan ditambahkan pada susu yang difermentasi.
(Septia,2010)

Yogurt dibuat dengan bantuan dua jenis bakteri


menguntungkan, satu dari keluarga lactobacillus yang berbentuk
batang (Lactobacillus bulgaricus) dan lainnya dari keluarga
streptococcus yang berbentuk bulat (Streptococcus
thermophilus). Kedua bakteri yogurt ini merupakan bakteri
penghasil asam laktat yang penting peranannya dalam
pengaturan mikroflora usus. Saat bertumbuh di usus,
Lactobacillus bulgaricus dan S. thermophilus mampu
menciptakan keadaan asam yang menghambat bakteri lain.
Bakteri penyebab penyakit yang umumnya tak tahan asam tak
mampu bertahan di lingkungan bakteri yogurt. Sementara
bakteri lain yang memang seharusnya melimpah dirangsang
untuk bertumbuh. Sehingga mikroflora dalam usus didorong
mendekati keadaan seimbang yang normal. Banyak penelitian
menunjukkan bahwa bakteri dalam yogurt dan susu fermentasi
ulain memberi ekstra manfaat bagi tubuh. Bakteri yogurt
membutuhkan kondisi pertumbuhan yang cocok terutama suhu
yang tepat. Umumnya bakteri tumbuh baik pada keadaan
hangat. Bakteri yogurt S. thermophilus dan L. bulgaricus paling
cepat tumbuh di sekitar suhu 40 44C (bergantung pada
galurnya). Jika suhu terlalu rendah bakteri akan berkembang biak
lambat atau tidak sama sekali. Sementara jika suhu terlampau
panas bakteri bisa rusak dan mati. Bahaya lain, yaitu
merajalelanya mikroba lain yang kondisi optimumnya di suhu
lebih tinggi atau rendah. Karena lebih cepat berkembang biak di
suhu tersebut, jumlah mikroba penyusup tadi dapat menyusul
bahkan menyisihkan bakteri yogurt semula. (Widodo,2002)
Adapun tahap tahap pembuatan yogurt adalah seperti berikut
ini (Septia, 2010):

1. Susu segar dipanaskan sampai suhu 90 C dan selalu diaduk


supaya proteinnya tidak mengalami koagulasi. Pada suhu
tersebut dipertahankan selama 1 jam. Apabila dilakukan
pasteurisasi maka suhu pemanasannya adalah 70 75 C . Jika
hal ini yang dilakukan, maka pemanasan dilakukan sebanyak dua
kali.

2. Setelah dipanaskan, selanjutnya dilakukan pendinginan


sampai suhunya 37- 45 C. Pendinginan tersebut dilakukan
dalam wadah tertutup.

3. Setelah suhu mencapai 37-45 C maka dilakukan inokulasi /


penambahan bakteri ke dalam susu tersebut sejumlah 50 60
ml/liter susu. Penambahan bakteri dilakukan dengan teknik
aseptic (di dekat api).

4. Setelah ditambah bakteri, selanjutnya diperam pada ruangan


hangat (30-40 C), dalam keadaan tertutup rapat selama 3 hari.

5. Tahap selanjutnya adalah filtrasi. Hal ini dilakukan untuk


memisahkan bagian yang padat / gel dengan bagian yang cair.
Pada waktu pemisahan ini diusahakan dilakukan di dekat api
sehingga bagian yang cair (sebagai stater berikutnya) terhindar
dari kontaminasi. Bagian yang padat inilah yang siap dikonsumsi
(yoghurt). Bagian yang cair berisi bakteri Lactobacillus sp yang
dapat digunakan untuk menginokulasi susu yang segar.

6. Supaya yogurt lebih lezat rasanya dapat ditambah dengan


potongan buah buahan yang segar, cocktail, nata de coco atau
dibekukan menjadi es, dapat pula dicampur dengan berbagai
buah-buahan untuk dibuat juice (minuman segar).

Sebagian besar senyawa alam terdegradasi oleh beberapa jenis


mikroba dan bahkan banyak senyawa buatan manusia juga
diserang oleh bakteri. Terjadi dalam lingkungan tanpa oksigen
(atau kondisi untuk reaksi redoks yang cocok), degradasi ini
mengakibatkan terjadinya fermentasi.

Meskipun banyak metode yang menggunakan bakteri untuk


melakukan fermentasi terhadap senyawa organik, tetapi pada
dasarnya yang terjadi pada semua fermentasi adalah NAD+
hampir selalu direduksi menjadi NADH.
Metabolisme yang melibatkan oksidasi substrat, elektron dari
molekul organik akan paling sering diberikan ke NAD. (Hal ini
berlaku baik dalam fermentasi dan respirasi). Di bawah ini
ditampilkan contoh pengurangan NAD

oksidasi gliseraldehida-3-fosfat untuk 1,3


bisphosphoglycerate. Elektron akan dihapus dari karbon
dilambangkan dengan warna merah dan disumbangkan ke
NAD +.

Fermentasi menghasilkan banyak NADH. Akumulasi NADH


menyebabkan masalah pad areaksi anaerob. NADH yang terlalu
banyak akan mencegah oksidasi lebih lanjut dari substrat karena
kurangnya + NAD untuk menerima elektron. Dalam jalur
fermentasi banyak, langkah-langkah setelah produksi energi
dilakukan sebagian untuk menyingkirkan NADH tersebut. Piruvat
sebagai perantara penting Banyak reaksi yang pada akhirnya
menghasilkan piruvat. Piruvat adalah perantara yang berharga
karena dapat digunakan untuk sintesis sel dan enzim yang
berbeda dapat bertindak di atasnya. Ini memberikan fleksibilitas
mikroba.

Energi berasal dari Substrat-Tingkat Fosforilasi (SLP) Substrat


diubah menjadi senyawa terfosforilasi dan dalam reaksi
selanjutnya fosfat energi tinggi ditransfer ke ATP.

Fermentasi dapat melibatkan setiap molekul yang dapat


mengalami oksidasi. Substrat umum termasuk gula (seperti
glukosa) dan asam amino. Produk khas tergantung pada substrat
tetapi bisa termasuk asam-asam organik (asam laktat, asam
asetat), alkohol (etanol, metanol, butanol), keton (aseton) dan
gas (H2 dan CO2)

Preparasi Pembuatan Yoghurt

Selain dibuat dari susu segar, yoghurt juga dapat dibuat dari
susu skim (susu tanpa lemak) yang dilarutkan dalam air dengan
perbandingan tertentu, tergantung kepada kekentalan produk
yang diinginkan. Selain dari susu hewani, belakangan ini yoghurt
juga dapat dibuat dari campuran susu skim dengan susu nabati
(susu kacang-kacangan). Sebagai contoh, yoghurt dapat dibuat
dari kacang kedelai, yang sangat populer dengan sebutan
soyghurt. Yoghurt juga dapat dibuat dari santan kelapa, yaitu
yang disebut dengan miyoghurt.

Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan


menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus. Kedua macam bakteri tersebut akan
menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan
berbagai komponen aroma dan citarasa. Lactobacillus bulgaricus
lebih berperan pada pembentukan aroma, sedangkan
Streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan
citarasa yoghurt. Yoghurt yang baik mempunyai total asam laktat
sekitar 0,85-0,95%. Sedangkan derajat keasaman (pH) yang
sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah sekitar 4,5.

Langkah-langkah dalam pembuatan yogurt dapat diterangkan


dari yang paling mudah dan sederhana hingga yang menyerupai
produk komersial. Cara yang paling sederhana untuk pembuatan
yogurt, bahan yang diperlukan hanyalah susu dan bibit yogurt,
serta peralatan dapur sederhana seperti panci dan sendok.
Segala macam jenis susu dapat digunakan untuk pembuatan
yogurt, mulai dari susu sapi dan kambing, kuda dan unta, susu
nabati dari kedelai, kecipir, almond, kacang tanah, santan, dan
sebagainya. Variasi susu yang digunakan dapat berupa susu
segar, susu cair dalam botol/karton, susu krim, susu skim, atau
susu bubuk yang telah dicampur kembali dengan air. Meski
demikian, sebaiknya tidak menggunakan susu kental manis
karena terlalu banyak mengandung gula. Juga perlu diperhatikan
bahwa ada produk susu cair dan bubuk yang mengandung
pengawet, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yogurt.
Jenis susu seperti demikian tidak dapat dijadikan yogurt.

Secara prinsip cara pembuatan yogurt dari susu nabati seperti


susu kedelai sama saja seperti pembuatan yogurt lain, yaitu
dengan menambahkan sejumlah bibit yogurt pada susu. Hanya
saja, karena yogurt kedelai yang sudah jadi lebih sukar diperoleh,
untuk pembuatan pertama terpaksa digunakan bibit yogurt dari
susu sapi. Yogurt kedelai sedikit lebih encer daripada yogurt susu
sapi. Pembuatan yogurt memerlukan suhu fermentasi yang
kurang lebih konstan. Karena suhu ruangan tempat menyimpan
yogurt lebih dingin (25C) dibandingkan suhu fermentasi yang
seharusnya (4044C), maka susu akan menjadi dingin. Suhu
konstan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti alat
pembuat yogurt listrik, menggunakan bola lampu dan kotak
kardus atau menggunakan baskom dan air hangat. Cara yang
paling praktis adalah yang pertama, karena di dalam alat
tersebut terdapat pengukur suhu dan pemanas otomatis untuk
menjaga suhu.

Apabila tidak ada alat pembuat yogurt, dapat digunakan cara


yang kedua yaitu menggunakan bola lampu dan kotak kardus.
Tempat yang berisi susu hangat yang telah diberi bibit yogurt
dimasukkan ke dalam kotak kardus. Kemudian digantung sebuah
bola lampu 60 watt di dekat wadah untuk menghangatkan susu.
Suhu di dalam kotak kardus harus selalu diperiksa dengan
termometer. Suhu optimum harus berada sekitar 4245C, yaitu
12C lebih tinggi dari suhu fermentasi. Jika terlalu panas atau
dingin, letak bola lampu dapat diatur (atau diganti ukuran
wattnya). Jika cara pertama dan kedua tidak memungkinkan,
dapat digunakan air penghangat. Susu hangat yang telah diberi
bibit diletakkan dalam panci logam. Panci dimasukkan ke baskom
atau ember yang lebih besar. Kemudian air hangat (4245C)
dituangkan di sekeliling panci hingga mencapai tepian. Air yang
digunakan dijaga jangan sampai masuk ke susu. Sekitar
setengah jam sekali, air yang telah dingin dihangatkan kembali
dengan menambahkan sedikit air panas. Suhu air selalu diukur
dan diatur agar berkisar 4245C kembali. Kegiatan ini selalu
diulangi dengan jangka waktu setengah jam kemudian hingga
yogurt jadi. Penggunaan bibit serbuk diperlukan untuk memulai
(starter) jika tidak tersedia yogurt jadi. Selanjutnya untuk
beberapa kali pembuatan, dapat mengambil bibit dari yogurt
hasil sebelumnya. Saat kualitas yogurt mulai menurun barulah
kembali menggunakan bibit serbuk. Yogurt menggumpal
disebabkan selain butiran lemak dan air, susu juga terdiri dari
bola-bola protein kecil yang disebut misel. Letaknya berjarakan
satu dengan yang lain. Jika suasana susu tidak asam,
bertabrakan pun misel-misel ini berpantulan dan memisah
kembali. Tapi saat susu menjadi asam oleh asam laktat dari
bakteri yogurt, misel seolah-olah lengket dan ketika bertabrakan
terbentuklah jaring-jaring yang memerangkap air. Dalam
pengamatan, susu nampak menggumpal.

Secara umum ada dua jenis yogurt yang bisa dibuat yaitu
setengah padat dan cair. Yogurt setengah padat bentuknya
seperti tahu dan tidak diaduk. Untuk pembuatan yogurt setengah
padat ini dibutuhkan susu yang kental, yang kandungan
padatannya banyak, biasanya dengan menambahkan sejumlah
susu skim padat ke dalam susu murni atau dengan membiarkan
sebagian air dari susu menguap saat dipanaskan. Sedangkan
yogurt cair, bentuknya encer dan dapat diminum karena
kandungan padatan susunya lebih rendah. Malah yogurt cair ini
dapat lebih encer dibandingkan susu murni.\

Perbedaan komposisi antara yogurt padat, sedang, dan


encer (cair)

Sumber : Widodo (2002).

Standard Nasional indonesia Yoghurt


(SNI 2981:2009)

Sebab-sebab kegagalan pembuatan yoghurt

Kegagalan pembuatan yogurt merupakan peristiwa yang umum


terjadi. Sebab-sebab kegagalan dan cara mengatasinya dapat
dilihat pada Tabel 3.4. Apabila masih mengalami kegagalan,
maka perlu diperhatikan penggantian bahan yang dicurigai
membuat gagal (baik dari susu atau bibitnya) dengan yang baru
dari tempat atau sumber lain. Patut pula diperhatikan
kebersihan.

Cara Mengatasi Yogurt yang tidak jadi


Cara

Mengatasi Yogurt yang jadi tetapi memisah

Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Lactobacillus : Learn How to Prevent


Infections. http://www.vaxa/lactobacillus.cfm. Diakses
tanggal 1 Desember 2011
Anonim. 2011. Penentuan Komposisi Biopolimer sebagai
Bahan Pengeenkapsul.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/51
162/F11adr_BAB%20IV%20Hasil%20dan
%20Pembahasan.pdf?sequence=8. Diakses tanggal 30
Desember 2011

Cai H, Rodriguez BT, Zhang W, Broadbent JR, and Steele


JL. 2007. Genotypic and penotypic characterization of
Lactobacillus casei strains isolated from different
ecological niches suggest frequent recombination and
niche specificity. Microbiology. Volume 153. P. 2655-2665.

Chan B, Bonilla L, and Velazquez AC. 2003. Using banana


to generate lactic acid thorugh batch process
fermentation. Applied Microbiology Biotechnology. Volume
63. p. 147-152

Evillya.2010.Lactobacillus
casei.http://heartfoods.Wordpress.com/2011/06/23/.
lactobacillus_casei Diakses tanggal 13 Desember 2011.

Krisno, A. 2011. Pemanfaatan bakteri lactobacillus casei


dalam upaya menjaga kesehatan pencernaan manusia.
http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/01/11/pemanfa
atan-bakteri-lactobacillus-casei-dalam-upaya-menjaga-
kesehatan-pencernaan-manusia. diakses pada tanggal 13
Desember 2011

Septia I. 2010. Teknik pembutaan Susu Fermentasi


(Yoghurt). http://itaseptia.blogspot.com/2010/05/susu-
fermentasi-yoghurt.html. diakses pada tanggal 13
Desember 2011

Widodo W. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu.


Universitas Muhamadiyah. Malang. Hal.

Widodo, Suparni, Wahyuni, Endang. 2003. Bioenkapsulasi


Probiotik \ (Lactobacillus casei) dengan Pollard dan
Tepung Terigu serta Pengaruhnya terhadap Viabilitas dan
Laju Pengasaman. Fakultas Peternakan Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Alat Pelindung Diri (APD)

Pendahuluan
Pengguanaan APD (alat pelindung diri ) merupakan salah
satu bagian dari kewaspadaan standar

Penggunaan APD perlu pengawasan , krn dengan


penggunaan APD yg tdk tepat akan menambah cost

Pengertian APD
Adl seperangkat alat yg digunakan oleh tenaga kerja utk
melindungi seluruh / sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan
adanya potensi bahaya/ kecelakaan kerja

Tujuan penggunaan APD


Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pajanan
darah , semua jenis cairan tubuh , sekret, ekskreta , kulit yang
tidak utuh dan selaput lendir pasien

JENIS ALAT PELINDUNG DIRI

TOPI

SARUNG TANGAN

MASKER

KACA MATA/ PELINDUNG WAJAH

BAJU KERJA / CELEMEK / SKORT

SEPATU KARET / BOT

PENUTUP KEPALA|
Tujuan :
Mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut dan
kulit kepala petugas terhadap alat alat daerah steril dan juga
sebaliknya untuk melindungi kepala / rambut petugas dari
percikan bahan bahan dari pasien

Manfaat penutup kepala

Petugas

terhindar dari paparan / percikan darah dan cairan tubuh


Pasien

Mencegah jatuhnya mikroorganisme dari rambut dan kulit


petugas kepada pasien

Indikasi Pemakaian Tutup Kepala

Tindakan operasi

Tindakan invasif

Tindakan intubasi

Penghisapan lendir

Sarung tangan
Tujuan : Melindungi tangan dari kontak dengan darah ,
cairan tubuh, sekret, ekskreta, mukosa, kulit yang tidak
utuh, dan benda yang terkontaminasi

Jenis sarung tangan

Sarung tangan bersih

Sarung tangan steril

Sarung tangan rumah tangga

Indikasi
Tindakan yang kontak atau yang diperkirakan akan terjadi kontak
dengan darah , cairan tubuh , sekret, ekskreta , kulit yang tidak
utuh , selaput lendir pasien dan benda yang terkontaminasi

MANFAAT PEMAKAIAN SARUNG TANGAN

Petugas : Mencegah kontak tangan dengan darah , cairan


tubuh, benda yang terkontaminasi

Pasien : Mencegah kontak mikroorganisme dari tangan


petugas memakai sarung tangan steril

Persiapan alat
Sarung tangan steril

Bengkok berisi larutan desinfektan

Tahap kerja

Mencuci tangan

mengambil sarung tangan

Memasukkan jari jari tangan sesuai dgn jari jari sarung


tangan

Lakukan juga dengan tangan yang lain

Melepas sarung tangan , kmd masukkan kedalam bengkok


berisi larutan desinfekatan

Mencuci tangan

Sikap

Menjaga kesterilan sarung tangan

Tidak menyentuh benda benda lain ( yang tidak steril )

Hal yang harus diperhatikan pd penggunaan sarung


tangan

Cuci tangan sebelum memakai dan sesudah melepaskan


sarung tangan

Gunakan sarung tangan berbeda utk setiap pasien

Pahami tehnik memakai dan melepaskan sarung tangan

skort/ jas/ celemek


Tujuan :
Melindungi petugas dari kemungkinan genangan / percikan
darah atau cairan tubuh lainnya yang dpt mencemari baju
petugas

Jenis
Tidak kedap air

Kedap air

Steril

Non steril

Persiapan

Celemek

Kantong cucian ( ember pakaian kotor )

TAHAP KERJA

1. Mencuci tangan

2. Memakai celemek / skort menutupi semua pakaian luar

3. Melepas skort dgn bagian dlm disebelah luar

4. Masukkan ke dlm kantong cucian / ember

5. Mencuci tangan

SIKAP

Skort yang akan dipakai bersih dan tali/kancingnya lengkap

Sesuai dengan ukuran

tdk memakai skort diluar kamar pasien

Mengganti skort yang basah

menghindari kontaminasi

Skort dipakai hanya satu kali

Memakai Masker

MANFAAT MASKER
Petugas : mencegah membran mukosa petugas terkena
kontak dgn percikan darah dan cairan tubuh Pasien
mencegah kontak droplet dari mulut dan hidung petugas
yang mengandung mikroorganisme saat bicara , batuk
,bersin

PERSIAPAN

MASKER

TEMPAT MASKER

LARUTAN DESINFEKTAN

Tahapkerja

Memasang masker

Memasang masker menutupi hidung dan mulut mengikat


tali talinya

bagian atas lewat atas telinga ke blkg kpl

bag bawah di belakang leher

Menanggalkan masker

Menanggalkan masker dg melepaskan tali talinya

Masker dilipat dgn kedua permukaan dalamnya bertemu

Madker dimasukkan ke tempat khusus / direndam dg


larutan desinfektan

Sikap

Masker dipakai satu kali

Jika sdh lembab harus diganti tdk efektif lagi

Jangan menggantung masker di leher dan kmd dipakai lagi

Tidak memakai masker ke luar dari lingkungan pasien


Sepatu pelindung

Tujuan : Melindungi kaki petugas dari tumpahan / percikan


darah , cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tudukan benda tajam / kejatuhan alat
kesehatan

Sepatu karet / plastik yg menutupi seluruh ujung dan


telapak kaki

Sepatu pelindung hrs digunakan selama didlm ruang


operasi dan tidak boleh dipakai ke luar

Sandal , sepatu terbuka dan telanjang kaki tidak dianjurkan

Pengertian Kesehatan Kerja

oleh: Adam Kurniawan

Pengertian kesehatan kerja adalah adanya jaminan


kesehatan pada saat melakukan pekerjaan. Menurut WHO/ILO
(1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan,
pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang
disebabkan oleh kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja
dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi
dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian
pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan
atau jabatannya.

Kesehatan kerja menurut Sumamur didefinisikan sebagai


spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya, agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun
sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap
penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
terhadap penyakit-penyakit umum.

Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah


merupakan aplikasi kesehatan masyarakat di dalam suatu
tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan
yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat
pekerja dan masyarakat sekitar perusahan tersebut. Ciri
pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif
(peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja
pedomannya ialah: penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat
dicegah. Dari aspek ekonomi, penyelenggaraan kesehatan kerja
bagi suatu perusahaan adalah sangat menguntungkan karena
tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah meningkatkan
produktifitas seoptimal mungkin.

Secara eksplisit rumusan atau batasannya adalah bahwa hakikat


kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni:

1. Pertama : sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan


yang setinggi- tingginya.

2. Kedua : sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang


berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan
produktifitas.

Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan ke dalam bentuk


opersional, maka tujuan utama kesehatan kerja adalah:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan
kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga


kerja.

3. Perawatan mempertinggi efisiensi dan produktifitas tenaga


kerja.

4. Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan


kegairahan serta kenikmatan kerja.

5. Perlindungan bagi masyarakat sekitar dari bahaya-bahaya


pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.

6. Perlindungan bagi masyarakat luas dari bahaya-bahaya


yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.

Вам также может понравиться