Вы находитесь на странице: 1из 8

HORMON REPRODUKSI

A. Hormon Reproduksi Wanita


Organ-organ yang terkait dengan sistem reproduksi wanita :
1. Hipotalamus : GnRH
2. Hipofise pars anterior : FSH dan LH
3. Ovarium : Estrogen dan Progesteron

Siklus Ovarium

a. Fase follikuler :
Pada saat lahir terdapat 2x10 6 folikel premordial (mengandung ovum
yang belum masak). Ketika beranjak pubertas akan bertambah menjadi
300.000 folikel. Pada awal siklus menstruasi 10-20 fol primer menjadi
sekunder (yang masak hanya 1, yaitu folikerl de graff).
b. Fase Ovulasi
Folikel-folikel akan ruptur karena adanya kadar LH & FSH yang mencapai
puncak.
c. Fase Luteal
Folikel yang pecah diisi darah yang terbentuk dari corpus hemorrhagicum.
Sel Theca interna dan granulosa mengalami proliferasi, bekuan darah
diganti sel luteal (lipid) pada corpus luteum yang mensekresi estrogen &
progesteron. Apabila hamil maka corpus lutheum yang menetap akan
mengalami degenerasi menjadi corpus albicans.

Siklus Uterus

a. Fase menstrusi/deskuamasi (3-4hari)


Terjadinya menstruasi (bila tidak terjadi kehamilan) : corpus luteum akan
mengalami regresi dan produksi hormon-hormon menurun yang
menyebabkan arteri spiralis menyempit. Hal ini dapat mengakibatkan
endometrium mengalami iskemia dan terjadi sedikit nekrotik. Sehingga
pembuluh darah tersebut akan pecah dan terjadilah menstruasi.
b. Fase regenerasi (4 hari)
c. Tumbuh selaput lendir baru dari sel endometrium
d. Fase proliferasi: Folikel berkembang, endometrium menebal, kelj uterus
memanjang
e. Fase sekresi : Endometrium sdk oedem, kelenjar berkelok (persiapan
nidasi ovum yang telah dibuahi), dipengaruhi hormon estrogen dan
progesteron dari corpus luteum

1. Hormon Estrogen
Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan organ seksual wanita dan
tanda seks sekunder. Hormon ini akan bekerjasama dengan progesteron pada
siklus mentruasi dan ketika memelihara kehamilan.
Pada wanita normal, hormon estrogen disekresi oleh ovarium dan corpus
luteum. Sedangkan selama kehamilan, estrogen disekresi oleh plasenta. Selain itu
juga dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan testes, namun dalam jumlah kecil.
Susunan kimia dari hormon estrogen terusun atas 18 rantai C dengan ciri
cincin aromatik. Terdiri dari :
a. Keton : estrone
b. Hidroksi : Estradiol 17 beta (paling potent)
c. Estriol : paling lemah

Pengaruh estrogen penting pada perkembangan seks sekunder wanita, yaitu:

a. Mammae, uterus, vagina. Pada mammae, estrogen merangsang


pertumbuhan kelenjar susu. Sedangkan pada wanita hamil akan
membentuk ductus pada kelenjar tersebut.
b. Bahu sempit, panggul luas
c. Distribusi lemak pd pantat dan mammae
d. Rambut pubes btk segitiga
e. Rambut kepala tumbuh kurang
f. Pigmentasi meningkat pada kehamilan
g. Libido meningkat
h. Retensi garam dan air naik, saat haid BB naik dan terdapat kecenderungan
pada premenstrual tension (PMS)
i. Bersifat Anabolik
j. Penyakit hati berat terjadi peningkatan androgen menjadi estrogen

Estradiol 17 beta
Yaitu Hormon steroid derivat kolesterol yang prekursornya adalah
androstenedion dan testosteron. Hormon ini terutama terikat oleh SHBG (Sex
Hormone binfing Globulin) dan albumin. Hanya ada 2% dalam bentuk bebas
dengan aktifitas biologik. Faktor yang mempengaruhi kadarnya:
1. Aktifitas gonad dan corteks adrenal
2. Proses konversi di perifer
3. Perubahan fungsi intestinal (siklus enterohepatik) dan fs ginjal (sekresi)
Indikasi pemeriksaan :
1. Pada laki-laki
a. Gynecomasti (suspek ekses estrogen, e.g: punya payudara)
b. Alkoholisme (aromatisasi hepar meningkat)
c. Tumor yang memproduksi estrogen
2. Pada wanita usia subur
a. Amenorrhoe
b. Terapi induksi ovulasi ( Respon terapi)
3. Wanita monopause
a. Post monopause bleeding
b. Kanker mammae yang diterapi estrogen

Estriol
Merupakan derivat kolesterol. Sintesa :
1. Tidak hamil : hidroksilasi estradiol 17 beta dan estron di hepar
2. Hamil: Unit fetoplasental, akhir kehamilan 90% disintesa disini
Metabolisme
Estradiol

Estron
Jalur 2 hidroksilasi jalur 16 alfa hidroksilasi

2 hidroksi estron 16 alfa hidroksi estron

2 metoksi estron estriol

Indikasi pemeriksaan estriol pada kehamilan :


1. Pre eklampsi
Aliran darah uteroplasenta turun untuk produksi steroid fetus turun.
Pada keadaan berat : Fungsi Ginjal Ibu turun mengakibatkan ekskresi
menurun, sehingga kadar dalam darah meningkat
2. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Karena malformasi, perub plasenta, infeksi intra uterin, penyakit pada
ibu dll : kadar menurun.
3. Diabetes Mellitus
Bila terjadi komplikasi angiopati/retinopati : menurun

Prinsip pemeriksaan :
1. RIA
2. Non Isotopic Immunoassay
3. EIA
4. Time Resolved Fluorescent Immunoassay
Pengumpulan sampel :
1. Serum ( tanpa puasa), sewaktu
2. Tabung gelas
3. Stabil: refregerator: 2 hari
4. Freezer(-20): 2 bulan

2. Hormon Progesteron
Adalah hormon steroid derivat kolesterol. Organ target yang dituju meliputi
uterus dan mammae. Produksi pada wanita tidak hamil terutama di ovarium
(sedikit: korteks adrenal). Pada ovarium fase folikuler kadarnya rendah.
Kemudian di pertengahan siklus meningkat tiba-tiba mengakibatkan struktur
folikel berubah menjadi ruptur dan ovulasi dimulai. Folikel tersebut berubah
menjadi corp lutheum.
Sedangkan pada wanita hamil, syarat konsepsinya adalah kadar progesteron
yang tinggi. Sebelum konsepsi, LH dan FSH berperan dalam merangsang sintesa
progesteron. Setelah implantasi, HCG dihasilkan oleh corpus luteum graviditas
sampai hamil 8 minggu, selanjutnya fungsinya digantikan oleh plasenta.
Protein pengikat progesteron adalah serum terikat transcortin dan albumin
(2,5% bentuk bebas).

Metabolisme
Di hepar : Progesteron berkonjugasi dengan A-Glukoronat kemudian 5
beta pregnandiol (yang disekresi di urin). Sehingga pengukuran dalam urin
dapat menggambarkan kadar progesteron dan menyebabkab suhu basal.

Efek yang ditimbulkan antara lain :


1. Perubahan fase endometrium
2. Perubahan siklik pada cervix dan vagina
3. Menurunkan kepekaan miometrium terhadap oksitocin sehingga tidak
mudah kontraksi
4. Merangsang perkembangan lobulus dan ductus kelenjar mammae
5. Termogenik; suhu basal meningkat
6. Dengan dosis besar dapat menghambat sekresi LH dan pengaruh estrogen
sehingga ovulasi akan terhambat.

Indikasi pemeriksaan :
1. Suspek anovulasi yaitu tidak terjadi corpus luteum yang mengakibatkan
progesteron tidak naik ( tidak ada fase luteal)
2. Insufisiensi corpus luteum yaitu terjadi ovulasi tapi produksi progesteron
oleh corpus luteum rendah sehingga perkembangan endometrium tidak
sempurna, implantasi yang fertil terganggu.

Sampling dan teknik pemeriksaan :


1. Sampling : 7 hari sebelum haid, serum sewaktu/ plasma EDTA / heparin,
tidak ada variasi diurnal
2. Refregerator : s/d 7 hari
3. Freezer(-20 C) : 3 bulan
4. Gas kromatografi+ Mass spectrometry
5. Direct Immunoassay : Rutin
6. Metoda :
- RIA : menggunakan ANS /Danazol untuk memisahkan dr protein
binding.
- Non Isotopic Imm

Interpretasi
1. Kadar > 10 nmol/L : indikasi terjadi ovulasi
2. Kadar > 30 nmol/L : hampir pasti ada ovulasi
3. Bila selama 3 kali pengumpulan sampel dengan periode 11-4 hari sblm
mens berikut kadarnya > 50 nmol/L : Indikasi adanya ovulasi dgn fase
lutheal yang adekuat.

B. Hormon Reproduksi Laki Laki


Testis terdiri dari :
a. Sel Leydig = 3-5% dari jaringan testis yang berada diantara Tubuli seminiferi.
Sel ini menghasilkan hormon steroid;
- Testosteron (poten)
- Didroepiandrosteron(DHEA)
- Androstenedion (Poten)
- Jumlah kecil : Estron, Pregnenolon, Progesteron, dan 17 alfa progesteron
b. Tubuli seminiferi
Berfungsi untuk spermatogenesis yang disusun oleh :
1) Epitel germinal :
Spermatogonia diubah menjadi Spermatosit primer lalu sekunder
kemudian akan diubah lagi menjadi spermatid, setelah itu menjadi
spermatozoa.
2) Sel sertoli memproduksi :
- Androgen binding protein (untuk transport testosteron)
- Inhibin (menekan pembentukan FSH dan feedback negatif)
- Memberi makanan spermatogonium
- Berfungsi sebagai blood testis barrier

1. Hormon Testosteron
Pada pria akan memproduksi hormon testosteron sebanyak 7 mg/hari, sedangkan
pada wanita hanya 5%nya. Sebagian besar hormon ini terikat oleh Sex Hormone
Binding Protein sebanyak 60%, albumin(30%), dan bebas (1-2 %)

Metabolisme

a. Di sel target : Testosteron diubah menjadi dihidrotestosteron


b. Di hepar : Testosteron menjadi Androteron/Epiandrosteron/Ethiokolanolon
yang berkonjugasi dengan Asam glukoronat menjadi 17 ketosteroid (ekskresi
lewat urin hanya 20-30 % yg dari testosteron). Sebagian kecil diubah menjadi
estrogen (gunanya pada laki laki : feedback /pengendalian produksi GnRH
dan produksi FSH &LH oleh hipofise).

Pengendalian fungsi testis

a. Hipotalamus
- Organ yang memproduksi GnRh ( sgt peka thd suhu, cahaya, stress
pulsatif)
- Juga disintesa Prolaktin Releasing Factor yang produksi prolaktin
sehingga menghambat sekresi Hormon seks dan terjadi
spermatogenesis dan impotensi
b. Hipofise
1) Menghasilkan FSH mempengaruhi sel sertoli:
- merangsang spermatogenesis
- memproduksi androgen binding protein dan
- Inhibin (hambat FSH)
2) LH : merangsang produksi testosteron

Manifestasi klinik menurunnya Testoteron

1) Defisiensi sejak fetus (bulan ke-3) : Ambigous Seks atau male hemaphroditism
2) Defisiensi sebelum pubertas
- Enuchoid sceletal proportion : Ektremitas atas dan bawah tumbuh >>
dibandingkan panjang aksial skeleton
- Rentangan tangan lebih panjang dibanding tinggi badan
- Penis dan Testis tetap kecil ( tidak berkembang )
- Pertumbuhan rambut aksila, pubis dan bag tubuh lain terhambat
- Pertumbuhan otot skelet terhambat
3) Defisiensi Sesudah masa pubertas
- Tidak berpengaruh pada fisik
- Impotensi, penurunan kesegaran jasmani
- Male hipogonadism terjadi gangguan infertilitas
Pemeriksaan lab dugaan hipogonadism :
a. Analisa sperma : Oligo/Azoospermia
b. Hormon : Testosteron, FSH, LH, Prolaktin

Gagal testis primer : Analisa sperma jelek, FSH dan LH tinggi,


Testosteron menurun ringan.

Gagal testis sekunder: Analisa sperma jelek, FSH dan LH rendah/


sangat rendah, Testosteron rendah.

Hormon HCG (Human Chorion Gonadotropin)

Hormon HCG disekresikan oleh syncytiotrophoblast ke dalam sirkulasi darah


ibu pertama kali saat implantasi yaitu pada hari ke 6-7 setelah fertilisasi. Hormon ini
berperan dalam stimulasi corpus luteum agar terus mensekresikan hormon
progesteron dan estrogen untuk memelihara endometrium selama kehamilan awal.
Kadar hormon akan semakin meningkat sampai mencapai puncaknya pada kehamilan
minggu ke 10-12 dan mencapai kadar terendah saat minggu ke 20. Mengapa turun?
Karena pada saat itu plasenta sudah mampu menghasilkan estrogen dan progesteron
sendiri dalam jumlah cukup dan tidak lagi bergantung pada corpus luteum.

Hormon hCG memiliki subunit alfa dan subunit beta.

a. Subunit alfa hCG bersifat tidak spesifik, juga dimiliki oleh hormon tropin
lain seperti FSH, LH dan TSH.
b. Subunit beta hCG yang berbeda, spesifik dimiliki oleh hCG dan tidak
hormon tropin lain. Subunit beta bertanggungjawab terhadap aktivitas
biologisnya. Oleh karena itu, deteksi hormon hCG tidak lagi mengukur
kadar hCG total namun mengukur kadar hCG subunit beta agar hasilnya
lebih menggambarkan kadar hormon hCG yang sebenarnya (tidak bereaksi
silang). Subunit ini dapat dideteksi di darah dan urin.
Kadarnya meningkat pada :
- Kehamilan
- Kanker testis dan ovarium
- Kanker choriocarcinoma.
- Kadar hCG ini dapat membantu diagnosis, monitoring terapi juga
mendeteksi berulangnya kanker pasca terapi.

TES KEHAMILAN
Dihasilkan oleh sel trofoblas dengan peningkatan kadar berlipat ganda setelah
implantasi. Dengan tes yang sensitif kadar hCG dapat dideteksi dalam plasma atau
urin si ibu 8-9 hari setelah ovulasi.
Kelipatan waktu dari kadar hCG plasma adalah 1.4 sampai 2.0 hari. Kadar
puncak tercapai 60-70 hari setelah implantasi, setelah itu kadarnya menurun perlahan-
lahan sampai mencapai nadir kira-kira 16 minggu.

HOME PREGNANCY TEST


Tes kehamilan yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien bersifat kualitatif.
Dulu, tes kehamilan yang dapat mendeteksi hormon hCG dalam urin pd kadar hCG
100 mIU. Saat ini sudah tersedia tes yang lebih sensitif dengan kadar hCG 20mIU dan
tes ini tidak perlu menunggu terlambat haid karena dapat mendeteksi adanya
kehamilan antara 7 sampai 10 hari paska ovulasi.
Th 1999, kira 19 juta lebih tes kehamilan terjual di USA. Penelitian Bastian
dkk, 1998, mengevaluasi 16 merk tes kehamilan, menemukan bahwa 5 yang termasuk
kriteria, tes kehamilan yang aktual bila dites oleh pasien hanya 75% yg sensitif.
Cle dkk, 2004, meneliti 18 merk tes kehamilan, 1 merk yang mempunyai
derajat sensitif, 2 merk memberikan false positif atau hasil yg invalid. Hasil positif
tampak hanya 44% dari merk saat kadar hCG 100 mIU/ml.

Вам также может понравиться