Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Siklus Ovarium
a. Fase follikuler :
Pada saat lahir terdapat 2x10 6 folikel premordial (mengandung ovum
yang belum masak). Ketika beranjak pubertas akan bertambah menjadi
300.000 folikel. Pada awal siklus menstruasi 10-20 fol primer menjadi
sekunder (yang masak hanya 1, yaitu folikerl de graff).
b. Fase Ovulasi
Folikel-folikel akan ruptur karena adanya kadar LH & FSH yang mencapai
puncak.
c. Fase Luteal
Folikel yang pecah diisi darah yang terbentuk dari corpus hemorrhagicum.
Sel Theca interna dan granulosa mengalami proliferasi, bekuan darah
diganti sel luteal (lipid) pada corpus luteum yang mensekresi estrogen &
progesteron. Apabila hamil maka corpus lutheum yang menetap akan
mengalami degenerasi menjadi corpus albicans.
Siklus Uterus
1. Hormon Estrogen
Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan organ seksual wanita dan
tanda seks sekunder. Hormon ini akan bekerjasama dengan progesteron pada
siklus mentruasi dan ketika memelihara kehamilan.
Pada wanita normal, hormon estrogen disekresi oleh ovarium dan corpus
luteum. Sedangkan selama kehamilan, estrogen disekresi oleh plasenta. Selain itu
juga dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan testes, namun dalam jumlah kecil.
Susunan kimia dari hormon estrogen terusun atas 18 rantai C dengan ciri
cincin aromatik. Terdiri dari :
a. Keton : estrone
b. Hidroksi : Estradiol 17 beta (paling potent)
c. Estriol : paling lemah
Estradiol 17 beta
Yaitu Hormon steroid derivat kolesterol yang prekursornya adalah
androstenedion dan testosteron. Hormon ini terutama terikat oleh SHBG (Sex
Hormone binfing Globulin) dan albumin. Hanya ada 2% dalam bentuk bebas
dengan aktifitas biologik. Faktor yang mempengaruhi kadarnya:
1. Aktifitas gonad dan corteks adrenal
2. Proses konversi di perifer
3. Perubahan fungsi intestinal (siklus enterohepatik) dan fs ginjal (sekresi)
Indikasi pemeriksaan :
1. Pada laki-laki
a. Gynecomasti (suspek ekses estrogen, e.g: punya payudara)
b. Alkoholisme (aromatisasi hepar meningkat)
c. Tumor yang memproduksi estrogen
2. Pada wanita usia subur
a. Amenorrhoe
b. Terapi induksi ovulasi ( Respon terapi)
3. Wanita monopause
a. Post monopause bleeding
b. Kanker mammae yang diterapi estrogen
Estriol
Merupakan derivat kolesterol. Sintesa :
1. Tidak hamil : hidroksilasi estradiol 17 beta dan estron di hepar
2. Hamil: Unit fetoplasental, akhir kehamilan 90% disintesa disini
Metabolisme
Estradiol
Estron
Jalur 2 hidroksilasi jalur 16 alfa hidroksilasi
Prinsip pemeriksaan :
1. RIA
2. Non Isotopic Immunoassay
3. EIA
4. Time Resolved Fluorescent Immunoassay
Pengumpulan sampel :
1. Serum ( tanpa puasa), sewaktu
2. Tabung gelas
3. Stabil: refregerator: 2 hari
4. Freezer(-20): 2 bulan
2. Hormon Progesteron
Adalah hormon steroid derivat kolesterol. Organ target yang dituju meliputi
uterus dan mammae. Produksi pada wanita tidak hamil terutama di ovarium
(sedikit: korteks adrenal). Pada ovarium fase folikuler kadarnya rendah.
Kemudian di pertengahan siklus meningkat tiba-tiba mengakibatkan struktur
folikel berubah menjadi ruptur dan ovulasi dimulai. Folikel tersebut berubah
menjadi corp lutheum.
Sedangkan pada wanita hamil, syarat konsepsinya adalah kadar progesteron
yang tinggi. Sebelum konsepsi, LH dan FSH berperan dalam merangsang sintesa
progesteron. Setelah implantasi, HCG dihasilkan oleh corpus luteum graviditas
sampai hamil 8 minggu, selanjutnya fungsinya digantikan oleh plasenta.
Protein pengikat progesteron adalah serum terikat transcortin dan albumin
(2,5% bentuk bebas).
Metabolisme
Di hepar : Progesteron berkonjugasi dengan A-Glukoronat kemudian 5
beta pregnandiol (yang disekresi di urin). Sehingga pengukuran dalam urin
dapat menggambarkan kadar progesteron dan menyebabkab suhu basal.
Indikasi pemeriksaan :
1. Suspek anovulasi yaitu tidak terjadi corpus luteum yang mengakibatkan
progesteron tidak naik ( tidak ada fase luteal)
2. Insufisiensi corpus luteum yaitu terjadi ovulasi tapi produksi progesteron
oleh corpus luteum rendah sehingga perkembangan endometrium tidak
sempurna, implantasi yang fertil terganggu.
Interpretasi
1. Kadar > 10 nmol/L : indikasi terjadi ovulasi
2. Kadar > 30 nmol/L : hampir pasti ada ovulasi
3. Bila selama 3 kali pengumpulan sampel dengan periode 11-4 hari sblm
mens berikut kadarnya > 50 nmol/L : Indikasi adanya ovulasi dgn fase
lutheal yang adekuat.
1. Hormon Testosteron
Pada pria akan memproduksi hormon testosteron sebanyak 7 mg/hari, sedangkan
pada wanita hanya 5%nya. Sebagian besar hormon ini terikat oleh Sex Hormone
Binding Protein sebanyak 60%, albumin(30%), dan bebas (1-2 %)
Metabolisme
a. Hipotalamus
- Organ yang memproduksi GnRh ( sgt peka thd suhu, cahaya, stress
pulsatif)
- Juga disintesa Prolaktin Releasing Factor yang produksi prolaktin
sehingga menghambat sekresi Hormon seks dan terjadi
spermatogenesis dan impotensi
b. Hipofise
1) Menghasilkan FSH mempengaruhi sel sertoli:
- merangsang spermatogenesis
- memproduksi androgen binding protein dan
- Inhibin (hambat FSH)
2) LH : merangsang produksi testosteron
1) Defisiensi sejak fetus (bulan ke-3) : Ambigous Seks atau male hemaphroditism
2) Defisiensi sebelum pubertas
- Enuchoid sceletal proportion : Ektremitas atas dan bawah tumbuh >>
dibandingkan panjang aksial skeleton
- Rentangan tangan lebih panjang dibanding tinggi badan
- Penis dan Testis tetap kecil ( tidak berkembang )
- Pertumbuhan rambut aksila, pubis dan bag tubuh lain terhambat
- Pertumbuhan otot skelet terhambat
3) Defisiensi Sesudah masa pubertas
- Tidak berpengaruh pada fisik
- Impotensi, penurunan kesegaran jasmani
- Male hipogonadism terjadi gangguan infertilitas
Pemeriksaan lab dugaan hipogonadism :
a. Analisa sperma : Oligo/Azoospermia
b. Hormon : Testosteron, FSH, LH, Prolaktin
a. Subunit alfa hCG bersifat tidak spesifik, juga dimiliki oleh hormon tropin
lain seperti FSH, LH dan TSH.
b. Subunit beta hCG yang berbeda, spesifik dimiliki oleh hCG dan tidak
hormon tropin lain. Subunit beta bertanggungjawab terhadap aktivitas
biologisnya. Oleh karena itu, deteksi hormon hCG tidak lagi mengukur
kadar hCG total namun mengukur kadar hCG subunit beta agar hasilnya
lebih menggambarkan kadar hormon hCG yang sebenarnya (tidak bereaksi
silang). Subunit ini dapat dideteksi di darah dan urin.
Kadarnya meningkat pada :
- Kehamilan
- Kanker testis dan ovarium
- Kanker choriocarcinoma.
- Kadar hCG ini dapat membantu diagnosis, monitoring terapi juga
mendeteksi berulangnya kanker pasca terapi.
TES KEHAMILAN
Dihasilkan oleh sel trofoblas dengan peningkatan kadar berlipat ganda setelah
implantasi. Dengan tes yang sensitif kadar hCG dapat dideteksi dalam plasma atau
urin si ibu 8-9 hari setelah ovulasi.
Kelipatan waktu dari kadar hCG plasma adalah 1.4 sampai 2.0 hari. Kadar
puncak tercapai 60-70 hari setelah implantasi, setelah itu kadarnya menurun perlahan-
lahan sampai mencapai nadir kira-kira 16 minggu.