Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sampai dua siklus, masing-masing siklus

dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan; dua pertemuan untuk membahas materi

dan mengerjakan LKS dan satu pertemuan untuk tes akhir siklus. Pelaksanaan

penelitian belangsung dari tanggal 25 April 2013 sampai 16 Mei 2013.

Tabel 07. Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Siklus Pertemuan Kode Materi Hari/Tanggal
ke- RPP
1 RPP-01 Sifat-sifat bangun segitiga Kamis, 25 April 2013
RPP-02 Sifat-sifat bangun persegi dan Jumat, 26 April 2013
I 2
persegi panjang
3 Tes akhir siklus I Kamis, 2 Mei 2013
RPP-03 Sifat-sifat bangun belah ketupat Jumat, 3 Mei 2013
1
dan layang-layang
II RPP-04 Sifat-sifat bangun jajaran Jumat, 10 Mei 2013
2
genjang dan trapesium
3 Tes akhir siklus II Kamis, 16 Mei 2013

Data yang dikumpulkan adalah data aktivitas belajar siswa dan data

prestasi belajar siswa. Data mengenai skor aktivitas belajar siswa pada siklus I

dapat dilihat pada lampiran 16 dan lampiran 17, dan untuk siklus II dapat dilihat

pada lampiran 36 dan lampiran 37. Sedangkan data mengenai prestasi belajar

siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 24 dan untuk siklus II dapat dilihat

pada lampiran 44. Selanjutnya data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode

yang telah ditentukan pada BAB III. Analisis data aktivitas belajar siswa dapat
dilihat pada lampiran 18 dan lampiran 39. Sedangkan analisis data prestasi belajar

siswa dapat dilihat pada lampiran 25 dan lampiran 46.

1. Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa

Berdasarkan analisis data aktivitas belajar siswa diperoleh rata-rata skor

aktivitas belajar siswa untuk siklus I sebesar 12,45 dengan kategori cukup

aktif dan untuk siklus II sebesar 16,20 dengan kategori aktif. Persentase

peningkatan rata-rata skor aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II adalah

30,12%. Hasil analisis data aktivitas prestasi belajar siswa tersebut secara

ringkas dapat disajikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 08. Ringkasan Hasil Analisis Data Aktivitas Belajar Siswa


Siklus A Kategori
I 12,45 Cukup aktif
II 16,20 Aktif
Persentase
30,12%
peningkatan

2. Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan analisis data prestasi belajar siswa diperoleh rata-rata nilai

prestasi belajar ( ), daya serap (DS), dan ketuntasan belajar (KB) pada siklus I

berturut-turut sebesar: 63,87; 63,87%; dan 66,67%. Sedangkan pada siklus

AI berturut-turut sebesar: 69,33; 69,33%; dan 86,87%. Hasil analisis prestasi

belajar siswa tersebut dapat disajikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 09. Ringkasan Hasil Analisis Data Prestasi Belajar Siswa


No Indikator Prestasi Siklus I Siklus II Persentase Peningkatan
dari Siklus I ke Siklus II
1 Rata-rata nilai ( ) 63,87 69,33 8,54%
2 Daya serap (DS) 63,87% 69,33% 8,54%
3 Ketuntasan Belajar (KB) 66,67% 86,87% 30,29%

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar siswa bahwa rata-rata skor

pada siklus I sebesar 12,45 dengan kategori cukup aktif. Sedangkan hasil

analisis data prestasi belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata nilai prestasi

siswa, daya serap, dan ketuntasan belajar berturut-turut sebesar 63,87;

63,87%; dan 66,67%. Dilihat dari hasil tersebut belum memenuhi standar

kelulusan yaitu rata-rata nilai prestasi belajar siswa 65, daya serap siswa

65%, dan ketuntasan belajar siswa 85%.

Karena hasil tindakan pada siklus I belum memenuhi kriteria keberhasilan,

maka peneliti bersama guru dan teman sejawat melakukan refleksi sebagai tindak

lanjut dari hasil siklus I. Sesuai dengan hasil refleksi terhadap pelaksanaan

tindakan pada siklus I, maka dilaksanakan tindakan pada siklus II. Tindakan

siklus II merupakan perbaikan agar kendala-kendala yang muncul pada siklus I

dapat di minimalisir. Adapun kendala-kendala yang muncul pada siklus I , yaitu:

(1) kerjasama dalam kelompok belum optimal, dimana terdapat siswa yang

mendominasi pekerjaan tanpa mendiskusikan hasil pekerjaan dengan teman dalam

kelompoknya dan di sisi lain terdapat siswa yang hanya menunggu hasil pekerjaan

temannya, (2) dalam mengerjakan LKS, siswa bekerja sama dengan teman yang

bukan satu kelompoknya walaupun sudah diawasi.

Untuk mengurangi kendala-kendala yang terjadi pada siklus I, maka

dilaksanakan tindakan perbaikan pada siklus II. Adapun tindakan perbaikan yang

dilaksanakan pada siklus II, yaitu: (1) menekankan pada siswa bahwa

keberhasilan belajar kelompok hanya dapat diraih bila semua anggota kelompok

mau bekerjasama atau berdiskusi dan dalam satu kelompok hendaknya saling
membantu agar semua anggota kelompok mengerti dan memahami materi yang

disampaikan melalui LKS, (2) lebih menekankan bahwa dalam belajar kelompok

setiap anggota memiliki peran yang sama dalam memahami materi yang ada

dalam LKS, karena nanti dalam pengerjaan kuis mereka harus mengerjakannya

secara individu dan hasil kuis akan menentukan skor kelompok. Jadi, jika

sebagian besar anggota kelompok memperoleh skor tidak baik, maka skor

kelompok juga tidak baik. Disamping itu perlu ditingkatkan pengawasan terhadap

kerja kelompok siswa.

Dari tindakan perbaikan tersebut akhirnya menunjukkan peningkatan

aktivitas belajar siswa pada siklus II dengan rata-rata skor aktivitas belajar siswa

sebesar 16,20 yaitu dengan kategori aktif. Hal ini menunjukkan adanya

persentase peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar

30,12%. Sedangkan data prestasi belajar siswa yang diperoleh pada siklus II

menunjukkan rata-rata nilai prestasi belajar siswa, daya serap, dan ketuntasan

belajar berturut-turut sebesar 69,33; 69,33%; dan 86,87%. Jadi persentase

peningkatan rata-rata nilai prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar

8,54%, persentase peningkatan daya serap dari siklus I ke siklus II sebesar

8,54%, dan persentase peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke

siklus II sebesar 30,29%.

Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa di atas dikuatkan lagi

dengan analisis skor perkembangan siswa yaitu, peningkatan skor perkembangan

siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat pada lampiran 19 dan 40. Dari hasil

yang didapatkan tersebut, maka secara keseluruhan penelitian ini dapat dikatakan
berhasil karena pada siklus II siswa sudah terlihat aktif dalam pembelajaran dan

rata-rata nilai prestasi belajar siswa,daya serap, dan ketuntasan belajar telah

mencapai kriteria pembelajaran yang optimal yaitu rata-rata nilai prestasi belajar

siswa ( ) 65, daya serap (DS) 65%, dan ketuntasan belajar (KB) 85%.

Berdasarkan analisis data di atas, maka dapat diketahui bahwa penerapan

pembelajaran Kooperatif Tipe STAD mampu meningkatkan aktivitas dan prestasi

belajar siswa dalam pembelajaran bangun datar pada siswa kelas VA SDN 4

Kerobokan Badung tahun pelajaran 2012/2013.


BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terjadi

peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran bangun datar

pada siswa kelas VA SDN 4 Kerobokan Badung tahun pelajaran 2012/2013.

Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa yang dicapai sebagai berikut.

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan peningkatan kategori

aktivitas belajar siswa dari cukup aktif pada siklus I menjadi aktif pada siklus II.

2. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan persentase peningkatan

rata-rata nilai prestasi belajar ( ), daya serap (DS), dan ketuntasan belajar (KB)

dari siklus I ke siklus II berturut-turut sebesar: 8,54%, 8,54%, dan 30,29%.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Terkait dengan berhasilnya penelitian ini, diharapkan kepada guru yang mengajar

matematika di SDN 4 Kerobokan Badung untuk mempertimbangkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai alternatif pembelajaran pada kegiatan

belajar mengajar.

2. Karena penelitian ini terbatas pada peningkatan aktivitas dan prestasi belajar
siswa pada pembelajaran bangun datar di kelas VA SDN 4 Kerobokan Badung

tahun pelajaran 2012/2013, maka kepada peneliti lain yang mengadakan

penelitian sejenis agar mengadakan penelitian secara lebih mendalam dengan

subyek penelitian dan materi pokok yang berbeda.

3. Kepada siswa diharapkan bisa belajar lebih baik lagi dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mengkaitkan materi-materi yang

berbeda.

Вам также может понравиться