Вы находитесь на странице: 1из 5

Berdasarkan standar akreditasi versi 2007, terdapat tiga tahapan dalam pelaksanaan akreditasi

yaitu akreditasi tingkat dasar, akreditasi tingkat lanjut serta akreditasi tingkat lengkap.

Akreditasi tingkat dasar menilai lima kegiatan pelayanan di rumah sakit, yaitu: Administrasi dan
Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Gawat Darurat dan Rekam
Medik.

Akreditasi tingkat lanjut menilai 12 kegiatan pelayanan di rumah sakit, yaitu: pelayanan yang
diakreditasi tingkat dasar ditambah Farmasi, Radiologi, Kamar Operasi, Pengendalian Infeksi,
Pelayanan Resiko Tinggi, Laboratorium serta Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan
Bencana (K-3).

Akreditasi tingkat lengkap menilai 16 kegiatan pelayanan di rumah sakit, yaitu: pelayanan yang
diakreditasi tingkat lanjut ditambah Pelayanan Intensif, Pelayanan Tranfusi Darah, Pelayanan
Rehabilitasi Medik dan Pelayanan Gizi.

Rumah sakit boleh memilih akan melaksanakan akreditasi tingkat dasar (5 pelayanan), tingkat
lanjut (12 pelayanan) atau tingkat lengkap (16 pelayanan) tergantung kemampuan, kesiapan dan
kebutuhan rumah sakit baik pada saat penilaian pertama kali atau penilaian ulang setelah
terakreditasi. Berdasarkan standar akreditasi versi 2007 ini, sertifikasi yang diberikan kepada
rumah sakit berupa: tidak terakreditasi, akreditasi bersyarat, akreditasi penuh dan akreditasi
istimewa. Tidak terakreditasi artinya hasil penilaian mencapai 65% atau salah satu kegiatan
pelayanan hanya mencapai 60%. Akreditasi bersyarat artinya penilaian mencapai 65% 75%
dan berlaku satu tahun. Akreditasi penuh artinya hasil penilaian mencapai 75% dan berlaku
selama 3 tahun. Akreditasi istimewa diberikan apabila dalam tiga tahun berturut-turut rumah
sakit mencapai nilai terakreditasi penuh dan status ini berlaku selama 5 tahun. Rumah sakit wajib
melaksanakan akreditasi minimal 6 bulan setelah SK perpanjangan izin keluar dan 1 tahun
setelah SK izin operasional.

Manfaat implementasi standar akreditasi versi 2007 ini terutama ditujukan bagi penerima
layanan kesehatan, pasien. Selain bermanfaat bagi pasien, akreditasi juga bemanfaat bagi petugas
kesehatan di rumah sakit, bagi rumah sakit itu sendiri, bagi pemilik rumah sakit dan bagi
perusahaan asuransi. Bagi tenaga kesehatan di rumah sakit, akreditasi berfungsi untuk
menciptakan rasa aman bagi mereka dalam melaksanakan tugasnya. Mereka akan merasa aman
karena sarana dan prasarana yang tersedia di rumah sakit sudah memenuhi standar sehingga
tidak akan membahayakan diri mereka. Selain itu, sarana dan prasarana yang sesuai standar juga
sangat membantu mempermudah proses kerja mereka. Bagi rumah sakit, akreditasi bermanfaat
sebagai alat untuk negosiasi dengan pihak ketiga misalnya asuransi atau perusahaan. Dalam hal
ini, akreditasi bisa dibilang berfungsi sebagai salah satu alat berpromosi. Bagi pemilik rumah
sakit, akreditasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur kinerja pengelola rumah sakit.
Sedangkan bagi perusahaan asuransi, akreditasi bermanfaat sebagai acuan dalam memilih dan
mengadakan kontrak dengan rumah sakit. Perusahaan asuransi enggan mempertaruhkan nama
baiknya dihadapan kliennya dengan memilih rumah sakit berpelayanan buruk.

Dalam penerapannya, standar akreditasi versi 2007 memiliki banyak kekurangan. Seperti dilansir
dalam situs Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), standar akreditasi versi 2007 lebih
berfokus pada penyedia layanan kesehatan (rumah sakit), kuat pada input dan dokumen namun
lemah dalam implementasi dan dalam proses akreditasi kurang melibatkan petugas. Untuk
menutupi kekurangan ini, KARS mengembangkan standar akreditasi versi 2012. Standar
akreditasi versi 2012 ini memiliki kelebihan yaitu lebih berfokus pada pasien; kuat dalam porses,
output dan outcome; kuat pada implementasi serta melibatkan seluruh petugas dalam proses
akreditasinya. Dengan adanya perbaikan ini diharapkan rumah sakit yang lulus proses akreditasi
versi 2012 ini benar-benar dapat meningkatkan mutu pelayanannya dengan lebih berfokus pada
keselamatan pasien.

Standar akreditasi 2012 ini mirip dengan standar akreditasi internasional. Dalam standar
akreditasi baru ini terdapat 4 kelompok standar yang terdiri dari 1.048 elemen yang akan dinilai.
Keempat kelompok standar akreditasi rumah versi 2012 yaitu: kelompok standar pelayanan
berfokus pada pasien, kelompok standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien
rumah sakit dan sasaran Millenium Development Goals. Dalam kelompok standar pelayanan
berfokus pada pasien, komponen penilaian selain berfokus pada hal hal terkait pelayanan
pasien dan keluarga, mulai dari pemenuhan hak-hak pasien, pendidikan pasien dan keluarga
sampai ke pelayanan yang akan diberikan kepada pasien. Pada kelompok standar manajemen
rumah sakit, komponen yang dinilai misalnya upaya manajemen untuk memberikan dukungan
agar rumah sakit dapat memberi pelayanan yang baik kepada pasien. Sasaran keselamatan pasien
di rumah sakit dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan lebih baik dan memperhatikan
keselamatan pasien. Jangan sampai pasien yang datang ke rumah sakit membawa pulang
penyakit lagi. Sasaran Millenium Development Goals merupakan komponen penilaian tambahan
dalam standar akreditasi rumah sakit, khusus di Indonesia. Sasaran-sasarannya berupa penurunan
angka kematian ibu dan bayi, penurunan kasus HIV dan AIDS serta pengendalian tuberkulosis.

Tingkat-tingkat kelulusan berdasarkan standar akreditasi versi 2012 adalah dasar, madya, utama
dan paripurna. Tingkat paripurna adalah tingkat kelulusan tertinggi yang dapat diraih oleh rumah
sakit. Dalam pelaksanaan akreditasi rumah sakit menggunakan standar akreditasi versi 2012 ini,
surveyor akan menemui pasien untuk mencari bukti adanya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit yang berfokus pada keselamatan pasien. Bila tidak ditemukan bukti, maka proses penilaian
tidak akan lanjut ke komponen lain. Saat ini seluruh rumah sakit memiliki kewajiban untuk
menjaga mutu pelayanannya dengan melaksanakan akreditasi minimal setiap 3 tahun sekali.

Manfaat langsung dari implementasi standar akreditasi versi 2012 adalah rumah sakit akan lebih
mendengarkan keluhan pasien dan keluarganya. Rumah sakit akan lebih lapang dada
menerima kritik dan saran dari pasien dan keluarganya, tidak lagi menjadi pihak yang selalu
benar. Rumah sakit juga akan lebih menghormati hak-hak pasien dan melibatkan pasien dalam
proses perawatan sebagai mitra. Dalam hal ini, pasien dan keluarganya akan diajak berdiskusi
dalam menentukan perawatan terbaik sesuai kondisi pasien saat ini. Implementasi standar
akreditasi versi 2012 juga diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa
rumah sakit telah melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan berdasar keselamatan pasien.
Selain itu, implementasi standar akreditasi versi 2012 juga akan menciptakan lingkungan kerja
yang aman dan efisien sehingga berkontribusi terhadap kepuasan karyawan. Rumah sakit yang
telah lulus akreditasi versi 2012 akan memiliki modal negosiasi dengan perusahaan asuransi
kesehatan dan sumber pembayar lainnya dengan lengkapnya data tentang mutu pelayanan rumah
sakit. Implementasi standar akreditasi versi 2012 akan dapat menciptakan budaya belajar dengan
adanya sistem pelaporan yang tepat dari kejadian yang tidak diharapkan di rumah sakit. Manfaat
lain dari implementasi standar akreditasi versi 2012 adalah terbangunnya kepemimpinan
kolaboratif yang menetapkan kualitas dan keselamatan pasien sebagai prioritas dalam semua
tahap pelayanan.

Tahapan yang perlu dilakukan dalam penyelenggaraan akreditasi adalah: pembinaan akreditasi
oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan, bimbingan akreditasi oleh surveyor
pembimbing, survei akreditasi oleh surveyor akreditasi dan pendampingan pasca akreditasi oleh
tim pendampingan yang terdiri dari Kemenkes, KARS (Komite Akreditasi Rumah Sakit), PERSI
daerah dan Dinas Kesehatan. Tahap pembinaan akreditasi bertujuan untuk menyiapkan sistem
pelayanan di rumah sakit. Hasil pembinaan berupa rekomendasi yang mencakup aspek hukum
atau aspek manajemen pelayanan yang bisa digunakan untuk mengetahui apakah rumah sakit
perlu bimbingan atau tidak. Tahap bimbingan akreditasi bertujuan untuk memberikan penjelasan,
pemahaman dan penerapan standar pelayanan yang menjadi item penilaian dalam akreditasi.
Hasil bimbingan ini berupa rekomendasi tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan rumah
sakit dan dokumen yang perlu disediakan untuk mencapai akreditasi. Bila masih membutuhkan
bimbingan, rumah sakit berhak untuk meminta bimbingan dari konsultan luar selain KARS
untuk mendapat bimbingan lebih intensif. Tahap survey akreditasi merupakan saatnya penilaian
terhadap pemenuhan standar rumah sakit menggunakan instrumen akreditasi yang dikeluarkan
oleh KARS. Survei akreditasi dilakukan oleh KARS sedangkan sertifikasi diberikan oleh Dirjen
Pelayanan Medik DepKes RI berdasarkan rekomendasi KARS. Rumah sakit tidak dapat memilih
surveyor akreditasi untuk menjamin objektivitas penilaian. Tahap pendampingan pasca akreditasi
bertujuan menindaklanjuti rekomendasi hasil survey akreditasi agar rumah sakit yang telah
terakreditasi dapat meningkatkan mutu pelayanan yang masih dibawah standar dan tetap
mempertahankan mutu pelayanan yang sudah tercapai. Pendampingan dilaksanakan secara
berkala minimal 6 bulan pasca survey akreditasi.

Selain diakreditasi dengan standar nasional, beberapa rumah sakit di Indonesia, khususnya
rumah sakit pemerintah, juga akan diakreditasi menggunakan standar internasional. Sebenarnya
telah banyak rumah sakit di Indonesia yang terakreditasi secara internasional, namun kebanyakan
rumah sakit swasta. Kondisi ini semakin menanamkan kesan bahwa rumah sakit pemerintah
memang kurang layak dipercaya dan kurang mampu memberikan pelayanan terbaik baik
masyarakat. Rencananya, tujuh rumah sakit besar pemerintah akan dipersiapkan untuk akreditasi
internasional pada tahun 2013. Untuk mewujudkan hal ini, pemerintah bekerjasama dengan
lembaga akreditasi internasional yaitu Joint Commission International (JCI) dari Amerika
Serikat. JCI dipilih karena paling banyak berafiliasi dengan berbagai rumah sakit besar di dunia
dan merupakan salah satu lembaga akreditasi yang dianggap berpengalaman. Akreditasi
internasional ini bertujuan untuk menyetarakan mutu pelayanan rumah sakit pemerintah
dengan rumah sakit internasional. Dengan adanya akreditasi internasional ini diharapkan tumbuh
pula kepercayaan dan pengakuan dari masyarakat bahwa rumah sakit pemerintah mampu
memberikan layanan kesehatan terbaik. Dengan pengakuan ini diharapkan dapat membendung
arus masyarakat yang berlomba-lomba berobat ke luar negeri. Dengan adanya akreditasi
internasional ini, pemerintah menjamin adanya peningkatan mutu layanan kesehatan di rumah
sakit pemerintah tanpa diiringi dengan kenaikan harga. Kedepannya, tidak hanya rumah sakit
swasta atau pemerintah yang akan mendapat akreditasi tetapi juga Rumah Sakit TNI atau Polri
dan Rumah Sakit pendidikan. Terutama rumah sakit pendidikan, penting untuk mendapatkan
akreditasi untuk membuktikan bahwa pelayanan yang diberikan rumah sakit ini memang benar-
benar merupakan layanan bermutu. Adanya akreditasi bagi Rumah Sakit Pendidikan juga
diharapkan dapat meluruskan anggapan masyarakat bahwa mereka akan menjadi kelinci
percobaan bila menjadi pasien di rumah sakit tersebut.

Untuk mendapatkan tingkat kelulusan akreditasi yang baik, diperlukan adanya kerja sama antar
semua pihak di rumah sakit. Semua staf rumah sakit, mulai dari pimpinan puncak sampai staf
lapis terbawah harus memiliki semangat yang sama dalam mewujudkannya. Pimpinan puncak
hingga ke staf lapisan bawah harus memiliki pemahaman yang sama mengenai alasan
dilaksanakannya akreditasi. Jangan sampai ada pihak yang menganggap bahwa akreditasi ini
akan menjadi beban yang menambah-nambah kerjaan mereka karena harus bekerja sesuai
standar-standar akreditasi. Sejatinya, standar-standar yang dijadikan komponen penilaian dalam
survey akreditasi adalah untuk dipenuhi dan diimplementasikan dalam jangka panjang bukan
hanya pada saat survey akreditasi. Dengan adanya kerjasama dan semangat yang sama tinggi dari
semua pihak di rumah sakit, bukan hal mustahil akan terciptanya layanan kesehatan berkualitas
tinggi yang langgeng bagi masyarakat.

BEDA STANDAR AKREDITASI VERSI 2007 DAN STANDAR


AKREDITASI VERSI 2012
VERSI 2007

BERFOKUS PADA PROVIDER

KUAT PADA INPUT DAN DOKUMEN


FORMAT AKREDITASI 2007 (STANDART DAN PARAMETER)

LEMAH IMPLEMENTASI ===> KURANG MELIBATKAN PETUGAS

VERSI 2012

BERFOKUS PADA PASIEN

KUAT PADA PROSES , OUTPUT DAN OUTCOME

FORMAT AKREDITASI 2012 TERDIRI DARI :


GAMBARAN UMUM :

1.STANDAR :

2.MAKSUD DAN TUJUAN :

3.ELEMEN PENILAIAN

KUAT PADA IMPLEMENTASI ==> MELIBATKAN SELURUH PETUGAS

Вам также может понравиться