Вы находитесь на странице: 1из 13

CASE STUDY : PEPSI COS DIVERSIFICATION STRATEGY IN 2008

LATAR BELAKANG
PepsiCo termasuk salah satu raksasa multinasional yang berkiprah di bidang Food &
Beverage dengan pendapatan bersih lebih dari $39 milyar di tahun 2007dan memiliki lebih dari
185.000 pegawai. Lahir dari mergernya dua perusahaan besar, Pepsi Cola Company (1898) dan
Frito Lay, Inc (1932), pada tahun 1965, PepsiCo berkembang dengan melancarkan beberapa
strategi utama, yaitu : Diversifikasi produk, Inovasi produk yang baik bagi kesehatan dan rendah
kalori, Akuisisi strategis, Ekspansi internasional dan The Power of One. Portofolio perusahaan
bisnis tahun 2008 termasuk Frito-Lay snack asin, Quaker Chewy granola bar, produk minuman
ringan Pepsi, Tropicana jus jeruk, teh Lipton Brisk, Gatorade, Propel, SoBe, Quaker Oatmeal,
Captain Crunch, Aquafina, Rice-A-Roni, adonan pancake Aunt Jemima, dan banyak produk
lainnya yang dikonsumsi secara teratur.
Dengan visi Meningkatkan secara berkelanjutan semua aspek di dunia dimana PepsiCo
beroperasi, baik lingkungan, sosial dan ekonomi, menciptakan hari depan yang lebih baik
daripada hari ini, PepsiCo saat ini aktif dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dan
sumber daya manusia, ini tercermin dalam slogan yang dikampanyekan oleh PepsiCo yaitu
Performance with purpose, Human, Environment, and Talent.
Misi dari PepsiCo, yaitu to make PepsiCo the worlds premier consumer products
company, focused on convenient foods and beverages didukung dengan nilai-nilai perusahaan
antara lain :
1. Sustained Growth
2. Empowered People
3. Responsibility and Trust
Dalam industri Food & Beverage, PepsiCo merupakan pemain utama yang selalu masuk
dalam urutan 5 besar. Pangsa pasar dari industri ini sangatlah luas, karena PepsiCo dan para
pesaingnya seperti Coca-Cola sudah bermain di skala internasional. Market Capital keseluruhan
PepsiCo saat ini telah mencapai $83.10 milyar, merupakan yang terbesar di dunia.
Sedangkan jika untuk Soft Drink saja, PepsiCo hanya menduduki urutan kelima dibawah
Coca-Cola, dengan market capital $3.8 milyar melalui anak perusahaan Pepsi Bottling.
Dari segi pertumbuhan, untuk Soft Drink, Pepsi Bottling (8,35%) dan PepsiAmerica
(10,83%) bertumbuh melebihi Coca-Cola Enterprise (1,56%) dan Coca-Cola Co (8,59%). Untuk
pertumbuhan penjualan tahun 2005-2006 Pepsi Bottling mengalami kenaikan yang cukup besar
(7%) dibandingkan dengan rivalnya, Coca-Cola, dimana Coca-Cola Enterprise malah mencatat
kerugian yang cukup besar dalam hal profit (-322%).

Rival yang cukup signifikan bagi PepsiCo sangatlah sedikit, terhitung hanya grup bisnis
Coca-Cola yang mampu menandingi kekuatan PepsiCo. Industri makanan dan minuman ringan
merupakan bidang yang penuh persaingan dimana profit margin yang dihasilkan sangat rendah,
biaya energi yang tinggi dan perubahan cita rasa konsumen.

Strategi Bisnis Divisi PepsiCo.


Dari keempat divisi bisnis PepsiCo, seluruhnya mengikuti pendekatan strategis umum yang
ditetapkan oleh tim manajemen perusahaan. Adapun keempat divisi bisnis tersebut yakni:
1. Frito-Lay Amerika Utara: komponen utama dari bisnis PepsiCo secara keseluruhan,
dengan total pendapatan yang tercatat sebesar 29% dari total pendapatan dan 36% dari
laba operasi. Manajemen fokus dalam mempertahankan dominasi pasar yang kuat Frito-
Lay seiring dengan tuntutan konsumen dan tren, termasuk keinginan untuk memberikan
kenyamanan, meningkatnya kesadaran kandungan gizi, dan mengembangkan permintaan
secara berkelanjutan.
2. PepsiCo Beverages Amerika Utara: Sebagai penjual terbesar minuman non alkohol di
Amerika Serikat, PepsiCo menguasai 26% pangsa pasar di tahun 2006. Penjualan Pepsi
tersebut didukung oleh penggunaan program 'Power of One', yang mensyaratkan lintas
promosi Pepsi dan produk Frito-Lay serta mempergunakan hubungan yang kuat antara
PepsiCo dengan pengecer yang telah dibangun.
3. PepsiCo International: PepsiCo mengikuti strategi mendorong secara agresif ke pasar
internasional seiring dengan dengan pertumbuhan volume camilan internasional.
4. Quaker Foods Amerika Utara: Strategi PepsiCo adalah menyediakan makanan yang
'baik-untuk Anda' pasar secara lebih agresif

Sudut Pandang Porters Competitive Forces


1. Persaingan diantara penjual
Persaingan yang terjadi di budang industri yang digeluti oleh Pepsi Co memang sangat
keras. Hal ini terjadi karena kemampuan dan kapabilitas antara para petarung hampir sama.
Product lifecycle yang semakin cepat, pertumbuhan market yang pelan, pertarungan panjang
dengan Coca-Cola (Cola War), rendahnya switching cost bagi konsumen untuk berpindah produk
produk, persaingan harga untuk memacu volume penjualan. Diferensiasi produk kurang mampu
diandalkan karena competitor mampu dengan cepat meniru sisi keunggulan dan meluncurkan
produk yang setara. Meski di bidang industri Processed and packaged goods PepsiCo
memimpin , namun dibidang industri Beverages & Soft Drink Coca Cola memimpin jauh di
depan Market Capital $106.31 milyar. Pelannya pertumbuhan pasar di Amerika Serikat,
memaksa PepsiCo untuk berekspansi ke pasar luar negeri. Pasar luar negeri PepsiCo bertumbuh
22%, dan menyumbang 40% dari total pendapatann di tahun 2007 ($38Milyar).
2. Ancaman pendatang baru.
Pendatang baru bukanlah merupakan ancaman bagi PepsiCo, karena di bidang industri ini
para pemainnya sudah cukup kuat mengakar. Lagipula dengan kekuatan finansial dan strategi
akuisisi yang dilakukan, PepsiCo mampu dengan mudah membeli perusahaan yang dinilainya
potensial. Untuk mampu menandingi PepsiCo diperlukan modal yang cukup besar, jaringan
pemasaran dan distribusi yang kuat dan luas dan kekuatan merk yang mampu menimbulkan
kesetiaan konsumen

3. Produk pengganti dari produsen lain.


Di bidang industri yang digeluti PepsiCo, produk pengganti dari kompetitor yang setara
dengan harga kompetitif sangatlah mudah ditemui, selain itu switching cost yang diperlukan oleh
konsumen untuk berpindah produk sangatlah kecil. Oleh karena itu PepsiCo sangat gencar dalam
melakukan inovasi produk baru, cita rasa dan peningkatan mutu serta tingkat kesehatan produk
lama.
4. Posisi tawar suplier.
PepsiCo melakukan diversifikasi suplier yang tentu saja memperlemah posisi para suplier.
Juga dengan strategi akuisisi strategisnya PepsiCo juga mengakuisisi beberapa perusahaan
suplier lokal yang strategis dalam mendukung bisnisnya. Selain itu PepsiCo juga membuat code
of conduct untuk suplier yang membuat para suplier nyaman dalam berhubungan bisnis secara
profesional dengan PepsiCo.
5. Posisi tawar pembeli.
Pembeli memiliki posisi tawar yang cukup tinggi, akibat harga produk yang murah dan
banyaknya produk alternatif yang ada di pasaran. Untuk meningkatkan posisi tawar terhadap
konsumen, PepsiCo melakukan inovasi produk baru yang mengarah kearah produk yang lebih
sehat bagi konsumen. (produk-produk Better-For-You dan Good-For-You) Kesadaran konsumen
akan makanan sehat menurunkan penjualan minuman bersoda, namun meningkatkan volume
penjualan untuk produk-produk minuman lainnya yang bertema kesehatan, low fat dan diet.
Berikut adalah Non-carbonated Beverage Brands yang dikembangkan oleh PepsiCo dengan
target konsumen yang sadar akan kesehatan.
Bottled Water (Propel Fitness Water, SoBe Life Water, Aquafina) berkembang
seputar gaya hidup konsumen.
Ready to Drink (Tea, Coffe, Starbucks) mengembangkan rasa baru
Nutrient Rich (Gatorade)
Orange juice / Juices (Tropicana)

Sudut Pandang Analisis Pestel


1. Politik
a. adanya legal bariers untuk masuk ke pasar baru terutama pada emerging markets,
seperti China dan Brazil
2. Ekonomi
a. Emerging markets memiliki potensi yang besar
b. Kompetisi dalam pasar local sangat kuat untuk ditembus
3. Sosial
a. Meningkatkan kesadaran akan gaya hidup sehat, sehingga berpeluang
memproduksi produk sehat
b. Kurangnya ketertarikan pada minuman berkarbonasi, makanan asin, dan tinggi
kalori
4. Teknologi
a. PepsiCo memiliki departemen R&D yang kompetitif untuk menemukan produk-
produk baru secara terus menerus
5. Lingkungan
a. Menciptakan solusi kemasan yang ramah lingkungan
6. Legal
a. Sering berjalannya waktu, konsumen lebih dilindungi
b. Adanya hukum yang mencegah obesitas, seperti di U.S

Faktor Penggerak Perubahan Industri


Tiga kunci trend industri makanan dan minuman saat ini yang membentuk industri ini antara
lain:
1) Tumbuhnya kesadaran konsumen akan kandungan gizi dari makanan ringan / snack.
2) Indulgent Snacking (makanan ringan).
3) Convenience.

Faktor kebijakan regional suatu negara juga menjadi faktor penting, regulasi yang mengatur
tentang kesehatan makanan dan minuman saat ini semakin ketat dan detil. Peraturan 165.110 dari
departemen kesehatan Amerika, misalnya, mengatur secara rinci tentang definisi air yang
diperbolehkan dipakai bagi produk air kemasan, juga kadar kandungan zat-zat kimia yang
diijinkan. Perlu diketahui pula bahwa US Federal Trade Commissions pernah melarang distribusi
soft drink buatan Pepsi dan Gatorade secara bersamaan. Larangan tersebut berlaku selama 10
tahun. Alasan pelarangan terkait dengan meningkatnya nilai tawar Pepsi jika produknya
dipasarkan bersama Gatorade, dimana Pepsi bisa memanfaatkan hal tersebut untuk
menyingkirkan produsen kecil.
Ketika bergerak di ruang lingkup internasional, PepsiCo harus menghadapi masalah
perbedaan cita rasa dari penduduk negara yang berbeda-beda. Diversifikasi dalam hal rasa
menjadi andalan dalam persaingan di suatu kawasan regional. Riset menunjukkan bahwa untuk
cita rasa asin pada snack relatif sama di sebagian besar kawasan.
Krisis global 2008 juga memaksa PepsiCo untuk mengerahkan segala daya untuk
menghadapi inflasi yang terkait dengan meningkatnya biaya produksi gandum dan energi.
PepsiCo mengambil langkah-langkah berikut dalam menghadapi krisis global: product
formulations, ingredient sourcing, trade efficiencies, manufacturing, go-to-market dan
administrative expenses.

Competitive Assets
Beberapa Competitive Assets yang dimiliki oleh PepsiCo dalam menghadapi persaingan di
industri Food & Beverage :
1) Superior Brand
2) Organisasi yang solid dengan multi skill, bakat, ras dan gender.
3) Aset-aset fisik berupa pabrik dan jaringan pemasaran yang kuat di seluruh dunia
4) Resep-resep khas yang dipatenkan.
5) Kemampuan finansial dalam melakukan akuisisi.
6) Aliansi-aliansi strategis dengan sesama pemain (Unilever & Starbucks) dan distributor
(The Power of One).
7) Kepedulian dan peran serta aktif dalam kegiatan-kegiatan perbaikan lingkungan hidup.
8) Nilai-nilai perusahaan yang dikomunikasikan dengan baik dan gencar.
Competitive Assets ini merupakan ujung tombak yang dipakai PepsiCo dalam menghadapi
persaingan yang keras dalam industri Food & Beverage.

Value Chain
Strategi fit terus dibangun oleh tim di dalam bisnis dengan rantai nilai. Aktivitas perencanaan
diarahkan secara global untuk mencapai skala ekonomi dan diwujudkan dengan membangun 230
pabrik, 3.600 sistem distribusi, dan 120.000 rute di seluruh dunia. PepsiCo juga membagikan
informasi hasil riset kepada setiap divisi untuk dapat mengembangkan produk baru yang dapat
memebuhi kebutuhan konsumen dan menjadi produk yang dapat meningkatkan nilai dari lini
produk yang berbeda. (Power of one)
Hal ini telah terbukti dengan penghematan sebesar $160 juta setelah integrasi dengan Quaker
Oats yang didapatkan dari penghematan sebesar $40 juta dari penggabungan distribusi Quaker
Snacks dan produk Frito-Lay dan penghematan sebesar $120 juta dari kombinasi Gatorade dan
Tropicana dalam proses pengisian minuman pada tahun 2005.
Keterkaitan Value Chain antara merk dan produk PepsiCo:
1) Informasi riset pasar yang dibagi oleh perusahaan ke semua divisi, memungkinkan divisi-
divisi membangun produk baru yang sesuai dengan permintaan konsumen.
2) Melakukan konsolidasi dalam pembelian atau pengadaan untuk menekan biaya.
3) Memproduksi produk-produk sejenis di fasilitas yang sama jika memungkinkan, untuk
efisiensi produksi.
4) Melakukan konsolidasi fungsi-fungsi penjualan dan pemasaran dari produk-produk yang
mirip untuk menghilangkan usaha berlebihan dan menyajikan satu wajah kepada customer.

Key Success Factor


Key Success Factor yang diusung oleh PepsiCo antara lain :
1. Low Cost Manufacturing (Mass Production) Untuk menjaga harga tetap rendah.
2. Product Innovations Agar konsumen tidak jenuh dengan produk lama.
3. Product Upgrade Agar konsumen merasakan adanya perbaikan mutu dan peningkatan
standar kesehatan dari produk.
4. Strategic Acquisition Mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang cukup menguntungkan
untuk memperluar pasar di kawasan regional lain.
5. Strategic Alliances Mengadakan aliansi strategis, baik dengan suplier, kompetitor
maupun distributor untuk meningkatkan volume penjualan..

Diverifikasi PepsiCo
1. Untuk menjawab masalah kesehatan PepsiCo melakukan diferensiasi produk seperti less
sugar, less salt, natural oils, dll
2. Secara terus menerus melakukan penelitian dalam resep dan rasa baru untuk menarik
konsumen baru, sehingga memperoleh market share yang lebih besar.
3. Akuisisi internasional, yang mana telah diketahui PepsiCo memiliki cakupan luas pada
produk makanan dan minumannya.

Pengaruh-pengaruh kondisi PepsiCo


Analisa eksternal, ada dua pendukung permasalahan penting yang berkaitan dengan lingkungan
eksternal PepsiCo, yaitu:
1. Frekuensi perubahan selera konsumen merupakan sebuah tantangan bagi perusahaan
untuk menjaga ekspektasi konnsumen.
2. Resesi ekonomi menekan pelanggan untuk memilih produk yang lebih terjangkau seperti
produk sejenis lainnya.

Analsia Internal, bahwa permasalahan perubahan kondisi financial pada tahun 2006 sampai 2008
yang mungkin dapat menempatkan perusahaan dalm kesulitan dimasa yang akan datang. Untuk
memberikan analisa secara lebih mendalam tidak dapat hanya dengan melihat sekilas tentang
laporan pendapatan saja, tetapi kita harus menganalisa dari berbagai sisi strategis bisnis
perusahaan ini. Adapun analisa tersebut mengenai misi, visi dan analisa SWOT.

Misi perusahaan, ketika kita berbicara mengenai misi maka strategic thinking-nya adalah, kita
harus memastikan bahwa itu jelas, luas cakupannya, menjawab pertanyaan: apa bisnis kami dan
mencakup 9 komponen berikut: a). konsumen, b). produk dan layanannya, c). pasar, d).
tekhnologi, e). Perhatian akan survival, pertumbuhan dan profitabilitas, f). filosofi, g). konsep
diri, h). perhatian akan adanya citra public, i). perhatian terhadap karyawan. Jika misi perusahaan
sudah mencakup sebagian besar dari kesembilan komponen tadi maka perusahaan akan dapat
berkembang.

Visi perusahaan, jika dikaitkan dengan bisnis makanan dan minuman, visi PepsiCo, tidak secara
langsung merujuk pada core bisnisnya yang berupa minuman dan produksi aneka macam
makanan ringan atau snack, Pepsicos responsibility is to continually improve all aspects of
theworld which we operate-environmental, social, economic creating a bettertomorrow than
today Mungkin akan lebih mudah dipahami oleh banyak orang yang terlibat dalam operasional
perusahaan manakala menggunakan visi ini Visi kami adalah menjadi organisasi utama untuk
memuaskan dahaga dunia dengan minuman menyegarkan kami dan untuk menyediakan
makanan bergizi unggul untuk menikmati gaya hidup yang lebih baik

Analisa SWOT:
Berikut disampaikan beberapa kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang mungkin
dihadapai PepsiCo:
Strengths:
a. Dikenal dengan baik reputasinya, produk dengan cita rasa tinggi, kualitas dan bernilai
tertinggi
b. Strategi aliansi peritel 'Power of One' merupakan kerja sama erat antara tim pemasaran
PepsiCo dan para retailers yang membantu PepsiCo untuk memahami kebutuhan
konsumen dan memperkuat penjualan produk Pepsi dan Frito-Lay.
c. PepsiCo responsif terhadap kekhawatiran tentang kesehatan konsumen dan pemerintah
d. Memiliki kemampuan internal yang berkelanjutan, Pepsico meyakini bahwa karyawan
adalah aset paling dasar. Oleh karena itu perusahaan memfasilitasi karyawan dengan
program pelatihan dan motivasi terus menerus untuk mempertahankan kemampuan
internal tersebut
e. Infrastruktur teknologi informasi yang tepat, untuk tetap up to date dengan inovasi
terbaru, sehingga kemampuan untuk menjadi proaktif dan memiliki respon cepat untuk
setiap perubahan selera konsumen
f. PepsiCo memiliki kemampuan yang sangat baik untuk mengintegrasikan perusahaan
yang diakuisisi, mengubahnya menjadi unit bisnis yang menguntungkan dengan cepat.
Weakness:
a. Internasionalisasi merek Quaker relatif kurang sukses
b. Operasi skala Internasional, relatif memiliki profitabilitas lebih rendah terhadap operasi
AS.
c. Saham PepsiCo terhadap pasar minuman ringan berkarbonasi AS masih jauh lebih rendah
dibandingkan pesaing lamanya di industri, yaitu Coca-Cola.
d. PepsiCo tetap sangat tergantung pada pasar AS untuk pendapatan, profitabilitas dari
bisnis domestik dimana masih jauh lebih besar dari unit internasional.
e. Perubahan secara berkelanjutan dalam struktur organisasi perusahaan menunjukkan
indikasi kelemahan internal dan ketidakstabilan.

Dari penjabaran opportunity dan threats dapat saja menjadi faktor yang sama, tetapi apa yang
terjadi adalah bagaimana mereka melakukan tindakan untuk mengatasinya. Berikut ini adalah
adanya beberapa poin yang sama untuk opportunities dan threats
Opportunities:
a. Tren sosial: diarahkan untuk makanan sehat, sehingga PepsiCo memiliki kesempatan
untuk menjadi yang pertama yang menyajikan makanan dan minuman tersebut dan
menjadi terkemuka di industri. Masih terdapat ruang untuk pertumbuhan yang signifikan
pada industri pasar minuman non berkarbonasi secara internasional
b. Perubahan pola aktivitas perjalanan, liburan atau rekreasi. Strategi perusahaan untuk
merumuskan kembali pengembangan makanan ringan dan untuk fokus pada kegunaan
minuman dan produk air di waktu yang tepat
c. Perubahan iklim, jika cuaca bagus, PepsiCo akan memiliki produktifitas bahan mentah
yang lebih baik.
d. Publisitas yang baik, lebih dapat diterima atas produk yang dihasilkan. PepsiCo dapat
menggunakan produk andalannya sebagai cara untuk memperkenalkan konsumen untuk
produk lainnya dalam jangkauan
Threats:
a. Penuaan populasi umum, perubahan demografi mengubah selera konsumen, selera
traditional perlu diperbarui
b. Perubahan tren sosial, khususnya terhadap makanan sehat dan minuman, sedangkan
ancamanya akan bertentangan dengan produk yang kurang sehat yang diproduksi oleh
perusahaan.
c. Perubahan pola aktivitas perjalanan, liburan atau rekreasi
d. Perubahan ikilm dan cuaca, akan mempengaruhi produktivitas pertanian yang akan
mempengaruhi ketersediaan sumber daya yang akan digunakan sebagai bahan untuk
produksi seperti tebu, jagung, gandum, beras, gandum, kentang dan berbagai buah,
sehingga akan berpengaruh pula pada harga komoditas yang berubah-ubah (volatile)
dapat mempersulit PepsiCo untuk mengendalikan margin dan mungkin memerlukan
kenaikan harga.
e. Krisis ekonomi dapat mengikis anggaran rumah tangga dan berakibat berkurangnya
pengeluaran untuk makanan ringan yang tidak perlu.
Analisa Financial
Informasi mengenai rasio lancar PepsiCo untuk mendapatakan adalah dengan menggunakan
formula Rasio Lancar = Aktiva Lancar/Kewajiban Lancar (Current Ratio=Current Asset/Current
Liabilities.
Rasio lancar adalah alat diagnostik yang mengukur apakah bisnis memiliki kecukupan sumber
daya keuangan atau tidak untuk membayar tagihan selama 12 bulan ke depan. Untuk bisnis ini,
rasio lancar memberikan tagihan kesehatan. Untuk setiap dolar dalam kewajiban lancar, ada $
1,23 (tahun 2008) di aktiva lancar. Sebuah rasio lancar lebih dari 1 adalah berita baik, secara
umum, meskipun jika anda membandingkan rasio lancar anda dengan rasio lancer milik industri
mungkin akan tampak kurang.

Sedangkan untuk mengetahui Inventory Turnover digunakan formula: Inventory Turnover


(Perputaran Persediaan)= Sales (Penjualan)/Inventory (persediaan) dari formula ini akan
ditemukan Rasio Inventory Turnover.
Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi usaha dalam mengelola dan menjual inventory.
Rasio ini adalah pengukur likuiditas persediaan perusahaan. Hal ini juga membantu pemilik
bisnis menentukan bagaimana mereka dapat meningkatkan penjualan mereka melalui
pengendalian persediaan.

Umumnya, rasio persediaan tinggi, seperti kasus Pepsico, berarti bahwa perusahaan secara
efisien dalam mengelola dan menjual persediaan. Semakin cepat persediaan terjual maka akan
semakin sedikit dana yang terhenti. Namun, harus berhati-hati jika mereka memiliki perputaran
persediaan yang terlalu tinggi karena mereka akan rawan atas terjadi kehabisan persediaan.

Menghitung Rasio Hutang (Debt Ratio/DR), digunakan formula: DR=Total Debt/Total Asset.
Rasio ini menunjukkan berapa banyak bisnis Anda dalam utang, sehingga cara terbaik untuk
memeriksa bisnis Anda dalam solvabilitas jangka panjang. Sebagai contoh, pada tahun 2008
Pepsioco memiliki 21.83% yang merupakan 0,21, jadi $ 0,21 dolar utang untuk setiap dolar aset.
Jadi untuk bisnis ini, rasio total utang memberitahu kita bahwa bisnis ini dalam keadaan sehat
karena rasio kurang dari 1. Rasio utang semakin rendah, total utang bisnis dibandingkan dengan
basis asetnya. Seperti yang kita perhatikan utang PepsiCo Total Rasio Utang meningkat sejak
tahun 2006, namun hal ini tidak berarti bahwa perusahaan akan mundur, tetapi itu berarti bahwa
itu menggunakan utang untuk mengembangkan usahanya.

Dari Analisis SWOT dan Analisis Finansial, menunjukan tren positif, berdasarkan dedikasi
internal perusahaan dan tren positif nilai rasio dalam analisis keuangan, kami menyimpulkan
bahwa secara umum PepsiCo dalam kondisi baik, tetapi strategi berikut mungkin dapat dijadikan
alternative solusi untuk eksistensi dan pengembangan perusahaan:
PepsiCo memiliki posisi yang bagus untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal, untuk
mengatasi kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Strategi yang berbeda dapat
dijalankan pada analisis, seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk,
diversifikasi dan integrasi ke belakang, ke depan dan horizontal. Dalam kasus PepsiCo, kami
menyarankan dua strategi intensif:
1. Pengembangan Produk
Sebuah strategi penting yang harus dipertimbangkan PepsiCo adalah pengembangan
produk di mana ia harus mengembangkan lini produk, menyediakan produk yang lebih
organik atau sehat untuk memenuhi semua kebutuhan pasar. Apalagi telah terjadi tren
peningktan atas makanan sehat dan rendah kalori, sehingga memiliki kemampuan untuk
menjadi lebih ekspansif dibandingkan pesaingnya dalam hal inovasi dan tetap up to date
dengan tren sosial terbaru
2. Penetrasi Pasar
Dengan mempertimbangkan bahwa PepsiCo memiliki target yang luas maka perusahaan
harus fokus pada low-cost-differentiation. Mereka harus fokus pada peningkatan
penjualan di semua sektor bisnis dan bukan hanya divisi tertentu. Hal ini dapat dilakukan
dengan menurunkan biaya mereka untuk minimum dan menyesuaikan pemasaran mereka
anggaran penjualan sehingga mampu menurunkan harga mereka relatif lebih rendah
dibandingkan dengan harga pesaing mereka sehingga meningkatkan pangsa pasar
mereka. Menjaga konsistensi yang membedakan Pepsico dengan produsen lain, dimana
PepsiCo tetap pada jalur produk mereka yaitu makanan dan minuman.
PepsiCo berada dalam posisi yang kuat. Dominasinya di minuman dan industri makanan ringan
di seluruh dunia telah memberikan perusahaan pendapatan yang kuat dan tingkat pertumbuhan
yang patut ditiru. Keberhasilan tersebut didukung oleh serangkaian akuisisi strategis, yang
memungkinkan perusahaan untuk bersaing dengan tren di pasar, pergeseran keinginan konsumen
dan kebutuhan, dan menempatkan dirinya dalam posisi di mana perusahaan dapat memanfaatkan
rantai pasokan (value chain) yang canggih dan jaringan distribusi global untuk mendorong
pertumbuhan lebih pesat dan untuk melindungi diri dari risiko yang melekat pada industry
makanan dan minuman global.

Вам также может понравиться