Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Jawaban :
- Primer
Migraine
Cluster
Tension type headache
- sekunder
Nyeri kepala Tumor otak
Nyeri kepala pasca trauma
4. Diagnosis banding
Jawaban :
Nyeri kepala disebabkan oleh penyakit lain HT
Trigerminal neuralgia
Tumor otak penekanan ruang sol
Nyeri kepala karena pengobatan obat-obatan tertentu
5. Faktor pencetus migraine?
Jawaban :
Hormonal kadar estrogen
Makanan kopi yang mengandung kaffein, keju, makanan yang mengadung
MSG tinggi
Perubahan cuaca
Stres
Kurang tidur
8. Prognosis
Jawaban : 80-90% - pengobatan simptomatik, Menghindari pemicu.
Learning objective
1. Patofisiologi
Teori vaskular
Vasokontriksi intrakranial di bagian luar korteks berperan dalam terjadinya migren
dengan aura. Pendapat ini diperkuat dengan adanya nyeri kepala disertai denyut yang
sama dengan jantung. Pembuluh darah yang mengalami konstriksi terutama terletak di
perifer otak akibat aktivasi saraf nosiseptif setempat. Teori ini dicetuskan atas observasi
bahwa pembuluh darah ekstrakranial mengalami vasodilatasi sehingga akan teraba
denyut jantung. Vasodilatasi ini akan menstimulasi orang untuk merasakan sakit kepala.
Dalam keadaan yang demikian, vasokonstriktor seperti ergotamin akan mengurangi sakit
kepala, sedangkan vasodilator seperti nitrogliserin akan memperburuk sakit kepala.
2. Pemeriksaan Penunjang5
a. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan untuk menyingkirkan sakit kepala yang diakibatkan oleh penyakit
struktural, metabolik, dan kausa lainnya yang memiliki gejala hampir sama dengan
migren. Selain itu, pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan apakah ada penyakit
komorbid yang dapat memperparah sakit kepala dan mempersulit pengobatannya.
b. Pencitraan
CT scan dan MRI dapa dilakukan dengan indikasi tertentu, seperti: pasien baru
pertama kali mengalami sakit kepala, ada perubahan dalam frekuensi serta derajat
keparahan sakit kepala, pasien mengeluh sakit kepala hebat, sakit kepala persisten,
adanya pemeriksaan neurologis abnormal, pasien tidak merespon terhadap pengobatan,
sakit kepala unilateral selalu pada sisi yang sama disertai gejala neurologis kontralateral.
c. Pungsi Lumbal
Indikasinya adalah jika pasien baru pertama kali mengalami sakit kepala, sakit kepala
yang dirasakan adalah yang terburuk sepanjang hidupnya, sakit kepala rekuren, onset
cepat, progresif, kronik, dan sulit disembuhkan. Sebelum dilakukan LP seharusnya
dilakukan CT scan atau MRI terlebih dulu untuk menyingkirkan adanya massa lesi yang
dapat meningkatkan tekanan intracranial.
3. Tatalaksana
MEDIKAMENTOSA
Terapi Abortif
Sumatriptan
Sumatriptan cukup efektif sebagai terapi abortif jika diberikan secara subkutan
dengan dosis 4-6 mg. Dapat diulang sekali setelah 2 jam kemudian jika dibutuhkan.
Dosis maksimum 12 mg per 24 jam. Triptan merupakan serotonin 5-HT 1B/1Dreceptor
agonists. Golongan obat ini ditemukan dalam suatu penelitian mengenai serotonin dan
migren yang mendapatkan adanya suatu atypical 5-HT receptor. Aktivasi reseptor ini
menyebabkan vasokontriksi dari arteri yang berdilatasi. Sumatriptan juga terlihat
menurunkan aktivitas saraf trigeminal
Indikasi: serangan migren akut dengan atau tanpa aura
Dosis & Cara Pemberian: dapat diberikan secara subkutan dengan dosis 4-6 mg. Dapat
diulang sekali setelah 2 jam kemudian jika dibutuhkan. Dosis maksimum 12 mg per 24
jam.
Efek Samping: flushing, lemah, mengantuk, mual, muntah, peningkatan tekanan darah
sementara.
Kontraindikasi:
o penyakit jantung iskemik
o riwayat infark miokard
o prinzmetals angina
o hipertensi yang tidak terkontrol.
2. Zolmitriptan
Zolmitriptan efektif untuk pengobatan akut. Dosis awal oral 5 mg. Gejala-
gejala akan berkurang dalam 1 jam. Obat ini dapat diulang sekali lagi setelah 2 jam
jika diperlukan. Dosis maksimal adalah 10 mg untuk 24 jam. Zolmitriptan juga dapat
digunakan melalui nasal spray.
Indikasi: Untuk mengatasi serangan migren akut dengan atau tanpa aura pada dewasa.
Tidak ditujukan untuk terapi profilaksis migren atau untuk tatalaksana migren
hemiplegi atau basilar.
Dosis & Cara Pemberian: Pada uji klinis, dosis tunggal 1; 2,5 dan 5 mg efektif
mengatasi serangan akut. Pada perbandingan dosis 2,5 dan 5 mg, hanya terjadi sedikit
penambahan manfaat dari dosis lebih besar, namun efek samping meningkat. Oleh
karena itu, pasien sebaiknya mulai dengan doss 2,5 atau lebih rendah. Jika sakit terasa
lagi, dosis bisa diulang setelah 2 jam, dan tidak lebih dari 10 mg dalam periode 24
jam.
Efek Samping: hiperestesia, parestesia, sensasi hangat dan dingin, nyeri dada, mulut
kering, dispepsia, disfagia, nausea, mengantuk, vertigo, astenia, mialgia, miastenia,
berkeringat.
Kontraindikasi: Pasien dengan penyakit jantung iskemik (angina pectoris, riwayat
infark miokard, coronary artery vasospasm, Prinzmetal's angina), dan pasien
hipersensitif.
3. Eletriptan
Dosis & Cara Pemberian: 2040 mg po saat onset berlangsung, dapat diulang 2 jam
kemudian sebanyak 1 kali. Dosis maksimum tidak melebihi 80 mg/24 jam.
Efek Samping: parestesia, flushing, hangat, nyeri dada, rasa tidak enak pada perut,
mulut kering, dispepsia, disfagia, nausea, pusing, sakit kepala, mengantuk.
4. Rizatriptan dengan dosis 5-10 mg po saat onset berlangsung, dapat diulang setiap 2
jam sebanyak 2 kali. Dosis maksimum 30 mg/24 jam.
5. Naratriptan dengan dosis 1-2,5 mg po saat serangan migren akut, boleh diulang
setelah 4 jam. Dosis maksimum 5 mg/24 jam.
6. Almotriptan dengan dosis 6,25-12,5 mg po saat onset berlangsung, dapat diulang
setelah 2 jam sebanyak sekali. Dosis maksimum 25 mg/24 jam
7. Frovatriptan dengan dosis 2,5 mg po saat onset berlangsung, dapat diulang setelah 2
jam. Waktu paruhnya lebih panjang dari eletriptan sehingga sangat membantu bagi
pasien dengan serangan migren yang panjang. Dosis maksimum 7,5 mg/24 jam.
Analgesik seperti aspirin
8. Analgesik opioid seperti meperidin 100 mg IM atau butorphanol tartat dengan nasal
spray 1 mg untuk setiap lubang hidung. Bisa diulang setelah 3 atau 4 jam berikutnya.
9. Dihidroergotamin mesilat 0.51 mg IV atau 12 mg SK atau IM
10. Proklorperazin 25 mg rektal atau 10 mg IV
11. Cafergot yaitu kombinasi antara ergotamin tartat 1 mg dan kafein 100 mg. Cafergot
dapat diberikan sebanyak 1-2 tablet yang diminum pada saat onset serangan atau
ketika gejala-gejala prodromal berlangsung diikuti dengan 1 tablet setiap 30 menit.
Cafergot dapat diminum maksimal 6 tablet untuk setiap serangan namun tidak boleh
dikonsumsi lebih dari 10 hari per bulan. Ergotamin harus dihindari untuk orang hamil
dan bagi orang yang berisiko stroke.
Terapi Profilaktif
Tujuan dari terapi profilaktif adalah untuk mengurangi frekuensi berat dan lamanya
serangan, meningkatkan respon pasien terhadap pengobatan, serta pengurangan disabilitas.
Terapi preventif yang dilaksanakan mencakup pemakaian obat dimulai dengan dosis
rendah yang efektif dinaikkan pelan-pelan sampai dosis efektif. Efek klinik tercapai
setelah 2-3 bulan pengobatan, pemberian edukasi supaya pasien teratur memakai obat,
diskusi rasional tentang pengobatan, efek samping obat. Pasien juga dianjurkan untuk
menulis headache diary yang berguna untuk mengevaluasi serangan, frekuensi, lama,
beratnya serangan, disabilitas dan respon terhadap pengobatan yang diberikan. Obat-
obatan yang sering diberikan:
a. Beta-blocker:
- propanolol yang dimulai dengan dosis 10-20 mg 2-3x1 dan dapat ditingkatkan
secara gradual menjadi 240 mg/hari.
- atenolol 40-160 mg/hari
- timolol 20-40 mg/hari
- metoprolol 100-200 mg/hari
b. Calcium Channel Blocker:
- verapamil 320-480 mg/hari
- nifedipin 90-360 mg/hari
c. Antidepresan, misalnya amitriptilin 25-125 mg, antidepresan trisiklik, yang terbukti
efektif untuk mencegah timbulnya migren.
d. Antikonvulsan:
- asam valproat 250 mg 3-4x1
- topiramat
e. Methysergid, derivatif ergot 2-6 mg/hari untuk beberapa minggu sampai bulan efektif
untuk mencegah serangan migren.
NON-MEDIKAMENTOSA
Terapi abortif
Para penderita migren pada umumnya mencari tempat yang tenang dan gelap pada saat
serangan migren terjadi karena fotofobia dan fonofobia yang dialaminya. Serangan juga akan
sangat berkurang jika pada saat serangan penderita istirahat atau tidur.
Terapi profilaktif
Pasien harus memperhatikan pencetus dari serangan migren yang dialami, seperti
kurang tidur, setelah memakan makanan tertentu misalnya kopi, keju, coklat, MSG, akibat
stress, perubahan suhu ruangan dan cuaca, kepekaan terhadap cahaya terang, kelap kelip,
perubahan cuaca, dan lain-lain. Selanjutnya, pasien diharapkan dapat menghindari faktor-
faktor pencetus timbulnya serangan migren. Disamping itu, pasien dianjurkan untuk
berolahraga secara teratur untuk memperlancar aliran darah.
4. prognosis
Jawaban : sakit kepala migrain pada remaja memiliki prognosis jangka panjang disposisi
keluarga untuk migrain diperkirakan memiliki hasil yang buruk, terutama dengan migrain
tanpa aura. Migraine adalah gangguan kronis dengan serangan episodik dengan prognosis
jangka panjang sangat bervariasi. Migrain memiliki prognosis sangat baik (remisi klinis )
atau relatif baik ( parsial remisi ). Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa, selama
periode 1 tahun , 84 % dari pasien dengan migrain bertahan dengan diagnosis ini ( migrain
berulang) ; sekitar 10 % memiliki clinical remission lengkap 1 tahun , dan 3 % memiliki
remisi parsial ; 3 % dikembangkan migrain kronis lainnya.