BAB 3.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Promosi kenyamanan pada dasarnya diberikan setelah pasien mendapatkan intervensi

frakturnya, misal: setelah dilakukan operasi atau pembedahan dan pembidaian pada
daerah yang fraktur. Promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk pasien fraktur
antara lain mengatasi rasa nyeri, menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal
dari fraktur. Selain promosi tersebut, perawat juga dapat menjelaskan hal-hal umum
yang harus dilakukan pasien pasca operasi fraktur, antara lain ubah sikap, cuci muka
dan tangan pasien serta jelaskan kepada pasien bahwa tindakan ini akan menjaga pesien
tetap bersih dan segar selama menjalani bedrest setelah penatalaksanaan frakturnya,
gosok pinggang pasien dengan alkohol, dan sikap tidur pasien.
2. Pencegahan komplikasi fraktur dibagi menjadi pencegahan primer, pencegahan
sekunder, dan pencegahan tersier.
3. Rehabilitasi pengobatan pada pasien dengan patah tulang atau fraktur termasuk terapi
fisik, yang terdiri dari berbagai jenis latihan: latihan otot isometrik dan latihan ROM
aktif dan pasif. Tujuan dari terapi rehabilitasi adalah untuk mengatasi gangguan fungsi
dan gerakan, mencegah komplikasi, mengurangi nyeri dan edema serta aktivitas
fungsional akibat operasi
4. Komplikasi fraktur diklasifikasikan sebagai kompliksi cepat (saat cedera), awal (dalam
beberapa jam atau hari), dan lambat (dalam beberapa minggu atau bulan). Kompliksi
cepat terdiri dari perdarahan, keruskan arteri dan syaraf, serta kerusakan pada jaringan
sekitar. Komplikasi awal terdiri dari infeksi luka, emboli luka, masalah mobilisasi
umum, dan sindrom kompartemen. Sedangkan komplikasi lambat antara lain penyatuan
terlambat, penyatuan yang salah terjadi saat tulang yang fraktur sudah menyatu
sepenuhnya, tidak ada penyatuan, deformitas tulang, osteoartritis sekunder, dan
nekrosis.

12
3.2 Saran

Adanya makalah ini dapat digunakan untuk menambah wawasan pembaca terutama
perawat tentang promosi kenyamanan, pencegahan komplikasi fraktur, rehabilitasi paska operasi
fraktur, dan komplikasi yang dapat timbul paska operasi fraktur. Kemudian dapat diterapkan
dalam layanan keperawatan kepada pasien yang mengalami fraktur.

13