Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Varicocel | 1
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Varikokel?
8. Bagaimana penatalaksanaan untuk kasus Varikokel?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Varikokel?
Varicocel | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Varikokel adalah varises vena pada spermatic (Tambayong, 1999).
Varikokel adalah dilatasi pleksus pampiniformis dari vena diatas
testis. Merupakan gambaran lazim dalam pria muda paling sering
terlihat pada bagian kiri. Pleksus pampiniformis bermuara kedalam
vena spermatika interna, yang mengalir ke dalam vena renalis di kiri
dan vena kava di kanan (Sabiston, 1994). Varikokel ini terbentuk dari
massa yang mengalami konvolusi dari vena yang berdilatasi dalam
pleksus venosus korda. Karena varikokel terbentuk dari vena yang
terisi darah, maka varikokel tidak mengirimkan cahaya seperti
hidrokel.
2.2 Etiologi
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti penyebab
varikokel, tetapi dari pengamatan membuktikan bahwa varikokel
sebelah kiri lebih sering dijumpai dari pada sebelah kanan (varikokel
sebelah kiri 70-93 %). Hal ini disebabkan karena vena spermatika
interna kiri bermuara pada vena renalis kiri dengan arah miring. Di
samping itu vena spermatika interna kiri bermuara lebih panjang dari
pada yang kanan dan katupanya lebih sedikit dan inkompeten. Jika
Varicocel | 3
terdapat varikokel di sebelah kanan atau varikokel bilateral patut
dicurigai adanya : kelainan pada rongga retroperitoneal (terdapat
obstruksi vena karena tumor), muara vena spermatika kanan pada
vena renalis kanan, atau adanya situs inversus.
Etiologi secara umum :
1. Dilatasi atau hilangnya mekanisme pompa otot atau
kurangnya struktur penunjang/atrofi otot kremaster,
kelemahan kongenital. Proses degenerative pleksus
pampiniformis.
2. Hipertensi vena renalis atau penurunan aliran ginjal ke vena
kava inferior.
3. Turbulensi dari vena supra renalis ke dalam juxta vena renalis.
Intermus kiri berlawanan dengan kedalam vena spermatika
interna kiri
4. Tekanan segment ilaka (oleh feses) pada pangkal vena
spermatika.
5. Tekanan vena spermatika interna meningkat letak sudut turun
vena renalis 90o.
6. Sekunder : tumor retroperitoneal, thrombus vena renalis,
hidronefrosis.
2.3 Klasifikasi
Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3 tingkat/derajat :
1. Derajat kecil : adalah varikokel yang dapat dipalpasi setelah
pasien melakukan maneuver valsava
Varicocel | 4
2. Derajat sedang : adalah varikokel yang dapat dipalapasi
tanpa melakukan manuver valsava
3. Derajat besar : adalah varikokel yang sudah dapat dilihat
bentuknya tanpa melakukan manuver valsava.
2.4 Patofisiologi
a. Peningkatan tekanan vena
Perbedaan letak vena spermatika interna kanan dan kiri
menyebabkan terpilihnya vena spermatika interna kiri, dilatasi
dan terjadi aliran darah retrogard. Darah vena dari testis kanan
dibawa menuju vena cava inferior pada sudut oblique (kira-kira
30o). Sudut ini, bersamaan dengan tingginya aliran vena kava
inferior diperkirakan dapat meningkatkan drainase pada sisi
kanan (venture effect). Vena renalis kiri dapat juga terkompres
di daerah prok simal diantara arteri mesenterika superior dan
aorta, dan distalnya diantara arteri iliaka komunis dan vena.
Fenomena ini dapat juga menyebabkan peningkatan tekana
pada system vena testicular kiri.
b. Anastomosis vena kolateral
c. Katup yang inkompeten
Varicocel | 5
Varikokel memiliki beberapa tanda dan gejala yang sering
dijumpai, yaitu :
1. Nyeri jika berdiri terlalu lama. Hal ini terjadi karena saat
berdiri, maka beban untuk darah kembali kea rah jantuung
akan semakin besar, dan akan semakin banyak darah yang
terperangkap di testis. Dengan membesarnya pembuluh
darah, maka akan mengenai ujung saraf, sehingga terasa
sakit
2. Masalah kesuburan. Berdasarkan penelitian, ditemukan
bahwa 40% dari pria-pria infertile merupakan penderita
varicocel (hal ini akan dijelaskan lebih lanjut).
3. Atrofi testis. Atrofi testis banyak ditemukan pada penderita
varicocele, namun setelah perawatan lebih lanjut biasanya
akan kembali ke ukuran normal.
2.6 Komplikasi
1. Penyusutan testis (atrofi testis)
2. Penurunan kualitas sperma sehingga menyebabkan
kemandulan pria
3. Infeksi pada tubuh serta adanya tekanan tinggi dalam perut
4. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis sehingga testis
mengalami hipoksia karena kekurangan oksigen.
5. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain
katekolamin dan prostaglandin) melalui vena spermatika
interna ke testis.
6. Peningkatan suhu testis.
7. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis kiri dan
kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi dapat
dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga menyebabkan
gangguan spermatogenesis testis kanan dan pada akhirnya
terjadi infertilitas.
Varicocel | 6
2. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berdiri, dengan
memperhatikan keadaan skrotum kemudian dilakukan palpasi.
Jika diperlukan, pasien diminta untuk melakukan maneuver
valvasa atau mengedan. Jika terdapat varikokel, pada inspeksi
dan palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing
di dalam kantung yang berada di sebelah cranial testis.
3. Foto Rontgen sinar X
4. Angiografi / Venografi
Venografi merupakan modalitas yang paling sering
digunakan untuk mendeteksi varikokel yang kecil atau
subklinis, karena dari penemuan mendemonstrasikan refluks
darah vena abnormal di daerah retrograde menuju ke ISV dan
pleksus pampiniformis. Karena pemeriksaan venografiini
merupakan pemeriksaan invasive, teknik ini biasanya hanya
digunakan apabila pasien sedang dalam terapi oklusif untuk
menentukan anatomi dari vena. Biasanya, teknik ini digunakan
pada pasien yang simptomatik.
5. Positif palsu / negative
Vena testicular seringkali spasme, dan terkadang, ada
opasifikasi dari vena dengan kontrasmedium dapat sulut dinilai.
Selebihnya, masalah dapat diatasi dengan menggunakan
kanul/ menuju vena testicular kanan.
6. Doppler ultrasonography
Penemuan USG pada varikokel meliputi :
1) Struktur anekoik terplintirnya tubular yang digambarkan
yang letaknya berdekatan dengan testis. Pasien dengan
posisi berdiri tegak,diameter dari vena dominan pada
kanalisinguinalis biasanya lebih dari 2-5 mm dan saat
valsava manuever diameter meningkat sekitar 1 mm.
2) Varikokel bisa berukuran kecil hingga sangat besar,
dengan beberapa pembesaran pembuluh darah dengan
diameter 8 mm
3) Varikokel dapat ditemukan dimana saja di skotum
(medial, lateral, anterior, posterior, atau inferior dan
testis)
Varicocel | 7
4) USG Doppler dengan pencitraan berwarna dapat
membantu mendiferensiasi channel vena dari kista
epidermoid atau spermatokel jika terdapat keduanya
5) USG Doppler dapat digunakan untuk menilai grade
refluks vena : statis (grade 1). Intermiten (grade II) dan
Kontinu (Grade III)
6) Varikokel intratestikular dapat digambarkan sebagai area
hipokoik yang kurang jelas pada testis. Gambaranya
terbentuk oval dan biasnya terletak di sekitar
mediastinum testis.
Positif palsu/negative
Kista epidermoid dan spermatokel dapat memberi
gambaran seperti varikokel. Jika meragukan, USG
Doppler berwarna dapat digunakan untuk diagnose.
Varikokel intratestikular dapat memberi gambaran seperti
ektasis tubular.
7. Pengukuran dengan Orkidometer
Diperhatikan pula konsistensi testis maupun
ukurannya, dengan membandingkan testis kiri dengan
testis kanan. Untuk lebih objektif dalam menentukan
besar atau volume testis dilakukan pengukuran dengan
alat orkidometer. Pada beberapa keadaan mungkin kedua
testis teraba kecil dan lunak, karena telah terjadi
kerusakan pada sel-sel germinal.
8. Dilakukan pemeriksaan analisis semen untuk menilai seberapa
jauh varikokel telah menyebabkan kerusakan pada tubuli
seminiferi. Menurut McLeod, hasil analisis semen pada
varikokel menunjukkan pola stress yaitu menurunnya motilitas
sperma, meningkatnya jumlah sperma muda (immature), dan
terdapat kelainan bentuk sperma (tapered).
2.8 Penatalaksanaan
1. Teknik Operasi
Kebanyakan pasien penderita varikokel tidak selalu
berhubungan dengan infertilitas, penurunan volume testicular,
dan nyeri, untuk tidak selalu dilakukan tindakan operasi.
varikokel secara klinis pada pasien dengan parameter semen
Varicocel | 8
yang abnormal harus dioperasi dengan tujuan membalikkan
proses yang progresif dan penurunan durasi dependen fungai
testis. untuk varikokel subklinis pada pria dengan factor
infertilitas tidak ada keuntungan dilakukkan tindakan operasi.
varikokel terkait dengan atrofi testicular ipsilateral atau dengan
nyeri ipsilateral testis yang makin memburuk setiap hari, harus
dilakukan operasi segera. ligase varikokel pada remaja dengan
atrofi testicular ipsilateral memberi hasil peningkatan volume
testis, untuk itu tindakan operasi sangat direkomendasikan
pada pria golongan usia ini. remaja dengan varikokel grade I-II
tanpa atrofi dilakukan pemeriksaan tahunan untuk melihat
pertumbuhan testis, jika didapatkan testis yang menghilang
pada sisi varikokel maka disarankan untuk dilakukan
varikolektomi.
Varicocel | 9
post operasi. sebagai tambahan, angka kekambuhan
tinggi karena arteri terticular terlindungi oleh plexus
periarterial (vena comitantes), dimana akan terjadi
dilatasi sering berjalannya waktu dan akan menimbulkan
kekambuhan. parallel ingunal atau tetroperitoneal
kolateral bermula dari testis dan bersama dengan vena
spermatika interna kearah atas ligase (cephalad), dan
vena kremaster yang tidak terligasi, dapat menyebabkan
kekambuhan. Ligase dari arteri testicular disarankan
pada anak-anak untuk meminimalkan kekambuhan,
tetapi pada dewasa dengan infertilitas, ligase arteri
testicular tidak direkomendasikan karena akan
mengganggu fungsi testis.
a. Pasien dalam posisi supinasi pada meja operasi
b. Insisi horizontal daerah iliaka dari umbilicus ke SIAS
sepanjang 7-10 cm tergantung besar tubuh pasien.
c. Aponeurosis M. External oblique
d. M.internal oblique terpisah 1 cm kearah lateral
M.Rectus abdominis dan M.Transversus abdominis
diinsisi.
e. Peritoneum dipisahka dari dinding abdomen dan
diretraksi.
f. Pembuluh spermatik terlihat berdekatan dengan
peritoneum
g. Dilanjutkan memotong dinding abdomen menuju
M.Psoas posterior
h. Dengan retraksi luas memudahkan untuk
mengidentifikasi vena spermatika, dan <10% kasus
arteri spermatika mudah terlihat, terisolasi dari
seluruh struktur spermatika dan mudah
dikendalikan.
i. Proses operasi ditentukan dari penemuan
intraoperative. pada kasus dengan vena multiple,
kolateral akan teridentifikasi dan seluruh pembuluh
darah dari ureter menuju dinding abdomenterligasi.
pembuluh darah spermatika secara terinspeksi
Varicocel | 10
pada jarak 7-8cm dan diligasi dengan
pemisahan/pemotongan, kemudian dijahit
permanen.
j. Setelah hemostatis dipisahkan, M.Oblique internal,
M.Tranversus abdominalis, dan M.Eksternal oblique
ditutup lapis demi lapis dengan jahitan yang dapat
diserap.
k. Fasia scarpa ditutup dengan jahitan yang akan
diserap
l. Kulit dijahit subkutikuler dengan jahitan yang dapat
diserap.
3. Teknik Laparoskopik
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik
retroperitoneal dengan keuntungan dan kerugian yang
hampir sama. pembesaran optikal dibutuhkan untuk
melakukan teknik ini., untuk memudahkan
menyingkirkan pembuluh limfatik dan arteri testicular
sewaktu melakukan ligase beberapa vena spermatika
interna apabila vena comitantes bergabung dengan arteri
testicular. Teknik ini memiliki beberapa komplikasi seperti
trauma usus, pembuluh intraabdominal dan visera,
Varicocel | 11
emboli, dan peritonitis. komlikasi ini lebih serius
dibandingkan dengan varikokelektomi open.
5. Teknik Embolisasi
a. Embolisasi varikokel dilakukan dengan anestesi
intravena sedai dan local anastesi
b. Angiokateter kecil dimasukkan ke system vena,
dapat lewat vena femoralis kanan atau vena
jugularis kanan.
c. Kateter dimasukkan dengan guiding fluoroskopi ke
vena renalis kiri (karena kebanyakan varikokel
terdapat di sisi kiri) dan kontras venogram.
d. Dilakukkan ISV venogram sebagai peta untuk
mengembolisasi vena.
e. Kateter kemudian dimanuever ke bawah vena
menuju kanalis inguinalis internal
f. Biasanya vena atau cabangnya terembolisasi
dengan injeksi besi atau platinum spring-like
embolization coils.
g. Vena kemudian terblok pada level kanalis inguinalis
interna dan sendi sakroiliaka
h. Dapat ditambahkan sclerosing foam untuk
menyelesaika embolisasi.
Varicocel | 12
i. Pada tahap akhir, venogram dilakukan untuk
memastikan semua cabang ISV terblok, kemudian
katetr dapat dikeluarkan.
j. Dibutuhkan tekanan manual pada daerah tusukan
selama 10 menit, untuk mencapai hemodialysis.
k. Tidak ada penjahitan pada teknik ini. setelah
selesai, pasien diobservasi selama beberapa jam,
kemudian dipulangkan. Angka keberhasilan proses
ini mencapai 95%
2. Alternatif Terapi
Untuk pria dengan infertilitas, parameter semen yang
abnormal, dan varikokel klinis, ada beberapa alternative untuk
verikoletomi. Saat ini terdapat teknik nonbedah termasuk
percutaneous radiographic occlusion dan skleroterapi. Teknik
retrogrard perkutaneus radiographic occlusion dengan
menggunakan kanul vena femoralis dan memasang balon/coli
pada vena spermatikainterna. Teknik ini masih berhubungan
dengan bahaya pada arteritestikular dan limfatik dikarenakan
sulitnya menuju vena spermatika interna. Radiographic
occlusion juga memiliki komplikasi seperti migrasi emboli paru,
tromboflebitis, trauma arteri dan reaksi alergi dari pemberian
kontras. Tindakan okulasi antegrad varikokel dilakukan dengan
tindakan kanulasi perkutan dari vena pampiniformis skrotum
dan injeksi agen sklerotik. Teknik ini memiliki angka performa
yang tinggi tetapi angka rekurensi jika dibandingkan dengan
yang teknik retrograde, dapat memberikan risiko trauma pada
arteri testicular.
Varicocel | 13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VARIKOKEL
Kasus Semu :
Pada tanggal 10 Mei 2017 Tn. Y datang ke RSUP Prof. Kandou
Malalayang diantar keluarganya dengan keluhan terdapat benjolan pada
testis sebelah kiri sejak 2 minggu yang lalu disertai rasa nyeri saat
tersentuh, awalnya benjolan dirasa kecil namun makin lama makin
membesar. Benjolan terlihat pada saat berdiri dan akan hilang bila
pasien berbaring. Testis terasa sangat nyeri terutama saat posisi berdiri.
Warna benjolan tidak pernah memerah (sesuai warna kulit) namun
sekarang tampak kebiruan. Dari pengkajian didapatkan hasil:
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 95x/menit
RR : 20x/menit
S : 37,0C
PENGKAJIAN
1 Identitas Klien
Nama : Tn. Y No. Reg :-
Umur : 21 tahun Tgl MRS :10-05-2017
(Jam08.00)
Jenis Kelamin : Laki-laki Diagnosis Medis : Varikokel
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Tgl Pengkajian : 10-05-
2017 (Jam 10.00)
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jombang
Varicocel | 14
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan klien : Orang tua
Alamat : Jombang
2 Riwayat Keperawatan
a Keluhan utama
Tn. Y mengatakan nyeri pada testis sebelah kiri
P : dilatasi vena
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : testis sebelah kiri
S:6
T : hilang timbul
b Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 10 Mei 2017 Tn. Y datang ke RSUP Prof. Kandou
Malalayang diantar keluarganya dengan keluhan terdapat
benjolan pada testis sebelah kiri sejak 2 minggu yang lalu
disertai rasa nyeri saat tersentuh, awalnya benjolan dirasa kecil
namun makin lama makin membesar. Benjolan terlihat pada saat
berdiri dan akan hilang bila pasien berbaring. Testis terasa
sangat nyeri terutama saat posisi berdiri. Warna benjolan tidak
pernah memerah (sesuai warna kulit) namun sekarang tampak
kebiruanRiwayat penyakit dahulu
Tn.Y mengatakan bahwa sebelumnya tidak pernah mengalami
sakit di daerah testis seperti yang dirasakan saat ini. Tn.Y juga
mengatakan bahwa dia belum memeriksakan penyakitnya ke
mantri ataupun dokter sebelumnya.
c Riwayat kesehatan keluarga
Tn. Y mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang
mengalami penyakit yang sama dengan Tn. Y sebelumnya.
d Riwayat kesehatan lingkungan
Tn. Y mengatakan bahwa lingkungan disekitar rumahnya bersih.
3 Pemeriksaan Fisik
TTV
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 95x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37C
Pemeriksaan persistem
1 Sistem pernafasan
Anamnesa : tidak ada keluhan
a Hidung
Varicocel | 15
Inspeksi : secret (-), epistaksis (-), oedem pada mukosa
(-)
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering
c Leher
Inspeksi : bendungan vena jugularis (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
d Faring
Inspeksi : tidak ada oedem / tanda-tanda infeksi
e Dada
Inspeksi : retraksi dinding dada (-)
Palpasi : fokal fremitus kiri = kanan
Perkusi : bunyi sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
3 Persyarafan
Anamnesa : tidak ada keluhan
a. Uji nervus I olfaktorius ( pembau) : pasien dapat
membedakan bau bauan
b. Uji nervus II opticus ( penglihatan) : tidak ada katarak,
tidak ada infeksi konjungtiva atau infeksi lainya, pasien
dapat melihat dengan jelas tanpa menggunakan kaca
mata
Varicocel | 16
c. Uji nervus III oculomotorius : tidak ada edema kelopak
mata, tidak ada hiperemi konjungtiva, tidak ada hiperemi
sklera
d. Nervus IV toklearis : ukuran pupil normal D = 3 mm
e. Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah) : pasien dapat
merasaan sentuhan pada wajah
f. Nervus VI abdusen : tidak ada strabismus (juling),
gerakan mata normal
g. Uji nervus VII facialis : pasien dapat menggembungkan
pipi, dan menaikkan dan menurunkan alis mata
h. Nervus VIII auditorius/akustikus : pasien dapat
mendengar kata kata dengan baik
i. Nervus IX glosoparingeal : terdapat reflek muntah
j. Nervus X vagus : dapat menggerakan lidah
k. Nervus XI aksesorius : dapat menggeleng dan menoleh
kekiri kanan, dan mengangkat bahu
l. Nervus XII hypoglosal/ hipoglosum : dapat menjulurkan
lidah
4 Perkemihan
Anamnesa : pasien mengeluh nyeri pada testis sebelah kiri
terutama pada saat pasien berdiri terlalu lama
a Penis
Inspeksi : penis normal, tidak ada ulkus, bersih
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b Scrotum
Inspeksi : terdapat benjolan pada testis sebelah kiri,
Regio scrotalis sinistra tampak pelebaran vena
pampiniformis
Palpasi : teraba pelebaran vena pampiniformis pada
testis sebelah kiri dengan ukuran 3x2 cm,
permukaan tidak rata, nyeri (+), konsistensi
kenyal lunak
5 Sistem Pencernaan
Anamnesa : tidak ada keluhan
Varicocel | 17
a Mulut
Inspeksi : mukosa bibir kering
b Lidah
Inspeksi : lesi (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
c Faring
Inspeksi : tanda-tanda infeksi (-)
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar di faring
d Abdomen
Inspeksi : distensi abdomen (-)
Auskultasi : bising usus 12x/menit
Perkusi : bunyi timpani
Palpasi : nyeri tekan (-)
Kuadran I:
Hepar tidak terdapat hepatomegali, tidak ada nyeri tekan
Kuadran II:
Gaster nyeri tekan (-), distensi (-)
Lien tidak ada splenomegali
Kuadran III:
Tidak terdapat massa, tidak ada nyeri tekan
Kuadran IV:
Tidak ada nyeri tekan pada titik Mc Burney
Kekuatan otot 5 5
5 5
Keterangan:
0: Tidak ada kontraksi
1: Kontaksi (gerakan minimal)
2: Gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi
3: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi
4: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi serta mampu
menahan tahanan ringan
5: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi serta mampu
menahan tahanan penuh
Varicocel | 18
Inspeksi : distribusi rambut merata
b Leher
Inspeksi : pembesaran kelenjar tyroid (-)
Palpasi : pembesaran kelenjar tyroid (-), nyeri tekan (-)
c Payudara
Inspeksi : tidak ada pembesaran payudara
(ginekomastia)
d Genetalia
Inspeksi : bersih
Palpasi : tidak ada benjolan
e Ekstermitas bawah
Inspeksi : tidak ada odeme
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri Akut (00132)
NS. DIAGNOSIS :
Domain 12 : Kenyamanan
(NANDA-I)
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
Pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian
DEFINITION: rupa (internatioanal association for study of pain);
awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6
bulan.
DEFINING 1. Perubahan selera makan
CHARACTERISTICS 2. Perubahan tekanan darah
3. Perubahan frekuensi jantung
4. Perubahan frekuensi pernapasan
5. Laporan isyarat
6. Diaforesis
7. Perilaku distraksi (mis., berjalan mondar
mandir, mencari orang lain dan / atau aktivitas
lain, aktivitas yang berulang)
8. Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah,
merengek, menangis, waspada, iritabilitas,
mendesah)
9. Masker wajah (mis., mata kurang cahaya,
tampak kacau, gerakan mata berpencar atau
tetap pada satu fokus, meringis)
10.Sikap melindungi rasa nyeri
11.Fokus menyempit (mis., gangguan peresepsi
nyeri, hambatan proses berfikir, penurunan
interaksi dengan orang lain dan lingkungan)
12.Indikasi nyeri yang dapat diamati
Varicocel | 19
13.Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
14.Sikap tubuh melindungi
15.Dilatasi pupil
16.Melaporkan nyeri secara verbal
17.Fokus pada diri sendiri
18.Gangguan tidur
4. Suhu : 37C
5. P : dilatasi vena
6. Q : seperti ditusuk-tusuk
7. R : testis sebelah kiri
8. S : 6
9. T : hilang timbul
10.Wajah pasien tampak
merintih kesakitan
11.Terdapat benjolan pada
testis sebelah kiri
Varicocel | 20
INTERVENSI KEPERAWATAN
NIC NOC
INTERVENSI AKTIVITAS OUT COME INDIKATOR
Varicocel | 21
Manajemen Manajemen nyeri Kontrol Nyeri 1 Mengenali
nyeri 1 Lakukan Definisi : timbulnya
Definisi : pengkajian yang Tindakan individu nyeri
mengurangi komprehensif untuk (160502)
nyeri atau tentang nyeri, mengendalikan 2 Menggunakan
menurunkan termasuk lokasi, nyeri analgesik
nyeri ke level karakteristik, yang
kenyamanan onset/durasi, direkomendasi
yang diterima frekuensi, kan (160505)
oleh pasien kualitas, 3 Laporkan
intensitas, atau perubahan
beratnya nyeri gejala nyeri
dan factor pada dokter
presipitasi (160513)
2 Observasi reaksi 4 Mengenali
non verbal dari kumpulan
ketidaknyamanan gejala nyeri
3 Kontrol (160509)
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan
4 Ajarkan tentang
teknik
pernafasan/relaks
asi
5 Kolaborasi
pemberian
analgesik
6 Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
7 Anjurkan klien
untuk beristirahat
Varicocel | 22
IMPLEMENTASI
Varicocel | 23
EVALUASI
Varicocel | 24
1 10-05- Nyeri akut b/d S : Tn. Y mengatakan
2017 agen cedera bahwa nyeri pada testis
Jam 14.00 biologis sebelah kiri masih
dirasakan
O:
1 TD : 120/70 mmHg
2 Nadi : 90x/menit
3 RR : 20x/menit
4 Suhu : 37 C
5 P : dilatasi vena
6 Q : seperti ditusuk-tusuk
7 R : testis sebelah kiri
8 S:6
9 T : hilang timbul
10 Wajah pasien masih
merintih kesakitan
11 Terdapat benjolan pada
testis sebelah kiri
P : Rencana tindakan
dilanjutkan dan dilakukan
modifikasi tindakan :
1 Melakukan pengkajian
yang komprehensif
tentang nyeri, termasuk
lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, atau
beratnya nyeri dan factor
presipitasi.
2 Mengobservasi reaksi
non verbal dari
ketidaknyamanan.
3 Mengontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
4 Mengajarkan tentang
teknik
pernafasan/relaksasi.
5 Melakukan kolaborasi
pemberian analgesik
6 Mengevaluasi
keefektifan kontrol nyeri
7 Menganjurkan klien
untuk beristirahat
Varicocel | 25
8 Melakukan kolaborasi
dengan dokter untuk
tindakan pembedahan
Varicocel | 26