Вы находитесь на странице: 1из 26

1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Manusia adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan
kebaikan,kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk berbudaya,
manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan bahwa
dengan pikirannya manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya
manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai
kebahagiaan.Adapun sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan
dinamakan LOGIKA.Sarana untuk meningkatkan dan memelihara pola perilaku dan
mutu kesenian adalah ETIKA dan SARAN. Tujuan dari pemahaman bahwa
manusia sebagai mahluk budaya, agar dapat dijadikan dasar pengetahuan
dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematik budaya yang
berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan mahluk
biologis saja namun juga sebagai mahluk sosial, ekonomi, politik dan
mahluk budaya.Pengertian kebudayaan ditinjau dari bahasa Sansakerta dan
budhayah (jamak), budhi = budi/akal. Jadi kebudayaan adalah hasil akal
manusia untuk mencapai kesempurnaan . EB Taylor mengartikan kebudayaan
sebagai keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan serta
yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat. Atau diartikan pula segala sesuatu
yang diciptakan manusia baik materi maupun non material melalui akal.
Budaya itu tidak diwariskan secara generatif (biologis) tapi melalui belajar. Menurut
Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar. Kebudayaan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan,
nilai sikap,makna, hirarkhi, agama, waktu, peranan hubungan ruang, konsep alam
semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari
generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok. Dengan hasil budaya
manusia, maka terjadilah pula kehidupan. Bila kehidupan inilah yang menyebabkan
hidup bersama dan dengan pola kehidupan ini dapat mempengaruhi cara berpikir dan
gerak sosial. Dengan memfungsikan akal budinya dan pengetahuan kebudayaannya,
2

manusia biasa mempertimbangkan dan menyikapi problema budayanya. Kebudayaan


perlu dikaji agar kita bisa mengembangkan kepribadian dan wawasan berpikir.
Kebudayaan diciptakan manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia
dalam rangka mempertahankan hidup serta meningkatkan kesejahteraannya. Dalam
proses perkembangan kebudayaan terjadi pula penyimpangan dari tujuan penciptaan
kebudayaan yang disebut MASALAH KEBUDAYAAN. Masalah kebudayaan adalah
segala sistem dan tata nilai, sikap mental, pola berpikir, pola tingkah laku dalam berbagai
aspek kehidupan yang tidak memuaskan bagi warga masyarakat secara keseluruhan.
Masalah tata nilai dapat menimbulkan kasus-kasus kemasyarakatan antara lain:
DEHUMANISASI, artinya pengurangan arti kemanusiaan seseorang. Jadi kita
melihat Dehumanisasi terjadi akibat perubahan sikap manusia sebagai
dampak dari penyimpangan tujuan pengembangan kebudayaan. Untuk mengantisipasi
hal itu, manusia harus dikenalkan pada pengetahuan kebudayaan dan filsafat. Melalui
filsafat bisa memaknai tentang etika, estetika dan logika. Jadi melalui kajian
pengetahuan budaya, kita ingin menciptakan atau penertiban dan
pengolahan nilai-nilai insan sebagai usaha memanusiakan diri dalam alam
lingkungannya baik secara fisik maupun mental. Manusia memanusiakan dirinya
dan lingkungannya, artinya manusia membudayakan alam, memanusiakan hidup dan
menyempurnakan hubungan insan.
Manusia juga dikenal sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya.
Makhluk sosial artinya bahwa kita tidak dapat hidup sendiri dan
membutuhkan manusia lain. sebagai makhluk budaya menandakan bahwa
manusia memiliki akal budi yang membedakan dengan makhluk hidup lain
dibumi ini.
Masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan.
Perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, tetapi dapat
juga menuju ke arah kemunduran. Terkadang perubahan-perubahan yang
terjadi berlangsung dengan cepat, sehingga membingungkan dan
menimbulkan kejutan budaya bagi masyarakat. Perubahan itu dapat
terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan
hidup, mata pencaharian, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem
pengetahuan, serta religi atau keyakinan.
3

Perubahan di berbagai bidang sering disebut sebagai perubahan sosial dan


perubahan budaya karena proses berlangsungnya dapat terjadi secara
bersamaan.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan lepas dari kebudayaan.
Budaya sendiri adalah penyongkong kehidupan manusia. Karena budaya
merupakan identitas manusia darisegala tempat yang berbeda, dan budaya
biasa menjadi penyatu antara manusai satu dan yang lain. Oleh karena itu,
sangatlah penting untuk memahami seberapa besar fungsi dan pengaruh dari
kebudayaan untuk kehidupan sosial manusia.
Dengan disusun makalah ini diharapkan, kita sebagai mahasiswa generasi
baru penerus bangsa dapat lebih mampu untuk lebih mendalam memahami
seberapa pentingnya pengaruh kebudayaan bagi kehidupan sosial manusia
antara satu dengan yang lain.
Dengan memahami seberapa pentingnya pengaruh kebudayaan bagi
kepentingan sosial manusia, diharapkan mahasiswa dapat menjadi penerus
bangsa yang bisa melestarikan kebudayaan. Dengan begitu pastilah
mahasiswa akan memahami tentang arti manusia sebagai makhluk budaya.
Karena pada dasarnya manusia tidak akan biasa lepas dari suatu kebudayaan
itu sendiri.
Dengan memahami arti dari manusia sebagai makhluk budaya, diharapkan
kita bisa lebih menghargai dan melestarikan budaya itu sendiri. Terutama
budaya yang baik dan benar. Karena dengan hilangnya suatu kebudayaan
suatu suku bangsa. Maka, akan hilang juga identitas sosial kita.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Dapat memahami hakekat makhluk budaya
1.2.2 Dapat memahami pengertian dari manusia pencipta dan pendukung
kebudayaan
1.2.3 Dapat mengetahui ciri-ciri makhluk budaya
1.2.4 Dapat mengetahui kebutuhan makhluk budaya
1.2.5 Dapat mengetahui sistem budaya dan kebudayaan
1.2.6 Dapat memahami unsur-unsur kebudayaan
1.2.7 Dapat mengetahui wujud dari kebudayaan
4

1.3 METODA PENULISAN


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah
menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka
dalam penyusunan makalah ini. Dengan menyebutkan berbagai sumber
untuk penulisan makalah ini.
1. Achmad, Yusdi, 2006, Manusia sebagai Makhluk Individu dan
Makhluk Sosial, Makalah Kokakarya Dosen ISBD, Ditjen Dikti
Depdiknas, Batam.
2. Bakker SJ, JWM, 1984, Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar,
Pustaka Filsafat, Kanisius, Yogyakarta.
3. Setiadi, Elly M, et.al., 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
4. Sukmana, Oman, 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Diktat Kuliah,
Universitas Muhammadiyah Malanag.
5. Suratman, 2009, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Materi Kuliah,
Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Islam
Malang (Unisma), Malang.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 HAKEKAT MANUSIA


Alam semesta beserta seisinya merupakan ciptaan Tuhan yang tiada tara dan
tak ada yang mampu menandinginya. Salah satu makhluk ciptakaan Tuhan
tersebut adalah manusia, yang merupakan makhluk ciptaan yang paling
sempurna diantara makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Hal ini disebabkan oleh
5

karena manusia dicptakan Tuhan dibekali dengan akal dan budi, yang tidak
dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat yang dimiliki oleh
manusia. Berpikir merupakan perbuatan operasional yang mendorong untuk
aktif berbuat dalam kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Sedangkan
budi, adalah unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan sebagai batin
manusia, panduan akala dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk
segala sesuatu (Suratman,2009,Hal 1).
Adapun fungsi akal adalah untuk berfikir, kemampuan berfikir manusia
mempunyai fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas
dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku.
Dengan akala dan budi yang dimilikinya, manusia akan dapat
memanfaatkannya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup manusia itu
sendiri, baik kebutuhan yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder.
Dengan akal dan budi yang dimiliki itu pula manusia dapat mengfungsikannya
untuk menciptakan sesuatu, baik berupa barang yang berwujud benda (materiil)
maupun yang tidak berwujud benda (immateriil). Dengan akal dan budi
tersebut manusia memiliki daya cipta, karsa dan rasa, sehingga manusia
mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu, mempunyai keinginan
atau kemauan untuk melakukan sesuatu, mempunyai keinginan atau kemauan
untuk melakukan sesuatu dan semuanya itu dilakukan dengan penuh rasa
(keindahan). Hasil karya cipta manusia tersebutmerupakan kebudayaan, karena
sesungguhnya manusia adalah makhluk budaya. Manusia adalah pelaku
kebudayaan, ia menjalankan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang
berharga baginya, dan dengan demikian kemanusiaannya menjadi lebih nyata.
Sesuatu yang sebelumnya hanya merupakan angan-angan belaka, kemudian
diciptakan dan diwujudkan (JWM.Bakker SJ,1984,hal 14).
Disamping itu, manusia sebagai makhluk budaya memiliki kemampuan
untuk menciptakan kebaikan, kebenaran, dan bertanggungjawab. Sebagai
makhluk berbudaya, manusia dapat mendayagunakan akal budinya yang halus
untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat
demi untuk kesejahteraan dan kesempurnaan hidupnya.
Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan,
individu, dan sosial-budaya.yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan
6

memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan, sebagai individu harus


memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai mkhluk sosial budaya
harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang selaras
dan saling membantu.
Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama dengan manusia lain
yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Karena kebudayaan itu
sendriri diperoleh manusia dari proses belajar pada lingkungan juga hasil
pengamatan langsung. Kebudayaan itu dapat diterima dengan tiga bentuk :
1. Melalui pengalaman hidup saat menghadapi lingkungan.
2. Melalui pengalaman hidup sebagai makhluk sosial.
3. Melalui komunikasi simbolis (benda, tubuh, gerak tubuh, peristiwa dan lain
lagi yang tahu sejenis).

Karena tiap kebudayaan berbeda namun pada dasarnya memiliki hakikat


yang sama, yaitu :
1. Terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
2. Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tetap ada setelah pengganti mati.
3. Diperlukan manusia yang diwujudkan lewat tingkah laku.
4. Berisi aturan yang berisi kewajiban, tindakan yang diterima atau tidak,
larangan, dan pantangan.
(Elly,2006:48)

PENGERTIAN BUDAYA DAN KEBUDAYAAN


Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cipta,
karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta
budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam
bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda
diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahsa Latin, berasal dari kata colera,
yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan mengembangkan tanah
(bertani).
Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai
segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
1) E. B. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
7

2) R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfirgurasi tingkah laku


yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur
pembentukannya di dukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat
lainnya.
3) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, milik diri manusia dengar belajar.
4) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, mengatakan bahwa
kebudayaan adala semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
5) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang
diciptakan oleh manusia.
6) Murdowo, mengatakan bahwa kultur itu menganai nilai kerohanian, moral,
etik dan estetik yang telah dicapai oleh suatu bangsa.

Dengan demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan


aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar
ahli yang mengartikan kebudayaan seperti itu kemungkinan besar sangat
dipengaruhi oelh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan
bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sedehana menuju
tahapan yang lebih kompleks.
Kedudukan manusia dalam kebudayaan dalah sentral, bukan manusia
sebagai orang, melainkan sebagai pribadi. Kepadanya segala kegiatan
diarahkan sebagai tujuan. Aspek formala dari kebudayaan terletak dalam karya
budi yang mentransformasikan data, fakta, situasi, dan kejadian alam yang
dihadapinya itu menjadi nilai bagi manusia. Penilaian atau valorisasi itu
tersembunyi dalam keyakinan dan pengertian, tampak dalm efek-efek sebagai
rumah, obat, sastra, pesawat, demokrasi, adil makmur, dan sebagainya.Bahwa
kebudayaan merupakan kemajuan terhadap data da fakta alam mentah diakui
baik oleh sarjana maupun oleh masyarakat.
Singkatnya kebudayaan adalah penciptaan, penertiban dan pengolahan
nialai-nilai insani. Terlingkup didalamnya adalah usaha memanusiakan bahan
alam mentah serta hasilnya. Dalam bahan alam, alam diri dan alam
lingkungannya baik fisik maupun sosial, nilai-nilai diidentifikasikan dan
dikembangkan sehingga menjadi sempurna. Membudayakan alam,
memanusiakan hidup, menyempurnakan hunungan keinsanian merupakan
kesatuan yang tak terpisahkan. Itulah inti dan batas kebudayaan.
8

Kebudayaan lama dan asli yang merupakan puncak-puncak kebudayaan di


daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha
kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan,
dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat
memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai arah buah
usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Atas dasar kepercayaan bangsa
Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa, maka kehidupan manusia dan
masyarakat Indonesia harus benar-benar selaras dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama dan aalam sekitarnya serta memiliki
kemampuan kemantapan keeimbangan dalam kehidupan lahiriah dan batiniah,
serta mempunyai jiwa yang dinamis dan semangat gotong royong yang
berkembang, sehingga sanggup serta mampu untuk melanjutkan perjuangan
bangsa dalam mencapai tujuan nasional dengan memanfaatkan landasan
ekonomi yang seimbang.
Bentuk-bentuk kebudayaan sebagai pengejawantahan pribadi manusia
Indonesia harus benar-benar menunjuk nilai hidup dan makna kesusilaan.
Sedangkan kebudayaan itu sendiri harus merupakan penghayatan nilai-nilai
yang luhur,sehongga tidak dipisahkan dari manusia budaya Indonesia sebagai
pendukungnnya.
Kendati kebudayaan yang dimilki oleh setiap masyarakat itu tidak sama,
seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang
berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat
tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Dimana
sifat-sifat budaya itu akan memilki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan
manusia tanpa membedakan faktor rasa, lingkungan alam, atau pendidikan,
yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimana pun, seperti:
(a) buaday terwujud dan tersalurkaan dari perilaku manusia, (b) buadaya telah
ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tiak akan mati
dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan, (c) budaya diperlukan oleh
manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya, (d) budaya mencakup aturan-
aturan yang bersisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima
9

dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang


diijinkan (Murdowo,1955. Hal 132).

2.2 CIRI CIRI MAKHLUK BUDAYA


Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama,
seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda,
tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama.
Ciri-ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan
kepadanya suatu identitas sebagai individu yang khusus.Dalam keseharian,
kadang kita mendengar istilah seseorang yang berkepribadian, maka yang
dimaksudkan adalah orang tersebut mempunyai ciri watak yang diperlihatkannya
secara lahir, konsisten, dan konsekuen dalamtingkah lakunya sehingga tampak
bahwa individu tersebut memiliki identitas khusus yang berbeda dari individu-
individu lainnya. Isi dari kepribadian manusia ciri-ciri watak seorang individu
yang konsisten, yang memberikan kepadanya suatu identitas sebagai individu
yang khusus.
Ciri-ciri manusia berbudaya itu seperti berikut :
a. Manusia mempunyai akal dan jiwa yang mengatur atau menentukan bagaimana
berperilaku
b. Manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya
terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan
pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya
dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian
c. Manusia dapat mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan,
baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya
d. Manusia sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
e. Manusia sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya
(lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam)
f. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dimana perbuatan-perbuatan baik
manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat kodratinya.
g. Manusia dapat memenuhi kebutuhan
h. Manusia dapat menjawab tantangan hidupnya sendiri
i. Perilaku manusia berbudaya yaitu perilaku yang dijalankan sesuai dengan
moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di
setiap agama yang diyakini, Dan sesuai dengan hukum Negara yang berlaku.
10

Jadilah manusia yang memiliki budaya yang tinggi yang menjadikan


manusia tersebut sebagai manusia yang berbudaya dan tentu manusia yang
berbudaya itu pasti juga manusia yang berpendidikan, akan tetapi sebaliknya
manusia yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang berbudaya. Banyak
contoh di negara ini manusia yang pintar atau berpendidikan yang melakukan
banyak tindak kejahatan atau menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu semua
terjadi karena mereka tidak menjadi manusia yang berbudaya dan akibatnya
mereka tidak memiliki moral, kejujuran, dan rasa tanggung jawab.

2.3 KEBUTUHAN MAKHLUK BUDAYA


Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.
Bermacam macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya
seperti kekuatan alam maupun kekuatan lain yang tidak selalu baiknya. Kecuali
itu, manusia memerlukan kepuasan baik di bidang spiritual maupun material.
Kebutuhan kebutuhan tersebut dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri.
Secara kodrati kebutuhan makhluk budaya sama :
1. Kebutuhan jasmaniah (materi),
2. Kebutuhan rochaniah (im-materi/spiritual),
3. Kebutuhan personal, individu/pribadi (materi-non materi),
4. Kebutuhan kolektiv/kelompok/bersama (materi-non materi),
5. Kebutuhan biologis (evolusi/perkembangbiakan).

Menurut Abraham Maslow seorang ahli psikologi,berpendapat bahwa


kebutuhan manusia dapat dibagi 5 tingkatan yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis(Physiological needs) yaitu merupakan kebutuhan
Primer,dasar,dan vital.contohnya (makanan,pakaian,tempat
tinggal,sembuh dr sakit dan sebagainya).
2. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (Safety and security needs)
yaitu kebutuhan ini menyangkut perasaan,seperti bebas dari rasa
takut,terlindung dari ancaman dan
penyakit,perang,kemiskinan,kelaparan,perlakuan tidak adil dan
sebagainya.
11

3. Kebutuhan sosial(sosial needs).Kebutuhan ini merupakan kebutuhan akan


dicintai,diperhitungkan sebagai pribadi,diakui sebagai anggota
kelompok,rasa setia
kawan,kerja sama,persahabatan, interaksi.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs) merupakan kebutuhan akan
dihargai
kemampuan,kedudukan,jabatan,status,pangkat,dan sebagainya.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) merupakan kebutuhan
memaksimalkan penggunaan
potensi,kemampuan,bakat,kreativitas,ekpresi diri, pretasi dan sebagainya.
Dengan akal budi manusia mampu menciptakan suatu kebudayaan.dimana
kebudayaan itusendiri adalah hasil dari akal budi dalam interaksinya,baik dengan
alam atau manusia lainnya.

2.4 MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN PENGGUNA KEBUDAYAAN


Tercipta atau terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil interaksi
antara segala isi alam raya ini. Manusia yang telah dilengkapi Tuhan dengan akal
dan pikirannya menjadikan mereka khalifah di muka bumi dan diberikan
kemampuan yang disebutkan oleh Supartono (dalam Rafael Raga Maran,1999:36)
sebagai daya manusia. Manusia memiliki kemampuan daya antara lain akal,
intelegensia, dan intuisi, perasaan dan emosi kemauan, fantasi, dan perilaku.
Dengan sumber-sumber kemampuan daya manusia tersebut, nyatalah
bahwa manusia menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara
manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia
itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena
ada manusia penciptaanya dan manusia dapat hidup di tengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai
pendukungnya. Dialektika ini didasarkan pada pendapat Peter L. Berger, yang
menyebutkan sebagai daialektika fundamental. Diaklektika fundamental ini terdiri
dari tiga tahap, yaitu tahap eksternalisasi, tahap objektivasi, dan tahap
internalisasi.
Tahap eksternalisasi adalah proses pencurahan diri manusia secara terus
menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik dan mental. Tahap objektivitas
adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu realita objektif, yang berada di
12

luar diri manusia. Tahap internalisasi adalah tahap dimna realitas objektif hasil
ciptaan manusia diserap oelh manusia kembali. Jadi, ada hubungan brkealanjutan
antara realitas internal dengan realitas eksternal. (Yusdi Ahmad,Makalah,2006:5)
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.
Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya
seperi kekuatan alam maupun kekuatan lainnya yang tidak selalu baik. Kecuali
itu, manusia memerlukan kepuaan baik di bidang spiritual maupun material.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi pelh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
uatam dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga
kebudayaan memerlukan peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimna seharusnya
bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan
orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.

Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akal manusia dapat


mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada
kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi
manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaanya.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat,
berbagai macam kekuatan harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti
kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan
kepuasan baik secara spiritual maupun materiil.
Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi pleh kebudayaan
yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan
teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi masyarakat terhadap lingkungan di dalamnya.
13

Dalam tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam, pada taraf
pemulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-
batas untuk melindungi dirinya. Keadaan yang berbeda pada masyarakat yang
telah kompleks, dimana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut
yaitu teknologi yang memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan
hasil alam bahkan menguasai alam.
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau
digolongkan dalam tiga wujud, yaitu :
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, dan peraturan
Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sfatnya abstrak,
tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada dia alam
pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan
bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan
memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam
masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat
atau adat istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam arsip, tipe, dan
komputer.
Kesimpulannya, budaya ideal ini adlah merupakan perwujudan dan
kebudayaan yang bersifat abstrak.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan
kealkuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasikan, di
foto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-
aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu
dengan lainnya dalam masyarakat. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk
perilaku dan bahsa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup
sehari-hari di masyarakat.
Kesimpulannya, sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan yang
bersifat konkret, dalam bentuk perilaku dan bahasa.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud yang terakhir ini disebut pela kebudayaan fisik. Dimana wujud
budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan,
14

dan karya semua manusia dalam masyarakat). Sifatnya paling konkret dan
berupa benda-benda atau hal_hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto yang
berwujud besar ataupun kecil.
Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan
yang bersifat konkret, dalam bentuk materi/artefak.

Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala


macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang
memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa :
sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos
kebudayaan

2.5 SISTEM BUDAYA DAN KEBUDAYAAN


2.5.1 Pengertian Sistem Budaya
Sistem adalah istiah yang artinya menggabugkan untuk mendirikan, utuk
menepatkan bersama. Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang
menjadi kesatuan atau kebulatan yang kompleks. Sistem juga dapat di artikan
sebagai jalinan kerja dari prosedur- prosedur yang saling berhubungan, untuk
mejalankan fungsi masing- masing untuk menghasilkan atau menyelesaikan
sesuatu yag menjadi sasaran bersama.
Kata budaya berasal dari bahasa Sanskerta, Budhayah, yaitu bentuk jamak
dari budhi yang berarti budi atau akal.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik,
adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan
akal dan cara hidup yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu.
15

Ada pendapat lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan
dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi.
Sistem budaya merupakan wujud yang abstark dari kebudayaan. Sistem
budaya atau cultural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang
hidup bersama dalam suatu masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan
lepas satu dari yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dan menjadi suatu sistem.
Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan, yang diartikan
pula adat-istiadat mencangkup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-
norma menurut pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat yang
bersangkutan, termasuk norma agama.

2.5.2 Pengertian Kebudayaan

Dalam hal ini, Prof. Dr. Koentjoroningrat mendefinisikan kebudayaan


sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusiadalam rangka kehidupanbermasyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar. Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh
tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit tindakan
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan
dengan belajar, seperti tindakan naluri, refleks, beberapa tindakanakibat
proses fisiologi, atau kelakuan apabila ia sedang membabi buta. Bahkan
tidankan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa oleh
makhluk manusia dalamgennya bersamanya (seperti makan, minum, atau
berjalan), juga dirombak olehnya menjadi tindakan yang berkebudayaan.

Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia


adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam
dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam
hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
16

Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan


atas berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu
menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi
kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang
berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu,
seperti lembaga kemasyarakatan.

E.B Taylor (1873:30) dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah


suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-
kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.

2.5.3 FUNGSI SISTEM BUDAYA


Fungsi sistem budaya adalah menata dan menetapkan tindakan-
tindakan serta tingkah laku manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini
dilakukan melalui pembudayaan atau institutionalization (pelembagaan).
Dalam proses pelembagaan ini, seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma
dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak
kecil, dimulai dari lingkungan keluarganya, kemudian dengan lingkungan
di luar rumah, mula-mula dengan meniru berbagai macam tindakan.
Setelah perasaan dan nilai budaya yang memberikan motivasi akan
tindakan meniru itu diinternalisasi dalam kepribadiannya, maka
tindakannya itu menjadi suatu pola yang mantap, dan norma yang
mengatur tindakannya dibudayakan. Tetapi ada juga individu yang dalam
proses pembudayaan tersebut yang mengalami deviants, artinya individu
yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan sistem budaya di
lingkungan sosial sekitarnya.

2.6 UNSUR-UNSUR SISTEM BUDAYA


17

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen


atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok,


yaitu:

a. alat-alat teknologi

b. sistem ekonomi

c. keluarga

d. kekuasaan politik

2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:

a. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para


anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya

b. organisasi ekonomi

c. alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk


pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)

d. organisasi kekuatan (politik)

3. C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal


(universal categories of culture) yaitu:

a. bahasa

b. sistem pengetahuan

c. sistem tekhnologi, dan peralatan

d. sistem kesenian
18

e. sistem mata pencarian hidup

f. sistem religi

g. sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan

4. Sedangkan 7 unsur kebudayaan universal yang dikemukakan oleh


Koentjaraningrat adalah:

1. Peralatan dan Perlengkapan Hidup (Sistem Teknologi)


Peralatan dan Perlengkapan Hidup merupakan semua sarana dan
prasarana yang digunakan oleh manusia/masyarakat dalam setiap proses
kehidupan terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup.
Teknologi merupakan cara/teknik memproduksi, memakai, serta
memelihara segala peralatan dan perlengkapan.
Teknologi yang berkembang di masyarakat dan berfungsi sebagai
peralatan dan perlengkapan hidup diantarannya adalah:
a. Alat-Alat Produktif
b. Senjata
c. Wadah
d. Alat-Alat menyalakan api
e. Makanan
f. Pakaian
g. Tempat Berlindung dan Perumahan
h. Alat-Alat Transportasi

2. Sistem Mata Pencaharian Hidup ( Sistem Ekonomi)


Sistem Mata Pencaharian Hidup yang termasuk dalam unsure budaya
universal terfokus pada mata pencaharian masyarakat tradisional,
diantaranya:
a. Berburu dan Meramu
b. Beternak
c. Bercocok tanam di Ladang
d. Menangkap Ikan
19

3. Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial


Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam
struktur sosial.
Sistem kekerabatan adalah system menghitung garis keturunan atas
dasar hubungan perkawinan dan hubungan darah.
Dapat pula disebutkan bahwa kekerabatan adalah unit-unit sosial yang
terdiri dari beberapa keluarga yang mimiliki hubungan darah dan
hubungan perkawinan.
Ada beberapa system kekerabatan yang dimiliki/dijalani oleh masyarakat
di Indonesia, yaitu:
a. Sistem Kekerabatan Bilateral
Sistem Kekerabatan Bilateral, adalah system kekerabatan yang
menghitung garis keturunan dari dua pihak, yaitu dari pihak ayah
dan ibu secara seimbang/bersama-sama
b. Sistem Kekerabatan Unilateral
Sistem kekerabatan Unilateral, adalah system kekerabatan yang
menghitung garis keturunan dari satu pihak, yaitu dari pihak ibu saja
yang disebut system matrilineal atau dari pihak ayah saja yang
disebut system patrilineal.
c. Sistem Kekerabatan Ambilineal
Sistem Kekerabatan Ambilineal, adalah system kekerabatan yang
menghitung garis keturunan dari pihak ayah dan pihak ibu secara
bergantian, atau bisa dikatakan menghitung garis keturunan sebagian
dari pihak ayah sebagian dari pihak ibu.

Organisasi Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu hidup bersama dengan orang lain
untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk mencapai tujuan-tujuan hidup
tertentu yang tidak dapat dicapai sendiri, manusia bersama-sama dengan manusia
lain dalam masyarakat akan membentuk perkumpulan/organisasi sosial.
20

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk masyarakat baik


formal maupun non formal (berbadan hokum maupun tidak berbadan hokum).
Berdasarkan bidang kegiatannya, organisasi sosial di masyarakat dibedakan
menjadi:
a. Organisasi Sosial di bidang Pendidikan, misalnya sekolah, lembaga
pelatihan, LPK, dll.
b. Organisasi Sosial di bidang Kesejahteraan Sosial, misalnya Panti Asuhan,
Panti Jumpo, dan sebagainya.
c. Organisasi Sosial di bidang Kesehatan, misalnya Rumah Sakit, Balai
Pengobatan.
d. Organisasi Sosial di bidang Keadilan, misalnya LBH.

4. Bahasa
Bahasa merupakan wujud budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berinteraksi, baik secara lisan, tulisan maupun
bahasa isyarat.
Secara umum bahasa berfungsi sebagai:
a. Alat berekspresi
b. Alat komunikasi
c. Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi social

Secara khusus bahasa berfungsi untuk:


a. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari (fungsi praktis)
b. Mewujudkan seni (fungsi artistic)
c. Mempelajari naskah-naskah kuno ( fungsi filosofis)
d. Usaha mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi

5. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari
ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga.
21

Kesenian secara umum dapat dibedakan menjadi:


a. Seni Rupa, yaitu kesenian yang dapat dinikmati secara visual
(melalui mata).
b. Seni Suara, yaitu kesenian yang dapat dinikmati melalui
telinga/didengar.
c. Seni Drama, yaitu kesenian yang dapat dinikmati melalui mata dan
telinga (dilihat dan didengarkan). Seni drama mengandung unsure-
unsur dari seni lukis, seni musik, sastra, dan tari,

6. Sistem Ilmu dan Pengetahuan


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang
benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan merupakan
segala sesuatu yang dapat diketahui, diterima dan dipahami oleh manusia
dalam penggunaan panca indranya.
Setiap masyarakat, tidak mungkin dapat hidup tanpa pengetahuan
tentang alam sekitarnya dan sifat-sifat dari peralatan hidup yang mereka
pakai.
Sistem Pengetahuan dapat dibedakan menjadi:
a. Pengetahuan tentang alam
b. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan
c. Pengetahuan tentang tubuh manusia
d. Pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
e. Pengetahuan tentang ruang dan waktu

7. Sistem Religi (Kepercayaan)


Kepercayaan/Religi adadalah suatu keyakinan bahwa hal-hal yang
dipercayai itu benar dan nyata (Tuhan, manusia, benda-benda, hewan,
dll); ada harapan dan keyakinan (akan kejujuran, kebaikan); ada orang-
orang yang dipercaya(diserahi tugas); dan sebutan untuk system
religi/agama yang ada di Indonesia.
Semua aktivitas manusia yang berkaitan dengan kepercayaan atau
agama didasarkan pada suatu getaran jiwa, yang disebut emosi
22

keagamaan (religius emotion). Emosi keagamaan inilah yang membuat


manusia melakukan tindakan yang bersifat keagamaan

2.7 WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:


gagasan, aktivitas, dan artefak.

1. Gagasan (Wujud ideal)


Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.
Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut
dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan
dapat diamati dan didokumentasikan.

3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-
benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
23

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua


komponen utama:

1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan,
senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang,
seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar
langit, dan mesin cuci.

2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
24

BAB III
KESIMPULAN

1. Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan,


individu, dan sosial-budaya.yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan
memiliki kewajiban untuk mengabdi kepada Tuhan, sebagai individu harus
memenuhi segala kebutuhan pribadinya dan sebagai mkhluk sosial budaya
harus hidup berdampingan dengan orang lain dalam kehidupan yang selaras
dan saling membantu.
2. Ciri-ciri manusia berbudaya itu seperti berikut :
a. Manusia mempunyai akal dan jiwa yang mengatur atau
menentukan bagaimana berperilaku
b. Manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya
terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan
pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya
dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian
c. Manusia dapat mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi
kesempurnaan hidupnya
d. Manusia sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta,
rasa, dan karsa).
e. Manusia sebagai makhluk sosial yang terikat kepada
lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam)
f. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dimana perbuatan-
perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat
kodratinya.
g. Manusia dapat memenuhi kebutuhan
h. Manusia dapat menjawab tantangan hidupnya sendiri
i. Perilaku manusia berbudaya yaitu perilaku yang dijalankan sesuai
dengan moral, norma-norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan
perintah di setiap agama yang diyakini, Dan sesuai dengan hukum Negara
yang berlaku.

3. Secara kodrati kebutuhan makhluk budaya sama :


a. Kebutuhan jasmaniah (materi),
b. Kebutuhan rochaniah (im-materi/spiritual),
c. Kebutuhan personal, individu/pribadi (materi-non materi),
d. Kebutuhan kolektiv/kelompok/bersama (materi-non materi),
25

e. Kebutuhan biologis (evolusi/perkembangbiakan).


4. Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.
Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya
seperi kekuatan alam maupun kekuatan lainnya yang tidak selalu baik. Kecuali
itu, manusia memerlukan kepuaan baik di bidang spiritual maupun material.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi pelh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri.
5. Fungsi sistem budaya adalah menata dan menetapkan tindakan-tindakan
serta tingkah laku manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini dilakukan
melalui pembudayaan atau institutionalization (pelembagaan). Dalam proses
pelembagaan ini, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam
pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma dan peraturan yang
hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai dari
lingkungan keluarganya, kemudian dengan lingkungan di luar rumah, mula-
mula dengan meniru berbagai macam tindakan.
6. Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala
macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang
memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa :
sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos
kebudayaan
7. Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua
komponen utama:
a. Kebudayaan material
b. Kebudayaan nonmaterial

DAFTAR PUSTAKA

1. Achmad, Yusdi, 2006, Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial,
Makalah Kokakarya Dosen ISBD, Ditjen Dikti Depdiknas, Batam.
2. Bakker SJ, JWM, 1984, Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar, Pustaka
Filsafat, Kanisius, Yogyakarta.
3. Setiadi, Elly M, et.al., 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
4. Sukmana, Oman, 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Diktat Kuliah,
Universitas Muhammadiyah Malanag.
26

5. Suratman, 2009, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Materi Kuliah, Program
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang (Unisma),
Malang.

Вам также может понравиться