Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Dapat memahami hakekat makhluk budaya
1.2.2 Dapat memahami pengertian dari manusia pencipta dan pendukung
kebudayaan
1.2.3 Dapat mengetahui ciri-ciri makhluk budaya
1.2.4 Dapat mengetahui kebutuhan makhluk budaya
1.2.5 Dapat mengetahui sistem budaya dan kebudayaan
1.2.6 Dapat memahami unsur-unsur kebudayaan
1.2.7 Dapat mengetahui wujud dari kebudayaan
4
BAB II
PEMBAHASAN
karena manusia dicptakan Tuhan dibekali dengan akal dan budi, yang tidak
dimiliki oleh makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya.
Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat yang dimiliki oleh
manusia. Berpikir merupakan perbuatan operasional yang mendorong untuk
aktif berbuat dalam kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Sedangkan
budi, adalah unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan sebagai batin
manusia, panduan akala dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk
segala sesuatu (Suratman,2009,Hal 1).
Adapun fungsi akal adalah untuk berfikir, kemampuan berfikir manusia
mempunyai fungsi mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas
dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya membentuk tingkah laku.
Dengan akala dan budi yang dimilikinya, manusia akan dapat
memanfaatkannya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan hidup manusia itu
sendiri, baik kebutuhan yang bersifat primer maupun yang bersifat sekunder.
Dengan akal dan budi yang dimiliki itu pula manusia dapat mengfungsikannya
untuk menciptakan sesuatu, baik berupa barang yang berwujud benda (materiil)
maupun yang tidak berwujud benda (immateriil). Dengan akal dan budi
tersebut manusia memiliki daya cipta, karsa dan rasa, sehingga manusia
mempunyai kemampuan untuk menciptakan sesuatu, mempunyai keinginan
atau kemauan untuk melakukan sesuatu, mempunyai keinginan atau kemauan
untuk melakukan sesuatu dan semuanya itu dilakukan dengan penuh rasa
(keindahan). Hasil karya cipta manusia tersebutmerupakan kebudayaan, karena
sesungguhnya manusia adalah makhluk budaya. Manusia adalah pelaku
kebudayaan, ia menjalankan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang
berharga baginya, dan dengan demikian kemanusiaannya menjadi lebih nyata.
Sesuatu yang sebelumnya hanya merupakan angan-angan belaka, kemudian
diciptakan dan diwujudkan (JWM.Bakker SJ,1984,hal 14).
Disamping itu, manusia sebagai makhluk budaya memiliki kemampuan
untuk menciptakan kebaikan, kebenaran, dan bertanggungjawab. Sebagai
makhluk berbudaya, manusia dapat mendayagunakan akal budinya yang halus
untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat
demi untuk kesejahteraan dan kesempurnaan hidupnya.
Manusia dalam kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makhluk Tuhan,
individu, dan sosial-budaya.yang saling berkaitan dimana kepada Tuhan
6
luar diri manusia. Tahap internalisasi adalah tahap dimna realitas objektif hasil
ciptaan manusia diserap oelh manusia kembali. Jadi, ada hubungan brkealanjutan
antara realitas internal dengan realitas eksternal. (Yusdi Ahmad,Makalah,2006:5)
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia.
Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggotanya
seperi kekuatan alam maupun kekuatan lainnya yang tidak selalu baik. Kecuali
itu, manusia memerlukan kepuaan baik di bidang spiritual maupun material.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut dipenuhi pelh kebudayaan yang bersumber pada
masyarakat itu sendiri.
Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan
uatam dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga
kebudayaan memerlukan peran sebagai :
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berperilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimna seharusnya
bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan
orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.
Dalam tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam, pada taraf
pemulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak di dalam batas-
batas untuk melindungi dirinya. Keadaan yang berbeda pada masyarakat yang
telah kompleks, dimana taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut
yaitu teknologi yang memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan
hasil alam bahkan menguasai alam.
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau
digolongkan dalam tiga wujud, yaitu :
1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, dan peraturan
Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sfatnya abstrak,
tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada dia alam
pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan
bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan
memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam
masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat
atau adat istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam arsip, tipe, dan
komputer.
Kesimpulannya, budaya ideal ini adlah merupakan perwujudan dan
kebudayaan yang bersifat abstrak.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam masyarakat.
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan
kealkuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasikan, di
foto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-
aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu
dengan lainnya dalam masyarakat. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk
perilaku dan bahsa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup
sehari-hari di masyarakat.
Kesimpulannya, sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan yang
bersifat konkret, dalam bentuk perilaku dan bahasa.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Wujud yang terakhir ini disebut pela kebudayaan fisik. Dimana wujud
budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan,
14
dan karya semua manusia dalam masyarakat). Sifatnya paling konkret dan
berupa benda-benda atau hal_hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto yang
berwujud besar ataupun kecil.
Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan
yang bersifat konkret, dalam bentuk materi/artefak.
Ada pendapat lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan
dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi.
Sistem budaya merupakan wujud yang abstark dari kebudayaan. Sistem
budaya atau cultural system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang
hidup bersama dalam suatu masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan
lepas satu dari yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dan menjadi suatu sistem.
Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan, yang diartikan
pula adat-istiadat mencangkup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-
norma menurut pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat yang
bersangkutan, termasuk norma agama.
a. alat-alat teknologi
b. sistem ekonomi
c. keluarga
d. kekuasaan politik
b. organisasi ekonomi
a. bahasa
b. sistem pengetahuan
d. sistem kesenian
18
f. sistem religi
Organisasi Sosial
Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu hidup bersama dengan orang lain
untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk mencapai tujuan-tujuan hidup
tertentu yang tidak dapat dicapai sendiri, manusia bersama-sama dengan manusia
lain dalam masyarakat akan membentuk perkumpulan/organisasi sosial.
20
4. Bahasa
Bahasa merupakan wujud budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berinteraksi, baik secara lisan, tulisan maupun
bahasa isyarat.
Secara umum bahasa berfungsi sebagai:
a. Alat berekspresi
b. Alat komunikasi
c. Alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi social
5. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari
ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga.
21
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut
dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas
manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan
dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-
benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
23
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang
dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan,
senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang,
seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar
langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari
generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau
tarian tradisional.
24
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmad, Yusdi, 2006, Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial,
Makalah Kokakarya Dosen ISBD, Ditjen Dikti Depdiknas, Batam.
2. Bakker SJ, JWM, 1984, Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar, Pustaka
Filsafat, Kanisius, Yogyakarta.
3. Setiadi, Elly M, et.al., 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
4. Sukmana, Oman, 2008, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Diktat Kuliah,
Universitas Muhammadiyah Malanag.
26
5. Suratman, 2009, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Materi Kuliah, Program
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Malang (Unisma),
Malang.