Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dengan asumsi bahwa seluruh investor bersifat rasional, maka investor yang
berorientasi pada
maksimalisasi keuntungan (profit-maximizing investor) cenderung melakukan
diversifikasi terhadap
asset yang beresiko tinggi (risky asset). Dalam asumsi ini, pengukuran resiko
yang sesuai untuk suatu
asset individual (individual asset) adalah sejauh mana terjadi pergerakan linier
dengan portofolio
pasar (market portfolio). Dengan kata lain, investor perlu menghitung
covarians asset individual
dibandingkan dengan portofolio pasar. Pergerakan inilah yang disebut sebagai
systematic risk dari
suatu asset (an assets systematic risk).
Return Portofolio
Investor memiliki kepentingan untuk menghitung return dan risiko untuk
seluruh sekuritas dalam
portofolio, bukan hanya menghitung return dan risiko untuk sekuritas tunggal.
Meskipun demikian,
perhitungan return dan risiko untuk sekuritas tunggal diperlukan untuk
menghitung return dan risiko
portofolio.
= .
Dimana:
= .
Dimana:
Risiko Portofolio
Jika return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh return
sekuritas tunggal, maka
perhitungan risiko portofolio tidak menggunakan rata-rata tertimbang.
Markowitz (1950s)
menunjukkan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan
menggabungkan
beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio. Untuk dapat
mengurangi risiko dalam
portofolio, syarat utamanya adalah masing-masing sekuritas tidak saling
berkorelasi secara positif
dan sempurna.
Contoh kasus
Investor cenderung berinvestasi pada lebih dari satu jenis sekuritas. Satu
portofolio bisa terdiri dari
saham, obligasi, atau asset lain. Ada beberapa terminologi pada
manajemen investasi yang
berhubungan erat dengan portofolio, yaitu portfolio weight, portfolio expected
return, dan portfolio
variances. Perhatikan tabel berikut ini.
= + ++
Jika portfolio expected return pada kasus di atas adalah 22.5, berapa standar
deviasi return dari
portofolio tersebut? Jika standar deviasi return untuk Netcap adalah 45%,
sementara untuk Jmart
adalah 10%, maka jika investor menghitung standar deviasi portfolio dihitung
sebagai berikut:
= 0.030 625 =
17.5%
Dari tabel di atas, diketahui bahwa variance portofolio adalah berkisar pada
angka 0.031, dan
standar deviasi sebesar 17.5 , jauh dari perkiraan semula sebesar
27.5%. Perhitungan ini
menunjukkan bahwa varians dari suatu portofolio bukan merupakan
perhitungan sederhana
terhadap kombinasi atau proporsi dari varians asset-asset pada suatu portofolio.
Jika proporsi investasi pada Netcap adalah 18%, dan pada Jmart adalah 82%,
maka dalam kondisi
ekonomi resesi, portofolio tersebut akan mendapatkan return sebesar:
Sementara pada posisi booming, maka return dari portofolio tersebut adalah:
Rp = (18% x 70%) + (82% x 10%) = 20.91%
Dapat dilihat bahwa return portofolio tersebut sama pada kedua kondisi ekonomi.
Dengan demikian,
investor tidak perlu lagi melakukan perhitungan lebih lanjut karena portofolio
tersebut memiliki zero
variance dan tidak terdapat resiko yang signifikan (no risk).
Contoh soal
Jika diketahui ada rencana untuk berinvestasi pada suatu portofolio dengan
proyeksi berikut ini.
Return individual
Saham A Saham B Saham C
10% 15% 10%
8% 4% 0%
Anda diminta:
a. Hitunglah expected return portofolio yang terdiri dari saham A, B dan C jika
proporsi investasi
pada ketiga saham tersebut adalah sama (masing-masing mendapat porsi
nilai investasi 1/3
bagian).
b. Hitunglah expected return portofolio jika sebagian nilai investasi berada
pada saham A, dan
selebihnya dibagi sama rata pada saham B dan C.
c. Hitunglah expected return portfolio tersebut jika probabilitas terjadinya
booming adalah 80% dan
terjadinya resesi adalah 20%.
Berikut ini adalah hubungan antara jumlah saham yang terdapat pada portofolio
dan tingkat resiko.
Jumlah saham
dalam
portofolio
Rata-rata
standar deviasi
Dari tabel di atas, standar deviasi portofolio yang terdiri dari satu sekuritas
adalah di bawah 50% per
tahun atau 49.24%. Apa konsekuensi jika Anda memilih satu jenis saham dan
menginvestasikan
seluruh uang Anda pada saham tersebut? Standar deviasi return yang akan
terjadi adalah berkisar
50% per tahun. Tentu saja, hal ini merupakan strategi yang mengandung risiko
yang besar. Jika Anda
memilih dan berinvestasi pada dua sekuritas, maka rata-rata standar deviasi
akan turun hingga
menjadi 37.36%. Tabel tersebut menunjukkan bahwa standar deviasi menurun
sejalan dengan
meningkatnya jumlah sekuritas yang digunakan untuk berinvestasi.
Perhitungan korelasi menggunakan correlation coeficient, bernilai dari -1
hingga +1. Secara
matematis, hubungan antara dua asset yaitu A dan B, dinyatakan dalam Corr(RA,
RB). Nilai koefisien
korelasi sama atau mendekati +1 artinya dua asset tersebut memiliki korelasi
positif sempurna
(perfect positive correlation), dan sebaliknya. Koefisien korelasi bernilai nol
artinya dua asset yang
diukur tidak memiliki hubungan (uncorrelated).
Contoh.
Misal. JIka Saham A memiliki standar deviasi 40% per tahun, dan Saham B
memiliki standar deviasi
60% per tahun. Korelasi antara keduanya atau Corr(RA, RB) adalah 0.15. Jika
investasi dilakukan pada
A dan B dengan bobot yang sama, maka perhitungan varians portofolio adalah:
atau sama dengan 0.148. Artinya, varians dari portofolio tersebut adalah 0.148.
Perhitungan dengan
varians sulit untuk diinterpretasikan, karena menggunakan dasar perhitungan
kuadrat. Untuk itu,
perhitungan risiko menggunakan standar deviasi dengan cara:
Perhatikan bahwa standar deviasi portofolio sebesar 38.47% lebih rendah dari
standar deviasi asset
secara individual.
Tugas.
Dengan data yang Anda punya, buatlah portofolio untuk portofolio yang terdiri
dari dua asset,
kemudian hitung standar deviasinya. Berilah analisis dengan membandingkan
standar deviasi
individual asset dengan standar deviasi portofolionya.