Вы находитесь на странице: 1из 8

KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

Dosen Pembimbing : Hasib Ardhani, S.Kp, M.Kep

disusun oleh :

Beny Bakhtiar 22020116210014

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVIII

DEPARTEMEN ILMUKEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT

A. Komite Keperawatan Rumah Sakit


Keperawatan sebagai profesi memiliki tanggung jawab moral untuk membangun
layanan asuhan keperawatan yang baik dan benar sesuai IPTEK, serta harus sesuai
tingkat penerimaan, budaya dan daya emban masyarakat. Pelayanan asuhan
keperawatan yang berkualitas didukung oleh beberapa aspek antara lain regulasi
sebagai payung, struktur organisasi, sistem yang bermutu, dan sumber daya manusia
yang berkualitas. Amruddin (2008)
Seirama dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan arti
hidup sehat, dampak terhadap tuntutan pelayanan kesehatan juga semakin tinggi,
demikian juga terhadap pelayanan keperawatan di rumah sakit menduduki porsi yang
paling besar, karena dilaksanakan terus menerus selama 24 jam sehingga baik
buruknya sebuah rumah sakit sering dinilai dari penampilan tenaga keperawatannya.
Bahwa untuk meningkatkan profesionalisme, pembinaan etik dan disiplin tenaga
keperawatan, serta menjamin mutu pelayanan kesehatan dan melindungi keselamatan
pasien perlu dibentuk Komite Keperawatan di Rumah Sakit (Menurut Permenkes No
49 Tahun 2013).
Komite itu sendiri adalah kelompok diluar struktur organisasi formal yang secara
bersama menggunakan pengetahuan, keterampilan dan ide. Kelompok terdiri dari
beberapa karakteristik individu terbaik yang akan membuat kesepakatan atau hasil
yang efektif dengan mengkombinasikan keterampilan dan energi. Swansburg (1999)
Komite terdiri dari 2 jenis, yaitu stnading committe adalah penasehat yang
berwenang memberikan masukan secara kontinu kepada pihak manajemen maupun
organisasi, sedangkan Ad Hoc Committee adalah kelompok yang dibentuk dengan
tujuan khusus untuk menyelesaikan suatu kegiatan dan akan dibubarkan setelah
tugasnya selesai. Swansburg (1999)
Menurut Permenkes No 49 Tahun 2013 bab 1 pasal 1, komite keperawatan
merupakan wadah non struktural yang berkembang dari struktur organisasi formal
rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan
profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu
profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. Selain itu komite keperawatan
merupakn organisasi sebagai wahana bagi tenaga keperawatan untuk berpartisipasi
dalam memberikan masukan tentang hal-hal yang terkait masalah profesi dan teknis
keperawatan. Kep Mendagri No 1 tahun 2000 menyebutkan bahwa di Rumah Sakit
terdapat Komite Medis, dan Komite Keperawatan. Komite Keperawatan disebutkan
adalah merupakan kelompok profesi perawat/ bidan yang anggotanya terdiri dari
perawat, bidan, dan mempunyai tugas membantu direktur menyusun standar
keperawatan, pembinaan askep, dan pembinaan etika.
Beberapa konsep yang ada didalam komite keperawatan yaitu, komite
keperawatan RS dibentuk dengan profesionalisme keperawatan, RS harus menerapkan
model komite keperawatan yang menjamin tata kelola klinis untuk melindungi pasien,
setiap tenaga keperawatan dikendalikan dengan mengatur kewenangan klinis untuk
melakukan tindakan keperawatan, dan hanya tenaga keperawatan yang memenuhi
syarat-syarat kompetensi dan perilaku tertentu. Sony (2004)
Keberadaan komite sangat membantu dalam penyampaian informasi baik keatas
maupun kebawah dengan demikian arus informasi/umpan balik menjadi lebih efektif
dan mempercepat peningkatan mutu pelayanan serta perbaikan kinerja
karyawan/keperawatan. Kualitas sebuah pelayanan rawat inap ditentukan oleh
efektifitas pelayanan keperawatan (koordinasi, pengawasan, dan pengambilan
keputusan) oleh kepala seksi dan komite keperawatan. Ernawati (2010)

B. Misi Komite Keperawatan RS


1. Menerapkan asuhan keperawatan berdasarkan standar profesi
2. Mewujudkan asuhan keperawatan yang bermutu dan etika sesuai kebutuhan pasien.
3. Mengembangkan pendokumentasian asuhan keperawatan secara efisien dan efektif.

C. Tujuan Pembentukan Komite Keperawatan RS


Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola
klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan pelayanan kebidanan yang
berorientasi pada keselamatan pasie di rumah sakit lebih terjamin dan terlindungi.
Yang termasuk dalam tata kelola klinik yaitu:
1. Semua pelayanan keperawatan dan kebidanan yang dilakukan oleh setiap
tenaga keperawatan di Rumah Sakit dilakukan atas penugasan klinis kepala
atau direktur Rumah Sakit
2. Penugasan klinis sebagaimana berupa pemberian kewenangan klinis
keperawatan oleh kepala atau direktur Rumah Sakit melalui penerbitan surat
penugasan klinis kepada tenaga keperawatan yang bersangkutan
3. Surat penugasan klinis diterbitkan oleh kepala atau direktur Rumah Sakit
setelah mendapat rekomendasi dari komite keperawatan
4. Dalam keadaan darurat kepala atau direktur Rumah Sakit dapat memberikan
surat penugasan klinis tanpa rekomendasi dari komite keperawatn
5. Rekomendasi komite keperawatan diberikan setelah dilakukan kredensial

D. Hubungan Antara Komite Keperawatan dengan Pengelola Rumah Sakit


Komite Keperawatan merupakan kelompok profesi tenaga keperawatan yang
terdiri dari perawat dan bidan yang secara struktur fungsional berada di bawah
wewenang kepala/direktur Rumah Sakit dan bertanggungjawab langsung kepada
kepala/direktur Rumah Sakit. Sedangkan Komite Keperawatan itu sendiri dibentuk
melalui mekanisme yang disepakati, dan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Rumah Sakit tersebut. Komite Keperawatan dalam
melakukan tugasnya bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan kepala
bidang/direktur keperawatan serta saling memberikan masukan untuk tercapainya
perkembangan profesi keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit.

E. Susunan Organisasi Komite Keperawatan Serta Tugasnya


Untuk menjadi anggota Komite Keperawatan Rumah Sakit persyaratan yang
harus dipenuhi yaitu memiliki kompetensi yang tinggi sesuai jenis pelayanan atau
area praktik, mempunyai semangat profesionalisme, serta reputasi baik. Jumlah
keanggotaan Komite Keperawatan disesuaikan dengan jumlah tenaga keperawatan di
Rumah Sakit. Menurut Amruddin 2007 adapun struktur organisasi Komite
Keperawatan yang biasanya dapat dilihat di RS.

Kepala/ Direktur
Rumah Sakit

Komit Komit Direkt Direkt Direkt Direktu


e e ur ur ur r
Medi Keperawat
k an

Subkomi Subkomi Subkomite


te te Etik dan
Kredensi Mutu Disiplin
al Profesi
Struktur organisasi Komite Keperawatan terdiri dari :
1. Ketua
Ketua komite keperawatan ditetapkan oleh direktur rumah sakit dengan
memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit
2. Sekretaris
Sekretaris komite keperawatan ditetapkan oleh kepala direktur rumah sakit
berdasarkan rekomendasi dari ketua komite keperawatan dengan memperhatikan
masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di rumah sakit
3. Subkomite
Subkomite keperawatan hampir sama dengan sekretaris yaitu ditetapkan oleh
kepala direktur rumah sakit berdasarkan rekomendasi dari ketua komite
keperawatan dengan memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang
bekerja di rumah sakit. Subkomite terdiri dari :
a. Kredensial
Berfungsi untuk melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan
yang akan melakukan pelayanan keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.
Sub komite Kredensial mempunyai kewenangan memberikan rekomendasi
rincian Kewenangan Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis (clinical
appointment). Sedangkan tugasnya yaitu:
1) Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih
2) Melakukan verifikasi persyaratan kredensial
3) Merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan
4) Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis
5) Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan
6) Melaporkan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan
untuk diteruskan kepada direktur rumah sakit
b. Mutu profesi
Fungsi dari mutu profesi adalah memelihara mutu profesi tenaga
keperawatan. Subkomite mutu profesi mempunyai kewenangan memberikan
rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dan kebidanan, pendidikan
keperawatan dan kebidanan berkelanjutan serta pendampingan.
Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan
mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam
pelayanan keperawatan dan kebidanan. Akhirnya meningkatkan tingkat
kepercayaan pasien terhadap tenaga keperawatan dalam pemberian pelayanan
keperawatan dan kebidanan. Adapun beberapa tugas dari mutu profesi :
1) Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik
2) Mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi CPD
(continuing professional development)/ ppb (pengembangan profesional
berkelanjutan)
3) Melakukan audit keperawatan bersama direktur medik dan direktur
keperawatan
4) Mendorong perawat klinik dan bidan terlibat dalam perkembangan profesi
5) Meningkatkan kepuasan kerja tenaga keperawatan untuk mengurangi turn
over
6) Merencanakan dan mengusulkan kepada direktur medik dan
keperawatan/direktur keperawatan tentang program-program ilmiah
(pertemuan, pelatihan internal/eksternal RS) berdasarkan hasil assesmen
kompetensi dan kemajuan iptek
7) Memfasilitasi proses pendampingan couch (preceptorship/ mentorship)
selama melaksanakan praktik keperawatan
8) Mengidentifikasi perubahan-perubahan kompetensi berdasarkan fakta
melalui kaji ulang
c. Etika dan disiplin profesi
Berfungsi untuk menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi perawat dan
bidan. Tugas dari etika dan disiplin profesi :
1) Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan
2) Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan
3) Merekomendasikan penyelesaian permasalahan pelanggaran disiplin dan
masalah etik dalam kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan
dan kebindanan
4) Merekomendasikan pencabutan klinis
5) Menerbitkan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam
asuhan keperawatan dan kebidanan

F. Wewenang Komite Keperawatan RS


1. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis;
2. Memberikan rekomendasi perubahan rincian kewenangan klinis;
3. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis tertentu
4. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis;
5. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan dankebidanan;
6. Memberikan rekomendasi pendidikan keperawatan dan pendidikankebidanan
berkelanjutan;
7. Memberikan rekomendasi pendampingan dan rekomendasi pemberian tindakan
disiplin

G. Hal-Hal Yang Menyangkut Komite Keperawatan RS


1. Pendanaan
Kepengurusan komite keperawatan berhak memperoleh insentif sesuai dengan
aturan dan kebijakan Rumah Sakit. Pelaksanaan kegiatan komite keperawatan
didanai dengan anggaran RS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pembinaan Dan Pengawasan
Di dalam pembinaan dan pengawasan komite keperawatan di awasi dan dibina
oleh menteri, badan pengawas RS provinsi, dewan pengawas RS, kepala dinkes
provinsi, kepala dinas kesehatan kabupaten kota, perhimpunan asosiasi
perumahsakitan dengan melibatkan organisasi profesi yang terkait. Sedangkan
tujuan dari pembinaan dan pengawasan komite keperawatan adalah untuk
meningkatkan kinerja komite keperawatan dalam rangka manjamin mutu
pelayanan keperawatan dan kebidanan, serta keselamatan pasien di RS. Selain itu
metode yang digunakan antara lain advokasi, sosialisasi, bimbingan teknis,
pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta monitoring dan
evaluasi.
3. Kelompok Tenaga Keperawatan Fungsional (KTF)
a. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite keperawatan dapat
dibantu oleh KTKF.
b. Kelompok tenaga keperawatan fungsional (KTKF) ditetapkan oleh
direktur/kepala rumah sakit berdasarkan usulan ketua komite keperawatan
c. Kelompok tenaga keperawatan fungsional (KTKF) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berasal dari tenaga fungsional perawat dan bidan, bila
memungkinkan dapat ditambahkan kolegium keperawatan dan atau institusi
pendidikan keperawatan
Daftar Pustaka

Sony, Y&dkk. 2004. Petunjuk Praktis Penyusunan Praktis Balanced Scorecard Menuju
Organisasi yang berfokus pada Strategi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Swansburg, RC, (2001). Pengembangan Staf: Suatu Komponen Pengembangan SDM.
Jakarta: EGC
Amrudin. 2007. Analisis Program kerja komite medik dan utilisasi fasilitas unit rawat inap
RS Haji Medan 2006. TESIS. Medan : Universitas Sumatera Utara
Keputusan Mentri Dalam Negeri No 1 Tahun 2000
Peraturan Rmentri Kesehatan No 49 Tahun 2013
Ernawati. 2010. Hubungan Tugas Pokok Dan Fungsi Kepala Seksi Dan Komite Keperawatan
Dengan Efektifitas Pelayanan Keperawatan Di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. TESIS.
Depok : FIK UI

Вам также может понравиться