Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai Negara berkembang dapat diidentifikasikan dari tingkat
pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia terbaru diukur
berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku
triwulan IV-2015 mencapai Rp 11.540,8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp
45,2 (Badan Pusat Statistik. 2016. www.bps.go.id. diakses pada tanggal 28
Februari 2016). Angka tersebut cenderung rendah untuk dapat disebut sebagai
negara maju, pada triwulan terakhir, Indonesia masih menjadi salah satu Negara
berkembang. Status Negara Indonesia sebagai salah satu negara yang tengah
berkembang, tentunya berdampak pada pemerintah yang termotivasi untuk
melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan yang sedang giat
dilaksankan antara lain dari sektor perekonomian, sosial, budaya, keamanan,
pertahanan, pendidikan, hingga politik.
Pembangunan nasional dibidang perekonomian yang maju dapat
diindikasikan dari bergeraknya perekonomian masyarakat dan dunia usaha. Salah
satu faktor yang menunjang dalam pembangunan dibidang perekonomian adalah
sektor jasa keuangan. Sektor jasa keuangan sendiri terdiri dari berbagai lembaga
keuangan yang merupakan suatu perusahaan yang usahanya bergerak dibidang
jasa keuangan. Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga ini akan selalu
berkaitan dengan bidang keuangan, yang terdiri dari penghimpunan dana,
menyalurkan, dan/atau jasa keuangan lainnya (Kasmir, 1998:2).
Kegiatan sektor jasa keuangan menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2011 yang selanjutnya disebut UU OJK, dalam pasal 4 meliputi kegiatan jasa
keuangan di bidang perbankan, pasar modal dan IKNB (Industri Keuangan Non
Bank). Pengertian perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai
perbankan. Pengertian pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang
1
2
perlu dilindungi dan LKM sendiri sebagai produsen atau lembaga di sektor jasa
keuangan yang perlu diawasi oleh OJK.
Selain alasan tersebut di atas adapun kelemahan lainnya antara lain terkait
syarat-syarat pemberian fasilitas penyelesaian pengaduan konsumen oleh OJK
tidak memungkinkan bagi LKM yang kegiatan usahanya dalam lingkup kecil
(mikro) serta tidak ditentukannya ruang lingkup kerugian yang dialami oleh
pengguna jasa LKM yang terkait (Kaffi Wanatul Mawa. 2015.
http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/view/1223. diakses
pada tanggal 15 November 2015).
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, terdapat permasalahan terkait
norma-norma yang mengatur tentang pentingya pengguna jasa LKM untuk
dilindungi terhadap risiko kerugian yang dialami dan kekosongan hukum terkait
mekanisme perlindungan hukum pengguna jasa LKM terhadap risiko kerugian
sehingga penulis tertarik mengkaji lebih dalam mengenai permasalahan tersebut
di atas untuk mengetahui secara mendalam mengenai perlindungan hukum bagi
pengguna jasa keuangan terutama LKM atas kerugian yang diterima melalui
penulisan hukum yang berjudul PERLINDUNGAN HUKUM PENGGUNA
JASA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO TERHADAP RISIKO KERUGIAN
BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBAGA KEUANGAN MIKRO
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, disusunlah suatu
rumusan masalah oleh penulis untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
penelitian hukum ini, maka permasalahan yang akan dikaji yaitu:
1. Mengapa pengguna jasa Lembaga Keuangan Mikro perlu dilindungi?
2. Bagaimana perlindungan hukum bagi pengguna jasa Lembaga Keuangan
Mikro terhadap risiko kerugian?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Objektif
a. Mengetahui pentingnya pemberian perlindungan hukum bagi pengguna
jasa LKM; dan
7
tulisan, dan publikasi ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang menjadi
obyek penelitian, yakni tentang perlindungan hukum pengguna jasa LKM.
6. Teknik Analisis Bahan Hukum
Setelah semua bahan hukum berhasil dikumpulkan dan diidentifikasi,
selanjutnya dilakukan analisis terhadap bahan hukum. Dalam melakukan
analisis ini peneliti menggunakan cara teknik analisis kualitatif, yaitu dengan
meneliti, menganalisis dan mendeskripsikan bahan hukum yang bukan
merupakan kumpulan angka-angka, sehingga dapat diambil suatu
kesimpulan.
F. Sistematika Penulisan Hukum
Sistematika penulisan hukum yang disusun oleh penulis sebagai berikut:
BAB I: Pendahuluan
Pada bab ini penulis menguraikan beberapa sub bab sebagai berikut:
A. Latar Belakang Masalah;
B. Perumusan Masalah;
C. Tujuan Penelitian;
D. Manfaat Penelitian;
E. Metode Penelitian; dan
F. Sistematika Penelitian.
BAB II: Tinjauan Pustaka
Pada bab ini penulis menguraikan beberapa kerangka teori dan kerangka
pemikiran yang menjadi pijakan dalam menjawab permasalahan dari penulisan
hukum ini yaitu:
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan tentang Perlindungan Hukum;
2. Tinjauan tantang Pengguna Jasa;
3. Tinjauan tentang Lembaga Keuangan; dan
4. Tinjauan tentang Risiko Kerugian.
B. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran akan dituangkan dalam sebuah bagan yang
menghubungkan antar latar belakang, permasalahan dan kajian teori
12