Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract: This study aims to determine and measuring the differences of the cognitive learning and activity
on learners using direct instruction and cooperative TPS type in class XI IPA SMA Negeri 1 Sorong. This
research is Quasi-experimental research which used The Matching Only Posttest Control Group Design.
This study occur on two classes; XI IPA 1 as an experimental class and class XI IPA 2 as the control class.
The results shows that the average cognitive achievement test at 78,82 and the average activity 88,66,
while the control class 70,59 and the average activity 84,21. It shows the results of learning and activity
using TPS type of cooperative learning more effective. The results of data processing using independent
sample t-test, with significance level = 5% obtained t = 2,396. Value t tabel =1,694 so thitung> ttabel which
means H0 rejected, so there are significant differences of cognitive achievement between control and
experimental class.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur perbedaan hasil belajar kognitif dan
aktivitas peserta didik menggunakan model pembelajaran direct instruction dan kooperatif tipe TPS di
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kabupaten Sorong. Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan The
Matching Only Posttest Control Group Design. Penelitian ini sebanyak dua kelas yaitu kelas XI IPA 1
sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata tes hasil belajar kognitif kelas eksperimen sebesar 78,82 dan rata-rata aktivitas peserta didik
88,66, sedangkan kelas kontrol 70,59 dan rata-rata aktivitas peserta didik 84,21. Hal ini menunjukan hasil
belajar dan aktivitas dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS lebih efektif. Hasil
pengolahan data menggunakan Independent Sample t-test dengan taraf signifikan = 5% diperoleh thitung =
2,396. Nilai ttabel=1,694 sehingga thitung > ttabel yang berarti H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar kognitif antara kelas kontrol dengan eksperimen.
sedikit ide yang muncul, dan jika ada 271). Rancangan ini melibatkan hasil
perselisihan tidak ada penengah. belajar kognitif dari dua kelompok yang
Berdasarkan permasalahan yang dibandingkan yaitu kelompok eksperimen
dihadapi peserta didik dan guru dalam dan kelompok kontrol berdasarkan
proses pembelajaran di kelas dan solusi pengukuran akhir dari dua kelompok.
yang ada untuk menghadapi permasalahan Kelompok eksperimen diajarkan
tersebut, maka perlu diadakan suatu menggunakan model kooperatif tipe TPS
penelitian untuk meningkatkan hasil dan kelas kontrol menggunakan model
belajar dan aktivitas peserta didik. Hal ini konvensional yaitu Directt Instruction.
yang menjadi latar belakang penulis Teknik analisis data pada penelitian
melakukan penelitian dengan judul: ini menggunakan uji homogenitas
penerapan model kooperatif tipe TPS digunakan untuk mengetahui apakah
untuk meningkatkan hasil belajar kognitif sampel dari populasi yang homogen atau
dan aktivitas peserta didik pada materi tidak homogen. Uji homogenitas
gelombang mekanik kelas XI IPA SMA dilakukan dengan melihat keadaan
Negeri 1 Kabupaten Sorong. kehomogenan populasi. Peneliti
Aktivitas belajar peserta didik menggunakan uji Levenes test dan
sangat diperlukan, karena prinsipnya ANOVA untuk melihat data kelas
belajar itu berbuat atau melakukan eksperimen dan kontrol homogen atau
aktivitas. Aktivitas belajar adalah tidak. Kedua kelas dinyatakan homogen
keterlibatan peserta didik dalam sikap, bila nilai sig > 0,05.
pikiran, perhatian dalam belajar guna Tahap akhir uji hipotesis ini
keberhasilan proses pembelajaran. Pada digunakan untuk mengetahui adanya
penelitian ini aktivitas peserta didik yang pengaruh penerapan model pembelajaran
diamati yaitu memperhatikan penjelasan kooperatif tipe snowball throwing
guru, diskusi, bertanya, berpendapat, terhadap hasil belajar kognitif peserta
memberi saran dan laporan. Aktivitas didik. Uji hipotesis ini dilakukan untuk
peserta didik akan diukur pada lembar melihat perbedaan yang signifikan hasil
observasi. Sedangkan, hasil belajar tes dari kelompok eksperimen dan
peserta didik yang akan diteliti pada ranah kelompok kontrol. Karena data homogen
kognitif yaitu mengingat (C1), memahami dan terdistribusi normal maka uji yang
(C2), mengaplikasikan (C3) dan digunakan dalam penelitian ini
menganalisis (C4). menggunakan rumus uji t. Uji t
adalah salah satu tes statistik yang
METODE PENELITIAN dipergunakan untuk menguji kebenaran
Penelitian ini dilaksanakan dengan atau kepalsuan hipotesis nihil yang
metode kuasi eksperimen. Metode quasi menyatakan bahwa diantara dua buah
eksperimen adalah metode penelitian mean sampel yang diambil tidak terdapat
dengan memberikan perlakuan tertentu perbedaan yang signifikan.
pada sampel penelitian. Metode ini tidak Dalam pengujian tersebut peneliti
mengambil subjek secara acak dari menggunakan software SPSS 22 untuk
populasi tetapi menggunakan seluruh analisis uji normalitas, homogenitas dan
subjek dalam kelompok yang utuh (intact uji t. Nilai thitung dibandingkan dengan
group) untuk diberikan perlakuan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% ( =
(treatment). 0,05). Apabila nilai thitung< ttabel maka H0
Desain penelitian yang digunakan diterima. Sebaliknya jika nilai thitung> ttabel
pada penelitian ini adalah The Matching berarti H0 ditolak. Adapun perumusan
Only Posttest Control Group Design hipotesis statistik penelitian adalah:
(Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. 2009:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 173-182 177
H0 : 1 = 2
Ha : 1 2
Keterangan:
H0 : hipotesis nihil atau hipotesis nol HASIL DAN PEMBAHASAN
Ha : hipotesis alternatif Pengujian persyaratan analisis data
1 : rata-rata hasil belajar pada penelitian ini meliputi uji normalitas
kognitifkelompok eksperimen dan uji homogenitas. Uji normalitas dan
2 : rata-rata hasil belajar kognitif homogenitas di kelas ekperimen dan kelas
kelompok kontrol kontrol dilakukan dengan menggunakan
SPSS 22.
Tabel 2. Hasil uji normalitas
Tests of Normality
Metode Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Eksperimen .158 17 .200* .946 17 .393
Belajar Kontrol .180 17 .146 .937 17 .282
pembelajaran kooperatif tipe TPS. Hal ini tahap ini merupakan tahap berpasangan,
dibuktikan dengan rata-rata nilai peserta yaitu peserta didik mendiskusikan atau
didik kelas eksperimen lebih baik dari mencocokan jawaban dan saling berbagi
kelas kontrol. dengan pasangan masing-masing. Sandra
Perbedaan hasil belajar kelas (2010) kegiatan diskusi dalam kelompok
eksperimen dengan kelas kontrol karena memberikan kesempatan pada peserta
kelas eksperimen menerapkan model didik untuk berbicara dan saling
kooperatif tipe TPS yang melibatkan 2 berinteraksi dalam menyampaikan, serta
orang siswa dalam satu kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan
sedangkan kelas kontrol menerapkan teman kelompoknya. Tahap share
model Directt Instruction yang menuntut peserta didik yang berpasangan
melibatkan 4-6 siswa dalam satu untuk berbagi kepada seluruh kelas
kelompok. Pembelajaran dengan model tentang apa yang telah mereka bicarakan.
kooperatif tipe TPS peserta didik dituntut Hal ini secara efektif dapat dilakukan
untuk memahami materi pelajaran dengan secara bergiliran dengan arah guru.
cara berpikir, berpasangan, dan berbagi. Penerapan model konvensional yaitu
Setiap peserta didik bertangung jawab model Directt Instruction pada kelas
untuk menguasai materi dengan cara kontrol tidak cukup buruk. Perbedaan
berpikir sendiri terlebih dahulu, bertukar penerapan model kooperatif tipe TPS
pikiran atau bertukar informasi dengan dengan model konvensional yaitu pada
teman sekelompoknya, sehingga peserta kelompok belajarnya. Kelompok belajar
didik yang pasif dan hanya mendengarkan kelas eksperimen yang menerapkan
saja tidak ditemukan lagi pada model kooperatif tipe TPS terdiri dari
pembelajaran ini, melainkan peserta didik dua orang atau berpasang-pasangan
menjadi aktif untuk belajar. Hal ini sesuai sedangkan pada kelas kontrol yang
dengan pendapat Isjoni (2012) yang menerapkan model konvensional terdiri
menyatakan pembelajaran dengan dari 4 orang atau lebih. Diskusi
menggunakan kelompok-kelompok kecil kelompok yang terdiri dari 4 orang lebih
membuat peserta didik dapat bekerja membuat peserta didik yang lain hanya
sama untuk mencapai tujuan pasif dan yang lainnya bekerja sendiri
pembelajaran. Penelitian oleh Giyastutik mencari jawaban diskusi. Hal ini
(2009) komunikasi kelompok membuat peserta didik yang pasif kurang
memberikan dampak agar setiap peserta memahami materi yang diajarkan dan
didik mempunyai keahlian untuk tidak mampu menjawab jawaban diskusi.
mendengarkan dan berbicara. Proses pembelajaranpun menjadi bosan
Keberhasilan pembelajaran tersebut dan tidak menyenangkan. Model
karena guru memberikan kesempatan pembelajaran kooperatif tipe TPS
pada peserta didik untuk mengembangkan merupakan model yang dapat
pengetahuan yang dimiliki dan guru mengaktifkan peserta didik, karena
menempatkan diri sebagai motivator dan model ini mengharuskan seluruh peserta
fasilitator yang baik (Yusuf, I dkk, 2015: didik aktif dan dapat bekerja sama
196). dengan teman kelompoknya dengan
Tahap think peserta didik diberi berpasang-pasangan.
kesempatan untuk berpikir secara Aktivitas peserta didik selama
mandiri. Untuk menjawab pertanyaan proses pembelajaran di kelas berjalan
yang diberikan oleh guru peserta didik dengan baik. Aktivitas peserta didik di
dapat membuat catatan kecil tentang kelas eksperimen dan kelas kontrol
jawaban pertanyaan sebelum berdiskusi berada pada kategori cukup. Rata-rata
dengan teman kelompoknya. Tahap pair, keseluruhan aktivitas pada kelas
180. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 173-182
eksperimen 84,21, dan untuk kelas 1. Penerapan model kooperatif tipe TPS
kontrol 88,66. Berdasarkan data yang dapat meningkatkan hasil belajar
diperoleh melalui lembar observasi, tidak peserta didik, sehingga model
terdapat perbedaan aktivitas peserta didik kooperatif dapat diterapkan pada
di kelas eksperimen dan dikelas kontrol. pelajaran fisika khususnya pada
Kelas eksperimen dan kelas kontrol materi gelombang mekanik.
sama-sama menggunakan pembagian 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
kelompok belajar, dan peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan
mewajibkan peserta didik kelas rujukan dalam menerapkan model
eksperimen dan kelas kontrol untuk aktif pembelajaran kooperatif tipe TPS.
dalam mengikuti pembelajaran.
Penelitian ini serupa dengan penelitian
oleh Galura, I.A, dkk (2016: 104) DAFTAR PUSTAKA
keaktifan belajar peserta didik menjadi Arends, R. I. (2011). Learning to Teach.
salah satu penentu bagi keberhasilan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pembelajaran yang akan berdampak pada Candra, F, dkk. (2013). Penerapan Model
peningkatan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Disertai LKS dalam Pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN Fisika di SMA. Jurnal Pendidikan
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil Fisika, Vol.2 No.2.
dan pembahasan, maka kesimpulan Chasanah, U. U., Sinon, I. L. S.,
penelitian ini yaitu: Widyaningsih, S. W. (2016).
1. Model pembelajaran Directt Penerapan Model Kooperatif Tipe
Instruction pada materi gelombang STAD (Student Team Achivement
mekanik dengan rata-rata hasil belajar Divisions) dengan Media Peta
70,59 termasuk kategori baik. Konsep untuk Meningkatkan Hasil
Aktivitas peserta didik pada kelas Belajar IPA Peserta Didik Kelas IX
kontrol dengan rata-rata 84,21 A SMP Negeri 19 Manokwari.
termasuk kategori baik. Jurnal Pancaran. Vol. 5 No. 2.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe Frankel, J.R., & Wallen, N.E. (2009).
TPS efektif digunakan pada How to Design and Evaluate
pembelajaran gelombang mekanik Research in Eduacation (7th ad).
yang diterapkan di kelas eksperimen Boston: Mc Graw Hill.
dengan rata-rata hasil belajar kognitif Galura, I.A., Mujasam, & Widyaningsih,
78,82 dalam kategori baik. Aktivitas S.W. (2016). Penerapan Model
peserta didik pada dengan nilai rata- Kooperatif Tipe Tipe Teams Games
rata 88,66 dalam kategori baik. Tousnament (TGT) untuk
3. Terdapat pebedaan yang signifikan Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
hasil belajar kognitif antara peserta Belajar Fisika Peserta Didik Kelas
didik yang menerapkan model XI IPA SMA Yapis Manokwari.
kooperatif tipe TPS dengan model Jurnal Pancaran. Vol. 5 No. 2.
pembelajaran Direct Instruction. Giyastutik. (2009). Penerapan
Ditunjukkan pada uji t yang diperoleh Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
memiliki signifikan 0,623 Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
dibandingkan dengan thitung 2,396. Biologi Siswa Kelas VII A SMP
Berdasarkan hasil penelitian, maka Negeri 3 Karanganyar tahun
peneliti memberikan saran sebagai pelajaran 2007/2008. Skripsi,
berikut: Universitas Sebelas Maret.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 05 (2) (2016) 173-182 181