Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Nama Kelompok :
Murdiono 34513
Ryan Andhikautami Oktadesia 345142001
Christine Atania 34515
Yudhistira 34515
1.2 Tujuan
1.Mengidentifikasi strategi pengembangan wisata di lokasi studi
2. Memberikan rekomendasi pengembangan wisata di lokasi studi sesuai
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan
proses ekologis secara alami:
1. Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan maupun
satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami.
2. Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh.
3. Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan sebagai pariwisata
alam.
4. Merupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam Zona Inti, Zona Pemanfaatan,Zona
Rimba dan Zona lain yang karena pertimbangan kepentingan rehabilitasi kawasan,
ketergantungan penduduk sekitar kawasan, dan dalam rangka mendukung upaya
pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dapat ditetapkan sebagai
zona tersendiri.
Suatu kawasan taman nasional dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang
disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis,ekonomis dan sosial budaya.
Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan
dan garis besar kegiatan yang menunjangupaya perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan kawasan (Departemen Kehutanan, 1986).
1. Atraksi
Suatu tujuan wisata biasa memiliki ciri-ciri khas untuk menarik wisatawan antara lain
Keindahan alam ,Iklim dan cuaca, Kebudayaan, Sejarah, Ethnicity atau sifat
kesukuan
,Accessibility/kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat tertentu .
2. Fasilitas
Fasilitas cenderung berorientasi pada lokasi atraksi karena fasilitas harus dekat
dengan pasarnya. Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan dan
juga harus cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi
tempat tersebut.
3. Infrastruktur
Infrastruktur adalah semua konstruksi di bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah
atau daerah.Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :
Sistem pengairan/air
Untuk penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari.
Sumber listrik dan energi
Energi yang tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak
(peak hours). Ini diperlukan supaya pelayanan yang ditawarkan dapat terus
berjalan.
Jaringan komunikasi
Wisatawan membutuhkan jasa-jasa telepon dan/atau komunikasi lainnya yang
tersedia untuk tetap terhubung dan bersosialisasi saat kegiatan pariwisata.
Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air
Kebutuhan air untuk pembuangan kotoran memerlukan kirakira 90 % dari
permintaan akan air.
Jasa-jasa kesehatan
Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang
diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan atau faktor-faktor geografis
lokal.
Jalan
Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan :
- Menyediakan pemandangan yang luas dari alam semesta
- Membuat jalan yang naik turun untuk variasi pemandangan
- Mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah
- Memilih pohon yang tidak terlalu lebat supaya masih ada pemandangan yang
indah
4. Transportasi
Ada beberapa unsur yang perlu terpenuhi dalam transportasi dan fasilitasnya antara
lain:
Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan pengangkutan
lokal ditempat tujuan harus tersedia untuk semua penumpang sebelum
berangkat dari daerah asal
Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas.
Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan
pengangkutan lokal
Peta kota harus tersedia bagi penumpang
5. Hospitality/keramahtamahan
Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal
maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya wisatawan
asing sehingga aspek keramahantamahan warga lokal akan mempengaruhi
kenyamanan wisatawan. Jadi, unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna
menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut
perencanaan.
Pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur: Objek dan
daya tarik wisata, Prasarana wisata, Sarana wisata, Infrastruktur,
Masyarakat/lingkungan/budaya.
1. Attraction
Attraction atau atraksi adalah produk utama sebuah destinasi. Atraksi bisa
berupa keindahan dan keunikan alam, budaya masyarakat setempat,
peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi buatan seperti sarana
permainan dan hiburan. Unik dan berbeda dari daerah atau wilayah lain.
2. Accessibility
Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju
destinasi. Akses jalan raya, ketersediaan sarana transportasi dan rambu-
rambu penunjuk jalan merupakan aspek penting bagi sebuah destinasi.
3. Amenity
Amenity atau amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang bisa
memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi.
Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana akomodasi untuk menginap
serta restoran atau warung untuk makan dan minum. Kebutuhan lain yang
mungkin juga diinginkan dan diperlukan oleh wisatawan, seperti toilet umum,
rest area, tempat parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah sebaiknya juga
tersedia di sebuah destinasi.
4. Ancilliary
Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau orang-orang
yang mengurus destinasi tersebut. Organisasi sebuah destinasi akan
melakukan tugasnya seperti sebuah perusahaan. Mengelola destinasi
sehingga bisa memberikan keuntungan kepada pihak terkait seperti
pemerintah, masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan para stakeholder
lainnya.
2.4 Aksesibilitas
Menurut Kamus Tata Ruang, aksesibilitas merupakan keadaan atau ketersediaan
hubungan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dapat diartikan juga sebagai
kemudahan seseorang atau kendaraan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang
lain dengan aman, nyaman, dan dg kecepatan yg wajar
2.5 Ketimpangan
Menurut BILL JORDAN, Professor of Social Work, University of Plymouth, United
Kingdom dan NICK JOHNS, Lecturer in Criminal Justice Studies, University of
Plymouth, United Kingdom pada karyanya yang berjudul New Labour: Trust, equality of
opportunity and diversity disimpulkan ada beberapa indikator dari ketimpangan yakni:
1) The Social Minimum, yang menunjuk pada batas terpenuhinya setiap keperluan dan
kebutuhan mendasar yang memungkinkannya untuk survival dan terhindar dari rasa
terasing.
2) Equality of opportunity, yang menjelaskan bahwa setelah The Social Minimum
terpenuhi, setiap masyarakat berhak mendapatkan kesejajaran kesempatan untuk
nutrisi, udara, air, perlindungan, perubahan cuaca / keadaan cuaca, bencana, wabah
penyakit.
3) Fair Distribution, dimana semua warga masyarakat berhak mendapatkan akses
distribusi sumberdaya dan kekayaan publik yang adil. Pada kenyataannya
mekanisme distribusi belum terbangun dengan baik sehingga tidak mencapai
kelompok setara yang semestinya.
4) Social Trust, yang merupakan harapan yang muncul dari sebuah komunitas yang
berperilaku jujur, normal, kooperatif, aktif dan responsif, partisipatif dan antisipatif
serta interaktif sinergis. Kepentingan manusia wajib dipahami dan diperhatikan
dalam penyelenggaraan pembangunan melalui program ini. Tingkat kepercayaan
yang tinggi akan menempatkan manusia sesuai dengan martabat, derajat dan
harkatnya yang pada giliran berikutnya akan menjadi sumber kekuatan dan
ketahanan bagi pembangunan diwilayahnya serta keberlanjutan pembangunan itu
sendiri.
5) Equal Citizenship, yang menunjuk pada kesetaraan antar warga baik dalam arti
kesempatan maupun dalam pengembangan kapasitas daya-daya insani, intelektual,
keahlian dan sebagainya serta hak-hak yang mengikutinya sebagai warga negara.
Catatan: Adanya 5 (lima) wilayah persoalan ini menunjukkan atau memperlihatkan
lemahnya peran negara dalam melindungi dan menjamin hak-hak publik, juga
menunjukkan kualitas yang besar dalam menyejahterakan masyarakat.
BAB III
TINJAUAN OBJEK STUDI
Wakatobi sendiri merupakan akronim dari huruf depan nama pulau Wanci
(Wangiwangi) ,Kaledupa,Tomia,Binongko. Kabupaten Wakatobi secara geografis
berbatasan dengan beberapa wilayah, diantaranya:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buton dan Buton Utara
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores dan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Buton
Dalam mengembangkan sektor pariwisata Kabupaten Wakatobi ke tingkat
global, dengan cara mengenalkan Kabupaten Wakatobi sebagai Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan sebagai cagar biosfer Bumi oleh
UNESCO yang memiliki keunggulan daya tarik wisata baik dari keindahan
ekosistem bawah laut yaitu keberagaman spesies karang yang menjadikan
Wakatobi sebagai penunjang ekologi di bentang Sunda Banda, sekaligus
penunjang pelestarian keanekaragaman hayati segitiga karang dunia (coral
triangle), karena letaknya yang berada di kawasan timur Indonesia dan ujung
sebelah tenggara Propinsi Sulawesi Tenggara sangat strategis untuk
dikembangkan menjadi daerah transit travell dari daerah Bali, Makassar dan
Maluku dengan visi Biodiversity, water sports, and cruise tourism.
Tujuannya menjadikan Kawasan Wakatobi sebagai pusat biodiversitas bawah
laut, kawasan pariwisata olahraga air, dan kawasan pariwisata berbasis marina
yang mampu meningkatkan kunjungan wisman sebanyak 500 ribu pada tahun
2019.
b. Wisata Budaya
Terdiri dari tarian tradisonal, upacara adat, kerajinan tangan, perkampungan,
tempat bersejarah, dan suku asli di Kabupaten Wakatobi. Diantaranya adalah
Benteng Liya, Benteng Olo, Benteng Patua, Benteng Palahidu, Tarian Honari
Mosega, Tarian Lariangi, Tarian Balumpa, Tarian Sajo Moane, Upacara Kariaa
dan Kansondaa, Upacara Kabuenga, Upacara Bose Bose.
3.1.7 Infrastruktur
Infrastruktur yang masuk skala prioritas perencanaan pembangunan nasional di
Wakatobi antara lain peningkatan fasilitas bandara Matahora, pembangunan
dermaga kapal-kapal perintis, pembangunan fasilitas air bersih, pembangunan
jaringan telekomunikasi dan pembangunan pembangkit energi listrik. Adapun
infrastruktur yang sudah tersedia di Kabupaten Wakatobi yaitu Bandara Matohara
(panjang 2.000 meter dan lebar 30 meter). Pelabuhan Numana(panjang 22,70
meter dengan lebar sekitar 10,8 meter), Jalan yang sudah diaspal selebar 4
meter,
a. Aksesibilitas
Terdapat 2 jenis moda transportasi untuk menuju Kabupaten Wakatobi yaitu
transportasi udara dan laut.
Untuk transportasi udara tersedia penerbangan dari Makassar (Bandara
Hasanuddin) ke Wakatobi. Penerbangan langsung setiap Senin, Rabu, Jumat
dan Minggu pagi pukul 08:00 dan Selasa, Kamis dan Sabtu pukul 10:00.
Dengan penerbangan Maskapai Wings Air dapat dilakukaan dari Makassar
melalui Kendari ke bandara Matohara di pulau Wangi Wangi. Harga
penerbangan sekitar 100 US$ dan penerbangan ini sekitar 2,5 jam.
Penerbangan ini sebagai penerbangan transit, walau begitu penumpang ke
Wakatobi dapat tinggal di bandara Haluoleo selama 20 menit selama transit
sebelum melanjutkan perjalanan ke Wangi Wangi.
Tersedia juga penerbangan dari Kendari ke Wakatobi. Di hari Senin, Rabu,
Minggu dan Sabtu pagi untuk bergabung penerbangan langsung dari Makassar
ke Kendari adalah pukul 09:30. Pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu, pesawat
berangkat pukul 11:30.Harga penerbangan ini sekitar 40 US$ dan durasi
penerbangan sekitar 45 menit.
Atau Penerbangan dari Bali ke Pulau Tomia. Dengan membeli paket
penyelaman dan terbang dengan pesawat pinjaman mereka ke pulau Tomia
yang disediakan dari resort tertentu di Wakatobi.
Untuk transportasi laut tersedia Perahu dari Kendari ke Wangi Wangi .Di
Kendari, perahu ke Wakatobi berangkat dari Pelabuhan Wanci. Kapal Wanci
berangkat pukul 11:00 dan melakukan perjalanan selama 10 jam. Disana ada 2
jenis perahu yang bernama KM. AKSAR SAPUTRA dan KM. AGIL PERMAI
dengan jadwal pemberangkatan yang berbeda-beda. AGIL PERMAI berangkat
pada hari selasa dan sabtu dari Kendari ke Wanci dan kembali pada hari senin
dan samis dari Wanci ke Kendari. Untuk mencapai pelabuhan dapat
menggunakan mobil dari Bandara Kendari (Bandara Haluoleo) menempuh
waktu selama 1 jam. Biaya untuk satu tiket sekitar Rp. 200.000,- atau 20 US$.
3.1.8 Hospitality
a. Hotel
Dari 4 pulau besar yang ada di Kabu[aten Wakatobi, 3 pulau besar
berpenghuni yaitu Pulau Tomia ,Pulau Kaledupa dan Pulau Wangi wangi.
Berikut daftar hotel yang tersebar di 3 pulau besar tersebut.
Pulau Wangi wangi : Patuno Beach Resort, Wisata Beach Hotel, Hotel
Wakatobi, Hotel Al Azizyah, Hotel Lina, Hotel Nur Rizki, Hotel Fidel, Nirmala
Inn, Sinar Babo, Lamongan, Melati Indah, Jelly Inn, Nita Sari Inn, Wisma,
Maharani, Wisma Ar Razzaq
Pulau Tomia : Wakatobi Dive Resort, Abi Jaya, Terapung INN, Tomia Inn, Asri
Inn, Aris Jaya Inn, Laborestay.
Pulau Kaledupa : Operation Wallace in Hoga island, Isma Inn, Hoga Island
Dive Resort (Pak Kasim), Madya Siru Inn, Agung Inn, Hoga Dive Resort.
BAB IV
PERMASALAHAN
1. Masalah Ekonomi
Lemahnya koordinasi antar sektor dan antar pihak yang terlibat dalam
pengembangan kepariwisataan Wakatobi.
Pembahasan financial rancangan perpres badan otorita, Mundurnya pembentukan
badan otorita tersebut lantaran pihak pemerintah masih terus melakukan
pengambilalihan lahan. Selain itu, di Wakatobi, pergantian bupati beberapa waktu
yang lalu juga menjadi masalah lain. "Jadi isunya di lahan. Seperti Wakatobi, lahan
adat yang secara legal masih harus diselesaikan. Ada juga isu politik, yang kemarin
pergantian bupati
3. Masalah Infrastruktur
5. Masalah Lingkungan .
BAB V
REKOMENDASI
BAB VI
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA