Вы находитесь на странице: 1из 19

PERENCANAAN WILAYAH

Identifikasi Strategi Perkembangan Wisata & Memberikan Rekomendasi


Pengembangan Wisata di Pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara

Dosen : Dr. Eko D. Heripoerwanto


Airyn Harahap, M.Sc.
Asisten Dosen : Wahyu K. Astuti, M.Sc.

Nama Kelompok :

Murdiono 34513
Ryan Andhikautami Oktadesia 345142001
Christine Atania 34515
Yudhistira 34515

Jurusan Perencanaan Wilayah Kota Real Estat


Fakultas Teknik
Universitas Tarumanagara
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berwisata merupakan kebutuhan setiap orang dan dapat mengembalikan semangat


seseorang dalam menjalankan aktivitas .Tempat wisata pun sebenarnya beragam,
dengan cara dilakukan pengelolaan, pengembangan dan penyebaran akan informasi
tentang keunggulan suatu tempat.Keuntungan yang akan didapat dari pengembangan
tempat wisata adalah alasan ekonomi,yang dimaksud adalah untuk kesejahteraan
penduduk sekitar dan membuat suatu kegiatan dalam tempat yang belum terjadi,
ditambah sesuatu akan menjadi terkenal dan memberikan nama harum di kancah
internasional.Tempat yang berpotensi dijadikan tempat wisata perlu dilakukan
identifikasi strategi dalam melakukan perkembangan wisata.
Dalam melakukan identifikasi strategi perkembangan wisata, pemerintah melakukan
inovasi baru dalam memperkenalkan potensi besar sektor pariwisata di Indonesia ke
tingkat global yaitu dengan mengembangkan 10 destinasi pariwisata unggulan di
Indonesia yang disebut sebagai 10 bali baru .Istilah 10 Bali Baru dimaksudkan
membangun 10 Bali Baru dari barat sampai ke timur bagian Indonesia dengan tujuan
menciptakan sepuluh destinasi wisata menyamai Bali dari segi kunjungan wisatawan
mancanegara dan nusantara. Sepuluh tempat wisata itu adalah Danau Toba di
Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Belitung, Tanjung Lesung di Jawa Barat,
Kepulauan Seribu di DKI Jakarta. Berikutnya, Borobudur di Jawa Tengah, Labuan Bajo
di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Bromo Tengger Semeru di
Jawa Timur. Kemudian, Pulau Mandalika di Laut Jawa dan Pulau Morotai di Kabupaten
Maluku.
Dari 10 tempat destinasi yang berpotensi sebagai 10 bali baru, salah satu tempat
yang sangat berpotensi di Indonesia khususnya di bagian timur, yakni Kepulauan
Wakatobi di Sulawesi Tenggara. Kepulauan Wakatobi telah ditetapkan sebagai Taman
Nasional pada tahun 2002 dari 50 Taman Nasional yang terdapat di Indonesia. Memiliki
luas sekitar 13900 Km2, Kepulauan Wakatobi memiliki keindahan gugus terumbu
karang dan beberapa satwa langka. Sangat cocok dan indah jika di nikmati sambil
snorkeling, berenang dan juga mengeksplorasi budaya lokal di beberapa resort atau
desa yang sudah ada.

1.2 Tujuan
1.Mengidentifikasi strategi pengembangan wisata di lokasi studi
2. Memberikan rekomendasi pengembangan wisata di lokasi studi sesuai

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Taman Nasional


Menurut Undang-undang nomor 5 tahun 1990 ayat 14, Taman Nasional merupakan
adalah kawasan pelesatarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan
sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.
Kriteria Penetapan Kawasan Taman Nasional (TN) adalah sebagai berikut:

Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan
proses ekologis secara alami:
1. Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan maupun
satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh dan alami.
2. Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh.
3. Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan sebagai pariwisata
alam.
4. Merupakan kawasan yang dapat dibagi kedalam Zona Inti, Zona Pemanfaatan,Zona
Rimba dan Zona lain yang karena pertimbangan kepentingan rehabilitasi kawasan,
ketergantungan penduduk sekitar kawasan, dan dalam rangka mendukung upaya
pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dapat ditetapkan sebagai
zona tersendiri.

Pengelolaan taman nasional dapat memberikan manfaat antara lain:


1. Ekonomi dapat dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai nilai ekonomis,
sebagai contoh potensi terumbu karang merupakan sumber yang memiliki
produktivitas dan keanekaragaman yang tinggi sehingga membantu meningkatkan
pendapatan bagi nelayan, penduduk pesisir bahkan devisa negara.
2. Ekologi, dapat menjaga keseimbangan kehidupan baik biotik maupun abiotik
di daratan maupun perairan.
3. Estetika, memiliki keindahan sebagai obyek wisata alam yang dikembangkan
sebagai usaha pariwisata alam/bahari.
4. Pendidikan dan penelitian, merupakan obyek dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, pendidikan dan penelitian.
5. Jaminan masa depan keanekaragaman sumber daya alam kawasan konservasi
baik di darat maupun di perairan memiliki jaminan untuk dimanfaatkan secara
batasan bagi kehidupan yang lebih baik untuk generasi kini dan yang akan
datang (Departemen Kehutanan, 1986).

Suatu kawasan taman nasional dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang
disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis,ekonomis dan sosial budaya.
Rencana pengelolaan taman nasional sekurang-kurangnya memuat tujuan pengelolaan
dan garis besar kegiatan yang menunjangupaya perlindungan, pengawetan dan
pemanfaatan kawasan (Departemen Kehutanan, 1986).

2.2 Pembangunan Wilayah - Pariwisata - Atraksi


Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, definisi pembangunan adalah hal, cara atau
hasil kerja mengembangkan. Sedangkan mengembangkan berarti membuka,
memajukan, menjadikan maju dan bertambah baik. pengembangan pariwisata dapat
diartikan usaha atau cara untuk membuat jadi lebih baik segala sesuatu yang dapat
dilihat dan dinikmati oleh manusia sehingga semakin menimbulkan perasaan senang
dengan demikian akan menarik wisatawan untuk berkunjung.
Menurut Suwantoro (1997) pola kebijakan pengembangan obyek wisata yang meliputi:
Prioritas pengembangan obyek
Pengembangan pusat-pusat penyebaran kegiatan wisatawan
Memungkinkan kegiatan penunjang pengembangan obyek wisata

Dalam pengembangan obyek wisata ini, perlu diperhatikan tentang prasarana


pariwisata, sarana wisata, infrastruktur pariwisata dan masyarakat sekitar obyek wisata
tersebut. Menurut Spillane (1994) suatu tujuan pariwisata, harus meliputi lima unsur
yang penting agar wisatawan dapat merasa puas dalam menikmati wisatanya yaitu
meliputi:

1. Atraksi
Suatu tujuan wisata biasa memiliki ciri-ciri khas untuk menarik wisatawan antara lain
Keindahan alam ,Iklim dan cuaca, Kebudayaan, Sejarah, Ethnicity atau sifat
kesukuan
,Accessibility/kemampuan atau kemudahan berjalan atau ketempat tertentu .

2. Fasilitas
Fasilitas cenderung berorientasi pada lokasi atraksi karena fasilitas harus dekat
dengan pasarnya. Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan dan
juga harus cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang mengunjungi
tempat tersebut.

3. Infrastruktur
Infrastruktur adalah semua konstruksi di bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah
atau daerah.Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah :
Sistem pengairan/air
Untuk penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon air per kamar per hari.
Sumber listrik dan energi
Energi yang tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak
(peak hours). Ini diperlukan supaya pelayanan yang ditawarkan dapat terus
berjalan.
Jaringan komunikasi
Wisatawan membutuhkan jasa-jasa telepon dan/atau komunikasi lainnya yang
tersedia untuk tetap terhubung dan bersosialisasi saat kegiatan pariwisata.
Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air
Kebutuhan air untuk pembuangan kotoran memerlukan kirakira 90 % dari
permintaan akan air.
Jasa-jasa kesehatan
Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang
diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan atau faktor-faktor geografis
lokal.
Jalan
Ada beberapa cara membuat jalan raya lebih menarik bagi wisatawan :
- Menyediakan pemandangan yang luas dari alam semesta
- Membuat jalan yang naik turun untuk variasi pemandangan
- Mengembangkan tempat dengan pemandangan yang indah
- Memilih pohon yang tidak terlalu lebat supaya masih ada pemandangan yang
indah

4. Transportasi
Ada beberapa unsur yang perlu terpenuhi dalam transportasi dan fasilitasnya antara
lain:
Informasi lengkap tentang fasilitas, lokasi terminal, dan pelayanan pengangkutan
lokal ditempat tujuan harus tersedia untuk semua penumpang sebelum
berangkat dari daerah asal
Sistem keamanan harus disediakan di terminal untuk mencegah kriminalitas.
Informasi lengkap tentang lokasi, tarif, jadwal, dan rute dan pelayanan
pengangkutan lokal
Peta kota harus tersedia bagi penumpang

5. Hospitality/keramahtamahan
Wisatawan yang sedang berada dalam lingkungan yang belum mereka kenal
maka kepastian akan jaminan keamanan sangat penting, khususnya wisatawan
asing sehingga aspek keramahantamahan warga lokal akan mempengaruhi
kenyamanan wisatawan. Jadi, unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna
menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut
perencanaan.
Pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5 unsur: Objek dan
daya tarik wisata, Prasarana wisata, Sarana wisata, Infrastruktur,
Masyarakat/lingkungan/budaya.

Spillane (1994) menjelaskan mengenai dampak positif dari pengembangan


pariwisata meliputi :
a. Penciptaan lapangan kerja, dimana pada umumnya pariwisata merupakan
industri padat karya dimana tenaga kerja tidak dapat digantikan dengan modal
atau peralatan
b. Sumber devisa asing
c. Pariwisata dan distribusi pembangunan spiritual

Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya pengembangan


pariwisata meliputi:
a. Pariwisata dan kerentanan (vulnerability) ekonomi
b. Banyak kasus kebocoran sangat luas dan besar, khususnya jika proyek-proyek
pariwisata berskala besar dan diluar kapasitas perekonomian
c. Dampak industri pariwisata terhadap alokasi sumber daya ekonomi industri ini
dapat menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat
menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja
disektor pariwisata yang ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis di
sekitar tempat wisata
d. Dampak terhadap lingkungan, bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan
air,
keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional
2.3 Amenity
Dalam membuat sebuah destinasi wisata yang unggul, sebelum sebuah destinasi
diperkenalkan dan dijual, terlebih dahulu harus mengkaji 4 aspek utama (4A) yang
harus dimiliki, yaitu attraction, accessibility, amenity dan ancilliary.

1. Attraction
Attraction atau atraksi adalah produk utama sebuah destinasi. Atraksi bisa
berupa keindahan dan keunikan alam, budaya masyarakat setempat,
peninggalan bangunan bersejarah, serta atraksi buatan seperti sarana
permainan dan hiburan. Unik dan berbeda dari daerah atau wilayah lain.
2. Accessibility
Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju
destinasi. Akses jalan raya, ketersediaan sarana transportasi dan rambu-
rambu penunjuk jalan merupakan aspek penting bagi sebuah destinasi.
3. Amenity
Amenity atau amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang bisa
memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi.
Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana akomodasi untuk menginap
serta restoran atau warung untuk makan dan minum. Kebutuhan lain yang
mungkin juga diinginkan dan diperlukan oleh wisatawan, seperti toilet umum,
rest area, tempat parkir, klinik kesehatan, dan sarana ibadah sebaiknya juga
tersedia di sebuah destinasi.
4. Ancilliary
Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau orang-orang
yang mengurus destinasi tersebut. Organisasi sebuah destinasi akan
melakukan tugasnya seperti sebuah perusahaan. Mengelola destinasi
sehingga bisa memberikan keuntungan kepada pihak terkait seperti
pemerintah, masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan para stakeholder
lainnya.

2.4 Aksesibilitas
Menurut Kamus Tata Ruang, aksesibilitas merupakan keadaan atau ketersediaan
hubungan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dapat diartikan juga sebagai
kemudahan seseorang atau kendaraan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang
lain dengan aman, nyaman, dan dg kecepatan yg wajar
2.5 Ketimpangan
Menurut BILL JORDAN, Professor of Social Work, University of Plymouth, United
Kingdom dan NICK JOHNS, Lecturer in Criminal Justice Studies, University of
Plymouth, United Kingdom pada karyanya yang berjudul New Labour: Trust, equality of
opportunity and diversity disimpulkan ada beberapa indikator dari ketimpangan yakni:
1) The Social Minimum, yang menunjuk pada batas terpenuhinya setiap keperluan dan
kebutuhan mendasar yang memungkinkannya untuk survival dan terhindar dari rasa
terasing.
2) Equality of opportunity, yang menjelaskan bahwa setelah The Social Minimum
terpenuhi, setiap masyarakat berhak mendapatkan kesejajaran kesempatan untuk
nutrisi, udara, air, perlindungan, perubahan cuaca / keadaan cuaca, bencana, wabah
penyakit.
3) Fair Distribution, dimana semua warga masyarakat berhak mendapatkan akses
distribusi sumberdaya dan kekayaan publik yang adil. Pada kenyataannya
mekanisme distribusi belum terbangun dengan baik sehingga tidak mencapai
kelompok setara yang semestinya.
4) Social Trust, yang merupakan harapan yang muncul dari sebuah komunitas yang
berperilaku jujur, normal, kooperatif, aktif dan responsif, partisipatif dan antisipatif
serta interaktif sinergis. Kepentingan manusia wajib dipahami dan diperhatikan
dalam penyelenggaraan pembangunan melalui program ini. Tingkat kepercayaan
yang tinggi akan menempatkan manusia sesuai dengan martabat, derajat dan
harkatnya yang pada giliran berikutnya akan menjadi sumber kekuatan dan
ketahanan bagi pembangunan diwilayahnya serta keberlanjutan pembangunan itu
sendiri.
5) Equal Citizenship, yang menunjuk pada kesetaraan antar warga baik dalam arti
kesempatan maupun dalam pengembangan kapasitas daya-daya insani, intelektual,
keahlian dan sebagainya serta hak-hak yang mengikutinya sebagai warga negara.
Catatan: Adanya 5 (lima) wilayah persoalan ini menunjukkan atau memperlihatkan
lemahnya peran negara dalam melindungi dan menjamin hak-hak publik, juga
menunjukkan kualitas yang besar dalam menyejahterakan masyarakat.
BAB III
TINJAUAN OBJEK STUDI

3.1 Potensi Wisata Di Kabupaten Wakatobi


3.1.1 Tujuan dan Branding Pengembangan Pariwisata Kabupaten Wakatobi

Kabupaten Wakatobi merupakan wilayah kepulauan di Provinsi Sulawesi


Tenggara dengan ibukota kabupatennya wangi wangi. Luas Wakatobi sekitar
19.800 km2,meliputi 823 km2 daratan dan sisanya 18.977 km adalah perairan.
Terdapat kurang lebih 120.000 jiwa menyebar di empat pulau besar Wakatobi,
yaitu

a. Wanci (wangi wangi)


b. Kaledupa
c. Tomia
d. Binongko dan sisanya di Pulau Runduma.
Sumber:google.com

Wakatobi sendiri merupakan akronim dari huruf depan nama pulau Wanci
(Wangiwangi) ,Kaledupa,Tomia,Binongko. Kabupaten Wakatobi secara geografis
berbatasan dengan beberapa wilayah, diantaranya:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Buton dan Buton Utara
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores dan
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Buton
Dalam mengembangkan sektor pariwisata Kabupaten Wakatobi ke tingkat
global, dengan cara mengenalkan Kabupaten Wakatobi sebagai Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan sebagai cagar biosfer Bumi oleh
UNESCO yang memiliki keunggulan daya tarik wisata baik dari keindahan
ekosistem bawah laut yaitu keberagaman spesies karang yang menjadikan
Wakatobi sebagai penunjang ekologi di bentang Sunda Banda, sekaligus
penunjang pelestarian keanekaragaman hayati segitiga karang dunia (coral
triangle), karena letaknya yang berada di kawasan timur Indonesia dan ujung
sebelah tenggara Propinsi Sulawesi Tenggara sangat strategis untuk
dikembangkan menjadi daerah transit travell dari daerah Bali, Makassar dan
Maluku dengan visi Biodiversity, water sports, and cruise tourism.
Tujuannya menjadikan Kawasan Wakatobi sebagai pusat biodiversitas bawah
laut, kawasan pariwisata olahraga air, dan kawasan pariwisata berbasis marina
yang mampu meningkatkan kunjungan wisman sebanyak 500 ribu pada tahun
2019.

3.1.2 Jenis Atraksi dan Kegiatan Wisata Di Kabupaten Wakatobi

Kabupaten Wakatobi memiliki macam - macam wisata unggulan yaitu wisata


bawah laut dan pantai, wisata alam, wisata budaya dan wisata kuliner yang
tersebar di 4 pulau Kabupaten Wakatobi.

a. Wisata Laut dan Pantai


Wisata jenis ini ditujukan untuk wisatawan yang ingin menyelam dan snorkeling
melihat keindahan bahari yang dimiliki oleh Kabupaten Wakatobi. Diantaranya
adalah Pantai Cemara, Pantai MoliI Sahatu, Pantai Hondue, Pantai Sombano,
Pantai Buku, Laut Sombu, Tanjung Kapota, Danau Kapota, Perairan Pulau
Hoga,Perairan Pulau Anano.

b. Wisata Budaya
Terdiri dari tarian tradisonal, upacara adat, kerajinan tangan, perkampungan,
tempat bersejarah, dan suku asli di Kabupaten Wakatobi. Diantaranya adalah
Benteng Liya, Benteng Olo, Benteng Patua, Benteng Palahidu, Tarian Honari
Mosega, Tarian Lariangi, Tarian Balumpa, Tarian Sajo Moane, Upacara Kariaa
dan Kansondaa, Upacara Kabuenga, Upacara Bose Bose.

3.1.3 Target Penganggaran


1. Pengembangan, pengelolaan sarana air (jaringan irigasi, rawa, waduk,
embung,
situ dan penampung air lainnya)dan penyediaan air baku Kabupaten Wakatobi
sebesar 4,73M 2.
2. Pemeliharaan, pelebaran, rekonstruksi dan rehabilitasi jalan 309 km di
Kabupaten Wakatobi sebesar 98,4 M
3. Pengembangan kawasan pemukiman, sistem penyediaan air minum dan
penyehatan lingkungan Kabupaten Wakatobi sebesar 24,4M
4. Pembangunan terminal Bau-bau sebesar 10 M

3.1.4 Target Pasar


1. Peningkatan devisa .
Pada tahun 2012 Indonesia memperoleh devisa dari wisatawan asing sebesar
3,315,000 USD dari Kabupaten Wakatobi dan di proyeksikan pada tahun 2019
akan meningkat menjadi 500.000.000 USD .
2. Peningkatan Pengeluaran Wisatawan .

3. Peningkatan Kunjungan Wisatawan .


Tahun 2012 jumlah kunjungan wisatawan asing sebesar 2.179 orang dan tahun
2013 mengalami peningkatan menjadi 3.315 orang wisatawan asing. Dengan
menjadikan wakatobi sebagai 10 destinasi bali baru di proyeksikan pada tahun
2019 jumlah kunjungan wisatawan asing meningkat menjadi 500.000 orang.
Target pasar wisman : Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan negara-negara
Eropa lainnya. Target pasar wisnus: Penduduk Pulau Jawa dan Sulawesi.
Daerah tujuan wisata: Taman Nasional Wakatobi (Pulau Wangiwangi, Pulau
Kaledupa, Pulau Tomea, Pulau Binongko) Akses/ Hub: Bandara
Woltermonginsidi, Kendari, Bau-Bau Fasilitas Pariwisata (tour base): Kendari,
Bau-bau. Untuk terus menigkatkan jumlah wisman ada 3 cara yaitu
pemasaran,pengembangan tujuan wisata dan regulasi.
4. Peningkatan Jumlah Tenaga Kerja.

3.1.5 Masterplan Pengembangan


1. Wilayah Pulau Wangi wangi
Kawasan ini terdiri dari 4(empat) kawasan prioritas di sebelah utara dan
selatan yaitu: a. Kawasan Prioritas Matahora; dimana kawasan ini terdiri dari
beberapa daya tarik wisata yaitu pantai Sousu, Patuno dan Longa. b. Kawasan
Prioritas Waha; dimana kawasan ini terdiri dari beberapa daya tarik wisata yaitu
pantai waha dan pantai cemara. c. Kawasan Prioritas Liya Raya; dimana
kawasan ini terdiri dari beberapa daya tarik wisata di desa Liya Mawi, Liya Togo
dan Liya Onemelangka d. Kawasan Pulau Kapota, kawasan prioritas
Pariwisata meliputi pantai-pantai di sebelah utara maupun barat pulau Kapota
serta danau.

2. Wilayah Pulau Hoga dan Kaledupa


Kawasan ini terdiri dari 2(dua) kawasan prioritas, yaitu: a. Kawasan Prioritas
Pariwisata pulau Hoga; meliputi semua kawasan pantai hoga dan homestay
masyarakat, termasuk desa Sama Bahari. b. Kawasan Palea dan Jamareka
(Pajam); meliputi kawasan dari akses pelabuhan hingga daya tarik di desa
Pajam.

3. Wilayah Pulau Tomia


Kawasan ini terdiri dari 2 (dua) kawasan prioritas, yaitu: a. Kawasan Prioritas
pantai Huuntete di desa Kulati b. Kawasan Prioritas dengan daya tarik di desa
Wawotimu dan desa Kahiyanga.

4. Wilayah Pulau Binongko


Kawasan ini terdiri dari 2 (dua) kawasan prioritas, yaitu: a. Kawasan Prioritas
pantai Bohu dan Oro serta puncak Koncu Kapala Patua di desa Wali b.
Kawasan Prioritas taman batu dan pantai Sangia di desa Waloindi

3.1.6 Keterlibatan Aktor dan Peranan


1. Pemerintah
a. Penyiapan Objek Wisata : Kemenpar, Kemen KP, Pemda.
b. Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi : Kemen PUPR,
Kemenhub, Pemda
c. Pembangunan Fasilitas Umum dalam Kawasan : . Kemen PUPR,
Kemenkominfo, Kemen BUMN, Pemda
d. Penyediaan BBM dan Listrik : Kemen ESDM, Kemen BUMN
e. Kelembagaan Pengembangan Destinasi : Kemenpar, Kemen BUMN,
Kemenkeu, Pemda
f. Koordinasi Pembangunan Destinasi : Kemenko MaritimSDA, Kemenko Ekon

3.1.7 Infrastruktur
Infrastruktur yang masuk skala prioritas perencanaan pembangunan nasional di
Wakatobi antara lain peningkatan fasilitas bandara Matahora, pembangunan
dermaga kapal-kapal perintis, pembangunan fasilitas air bersih, pembangunan
jaringan telekomunikasi dan pembangunan pembangkit energi listrik. Adapun
infrastruktur yang sudah tersedia di Kabupaten Wakatobi yaitu Bandara Matohara
(panjang 2.000 meter dan lebar 30 meter). Pelabuhan Numana(panjang 22,70
meter dengan lebar sekitar 10,8 meter), Jalan yang sudah diaspal selebar 4
meter,
a. Aksesibilitas
Terdapat 2 jenis moda transportasi untuk menuju Kabupaten Wakatobi yaitu
transportasi udara dan laut.
Untuk transportasi udara tersedia penerbangan dari Makassar (Bandara
Hasanuddin) ke Wakatobi. Penerbangan langsung setiap Senin, Rabu, Jumat
dan Minggu pagi pukul 08:00 dan Selasa, Kamis dan Sabtu pukul 10:00.
Dengan penerbangan Maskapai Wings Air dapat dilakukaan dari Makassar
melalui Kendari ke bandara Matohara di pulau Wangi Wangi. Harga
penerbangan sekitar 100 US$ dan penerbangan ini sekitar 2,5 jam.
Penerbangan ini sebagai penerbangan transit, walau begitu penumpang ke
Wakatobi dapat tinggal di bandara Haluoleo selama 20 menit selama transit
sebelum melanjutkan perjalanan ke Wangi Wangi.
Tersedia juga penerbangan dari Kendari ke Wakatobi. Di hari Senin, Rabu,
Minggu dan Sabtu pagi untuk bergabung penerbangan langsung dari Makassar
ke Kendari adalah pukul 09:30. Pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu, pesawat
berangkat pukul 11:30.Harga penerbangan ini sekitar 40 US$ dan durasi
penerbangan sekitar 45 menit.
Atau Penerbangan dari Bali ke Pulau Tomia. Dengan membeli paket
penyelaman dan terbang dengan pesawat pinjaman mereka ke pulau Tomia
yang disediakan dari resort tertentu di Wakatobi.

Untuk transportasi laut tersedia Perahu dari Kendari ke Wangi Wangi .Di
Kendari, perahu ke Wakatobi berangkat dari Pelabuhan Wanci. Kapal Wanci
berangkat pukul 11:00 dan melakukan perjalanan selama 10 jam. Disana ada 2
jenis perahu yang bernama KM. AKSAR SAPUTRA dan KM. AGIL PERMAI
dengan jadwal pemberangkatan yang berbeda-beda. AGIL PERMAI berangkat
pada hari selasa dan sabtu dari Kendari ke Wanci dan kembali pada hari senin
dan samis dari Wanci ke Kendari. Untuk mencapai pelabuhan dapat
menggunakan mobil dari Bandara Kendari (Bandara Haluoleo) menempuh
waktu selama 1 jam. Biaya untuk satu tiket sekitar Rp. 200.000,- atau 20 US$.

3.1.8 Hospitality
a. Hotel
Dari 4 pulau besar yang ada di Kabu[aten Wakatobi, 3 pulau besar
berpenghuni yaitu Pulau Tomia ,Pulau Kaledupa dan Pulau Wangi wangi.
Berikut daftar hotel yang tersebar di 3 pulau besar tersebut.

Pulau Wangi wangi : Patuno Beach Resort, Wisata Beach Hotel, Hotel
Wakatobi, Hotel Al Azizyah, Hotel Lina, Hotel Nur Rizki, Hotel Fidel, Nirmala
Inn, Sinar Babo, Lamongan, Melati Indah, Jelly Inn, Nita Sari Inn, Wisma,
Maharani, Wisma Ar Razzaq

Pulau Tomia : Wakatobi Dive Resort, Abi Jaya, Terapung INN, Tomia Inn, Asri
Inn, Aris Jaya Inn, Laborestay.

Pulau Kaledupa : Operation Wallace in Hoga island, Isma Inn, Hoga Island
Dive Resort (Pak Kasim), Madya Siru Inn, Agung Inn, Hoga Dive Resort.

b. Pusat Pemasaran Pariwisata.

3.1.9 Pengembangan Kawasan Permukiman

BAB IV

PERMASALAHAN

E. Permasalahan terkait Pengembangan Wisata di Kabupaten Wakatobi

1. Masalah Ekonomi

Minimnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata dan keterbatasan


kapasitas masyarakat dapat menghambat peluang masyarakat dalam mengambil
manfaat dari pariwisata

Lemahnya koordinasi antar sektor dan antar pihak yang terlibat dalam
pengembangan kepariwisataan Wakatobi.
Pembahasan financial rancangan perpres badan otorita, Mundurnya pembentukan
badan otorita tersebut lantaran pihak pemerintah masih terus melakukan
pengambilalihan lahan. Selain itu, di Wakatobi, pergantian bupati beberapa waktu
yang lalu juga menjadi masalah lain. "Jadi isunya di lahan. Seperti Wakatobi, lahan
adat yang secara legal masih harus diselesaikan. Ada juga isu politik, yang kemarin
pergantian bupati

2. Masalah Sosial dan Budaya

3. Masalah Infrastruktur

Keterbatasan ruang untuk pembangunan, sumber daya energi dan air.

Keterbatasan sarana transportasi, informasi, dan fasilitas pendukung pariwisata


yang berkualitas.

5. Masalah Lingkungan .

BAB V

REKOMENDASI
BAB VI

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kehutanan. (1986). Buku Informasi Taman Nasional di Indonesia.


Bogor: CV. Adastia Utama Murni.
Direktorat Jendral Cipta Karya Dinas Perkerjaan Umum Berkerja Sama Dengan
Ikatan Ahli Perencana. (1997). Kamus Tata Ruang.
Jonas, B. J. (2007). New Labour: Trust, equality of opportunity and diversity.
University of Plymouth, United Kingdom: Edward Elgar Publishing.
Pitana, G. (2012). Cooperation in the Development of Education and Tourism in
Global Era Seminar. Surabaya.
RI, Menteri Sekretaris Negara. (1990). Undang Undang RI Pasal 5 Ayat 14.
Jakarta.
Soewantoro, G. (1997). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
Spillane, J. (1994). Pariwisata Indonesia (Siasat Ekonomi dan Rekayasa.
Yogyakarta: Kanisius.

Вам также может понравиться