Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam
mediastinum di antara kedua paru-paru. Jantung memiliki fungsi utama sebagai pemompa
darah. Jantung merupakan salah satu organ yang tidak pernah beristirahat Dalam keadaan
fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial (nodus
SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung. Jika
dialami masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem
pembentukan rangsang tersendiri. Pada zaman modern ini. Angka kejadian penyakit jantung
semakin meningkat. Baik di Negara maju maupun berkembang, penyebab yang sering
ditemukan adalah gaya hidup misalnya, diet yang salah, stress, kondisi lingkungan yang
buruk, kurang olahraga, kurang istirahat dan lain-lain. Diet yang salah, seperti terlalu banyak
mengkonsumsi junk food yang notabene banyak mengandung kolesterol jahat, yang
berujung pada kegagalan jantung. Apalagi ditambah dengan lingkungan yang memiliki
tingkat stressor tinggi, kurang olahraga, dan istirahat, maka resiko untuk terkena penyakit
Berbagai macam penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infark miokard
akut, hipertensi yang semuanya berujung pada gagal jantung. Hal ini sangat membahayakan
1
bagi kehidupan seseorang, sehingga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut harus segera
Untuk mrmberikan perawatan medis yang tepat dan efektif, khususnya bagi tenaga
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan keperawatan
ginjal
g. Mengetahui penatalaksanaan dari gagal jantung
h. Mengetahui WOC dari gagal jantung
i. Menguasai konsep asuhan keperawatan pada gagal jantung.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi
Gagal jantung (HF), terkadang disebut juga gagal jantung kongestif adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah cukup untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan. (Brunner & Suddart, 2015.Keperawatan Medikal
Bedah)
Gagal jantung ialah keadaan jantung yang tidak sanggup memompakan darah secara
adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sedangkan venousfilling pressure cukup baik.
yaitu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi
kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian vena dalam keadaan normal. (Muttaqin,
2.2 Etiologi
Menurut Muttaqin, Arif.2009 faktor-faktor yang mengganggu pengisian ventrikel
seperti kontriksi dan tamponade jantung mengakibatkan gagal jantung melalui gabungan
beberapa efek seperti gangguan pada pangisian ventrikel dan ejeksi ventrikel. Dengan
demikian jelas sekali bahwa tidak ada satupun mekanisme fisiologis atau gabungan berbagai
mekanisme yang bertanggung jawab atas terjadinya gagal jantung; efektivitas jantung
sebagai pompa dapat dipengaruhi oleh berbagai gangguan patofiologis, faktor-faktor yang
3
dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui penurunan sirkulasi yang mendadak
dapat berupa (1) aritmia, (2) infeksi sistemis dan infeksi paru-paru, dan (3) emboli paru.
Penyebab kegagalan jantung yaitu :
1. Disritmia, seperti: Bradikardi, takikardi, dan kontraksi premature yang sering dapat
2. Malfungsi katup, dapat menimbulkan kegagalan pompa baik oleh kelebihan beban
tekanan (obstruksi pada pengaliran keluar dari pompa ruang , seperti stenosis katup
aortik atau stenosis pulmonal), atau dengan kelebihan beban volume yang menunjukan
(kardiomiopati), atau hipertrofi l uas karena hipertensi pulmonal, stenosis aorta, atau
hipertensi sistemik.
4. Ruptur miokard, terjadi sebagai awitan dramatik dan sering membahayakan kegagalan
pompa dan dihubungkan dengan mortalitas tinggi. Ini biasa terjadi selama 8 hari
kongestif, yaitu: kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik atau
2.3 Patofisiologi
4
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan oleh aterosklerosis koroner, hipertensi
arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis koroner mengakibatkan
disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia
dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark Miokardium biasanya mendahului
meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut
otot jantung. Efek tersebut (hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme
kompensasi karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan tidak
jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akhrinya terjadi
gagal jantung.
karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel
kiri paling sering mendahului gagal ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim
dengan edema paru akut. Karena curah ventrikel berpasangan/ sinkron, maka kegagalan
Gagal jantung dapat dimulai dari sisi kiri atau kanan jantung. Sebagai contoh,
hipertensi sitemik yang kronis akan menyebabkan ventrikel kiri mengalami hipertrofi dan
melemah. Hipertensi paru yang berlangsung lama akan menyebabkan ventrikel kanan
mengalami hipertofi dan melemah. Letak suatu infark miokardium akan menentukan sisi
5
Karena ventrikel kiri yang melemah akan menyebabkan darah kembali ke atrium,
lalu ke sirkulasi paru, ventrikel kanan dan atrium kanan, maka jelaslah bahwa gagal jantung
kiri akhirnya akan menyebabkan gagal jantung kanan. Pada kenyataanya, penyebab utama
gagal jantung kanan adalah gagal jantung kiri. Karena tidak dipompa secara optimum keluar
dari sisi kanan jantung, maka darah mulai terkumpul di sistem vena perifer. Hasil akhirnya
adalah semakin berkurangnya volume darah dalam sirkulasi dan menurunnya tekanan darah
gangguan. Gagal jantung kiri memiliki manifestasi yang berbeda dari gagal jantung kanan.
Pada gagal jantung kronik, pasien bisa menunjukkan tanda dan gejala dari kedua tipe gagal
jantung tersebut.
Gagal jantung kiri
a. Kongesti pulmunal: dispnea, batuk, krekels paru, kadar saturasi oksigen yang rendah,
adanya bunyi jantung tambahan bunyi jantung S3 atau gallop ventrikel bisa
batuk berdahak.
d. Sputum berbusa, banyak, dan berwarna pink (berdarah).
e. Krekels pada kedua basl paru dan dapat berkembang menjadi krekels disuruh area
paru
f. Perfusi jaringan yang tidak memadai
g. Oliguria dan nokturia
h. Takikardi, lemah pulsasi lemah, keletihan.
Gagal jantung kanan
a. Kongesti pada jaringan viseral dan perifer.
b. Edema ekstermitas bawah, hepatomegali, asites, kehilangan nafsu makan, mual,
keletihan.
6
2.5 Komplikasi
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat
menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani. Kerusakan ginjal dari gagal jantung
katup jantung.
3. Kerusakan hati
Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu
banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut yang
pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke
2.7 Pencegahan
Kunci untuk mencegah gagal jantung adalah mengurangi faktor-faktor risiko Anda.
Anda dapat mengontrol atau menghilangkan banyak faktor-faktor risiko penyakit jantung -
7
tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner, misalnya - dengan melakukan perubahan
gaya hidup bersama dengan bantuan obat apa pun yang diperlukan.
Perubahan gaya hidup dapat Anda buat untuk membantu mencegah gagal jantung
meliputi:
a. Tidak merokok
b. Mengendalikan kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan
diabetes
c. Tetap aktif secara fisik
d. Makan makanan yang sehat
e. Menjaga berat badan yang sehat
f. Mengurangi dan mengelola stres
2.8 Penatalasanaan
Tujuan penatalaksanaan gagal jantung adalah untuk meredakan gejala, memperbaiki
status fungsional dan memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidup.
Terapi Farmakologi
a. Tunggal atau kombinasi: pemberian terapi vasodilator(inhibator ACE), penyekat
Penatalaksanaan Bedah
Pembedahan pintas koroner, angioplasti koroner transluminal perkutan (PTCA), dan
8
Distritmia, malfungsi katup, abnormalitas otot
jantung, ruptur miokard, aterosklerosis, hipertensi,
2.9 WOC dan faktor sistemik
GAGAL JANTUNG
keefektifan terapi dan kemauan pasien untuk memahami dan menjalankan stategi
managemen-diri. Tanda dan gejala kongesti paru dan kelebihan beban cairan harus
segera dilaporkan. (
1) Keluhan utama
Keluhan utama klien dengan gagal jantung adalah kelemahan saat beraktivitas dan
sesak napas
2) Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan
perlahan. Lama timbulna (durasi) kelemahan saat beraktivitas biasanya setiap saat,
10
Tanyakan mengenai obat-obatan yang biasa diminum oleh kalian pada masa
yang lalu dan masih relevan dengan kondisi saat ini. Obat-obatan ini meliputi obat
diuretik, nitrat, penghambat beta, serta antihipertensi. Catat adanya efek samping
yang terjadi di masa lalu, alergi obat, dan reaksi alergi yang timbul. Seringkali klien
anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia produktif, dan penyebab
kematiannya. Penyakit jantung iskemik pada orang tua yang timbulnya pada usia
muda merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit jantung iskemik pada
keturunannya.
5) Riwayat pekerjaan dan pola hidup
Perawat menanyakan situasi tempat klien bekerja dan lingkungannya.
Kebiasaan sosial dengan menanyakan kebiasaan dan pola hidup misalnya minuman
kebiasaan merokok, sudah berapa lama, berapa batang per hari, dan jenis rokok.
Di samping pertanyaan-pertanyaan tersebut, data biografi juga merupakan
data yang perlu diketahui, yaitu dengan menanyakan nama, umur, jenis kelamin,
kkien. Bila klien dalam keadaan kritis, maka pertanyaan yang diajukan bukan
adalah Ya dan Tidak atau pertanyaan yang dapat dijawab dengan gerakan tubuh,
yang besar.
6) Aktivitas/istirahat
11
a) Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri
b) Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis : letargi, tanda vital berubah pad
aktivitas.
7) Sirkulasi
bedah jantung , endokarditis, anemia, syok septic, bengkak pada kaki, telapak
kaki, abdomen.
b) Tanda :
- kapiler lambat.
12
- Edema ; mungkin dependen, umum atau pitting
8) Integritas ego
a) Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang berhubungan dengan penyakit/
mudah tersinggung.
9) Eliminasi
10) Makanan/cairan
b) Tanda : Penambahan berat badan cepat dan distensi abdomen (asites) serta
11) Higiene
12) Neurosensori
13) Nyeri/Kenyamanan
13
a) Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas dan sakit
pada otot.
14) Pernapasan
a) Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa
b) Tanda :
15) Keamanan
17) Pembelajaran/pengajaran
14
b. Diagnosa Keperawatan
miokardial/perubahan inotropik.
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan reflek batuk,
penumpukan secret
8) Gangguan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia &
mual.
15
c. Intervensi dan Rasional
16
atau masker sesuai indikasi.
2. Bersihan jalan nafas tidakSetelah diberikan askep 1. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi 1. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi
efektif berhubungan dengan diharapkan kepatenan jalan nafas, missal mengi, krekels, ronki. dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/ tak
penurunan reflek batuk, nafas pasien terjaga dengan dimanifestasikan adanya bunyi nafas
penumpukan secret. Kriteria hasil : adventisius, misal penyebaran, krekels
a. RR dalam batas normal basah (bronchitis) ; bunyi nafas redup
b. Irama nafas dalam batas dengan ekspirasi mengi (emfisema) atau
normal tak nya bunyi nafas (asma berat).
c. Pergerakan sputum keluar 2. Takipnea biasanya ada pada beberapa
dari jalan nafas 2. Pantau frekuensi pernafasan. Catat rasio derajat dan dapat ditemukan pada
b. Bebas dari suara nafas inspirasi dan ekspirasi. penerimaan atau selama distress.
tambahan 3. Peninggian kepala tempat tidur
3. Diskusikan dengan pasien untuk posisi yang mempermudah fungsi pernafasan dengan
nyaman misal peninggian kepala tempat tidur, menggunakan gravitasi .
duduk pada sandaran tempat tidur.
4. Memberikan pasien beberapa cara untuk
4. Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir. mengatasi dan mengontrol dispnea.
5. Hidrasi air membantu menurunkan
5. Memberikan air hangat. kekentalan secret, mempermudah
pengeluaran.
3. Kerusakan pertukaran gasSetelah diberikan asuhan 1. Kaji frekuensi,kedalaman pernafasan 1. Berguna dalam evaluasi derajat stress
berhubungan dengan edemakeperawatan diharapkan pasien pernapasan/kronisnya proses penyakit.
paru dapat Mempertahankan tingkat 2. Tinggikan kepala tempat tidur,bantu pasien 2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki
oksigen yang adekuat untuk untuk memilih posisi yang mudah untuk dengan posisi duduk tinggi dan latihan
keperluan tubuh. bernafas.dorong nafas dalam secara perlahan jalan nafas u/ menurunkan kolaps jalan
sesuai dengan kebutuhan/toleransi individu. nafas,dispnea dan kerja nafas.
Kriteria hasil : 3. Sianosis munkin perifer(terlihat pd
Tanpa terapi oksigen, SaO2 95 3. Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna kuku)/sentral(sekitar bibir/daun telinga).
% dank lien tidan mengalami membrane mukosa. Keabu-abuan dan sianosis sentral
sesak napas. mengindikasikan beratnya hipoksemia.
Tanda-tanda vital dalam batas 1. Auskultasi bunyi nafas,catat area penurunan 4. Bunyi nafas munkin redup karena
17
normal aliran udara /bunyi tambahan. penurunan aliran udara.
Tidak ada tanda-tanda sianosis.
2. Awasi tingkat kesadaran/status mental.selidiki 5. Penurunan getaran vibrasi diduga ada
adanya perubahan. pengumpulan cairan atau udara terjebak.
6. Takikardi,disritmia,dan perubahan TD
3. Awasi tanda vital dan irama jantung dapat menunjukan efek hipoksemia
sistemik pada fungsi jantung.
3. Gangguan pola nafasSetelah diberikan asuhan 1. Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi, dan 1. Mengetahui pergerakan dada simetris atau
berhubungan dengan sesakkeperawatan diharapkan Pola ekspansi dada. tidak.pergerakan dada tidak simetris
nafas nafas efektif dengan kriteria mengindikasikan terjadinya gangguan pola
hasil RR Normal , tak ada nafas.
bunyii nafas tambahan dan 2. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan 2. Penggunaan otot bantu nafas
penggunaan otot Bantu otot Bantu nafas mengindikasikan bahwa suplai O2 tidak
pernafasan. Dan GDA Normal. adekuat.
3. Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi 3. Bunyi nafas tambahan menunjukkan
nafas tambahan
4. Kolaborasi pemberian Oksigen dan px GDA 4. Pasien dengan gangguan nafas
membutuhkan oksigen yang adekuat.GDA
untuk mengetahui konsentrasi O2 dalam
darah.
5. Pantau tanda vital (tekanan darah, nadi, 5. Tanda vital menunjukan keadaan umum
18
frekuensi, pernafasan). pasien. Pada pasien dengan gangguan
pernafasan TTV meningkat maka perlu
dilakukan tindakan segera.
4. Penurunan perfusi jaringanSetelah diberikan asuhan1. Pantau TD, catat adanya hipertensi sistolik secara 1. Vasokontriksi sistemik diakibatkan oleh
behubungan dngan penurunankeperawatan gangguan perfusi terus menerus dan tekanan nadi yang semakin penurunan curah jantung mungkin
O2 ke otak jaringan berkurang / tidak berat. dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit
meluas selama dilakukan dan penurunan nadi.
tindakan perawatan di RS2. Pantau frekuensi jantung, catat adanya Bradikardi, 2. Pompa jantung gagal dapat mencetuskan
dengan kriteria hasil: Tacikardia atau bentuk Disritmia lainnya. distres pernapasan. Namun, dispnea tiba-
a. Daerah perifer hangat tiba/berlanjut.
b. Tak sianosis 3. Pantau pernapasan meliputi pola dan iramanya.
c. Gambaran EKG tak 3. Normalnya autoregulasi mempertahankan
menunjukan perluasan aliran darah otak yang konstan pada saat
infark ada fluktuasi TD sistemik. Kehilangan
b. RR 16-24 x/ menit tak autoregulasi dapat mengikuti kerusakan
terdapat clubbing finger kerusakan vaskularisasi serebral
kapiler refill 3-5 detik,4. Catat status neurologis dengan teratur dan lokal/menyebar.
nadi 60-100x / menit. TD bandingkan dengan keadaan normalnya 4. Perubahan pada ritme (paling sering
120/80 mmHg Bradikardi) dan
19
5. Nyeri berhubungan denganSetelah diberikan asuhan 1. Pantau atau catat karakteristik nyeri, catat laporan 1. Variasi penampilan dan perilaku px karena
hepatomegali, nyeri abdomen. keperawatan diharapkan nyeri verbal, petunjuk nonverbal, dan respon nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian.
dada hilang atau terkontrol hemodinamik (meringis, menangis, gelisah, Kebanyakan px dengan tampak sakit,
dengan KH: berkeringat, mencengkeram dada, napas cepat, distraksi, dan berfokus pada nyeri. Riwayat
a. Pasien mampu TD/frekwensi jantung berubah). verbal dan penyelidikan lebih dalam
mendemonstrasikan terhadap faktor pencetus harus ditunda
penggunaan teknik sampai nyeri hilang. Pernapasan mungkin
relaksasi. meningkat senagai akibat nyeri dan
b. Pasien menunjukkan berhubungan dengan cemas, sementara
menurunnya tegangan, hilangnya stres menimbulkan katekolamin
rileks dan mudah akan meningkatkan kecepatan jantung dan
bergerak. TD.
2. Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan
3. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari harus digambarkan oleh px. Bantu px
pasien termasuk lokasi, intensitas (0-10), lamanya, untuk menilai nyeri dengan
kualitas (dangkal/menyebar), dan penyebarannya. membandingkannya dengan pengalaman
yang lain
3. Observasi ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri 3. Dapat membandingkan nyeri yang ada dari
menyerupai angina, atau nyeri IM. Diskusikan pola sebelumnya, sesuai dengan
riwayat keluarga. identifikasi komplikasi seperti meluasnya
infark, emboli paru, atau perikarditis.
4. Penundaan pelaporan nyeri menghambat
4. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan peredaran nyeri/memerlukan peningkatan
segera. dosis obat. Selain itu, nyeri berat dapat
menyebabkan syok dengan merangsang
sistem saraf simpatis, mengakibatkan
kerusakan lanjut dan mengganggu
diagnostik dan hilangnya nyeri.
5. Menurunkan rangsang eksternal dimana
ansietas dan regangan jantung serta
5. Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas keterbatasan kemampuan koping dan
perlahan, dan tindakan nyaman (mis,,sprei yang keputusan terhadap situasi saat ini.
kering/tak terlipat, gosokan punggung).
Pendekatan pasien dengan tenang dan dengan 6. Membantu dalam penurunan
percaya. persepsi/respon nyeri. Memberikan kontrol
20
6. Bantu melakukan teknik relaksasi, mis,, napas situasi, meningkatkan perilaku positif.
dalam/perlahan, perilaku distraksi, visualisasi, 7. Dapat dipakai pada fase akut/nyeri dada
bimbingan imajinasi. berulang yang tak hilang dengan
nitrogliserin untuk menurunkan nyeri
7. Kolaborasi pemberian Analgesik, seperti morfin, hebat, memberikan sedasi dan mengurangi
meperidin (demerol) kerja miokard.
6. Kelebihan volume cairanSetela diberikan asuhan 1. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan 1. Pengeluaran urine mungkin sedikit dan
berhubungan dengankeperawatan diharapkan warna saat dimana diuresis terjadi. pekat karena penurunan perfusi ginjal.
menurunnya laju filtrasiKeseimbangan volume cairan Posisi terlentang membantu diuresis
glomerulus, meningkatnya dapat dipertahankan selama sehingga pengeluaran urine dapat
produksi ADH dan retensidilakukan tindakan ditingkatkan selama tirah baring.
natrium/air. keperawatan selama di RS 2. Pantau/hitung keseimbangan pemaukan dan 2. Untuk mengetahui keseimbangan cairan.
Kriteria hasil: pengeluaran selama 24 jam. 3. Posisi tersebut meningkatkan filtrasi
Mempertahankan ginjal dan menurunkan produksi ADH
keseimbangan cairan seperti sehingga meningkatkan diuresis.
dibuktikan oleh tekanan darah 3. Pertahakan duduk atau tirah baring dengan 4. Hipertensi dan peningkatan CVP
dalam batas normal, tak ada posisi semifowler selama fase akut. menunjukkan kelebihan cairan dan dapat
distensi vena perifer/ vena dan menunjukkan terjadinya peningkatan
edema dependen, paru bersih 4. Pantau TD dan CVP (bila ada) kongesti paru, gagal jantung.
dan berat badan ideal ( BB
idealTB 100 10 %) 5. Meningkatkan laju aliran urine dan dapat
menghambat reabsorpsi natrium/ klorida
5. Kolaborasi pemberian diuretic sepert pada tubulus ginjal.
furosemid (lasix, bumetanide (bumex).
7. Gangguan nutrisi, kurang dariSetelah diberikan asuhan 1. Observasi kebiasaan diet, masukan makanan 1. Pasien distres pernapasan akut sering
kebutuhan tubuh berhubungankeperawatan diharapkan pola saat ini. Catat derajat kesulitan makan. anoreksia karena dispnea, produksi
21
dengan anoreksia & mual. nafas efektif setelah dilakukan Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh. sputum, dan obat. Selain itu, banyak pasien
tindakan keperawatan selam di PPOM mempunyai kebiasaan makan
RS, buruk, meskipun kegagalan pernapasan
RR Normal membuat status hipermetabolik dengan
Tak ada bunyii nafas tambahan peningkatan kebutuhan kalori. Sebagai
Penggunaan otot bantu akibat, pasien sering masuk RS dengan
pernafasan. beberapa derajat malnutrisi. Orang yang
mengalami emfisema serig kurus dengan
perototan kurang.
8. Intoleran aktivitasSetelah diberikan asuhan1. Kaji respon pasien terhadap aktifitas, 1. Menyebutkan parameter membantu dalam
22
berhubungan dengan fatigue keperawatan diharapkan perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20 kali mengkaji respon fisiologi terhadap stres
Terjadi peningkatan toleransi permenit diatas frekuensi istirahat ; peningkatan aktivitas dan, bila ada merupakan indikator
pada klien setelah TD yang nyata selama/ sesudah aktifitas (tekanan dari kelebihan kerja yang berkaitan dengan
dilaksanakan tindakan sistolik meningkat 40 mmHg atau tekanan tingkat aktifitas.
keperawatan selama di RS diastolik meningkat 20 mmHg) ; dispnea atau
Kriteria hasil : nyeri dada;keletihan dan kelemahan yang
frekuensi jantung 60-100 x/ berlebihan; diaforesis; pusing atau pingsan.
menit 2. Instruksikan pasien tentang tehnik 2. Teknik menghemat energi mengurangi
TD 120-80 mmHg penghematan energi, mis; menggunakan kursi penggunaan energi, juga membantu
saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau keseimbangan antara suplai dan kebutuhan
menyikat gigi, melakukan aktifitas dengan oksigen
perlahan.
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/ 3. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi, peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
berikan bantuan sesuai kebutuhan Meberikan bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gagal jantung adalah keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi
yang cukup bagi kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian vena dalam keadaan normal.
Penyebab kegagalan jantung yaitu; Disritmia, Malfungsi katup, Abnormalitas otot jantung,
Ruptur miokard, kelainan otot jantung, aterosklerosis koroner, hipertensi sistemik atau
tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes, Tetap aktif secara fisik ,
Makan makanan yang sehat, Menjaga berat badan yang sehat , Mengurangi dan mengelola
stres. Namun, jika telah terkena panyakit gagal jantung dapat dilakukan penanganan seperti
3.2 Saran
Pasien Penderita gagal jantung dengan baik serta hubungannya dengan ilmu keperawatan
yang tengah ditekuni. Hal tersebut ditujukan agar mahasiswa Program Studi DIII
Keperawatan Universitas Bondowoso dapat memiliki kompetensi yang tinggi dalam hal
tersebut. Serta mampu menjalankan peranan keperawatan baik untuk sasaran perorangan
ataupun komunitas.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35458-Kep%20Kardiovaskuler-Askep
Kardiovaskuler.Jakarta:Salemba Medika
25